Anda di halaman 1dari 11

PHT BIOLOGI S/G XI MIPA

24 February 2024

Essay
1. Perbedaan Ekskresi, Sekresi, dan Defekasi
A) Ekskresi
Pembuangan zat-zat sisa metabolism (metabolit) yang sudah tidak berguna atau
berbahaya jika disimpan di dalam tubuh.
B) Sekresi
Proses pengeluaran substansi kimiawi (misalnya, enzim dan hormon) oleh sela tau
kelenjar yang masih berguna / memiliki kegunaan tertentu.
C) Defekasi
Proses pembuangan sisa pencernaan makanan yang berbentuk padat atau setengah
padat (tinja) yang lebih dikenal sebagai buang air besar.

2. Mekanisme pembentukan urine dengan tepat dengan bagian yang ditunjuk


A) Filtrasi
Penyaringan darah dan protein pada glomerulus yang menghasilkan urine primer
dengan kandungan glukosa, asam amino, vitamin, dan lainnya.
B) Reabsorpsi
Penyerapan kembali zat-zat yang masih berguna seperti glukosa, asam amino, dan
lainnya pada TKP serta menghasilkan urine sekunder dengan kandungan air, urea, dan
asam urat.
C) Augmentasi
Proses penambahan zat-zat sisa seperti urea, NaCl, asam urat, ammonia, dan
sebagainya di bagian TKD, menghasilkan urine sesungguhnya dengan kandungan air,
urea, asam urat, ammonia, obat, pigmen urobilin, NaCl, dan alkohol, serta penyerapan
air oleh ADH.
3. Mekanisme pengeluaran keringat
Suhu tinggi → Hypothalamus → Menghasilkan enzim bradakinin → Pembuluh darah
dilatasi (melebar) → Kelenjar keringat aktif sehingga keringat keluar → Tiroid
menurunkan metabolisme → Suhu tubuh menurun.

Suhu dingin → Hypothalamus → Pembuluh darah menyempit (berkontriksi) → Kelenjar


keringat tidak aktif → Tiroid menaikkan metabolism → Suhu tubuh meningkat.

4. Pemecahan ekskret organ hati dengan tepat

5. Kelainan/penyakit pada sistem ekskresi


A. Urinaria
1. Glikosuria
Ekskresi sejumlah glukosa dan air yang banyak ke dalam urine yang mengakibatkan
dehidrasi
2. Albuminuria
Ginjal tak mampu melakukan penyaringan akibat kerusakan glomerulus, khususnya
protein. Protein yang tidak dapat disaring keluar bersama urine.
3. Batu ginjal
Adanya pengendapan senyawa kalsium dan penumpukkan asam urat pada rongga
ginjal atau kandung kemih. Kelainan metabolisme, sering menahan buang air kecil,
dan kurang meminum air sering menjadi penyebab terbentuknya batu ginjal. Apabila
masih berukuran kecil dapat diatasi dengan obat-obatan, namun jika telah besar
diperlukan operasi.

4. Diabetes melitus
➢ DM (1)
Kurangnya sekresi insulin akibat sel pankreas yang tidak/sedikit memproduksi
insulin. Diperlukan insulin eksogen (insulin farmasi suntik) untuk bertahan hidup.
➢ DM (2) Faktor genetik dan gaya hidup.
Sekresi insulin normal atau meningkat, namun terjadi penurunan kepekaan sel sasaran
insulin, seperti sel otot rangka dan sel hat. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor
genetik dan gaya hidup.
5. Diabetes insipidus
Produksi urine dalam jumlah banyak sekitar 20 L/hari (30 kali lebih banyak dari
jumlah urine normal) dan encer yang disertai dengan rasa haus yang disebabkan oleh
kekurangan hormon ADH. Pengidap disarankan banyak mengonsumsi air agar tidak
dehidrasi.
6. Poliuria
Peningkatan frekuensi buang air kecil akibat kelebihan produksi urine. Disebabkan
polydipsia (rasa haus tak berkesudahan) dan mengonsumsi kafein, alkohol, atau bahan
diuretik.
7. Gagal ginjal (Anuria)
Kerusakan glomerulus sehingga tidak dapat melakukan proses penyaringan, akibatnya
urine tidak dapat diproduksi.
8. Uremia
Keadaan toksik darah yang mengandung banyak urea sebab terjadinya kegagalan
fungsi ginjal dalam membuang urea keluar dari tubuh.
9. Nefritis
Radang nefron pada ginjal akibat infeksi bakteri Streptococcus sp. yang masuk
melalui saluran penapasan dan peredaran darah hingga ke ginjal.
B. Hati
1. Penyakit hati
Sering disebabkan oleh infeksi virus, Amoeba penyebab disentri, cacing, plasmodium
penyebab malaria, dan Toxoplasma sp.
2. Sirosis hati
Berubahnya sel-sel hati menjadi jaringan ikat fibrosa, sehingga kehilangan fungsinya.
Ini disebabkan oleh miras serta hepatitis B dan C
3. Hemokromatosis
Kelainan genetik yang menyebabkan tubuh terlalu banyak menyerap zat besi dari
makanan, sehingga zat besi banyak tersimpan dalam organ-organ tertentu, seperti
hati, jantung, dan pankreas.
4. Penyakit kuning
Berubahnya warna beberapa bagian tubuh seperti kulit, mata, dan lainnya menjadi
berwarna kekuningan akibat meningkatnya kadar bilirubin dalam darah.
5. Hepatitis
Peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus, konsumsi alkohol dan obat-
obatan tertentu, penyakit autoimun, dan infeksi cacing hati.
A. Hepatisis A
Penularan oleh infeksi virus hepatitis A (HAV) melalui makanan atau minuman
yang terkontaminasi.
B. Hepatisis B
Infeksi HBV melalui hubungan seksual tanpa produksi dan transfusi darah, atau
pada kasus khusus tertular kepada janin dari ibu hamil yang menderita HBV.
C. Hepatisis C
Infeksi HCV mrlalui hubungan seksual tanpa proteksi atau penggunaan jarum
suntik yang tidak steril. Sama seperti Hepatitis B, ini dapat menular ke janin.
D. Hepatisis D
Infeksi HDV melalui penggunaan jarum suntik yang tidak steril atau transfusi
darah. Sama seperti Hepatitis B, ini dapat menular ke janin. Seorang hanya dapat
tertular Hepatitis D apabila memiliki riwayat Hepatitis B
C. Kulit
1. Biang keringat (miliaria)
Ruam berbentuk bintik-bintik merah yang gatal karena tersumbatnya pori-pori
kelenjar keringat yang disebabkan oleh sel-sel kulit mati atau bakteri. Biasnya muncul
saat udara panas atau udara lembap
2. Hiperhidrosis
Keluar keringat berlebihan yang terjadi pada seluruh atau bagian tertentu tubuh (cth;
telapak tangan atau kaki) akibat penyakit tertentu atau faktor psikis
3. Anhidrosis
Kulit tidak dapat berkeringat akibat luka bakar, penyakit, pengaruh obat-obatan, atau
kelenjar keringat yang tidak mampu berfungsi lagi.
4. Bromhidrosis
Keringat berbau atau bau badan yang disebabkan bakteri atau kelenjar keringat
apokrin yang bekerja lebih aktif.
5. Eksem (dermatitis)
Radang kulit hebat yang terasa gatal, kulit dapat melepuh atau bergelembung kecil
(vesikel) yang akhirnya pecah mengeluarkan cairan. Eksem dapat disebabkan oleh
faktor keturunan, stress dan emosi, atau kontak dengan senyawa alergenik (misalnya,
logam, zat pewarna, kosmetik, parfum, debu, dan sabun).
6. Kadas/kurap
Bercak-bercak kemerahan pada kulit, terkadang berbentuk bundar dan jernih di
bagian tengahnya. Kadas terjadi akibat infeksi jamur.
7. Kudis
Gatal akibat infeksi tungau dan kutu air.
8. Athlete’s foot
Athelete's foot adalah infeksi jamur di sela-sela jari kaki.
9. Vitiligo
Gangguan pigmentasi sehingga kulit kehilangan melanin, tampak bercak-bercak putih
yang bisa melebar pada kulit.
10. Jerawat
Kulit yang meradang, pori-pori tersumbat, dan terkadang menimbulkan kantung
nanah. Jerawat terjadi akibat infeksi bakteri, perubahan hormonal, atau kotoran.
11. Pruvitus kutanea
Gatal yang dipicu oleh iritasi saraf sensoris perifer, dapat terjadi pada penderita
kencing manis, penyakit kelenjar tiroid, dan hati.
12. Kalvus
Penyakit mata ikan yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan gesekan secara terus-
menerus, seperti pemakaian sepatu yang terlalu sempit.

Pilihan Ganda
1. Organ penyusun sistem ekskresi
Ginjal, hati, kulit, dan paru-paru

2. Sisa metabolisme sistem ekskresi


Ginjal : Urine
Hati : Empedu, Urea, dan Amonia
Kulit : Keringat
Paru-paru : H2O dan O2
3. Fungsi organ ekskresi tertentu
A. Ginjal
➢ Pengeluaran zat sisa organik
➢ Pengeluaran zat racun
➢ Pengaturan keseimbangan konsentrasi ion-ion penting dalam tubuh
➢ Pengaturan keseimbangan asam-basa
➢ Penjaga tekanan darah
➢ Pengaturan produksi sel darah merah di dalam sumsum tulang
➢ Pengendali konsentrasi nutrisi darah
➢ Mengubah vitamin D inaktif menjadi aktif
B. Hati
➢ Mengekskresikan empedu, amonia, dan urea
➢ Menetralisir racun
➢ Merombal sel darah merah
➢ Mengubah amonia menjadi urea
C. Kulit
➢ Ekskresi lemak dan keringat
➢ Perlindungan tubuh dari mikroorganisme, radiasi sinar matahari, iritasi kimia, dan
gangguan mekanik
➢ Pengatur suhu badan (Termoregulasi)
➢ Metabolisme, menyintesis vitamin D & menyimpan lemak sebagai cadangan energi.
➢ Komunikasi penerimaan stimulus lingkungan oleh reseptor kulit.
D. Paru-paru
➢ Bernapas

4. Faktor yang memengaruhi produksi jumlah urine


Jumlah air yang diminum, hormon ADH (antidiuretik hormone), dan suhu lingkungan.

5. Urutan saluran proses pembentukan urine


Glomerulus → TKP → Lengkung Henle → TKD → Kolektivus → Medula → Pelvis
Renalis → Ureter → Vesika urinaria (kandung kemih) → Uretra
6. Gangguan/penyakit sesuai dengan hasil urine
A. Warna
Kuning gelap: Hepatitis.
B. Jumlah urine yang banyak
Poliuria: Hormon ADH berkurang,
Diabetes Insipidus: Produksi urine banyak dan encer, disertai rasa haus akibat
hormon ADH yang berkurang.
Anuria: Tidak ada urine karena tidak bisa diproduksi.
C. Hasil Biuret (uji protein)
Ungu: Albuminuria.
D. Hasil Benedict (uji glukosa
Merah Bata: Diabetes Melitus,
E. Hasil AgNO3 (uji klorida)
Endapan tebal: Batu Ginjal.
F. Tambahan
Uremia: Darah mengandung urea karena tidak bisa dikeluarkan dari tubuh.
Hematuria: Adanya darah (Hemoglobin) dalam urine.

7. Menyimpulkan bagian nefron yang rusak jika terdapat gangguan/penyakit tertentu


Albuminura: Glomerulus

8. Menentukan gambar sistem urinaria dengan nama bagian-bagiannya


Cat.

9. kandungan urine primer/urine sekunder/urine sesungguhnya


Urine Primer : Glukosa, asam amino, vitamin, dll.
Urine Sekunder : Air, urea, dan asam urat.
Urine Sesungguhnya : Air, asam urat, amonia, obat, pigmen urobilin, NaCl, dan alkohol.
10. Fungsi hormon antidiuretik/hormon insulin
ADH : Penyerapan air (reabsorpsi)
Insulin : Menurunkan kadar glukosa darah (memicu sel untuk menyerap glukosa untuk
dijadikan energi atau disimpan) dan menghambat pembebasan glukosa ke darah oleh hati.

11. Penyebab penyakit/gangguan ginjal tertentu


Glikosuria : Ekskresi sejumlah glukosa dan air yang banyak ke dalam urine.
Albuminuria : Ginjal tak mampu melakukan penyaringan, khususnya protein.
Batu ginjal : Adanya pengendapan pada rongga ginjal atau kandung kemih.
Diabetes melitus : DM (1) Sel pankreas tidak/sedikit produksi insulin.
DM (2) Faktor genetik dan gaya hidup.
Diabetes insipidus : Kekurangan hormon ADH.
Poliuria : Polidipsia dan mengonsumsi kafein, alkohol, atau bahan diuretik.
Gagal ginjal (Anuria) : Kerusakan glomerulus sehingga tidak dapat menyaring.
Uremia : Kegagalan fungsi ginjal dalam membuang urea keluar dari tubuh.
Nefritis : Infeksi bakteri Streptococcus sp.

12. Disajikan gambar anatomi kulit, siswa mampu menunjukkan bagian kulit yang
ditunjuk

13. Fungsi lapisan kulit


Epidermis : Perlindungan dari bakteri, zat, dan bahaya eksternal lainnya.
Dermis : Membantu mengatur suhu tubuh serta produksi minyak dan keringat.
Hypodermis : Mengatur suhu tubuh, menyimpan cadangan energi (lemak), dan menjadi
bantalan untuk melindungi otot, tulang, dan organ penting dalam tubuh.
14. Disajikan pernyataan mekanisme pengeluaran keringat, hubungkan dengan
mekanisme yang sesuai
Suhu tinggi → Hypothalamus → Menghasilkan enzim bradakinin → Pembuluh darah
dilatasi (melebar) → Kelenjar keringat aktif sehingga keringat keluar → Tiroid
menurunkan metabolisme → Suhu tubuh menurun.

Suhu dingin → Hypothalamus → Pembuluh darah menyempit (berkontriksi) → Kelenjar


keringat tidak aktif → Tiroid menaikkan metabolism → Suhu tubuh meningkat.

15. Fungsi hati yang sesuai dengan wacana


• Ekskresi empedu, urea, dan amonia
• Netralisir racun

16. Hasil ekskret organ tertentu


Ginjal : Urine
Hati : Empedu, Urea, dan Amonia
Kulit : Keringat
Paru-paru : H2O dan O2
17. Prinsip kerja dialisis darah
Hemodialisis memiliki prinsip kerja yang meniru ginjal, di mana dialiser berisi
membrane selektif permeable dan cairan dialisat digunakan sebagai ginjal buatan yang
dilengkapi dengan alat pencatat serta pengontrol aliran darah, suhu, dan tekanan. Dialisat
beiriskan komponen seperti larutan garam dan glukosa yang dibutuhkan tubuh. Heparin
diberikan untuk mencegah pembekuan darah selama proses hemodialisis terjadi.
Sebelum dialisis dilaksanakan, perlu dibuat fistula arteriovenosus antara
pembuluh arteri dan vena melalui pembedahan yang merupakan jalan keluar-masuknya
darah. Darah dari tubuh dialirkan keluar dan dipompa ke dalam dialiser melalui selang.
Dalam dialiser, terjadi proses pencucian darah yang mirip dengan ginjal, zat-zat sisa
metabolisme, racun, dan air dari darah berpindah melalui selaput semipermeable menuju
ke dialisat secara difusi dan ultrafiltrasi (perpindahan air dan zat terlarut karena
perbedaan tekanan hidrostatis antara darah dengan dialisat. Sel-sel protein darah
berukuran lebih besar daripada zat sampah sehingga tidak dapat menembus selaput
semipermeable. Darah bersih yang tersaring dialirkan kembali ke dalam tubuh, dialisat
menjadi kotor akibat tercampur zat-zat sampah dan dialirkan ke penampungan.

Anda mungkin juga menyukai