Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persepsi
2.1.1 Pengertian Persepsi
Persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu untuk
mengorganisasikan dan menafsirkan atau menginterpretasikan kesan-kesan
Indera mereka agar dapat memberikan makna bagi lingkungan
mereka(Robbins & Timothy, 2013) . Sedangkan menurut Saleh, (2018)
persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan,
yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra atau
proses sensoris. Namun proses tersebut tidak berhenti begitu saja,
melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya yang
merupakan persepsi. Proses yang terjadi pada persepsi tidak lepas dari
proses pengeinderaan dan proses penginderaan merupakan proses
pendahulu dari proses persepsi.
Persepsi dapat dikatakan sebagai proses masuknya pesan atau informasi ke
dalam otak manusia yang terintegrasi dengan pikiran, perasaan dan
pengalaman-pengalaman individu (Faudy Akbar, 2015). Selanjutnya
(Kinichi dan Kreitner,2003) berpendapat bahwa persepsi persepsi pada
hakekatnya merupakan proses kognitif yang dialami oleh setiap orang
dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan,
pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Persepsi merupakan
urutan proses yang kompleks dimana kita mengambil informasi yang
diterima. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan
proses penerimaan informasi dan pemahaman tentang lingkungan disekitar.

2.1.2 Indikator Persepsi


Adapun indikator dari persepsi menurut (Trievena,T., & Langi,W.L.2021)
sebagai berikut :

5
1. Sikap
Dalam indikator persepsi sikap dapat dilihat dari cara seseorang
merespon atau mengevaluasi lingkungan berdasarkan persepsi mereka
terhadap aspek-aspek tertentu.
2. Pendapat
Dalam bahasa harian pendapat disebut sebagai : dugaan, perkiraan,
sangkaan, tanggapan, pendapat subjektif ‘’ perasaan’’ (Kartini Kartono ,
1991).
Adapun proses pembentukan pendapat adalah sebagai berikut :
a. Menyadari adanya tanggapan/pengertian karena tidak mungkin kita
membentuk pendapat tanpa menggunakan pengertian/tanggapan.
b. Menguraikan tanggapan/pengertian.
c. Menentukan hubungan logis antara bagian-bagian setelah sifat-sifat
dianalisa, berbagai sifat dipisahkan tinggal dua pengertian saja
kemudian satu sama lain dihubungkan.
3. Lingkungan
Lingkungan, dalam indikator persepsi dapat merujuk pada interprestasi
dan penilaian individu terhadap kondisi sekitar. Melibatkan bagaimana
seseorang melihat dan merasakan aspek-aspek tertentu dari lingkungan
itu.

Sedangkan menurut Walgito, (1981) persepsi memiliki indicator-indikator


sebagai berikut:

1. Tanggapan
Tanggapan adalah gambaran yang tersisa dalam ingatan setelah
pengamatan atau imajinasi, yang dapat disebut kesan atau kenangan
yang berada dalam ruang bawah sadar dan bisa disadarkan Kembali ke
dalam kesadaran oleh suatu pemicu.

6
2. Pendapat
Pendapat disebut juga sebagai perkiraan atau anggapan adalah penilaian
subjektif yang terbentuk dari pengertian atau tanggapan, diikuti dengan
interpretasi dan analisis dari berbagai bagian.
3. Penilaian
Penilaian terjadi saat kita mempersepsikan sesuatu dan memilih
pandangan tertentu tentang hal tersebut, dengan proses yang melibatkan
pemahaman, pemikiran dan penilaian terhadap kualitas serta kondisi
internal dari suatu hal.

2.1.3 Faktor – Faktor Persepsi


Persepsi adalah kesan gambaran atau tanggapan yang dimiliki seseorang
setelah orang tersebut menyerap untuk mengetahui beberapa hal, malalui
panca Indera (Faudy Akbar, 2015). Persepsi terjadi karena adanya beberapa
foktor yang mendukung. Menurut Walgito, (1981) adapun faktor-faktor
yang berperan dalam persepsi antara lain:
1. Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat Indera atau reseptor.
Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi maupun
dalam diri individu yang bersangkutan langsung mengenai saraf
penerima sebagai reseptor.
2. Alat Indera,syaraf dan susunan syaraf
Alat Indera atau reseptor merupakan alat yang berperan penting untuk
menerima stimulus, disamping itu harus ada syaraf sensoris sebagai alat
untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat yaitu otak.
Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris yang
membentuk persepsi.
3. Perhatian
Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas
individu yang ditujukan kepada sesuatu sekumpulan objek.

7
2.2 Pembelajaran
Pembelajaran adalah aktivitas yang berproses melalui tahapan perancangan,
pelaksanaan dan evaluasi, dimaknai sebagai interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar (Hanafy, 2014).
Pembelajaran merupakan bantuan yang telah diberikan oleh pendidik agar dapat
terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
tabiat, pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik (Suardi,2018).
Menurut Chotimah & Fathurrohman, (2018) pembelajaran adalah proses
merubah seseorang dari tidak bisa menjadi bisa, bukan bergantung pada lemah
tidaknya, tetapi pada proses tersebut.
Pembelajaran tidak terlepas dari guru dan peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar, peserta didik menjadi fokus utama dalam pembelajaran.
Pembelajaran dapat terjadi karena adanya suatu proses belajar. Pembelajaran
tidak hanya dapat dilakukan ketika berada didalam kelas akan tetapi dapat
dilakukan diluar kelas. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah interaksi antara pendidik dengan peserta didik pada suatu
lingkungan belajar.
Adapun fungsi- fungsi dari pembelajaran yaitu (Ariani, dkk, 2022):
1. Pembelajaran sebagai sistem Pembelajaran sebagai sistem terdiri dari
sejumlah komponen yang terorganisir antara lain tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media
pembelajaran/alat peraga, pengorganisasian kelas, evaluasi
pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran (remedial dan
pengayaan).
2. Pembelajaran sebagai proses Pembelajaran sebagai proses merupakan
rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa
belajar, meliputi: (1) Persiapan, merencanakan program pengajaran
tahunan, semester, dan penyusunan persiapan mengajar (lesson plan)
dan penyiapan perangkat kelengkapannya antara lain alat peraga, alat
evaluasi, buku atau media cetak lainnya. (2) Melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan mengacu pada persiapan pembelajaran yang telah

8
dibuatnya. Belajarnya siswa banyak dipengaruhi oleh pendekatan atau
strategi dan metode-metode pembelajaran yang telah dipilih dan
dirancang penerapannya, serta filosofi kerja dan komitmen guru,
persepsi dan sikapnya terhadap siswa. (3) Menindaklanjuti
pembelajaran yang telah dikelolanya. Kegiatan pasca pembelajaran ini
dapat berbentuk enrichment (pengayaan), dapat pula berupa pemberian
layanan remedial teaching bagi siswa yang berkesulitan belajar.

2.3 Pendekatan STEM


2.3.1 Pengertian STEM

Kata STEM petama kali diluncurkan pada tahun 1990-an dengan nama
SMET oleh Nation Science Foundation Amerika Serikat sebagai singkatan
dari science, mathematic, engineering and technology. Akan tetapi, kata
SMET banyak kurang disetujui oleh beberapa pihak sehingga kemudia
lahirlah akronim STEM. STEM merupakan metadisiplin ditingkat sekolah
dimana guru sains, teknologi, teknik dan matematika mengajar pendekatan
terpadu dan masing-masing materi disiplin tidak dibagi-bagi tetapi dapat
ditangani dan diperlakukan sebagai suatu kesatuan yang dinamis (Brown,
dkk, 2011). Pembelajaran STEM merupakan pembelajaran yang
menghadirkan fakta nyata yang dialami dikehidupan sehari-hari ketika akan
dikaitkan dengan lingkungan.
Menurut Riandry, Ismet &Akhsan (2017) STEM adalah pendekatan
pembelajaran sains, teknologi, teknik dan matematika yang terintegrasi.
Studi menunjukakan bahwa pedekatan terpadu ini dapat meningkatkan
minat belajar pada pelajaran IPA dan teknologi. Banyak manfaat yang telah
dikaitkan dengan Pendidikan STEM, seperti memberikan kesempatan untuk
lebih berpusat pada siswa, pengalaman belajar yang bermakna, menarik dan
kurang terfragmentasi melibatkan pemikiran tingkat tinggi dan
keterampilan memecahkan masalah. Pengalaman dalam pembelajaran
STEM dapat mempersiapkan siswa untuk ekonomi global abad 21.

9
Pembelajaran dengan pendekatan STEM sangat penting untuk dipahami
oleh guru sebagai pendidik . Guru harus memahami setiap kemampuan
literasi dari pembelajaran STEM. Gonzales, (2012) menjelaskan definisi
dari literasi STEM pada empat bidang studi yang saling terkait yaitu sebagai
berikut
1. Science (Sains)
Kemampuan dalam mengidentifikasi informasi ilmiah, lalu
mengaplikasikannya dalam dunia nyata yang juga mempunyai peran
dalam mencari solusi.
2. Technologi ( Teknologi)
Keterampilan dalam menggunakan bebagai teknologi, belajar
mengembangkan teknologi, menganalisis teknologi agar dapat
mempengaruhi pemikiran siswa dan masyarakat.
3. Engineering (Teknik)
Kemampuan dalam mengembangkan teknologi dengan mendesain agar
lebih kreatif dan inovatif melalui penggabungan berbagai bidang
keilmuan.
4. Mathematics (Matematika)
Kamampuan dalam menganalisis dan menyampaikan gagasan,
rumusan, menyelesaikan masalah secara matematik dalam
pengaplikasiannya.

2.3.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Melalui Pendekatan STEM


Untuk melakukan pembelajaran berbasis STEM didalam ruangan kelas
yaitu dengan munggunakan Langkah Langkah sebagai berikut:
1. Pengamatan (Observe)
Peserta didik didorong untuk mengamati fenomena atau isu sehari-hari
yang terkait dengan konsep mata pelajaran yang sedang diajarkan
2. Ide baru (New Idea)
Peserta didik akan melakukan observasi dan mencari informasi
tambahan tentang fenomne atau isu yang terkait dengan topik

10
pembelajaran, Mereka kemudian merancang ide-ide baru berdasarkan
informasi yang dikumpulkan. Pada tahap ini melibatkan keterampilan
analisis dan pemikiran yang lebih dalam
3. Inovasi (Inovation)
Peserta didik diminta untuk menguraikan rancangan yang telah mereka
buat pada tahap ide baru, dengan tujuan mengaplikasikannya dalam
pembuatan sebuah alat atau produk baru
4. Kreasi (Creativity)
Pada tahap ini pelaksanaan dari hasil pada langkah ide baru
5. Nilai (Sociaty)
Langkah terakhir yang dilakukan peserta didik yang dimaksud adalah
nilai yang dimiliki oleh ide yang dihasilkan peserta didik bagi kehidupan
sosial yang sebenarnya (Handayani, dkk, 2020).

11

Anda mungkin juga menyukai