Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 6, No. 1, Januari 2022, hlm. 312-322 http://j-ptiik.ub.ac.id

Perancangan User Experience dengan menggunakan Metode HCD dan


UEQ (Studi Kasus: Layanan Peminjaman Asset Biro Umum dan Protokol
Setda Provinsi Bali)
Luh Putu Dessy Citra Yoseva Wardana1, Satrio Hadi Wijoyo2, Bondan Sapta Prakoso3

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email: 1dessy_citra@student.ub.ac.id, 2satriohadi@ub.ac.id, 3bondan.jalin@ub.ac.id

Abstrak
Biro Umum dan Protokol Setda Provinsi Bali mempunyai aset setda yang dapat dipinjam yaitu gedung,
ruang rapat dan kendaraan roda empat. Proses peminjaman di Biro Umum dan Protokol Setda Provinsi
Bali saat ini masih dilakukan secara manual, dimana peminjam harus berkunjung secara langsung ke
Biro Umum dan Protokol Setda Provinsi Bali dengan membawa surat perizinan peminjaman dan
menemui pengelola yaitu Kepala Biro untuk mendapatkan persetujuan peminjaman. Tidak adanya
informasi mengenai informasi jadwal peminjaman dan ketersediaan aset yang dapat di pinjam, membuat
peminjam ini terkadang mengajukan tanggal yang sudah dipesan oleh peminjam lain. Tujuan penelitian
ini adalah merancang user experience sistem informasi layanan peminjaman dengan menggunakan
metode HCD dan mengadopsi aspek UEQ pada proses perancangan. Proses perancangan harus
memperhatikan sisi user experience seperti attractiveness, dependability, efficiency, novelty, perspicuity
serta stimulation sehingga pengalaman pengguna yang dicapai pun baik dan mendukung dalam proses
identifikasi kebutuhan pengguna dalam metode Human Centered Design. Hasil rancangan yang
dihasilkan merupakan prototype website dan akan dilakukan pengujian menggunakan User Experience
Questionnaire (UEQ). Hasil pengujian UEQ memiliki mean kategori positif dan enam skala UEQ berada
pada kategori sangat baik (excellent).
Kata kunci: perancangan, user experience, sistem informasi, Human Centered Design, UEQ
Abstract
Biro Umum dan Protokol Setda Provinsi Bali has asets that can be borrowed, namely buildings, meeting
rooms and four-wheeled vehicles. The loan process is currently still done manually, where the borrower
must visit directly to Biro Umum dan Protokol Setda Provinsi Bali by bringing a loan license and meet
Kepala Biro as manager to get loan approval. The absence of information about the loan schedule
information and the availability of asets that can be borrowed, making borrowers sometimes apply for
dates that have been ordered by other borrowers. The purpose of this research is to design user
experience information system for lending services using the HCD method and adopting the UEQ aspect
of the design process. The design process must pay attention to the user experience such as
attractiveness, dependability, efficiency, novelty, perspicuity and stimulation so that the user experience
achieved is good and supports in the process of identifying user needs in the Human Centered Design
method. The resulting design is a prototype website and will be tested using the User Experience
Questionnaire (UEQ). UEQ test results have a positive category mean and six UEQ scales are in the
excellent category.
Keywords: design, user experience, information systems, Human Centered Design, UEQ

tingkat korupsi, meningkatkan transparansi serta


1. PENDAHULUAN kenyamanan, meningkatkan pendapatan dan
Penggunaan teknologi akan membuat mengurangi biaya. Biro Umum dan Protokol
menjadi lebih efektif dalam urusan pemberian Setda Provinsi Bali memiliki beberapa layanan
layanan publik oleh pemerintahan. Dengan publik yang ditawarkan yaitu dalam pemberian
adanya e-government juga dapat mengurangi informasi, administrasi persuratan serta

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 312
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 313

peminjaman aset. Peraturan Menteri Dalam berbasis website untuk dapat menjawab
Negeri Nomor 17 Tahun 2007 (2007) kebutuhan akan informasi lebih cepat, akurat
menjelaskan bahwa aset merupakan suatu serta efisien.
sumber daya ekonomi atau sosial dari peristiwa Perancangan sistem informasi layanan
masa lalu milik pemerintah. Biro Umum dan peminjaman aset setda ini akan ke arah RPL atau
Protokol Setda Provinsi Bali mempunyai aset rekayasa perangkat lunak dikarenakan pada Biro
setda yang dapat dipinjam yaitu gedung, ruang Umum dan Protokol Setda Provinsi Bali
rapat dan kendaraan roda empat. Aset setda ini memiliki tim divisi IT untuk mengembangkan
biasanya dipinjam oleh OPD (Organisasi sistem informasi. Perancangan user experience
Perangkat Daerah), instansi vertikal (bank, tni, akan menggunakan metode Human Centered
polda) dan organisasi masyarakat berbadan Design, metode ini akan merancang secara
hukum. Tiga gedung dan dua ruangan rapat yang interaktif dan berfokus pada permasalahan dan
dapat di pinjam terdiri dari Gedung Wiswa kebutuhan pengguna dalam mencapai tujuannya.
Sabha Utama, Gedung Wiswa Sabha Pratama, Pemilihan metode Human Centered Design
Gedung Wiswa Sabha Madya, Ruang Rapat dikarenakan metode ini akan melibatkan
Setda dan Ruang Rapat Praja. Selain kebutuhan pengguna secara langsung yang
peminjaman gedung dan ruang rapat, Biro bertujuan dalam peningkatan user experience,
Umum dan Protokol Setda Provinsi Bali juga efektivitas serta efisiensi (ISO 9241-210, 2010).
melayani peminjaman kendaraan roda empat. UEQ merupakan kuesioner yang bertujuan
Layanan peminjaman aset pada Biro Umum dalam memberikan penilaian pengguna yang
dan Protokol Setda Provinsi Bali saat ini masih dilakukan secara cepat dan handal dalam
dilakukan secara manual, dimana peminjam mengukur pengalaman pengguna saat
harus berkunjung secara langsung ke Biro menggunakan produk interaktif (Schrepp, 2017).
Umum dan Protokol Setda Provinsi Bali dengan UEQ ini terdiri atas 26 pertanyaan yang
membawa surat perizinan peminjaman dan dikelompokkan menjadi enam skala penilaian
menemui pengelola yaitu Kepala Biro untuk yaitu attractiveness, dependability, efficiency,
mendapatkan persetujuan peminjaman yang novelty, perspicuity serta stimulation. Sehingga
dibutuhkan dan harus menunggu konfirmasi proses perancangan harus memperhatikan sisi
peminjaman dari sub bagian urusan dalam. user experience yang di dasarkan pada enam
Bagian urusan dalam akan menulis data skala dari UEQ sehingga pengalaman pengguna
peminjaman aset di papan informasi berdasarkan yang dicapai pun baik dan mendukung dalam
surat yang masuk. Terkadang dalam proses identifikasi kebutuhan pengguna dalam
pelaksanaannya petugas bagian urusan dalam, metode Human Centered Design. Hasil
lupa untuk menuliskan data peminjam aset di rancangan yang dihasilkan merupakan prototype
papan informasi, sehingga ketika terdapat surat website dan akan dilakukan pengujian
peminjaman yang masuk dengan kategori, waktu menggunakan User Experience Questionnaire
dan tanggal yang sama membuat peminjam (UEQ).
harus ada yang mengalah untuk tidak
menggunakan aset tersebut atau salah satu pihak 2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
harus mengatur ulang jadwalnya lagi dengan
tanggal dan waktu yang berbeda. 2.1. Kajian Pustaka
Tidak adanya informasi mengenai Jurnal pertama yang menjadi kajian
informasi jadwal peminjaman dan ketersediaan pustaka yaitu oleh Retno Indah Rokhmawati,
aset yang dapat di pinjam, membuat peminjam Yhouga Beta Evantio serta Mochamad Chandra
ini terkadang mengajukan tanggal yang sudah Saputra pada 2019 dengan judul “Penerapan
dipesan oleh peminjam lain, sehingga membuat Pendekatan Human Centered Design dan CRM
peminjam harus seringkali membuat dalam Perancangan Antarmuka Sistem E-
permohonan peminjaman baru. Maka dari itu Complaint”. Penelitian ini bertujuan untuk
Biro Umum dan Protokol Setda Provinsi Bali mengembangkan antarmuka sistem e-complaint
harus dapat bergerak ke arah e-government. Biro dengan menerapkan HCD dan CRM.
Umum dan Protokol Setda Provinsi Bali dapat Keterkaitan dengan penelitian adalah merancang
menerapkan layanan peminjaman ini kedalam dengan menggunakan metode HCD. Perbedaan
bentuk aplikasi e-government. Maka peneliti pada penelitian ini adalah menerapkan metode
ingin merancang user experience sistem CRM dalam proses perancangan antarmuka
informasi layanan peminjaman aset setda

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 314

sistem serta melakukan pengujian dengan FGD 9241-210, 2010). Metode Human Centered
atau Focus Group Discussion. Design bertujuan untuk meningkatkan
Penelitian lain yang menjadi kajian efektivitas, efisiensi, dan kepuasan pengguna.
pustaka yaitu oleh I Nyoman Saputra Wahyu Metode HCD ini akan melewati empat tahap
Wijaya, Putu Praba Santika, Ida Bagus Ary Indra iterasi utama sesuai dengan pedoman ISO yaitu.
Iswara dan I Nyoman Alit Arsana pada tahun a. Memahami dan Menetapkan Konteks
2021 dengan judul penelitian “Analisis Dan Penggunaan
Evaluasi Pengalaman Pengguna PaTik Bali Tahap ini bertujuan dalam mengumpulkan
Dengan Metode User Experience Questionnaire dan menganalisis informasi terkait dengan
(UEQ)”. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memahami karakteristik pengguna, tugas
melakukan evaluasi pada aplikasi PaTik Bali dan lingkungan organisasi, teknis serta fisik
dengan menggunakan User Experience pada saat ini dan yang akan berlaku di masa
Questionnaire (UEQ). Evaluasi HCD ini depan (ISO 9241-210, 2010).
dilakukan terhadap 34 responden dengan b. Melakukan Spesifikasi Persyaratan
memberikan hasil yaitu Hasil dari evaluasi User Pengguna
Experience Questionnaire (UEQ) termasuk ke Pada langkah ini, akan menentukan
dalam kategori yang baik. Aspek Daya tarik persyaratan pengguna dan menentukan
memiliki nilai rata-rata 1.8, kejelasan memiliki fungsionalitas dan persyaratan lain untuk
nilai 1.7, Efisiensi memiliki nilai 1.6, Ketepatan produk atau sistem yang akan dirancang.
memiliki nilai 1.7, Stimulasi memiliki nilai 2, Spesifikasi persyaratan pengguna dapat
dan Kebaruan memiliki nilai 1.3. Keterkaitan menjabarkan kebutuhan fungsional dan
nya pada penelitian ini adalah penggunaan kebutuhan non fungsional sistem. Tujuan
metode evaluasi yang digunakan serupa dilakukan identifikasi kebutuhan seluruh
yaitu menggunakan User Experience pengguna tersebut untuk mengetahui
Questionnaire (UEQ). Sedangkan untuk kapabilitas yang diharapkan perancangan
sistem.
perbedaan nya adalah pada penelitian ini c. Membuat Desain Solusi
hanya melakukan pengujian saja tanpa Menghasilkan desain solusi yang potensial
menjelaskan proses perancangannya. dapat dilakukan dengan memvisualisasikan
hasil dari konteks penggunaan. Desain
2.2. User experience solusi dihasilkan dari konteks penggunaan,
User experience pada dasarnya hasil dari setiap evaluasi dasar, keadaan
merupakan kepuasan pengguna ketika pada sistem, pedoman dan standard
menggunakan produk. Dalam merancang user usability serta pengetahuan desain. Desain
experience harus bermanfaat, mudah digunakan solusi harus berpusat pada pengguna
dan memberikan pengalaman yang luar biasa sehingga tujuan dari perancangan user
kepada pengguna ketika berinteraksi dengan experience dapat terpenuhi.
produk (Canziba, 2018). Semua emosi, d. Evaluasi Desain Solusi
keyakinan, preferensi, persepsi, fisik, psikologis Tujuan dari evaluasi dari desain solusi
pengguna, tanggapan, perilaku, dan pencapaian adalah untuk mengukur apakah desain
yang terjadi sebelum, saat dan sesudah solusi yang telah dirancang telah memenuhi
penggunaan sebuah produk merupakan cakupan seluruh persyaratan pengguna yang
dalam user experience (ISO 9241-210, 2010). ditentukan. Dengan mengevaluasi desain
User experience berfokus pada pemahaman rancangan juga dapat mengetahui
yang mendalam tentang pengguna mulai dari kekurangan serta kelebihan dari desain
kebutuhan pengguna, kemampuan pengguna solusi berdasarkan ulasan pengguna.
serta keterbatasan pengguna (usability.gov, n.d.)
2.4. User Experience Questionnaire (UEQ)
2.3. Human Centered Design (HCD) UEQ merupakan kuesioner yang bertujuan
Human Centered Design merupakan dalam memberikan penilaian pengguna yang
pendekatan sistem yang berfokus pada faktor dilakukan secara cepat dan handal dalam
manusia/ergonomi dalam pembuatan sistem mengukur pengalaman pengguna saat
interaktif lebih bermanfaat dan sesuai dengan menggunakan produk interaktif (Schrepp, 2017).
kebutuhan dari stakeholder dan pengguna (ISO Kuesioner UEQ ini terdiri atas 26 pertanyaan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 315

yang dikelompokkan menjadi enam skala tahapan yaitu melakukan identifikasi pengguna
penilaian yaitu attractiveness (kesan dari dan identifikasi karakteristik dari pengguna.
pengguna saat pertama kali menggunakan Selanjutnya menentukan spesifikasi
produk), perspicuity (kejelasan dari pengguna kebutuhan pengguna, pada tahap ini akan
untuk mengenal, belajar serta memahami produk menghasilkan spesifikasi kebutuhan fitur
dengan jelas), fficiency (keefektifan pengguna sesuai dengan hasil wawancara yang
penyelesaian tugas oleh pengguna tanpa harus telah dilakukan. Kebutuhan pengguna yang telah
memiliki usaha yang lebih), dependability didapatkan akan digunakan sebagai acuan dalam
(kemampuan pengendalian interaksi dari merancang desain solusi. Tahapan ini akan
pengguna sehingga pengguna dapat terdiri atas identifikasi kebutuhan pengguna,
memprediksi perilaku dari sistem), stimulation identifikasi daftar fitur serta pembuatan use case
(penggambaran perspektif yang akan berkaitan diagram dan use case scenario.
dengan ketertarikan dan motivasi pengguna Kemudian desain solusi, tahap ini akan
ketika menggunakan produk) dan novelty menerjemahkan kebutuhan yang telah diperoleh
(penggambaran apakah produk inovatif, kreatif dari tahap menentukan spesifikasi kebutuhan
dan dapat menangkap perhatian pengguna). pengguna. Kebutuhan pengguna akan
digambarkan secara detail dan jelas melalui
3. METODOLOGI tahap desain solusi ini. Rancangan desain solusi
Tahapan penelitian merupakan langkah akan diawali dengan pembuatan information
yang dilalui oleh peneliti. Tahap penelitian akan architecture, user flow, wireframe dan high
digambarkan secara terstruktur dengan fidelity prototype.
flowchart pada Gambar 1. Setelah itu evaluasi desain solusi untuk
melakukan evaluasi terhadap hasil rancangan
desain solusi yang telah dibuat untuk
mengetahui apakah hasil rancangan desain yang
telah dibuat telah mengatasi permasalahan yang
ada. Evaluasi desain solusi akan menggunakan
pengujian kualitatif dan UEQ.
Tahap terakhir yaitu kesimpulan dan saran.
Peneliti akan menarik kesimpulan dari penelitian
yang telah dilakukan dan memberikan saran
untuk penelitian selanjutnya. Pemberian
kesimpulan disusun dengan tujuan untuk
menjabarkan hasil ringkasan dari penelitian yang
Gambar 1. Tahap Penelitian
telah dilakukan. Pemberian saran dibuat untuk
Identifikasi permasalahan merupakan menyampaikan catatan permasalahan pada
tahapan awal yang dilakukan untuk menggali penelitian serta menyampaikan pesan untuk
permasalahan serta menegaskan terhadap batas- penelitian selanjutnya yang memiliki topik yang
batas permasalahan, sehingga cakupan sama.
penelitian tidak keluar dari tujuan penelitian.
Identifikasi permasalahan dilakukan dengan 4. ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM
wawancara dengan stakeholder.
Studi pustaka merupakan tahapan yang 4.1. Analisis Konteks Penggunaan
penting dilakukan untuk memahami mengenai Penentuan konteks penggunaan dilakukan
metode penelitian yang akan digunakan. Studi dengan melakukan wawancara serta observasi.
pustaka dapat dilakukan dengan melihat pada Wawancara dilakukan terhadap stakeholder,
referensi seperti jurnal, buku maupun penelitian admin serta beberapa OPD terkait dengan sistem
sebelumnya. Studi pustaka yang dilakukan informasi layanan peminjam serta menggali
berkaitan dengan penelitian seperti user terkait dengan pengalaman pengguna terkait
experience, Human Centered Design (HCD) dan dengan sistem. Observasi dilakukan untuk
User Experience Questionnaire (UEQ). melihat kondisi saat ini dan yang akan datang
Menentukan spesifikasi konteks terkait dengan layanan peminjaman. Dalam
penggunaan merupakan tahapan untuk menggali tahap ini akan menghasilkan identifikasi
dan mengumpulkan kebutuhan pengguna. pengguna, hak akses pengguna dan identifikasi
Dalam tahap ini akan terbagi menjadi dua

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 316

karakteristik dari pengguna. Provinsi Bali kepada peminjam. Setiap


4.1.1 Identifikasi stakeholder dan pengguna pengguna memiliki wewenang masing-masing
saat menggunakan sistem informasi layanan
Tahap ini melakukan wawancara dengan
peminjaman aset Biro Umum dan Protokol Setda
stakeholder dan peminjam untuk mengetahui
Provinsi Bali.
kebutuhan dari sistem informasi layanan
Wewenang dari peminjam yaitu
peminjaman aset Biro Umum dan Protokol Setda
mendaftarkan akun, melakukan login akun,
Provinsi yang dirancang. Wawancara tersebut
mencari ketersediaan peminjaman aset setda
menghasilkan 2 pengguna yaitu peminjam dan
berdasarkan tanggal dan jam peminjaman,
admin.
melakukan peminjaman aset setda, melihat
4.1.2 Hak Akses Pengguna
notifikasi peminjaman aset setda, melihat SOP
Apabila tidak ada pembagian hak akses peminjaman dan melihat Profil. Wewenang dari
dalam sistem informasi maka semua pengguna admin yaitu melakukan login akun,
mempunyai hak dan fungsi yang sama. Maka menginformasikan layanan peminjaman aset
tiap-tiap pengguna akan diberikan hak akses setda, mengatur dan merekap layanan
masing-masing. Peminjam memiliki hak akses peminjaman aset setda, mengatur dan merekap
untuk mendaftarkan akun dan melakukan login data peminjam, mengirimkan persetujuan
akun, melihat informasi peminjaman aset setda, peminjaman dan melakukan update terkait SOP
mencari aset setda yang ingin dipinjam, melihat Peminjaman.
notifikasi informasi terbaru melalui website,
melakukan peminjaman aset setda, melihat sop 4.2.5. Identifikasi Lingkungan Sistem
peminjaman dan melihat akun. Admin memiliki
hak akses untuk melakukan login akun, Identifikasi lingkungan sistem berfungsi
mengelola data akun peminjaman, untuk menjabarkan spesifikasi dari perangkat
menginformasikan layanan peminjaman aset yang menjadi penunjang utama untuk
setda, merekap peminjaman aset setda, menjalankan sistem sesuai dengan Perpres
mengirimkan notifikasi peminjaman aset setda Nomor 95 Tahun 2018 baik hardware maupun
dan mengunggah informasi sop peminjaman. software serta kelengkapan lainnya. Dalam
4.2.3. Identifikasi Karakteristik Pengguna sistem yang dirancang terdapat tiga jenis
lingkungan sistem yaitu hardware, software
Tahap ini menentukan karakteristik
serta kelengkapan. Pada hardware memiliki
pengguna dalam menggunakan sistem informasi
karakteristik, yaitu komputer. Pada software
layanan peminjaman aset Biro Umum dan
memiliki karakteristik, yaitu komputer yang
Protokol Setda Provinsi Bali seperti pengguna
memiliki software browser seperti google
memiliki akses jaringan internet, memiliki
chrome, internet explorer, firefox, opera dan
pemahaman terkait penggunaan website serta
safari. Pada kelengkapan sistem membutuhkan
telah terbiasa dalam menggunakan komputer
jaringan internet agar sistem informasi layanan
dalam keseharian nya. Terdapat pula
peminjaman dapat diakses.
karakteristik khusus dari peminjam yaitu dapat
4.3. Analisis Kebutuhan Pengguna
melihat ketersediaan aset setda, dapat melihat
Analisis kebutuhan pengguna berfungsi
informasi detail mengenai aset setda, melihat
untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna
jadwal pemakaian peminjaman aset setda,
terhadap sistem informasi layanan peminjaman
mencari aset. Karakteristik khusus dari admin
aset yang di dasarkan dari perolehan hasil
yaitu dapat melihat dan mengelola jumlah
wawancara dan juga memperhatikan aturan
peminjaman aset setda yang masuk, dapat
pemerintahan yang telah ada dan peminjaman
menambah, mengedit, menghapus data akun
pada Biro Umum dan Protokol Setda Provinsi
peminjam, dapat mengedit informasi aset, dapat
Bali. Dalam tahap ini membuat kebutuhan
menerima atau membatalkan peminjaman dan
pengguna baik itu fungsional maupun non
membuat dan melihat data laporan.
fungsional, daftar fitur, use case diagram dan use
4.2.4. Identifikasi Tujuan dan Wewenang
case scenario.
Tujuan dirancang nya sistem informasi
4.3.1. Identifikasi Kebutuhan Fungsional
layanan peminjaman aset Biro Umum dan
Pengguna
Protokol Setda Provinsi Bali adalah
memudahkan pemberian layanan peminjaman Kebutuhan fungsional pengguna
aset pada Biro Umum dan Protokol Setda terhadap sistem informasi layanan peminjaman

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 317

aset setda yang harus memenuhi standar Kebutuhan non fungsional pengguna
kebutuhan pengembangan sistem e-government dari aspek dependability yaitu sistem harus
yaitu reliable, interoperable, scalable, user dibuat aman dan tidak mudah untuk diakses oleh
friendly dan integrateable. Dalam membuat orang lain, sistem harus dapat mencatat setiap
kebutuhan fungsional juga didasarkan pada hasil hal yang gagal dilakukan oleh pengguna pada
wawancara dan merunjuk kepada PP Nomor 71 jejak audit dan sistem mempunyai footer contact
Tahun 2019, Perpres Nomor 95 Tahun 2018 dan person yang dapat dihubungi. Kebutuhan non
Peraturan Gubernur Bali Nomor 25 Tahun 2021. fungsional pengguna dari aspek stimulation
Kebutuhan fungsional pengguna yaitu sistem yaitu sistem mempunyai pengalaman pengguna
dapat memproses pendaftaran akun pengguna, yang menyenangkan dan sistem harus memiliki
sistem dapat menampilkan ketersediaan tampilan yang menarik. Kebutuhan non
peminjaman aset setda, sistem dapat fungsional pengguna dari aspek novelty yaitu
menampilkan jadwal peminjaman aset setda, sistem mempunyai animasi agar tampilan
sistem dapat menampilkan informasi aset setda, pengguna tidak membosankan serta sistem
sistem dapat menampilkan halaman peminjaman memiliki tampilan yang tidak monoton.
aset setda, sistem dapat menampilkan halaman
sop peminjaman, sistem dapat mengirimkan 4.3.3. Identifikasi Daftar Fitur
notifikasi terbaru dan sistem dapat menampilkan
halaman akun. Identifikasi daftar fitur bertujuan untuk
mengetahui daftar fitur apa saja yang diperlukan
4.3.2 Identifikasi Kebutuhan Non Fungsional oleh pengguna pada saat menggunakan sistem.
Pengguna Terdapat daftar fitur yang dibutuhkan pengguna
pada sistem informasi layanan peminjaman ini
Kebutuhan non fungsional di dapatkan yaitu fitur register, login, notifikasi, cari aset,
dari hasil wawancara kepada pengguna yang informasi aset, lihat jadwal pinjam aset, akun,
didasarkan pada parameter UEQ serta PP Nomor rekap data, persetujuan peminjaman, kelola aset
71 Tahun 2019 dan Perpres Nomor 95 Tahun sop dan kelola akun peminjam.
2018. Kebutuhan non fungsional ini berlaku
untuk keseluruhan layanan pada sistem. 4.3.4. Use case Diagram
Kebutuhan non fungsional pengguna dari aspek
attractiveness yaitu sistem memiliki tampilan Use case diagram bertujuan untuk
yang menyenangkan, sistem mempunyai mempresentasikan interaksi yang terjadi antara
tampilan pengguna yang mudah dipahami dan aktor dengan sistem. Fitur yang diidentifikasi
dimengerti agar peminjam tidak bingung ketika sebelumnya selanjutnya diterjemahkan ke dalam
mengakses sistem informasi layanan use case untuk menggambarkan aktivitas sistem
peminjaman serta sistem harus mudah untuk dengan pengguna. Use case yang dijelaskan
diakses. Kebutuhan non fungsional pengguna pada Gambar 2.
dari aspek efficiency adalah sistem dapat
dijalankan pada software browser seperti google
chrome, internet explorer, firefox, opera dan
safari, sistem harus dibuat praktis, efektif dan
efisien dalam melakukan peminjaman aset aset
agar mendukung pekerjaan si peminjam menjadi
lebih cepat, sistem harus memiliki tampilan yang
terorganisir agar peminjam ini tidak
menghabiskan waktu saat mengakses sistem
informasi layanan dan sistem harus dimuat
dalam 3 detik ketika digunakan oleh peminjam. Gambar 2. Use Case Diagram
Kebutuhan non fungsional pengguna dari aspek
perspicuity adalah sistem harus mudah untuk 4.3.4. Use case Scenario
dipelajari, sistem harus menampilkan pesan Use case scenario bertujuan untuk
kesalahan ketika pengguna melakukan menggambarkan deskripsi dari prosedur dalam
kesalahan ketika mengakses sistem dan sistem sistem yang dilakukan oleh tiap aktor dan
harus memiliki tampilan yang sederhana dan menjelaskan respon sistem dalam menanggapi
jelas. prosedur yang dilakukan oleh aktor.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 318

Tabel 1. Use Case Scenario Lihat Jadwal peminjaman aset dan mengirimkan notifikasi
persetujuan peminjaman aset. Gambaran umum
Use case Lihat Jadwal sistem dijelaskan dalam storyboard agar dapat
Objective Bertujuan untuk peminjam agar dapat
melihat informasi jadwal peminjam aset
menyampaikan alur cerita penggunaan sistem
agar tidak meminjam aset yang sudah yang terdapat dalam Gambar 3. Storyboard
dipinjam oleh peminjam lain Sistem Informasi Layanan Peminjaman Aset.
Aktor Peminjam
Pre- Peminjam telah login ke dalam sistem
Condition informasi layanan peminjaman aset Biro
Umum dan Protokol Setda Provinsi Bali
Main Flow 1. Sistem menampilkan halaman utama
2. Peminjam memilih section kategori
aset
3. Sistem menampilkan halaman aset
sesuai kategori pilihan peminjam
4. Peminjam menekan button “lihat
Gambar 3. Storyboard Sistem Informasi
jadwal” pada salah satu card aset
5. Sistem menampilkan tabel informasi Layanan Peminjaman Aset
jadwal peminjam aset
Alternative 1. Tidak ada jadwal peminjaman Penjelasan storyboard dalam Gambar 3.
Flow 1 Sistem akan menampilkan tabel kosong Storyboard Sistem Informasi Layanan
Post- Peminjam dapat melihat detail informasi Peminjaman Aset yang dibaca dari sisi kiri atas
Condition jadwal peminjaman aset sampai kanan bawah, sebagai berikut: Pak Dio
Tabel 1. merupakan contoh use case merupakan staf pengurus aset pada Dinas
scenario lihat jadwal aset. Tujuan dari use case Pertanian yang ingin melakukan peminjaman
ini agar peminjam dapat mengetahui informasi gedung pada Biro Umum dan Protokol Setda
jadwal peminjam aset agar tidak meminjam aset Provinsi Bali yang akan digunakan untuk acara
yang sudah dipinjam oleh peminjam lain. Use seminar yang akan dilakukan oleh instansinya.
case lihat jadwal aset memiliki satu aktor yaitu Pak Dio telah menyiapkan surat peminjaman dan
peminjam. Main flow dimulai dari sistem teringat bahwa untuk meminjam aset Biro
menampilkan halaman utama dan peminjam Umum dan Protokol Setda Provinsi Bali tidak
telah menekan kategori aset pada top app perlu lagi berkunjung terlebih dahulu ke Biro
navigation. Peminjam selanjutnya akan Umum dan Protokol Setda Provinsi Bali. Pak
menekan button “lihat jadwal”. Post condition Dio mengakses dan login ke dalam sistem
dari skenario ini adalah peminjam dapat melihat informasi layanan peminjaman aset Biro Umum
detail informasi jadwal peminjaman aset. dan Protokol Setda Provinsi Bali.
Setelah itu Pak Dio menekan section aset
5. DESAIN SOLUSI gedung dan melihat informasi jadwal
peminjaman terlebih dahulu, untuk memastikan
5.1. Gambaran Umum Sistem belum ada peminjam lain yang meminjam pada
hari yang diinginkan oleh Pak Dio. Pak Dio lalu
Dengan adanya sistem informasi layanan
memilih gedung dan mengisikan kategori
peminjaman aset dapat memudahkan Biro
gedung, tanggal mulai, tanggal selesai dan jam
Umum dan Protokol Setda Provinsi Bali dalam
peminjaman. Pak Dio memastikan kembali
memberikan pelayanan peminjaman aset secara
detail peminjaman yang telah dilakukan. Setelah
cepat, efisien, transparan dan mudah. Pada
Pak Dio yakin, ia lalu mengisikan formulir
sistem informasi layanan peminjaman aset ini
peminjaman dan mengunggah surat peminjam
terdapat dua peran, yaitu peminjam dan admin.
yang telah ia buat. Setelah itu Pak Dio menerima
Peminjam merupakan OPD (Organisasi
notifikasi peminjaman yang telah dilakukan
Perangkat Daerah), instansi vertikal (bank, tni,
berhasil dan menunggu konfirmasi peminjaman
polda) dan organisasi masyarakat berbadan
tersebut disetujui. Setelah menerima persetujuan
hukum yang dapat meminjam aset Biro Umum
peminjaman, Pak Dio secara resmi merupakan
dan Protokol Setda Provinsi Bali. Peminjam
peminjam.
dapat melihat informasi jadwal peminjaman,
ketersediaan aset serta dapat meminjam aset
5.2 Daftar Guidelines
melalui sistem. Admin merupakan Staff dari
Biro Umum dan Protokol Setda Provinsi Bali Guidelines merupakan sekumpulan
yang bertugas mengupdate data aset, merekap panduan yang berisikan tentang rekomendasi

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 319

tentang prinsip desain yang bertujuan dalam


memberikan pengalaman pengguna yang positif
(Interaction Design Foundation, n.d.) Dalam
merancang interface yang hebat, produktif dan
bebas dari frustrasi untuk meningkatkan user
experience maka dapat mengikuti Eight Golden
Rules of Interface Design dari Shneiderman’s
rules.
Tabel 2. Daftar Guidelines Gambar 4. Information Architecture Peminjam
Kode Aturan Desain Interface 5.4 Wireframe
Prinsip
GR-01 Strive for consistency Setelah membuat information
GR-02 Offer informative feedback architecture maka tahap selanjutnya adalah
GR-03 Enable frequent users to use shortcuts
membuat wireframe. Wireframe dibuat menjadi
GR-04 Reduce short-term memory load
GR-05 Permit easy reversal of actions dua yaitu dari tampilan layanan peminjam dan
GR-06 Support internal locus of control tampilan admin. Berikut contoh wireframe dari
GR-07 Offer simple error handling sistem informasi layanan peminjaman aset pada
GR-08 Design dialogue to yield closure Gambar 5.
Berdasarkan guidelines yang terdapat
pada Tabel 2 maka akan dilakukan
penggambaran kebutuhan strategi desain dengan
menggunakan material.io dari Google Material
Design yang akan dijabarkan pada Tabel 3
Tabel 3. Strategi Desain
Kode Material Desain Guidelines
Prinsip
MD – 01 Top App Bar
MD – 02 Button
MD – 03 Cards Gambar 5. Wireframe Cari Aset
MD – 04 Data Tables
MD – 05 Dialogs 5.5 User flow
MD – 06 Dividers
MD – 07 Image List Pembuatan user flow sistem informasi
MD – 08 List layanan peminjaman aset Biro Umum dan
MD – 09 System icon Protokol Setda Provinsi Bali bertujuan agar
MD – 10 Picker membantu peneliti dalam menggambarkan alur
MD – 11 Tabs
MD – 12 Text Fields
penggunaan sistem informasi. Gambar 6
merupakan contoh user flow dari sistem
5.3 Information architecture informasi layanan peminjaman aset.

Membuat information architecture


berguna agar membantu mempermudah
peminjam dan admin dalam menggunakan
sistem informasi layanan peminjaman.
Rancangan information architecture dibagi Gambar 6. User flow cari aset
menjadi dua yaitu dari peminjam dan admin.
Gambar 4 merupakan contoh information 5.6 High fidelity Prototype
architecture dari peminjam Berikut contoh high fidelity prototype
sistem informasi layanan peminjaman yang
terdapat pada Gambar 7

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 320

Provinsi Bali.

Gambar 8. Hasil benchmark UEQ

Gambar 8 merupakan hasil benchmark


prototype layanan peminjam pada 6 skala UEQ
yaitu attractiveness, perspicuity, efficiency,
Gambar 7. High Fidelity Prototype Halaman dependability, stimulation, novelty. Seperti yang
Gedung terlihat pada gambar, dapat disimpulkan bahwa
hasil dari benchmark prototype layanan
6. EVALUASI DESAIN SOLUSI peminjam termasuk ke dalam kategori yang
sangat baik (excellent).
6.1 Pengujian Desain Solusi
Pengujian desain solusi prototype yang 6.1.3 Pengujian Kualitatif Prototype Layanan
telah dibuat dilakukan secara kualitatif dan Peminjaman oleh Stakeholder
menggunakan UEQ. Pengujian secara kualitatif Hasil kritik dan saran dari Biro Umum
dilakukan untuk menguji prototype admin yang dan Protokol Setda Provinsi Bali adalah dapat
dilakukan oleh stakeholder secara langsung mencantumkan buku panduan penggunaan
melalui wawancara. Sedangkan prototype sistem informasi guna mempermudah peminjam
layanan peminjaman akan dilakukan dengan yang awam agar mengetahui tata cara
menggunakan UEQ yang akan di uji oleh penggunaan sistem informasi. Hasil diskusi
peminjam dari OPD yang ada di Provinsi Bali dengan stakeholder menghasilkan penempatan
serta Biro Umum dan Protokol Setda Provinsi buku panduan penggunaan dapat diletakkan
Bali dengan mengisikan google forms UEQ pada halaman SOP Peminjaman.
yang telah disiapkan. Selanjutnya akan
dilakukan perbaikan desain solusi. 6.1.4 Pengujian Kualitatif Prototype Layanan
Peminjam
6.1.1 Pengujian Kualitatif Prototype Admin
Pengujian kualitatif prototype layanan
Pengujian kualitatif prototype admin didasarkan pada kesan, kritik serta saran dari
dilakukan kepada stakeholder secara langsung peminjam yang telah selesai melakukan
melalui wawancara. Berdasarkan hasil pengujian pada high fidelity prototype. Kritik
wawancara, pihak Biro Umum dan Protokol serta saran yang diberikan berupa menambahkan
Setda Provinsi Bali telah setuju dengan desain label edit, menambahkan fitur customer
solusi yang dihadirkan yaitu prototype layanan support/personal assistant, menambahkan
peminjaman dan prototype halaman admin. standar/contoh format surat peminjaman dan
Prototype halaman admin yang telah dirancang menambahkan bukti atau no tiket peminjaman.
ini, sudah sesuai ekspektasi dan memenuhi
kebutuhan dari stakeholder. 6.2 Perbaikan Desain Solusi

6.1.2 Pengukuran UEQ Prototype Layanan 6.2.1 Perbaikan Desain Solusi Prototype
Peminjam Layanan Peminjam
Dalam penelitian ini menggunakan Sesuai dengan hasil pengujian kualitatif
penilaian UEQ untuk mendapatkan hasil maka terdapat beberapa aspek yang perlu
pengalaman pengguna berdasarkan 6 aspek. diperbaiki guna meningkatkan aspek
Pemilihan UEQ dikarenakan proses pengukuran perspicuity.
nya dapat dilakukan secara cepat dan mudah. Tabel 4. Daftar Perbaikan Desain Solusi
Pengujian akan dilakukan oleh 32 responden Prototype Layanan Peminjaman
yang terdiri atas 30 responden peminjam yang
berasal dari beberapa OPD dan 2 responden No Halaman Aspek Perbaikan
berasal dari Biro Umum dan Protokol Serda HCD
1 Akun Perspicuity Menambahkan label

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 321

“edit” di sebelah icon kualitatif dari prototype admin telah memenuhi


edit pada halaman ekspektasi dan kebutuhan dari stakeholder.
akun
2 Utama Perspicuity Menambahkan Pengujian UEQ ini dilakukan untuk menguji
floating button prototype halaman layanan peminjaman yang
“hubungi kami” melibatkan 32 responden. Pengujian UEQ ini
3 SOP Perspicuity Menambahkan button mendapatkan hasil enam skala yaitu semua
“unduh contoh surat berkategori positif. Skala attractiveness
peminjaman” serta
button “unduh buku memiliki nilai mean 2.370 , perspicuity memiliki
panduan sistem mean 2.188 , skala efficiency memiliki nilai
informasi” mean 2.320, skala dependability memiliki nilai
4 Notifikasi Perspicuity Menambahkan button mean 1.992, skala stimulation memiliki mean
“lihat selengkapnya”
2.289, dan skala novelty memiliki nilai mean
Berdasarkan Tabel 4 tersebut 1.875. Dalam penilaian ini terdapat hasil
selanjutnya dilakukan perbaikan terhadap high benchmark. Enam skala UEQ ini termasuk ke
fidelity solusi prototype layanan peminjam. dalam kategori sangat baik (excellent).
Gambar 9 merupakan contoh perbaikan desain
solusi yang telah dilakukan 8. DAFTAR PUSTAKA
Biro Umum dan Protokol Setda Provinsi Bali,
n.d. [Online] Available at:
https://biroup.baliprov.go.id/
Canziba, E., 2018. Hands-On UX Design for
Developers: Design, prototype, and
implement compelling user experiences
from scratch. 1st penyunt. Birmingham:
packt publishing.
Interaction Design Foundation, t.thn. Design
Guidelines. [Online] Available at:
https://www.interaction-
design.org/literature/topics/design-
Gambar 9. Hasil Perbaikan Desain Solusi guidelines [Diakses 9 Oktober 2021].
7. PENUTUP ISO 9241-210, 2010. Ergonomics of human-
system interaction — Part 210: Human-
Analisis kebutuhan sistem diawali centred design for interactive systems.
wawancara bersama stakeholder serta beberapa [Online] Available at:
OPD terkait dengan penggalian kebutuhan https://www.iso.org/obp/ui/#iso:std:iso:9
sistem informasi layanan peminjaman aset. 241:-210:ed-1:v1:en. [Diakses 6 Juli
Terdapat dua pengguna dalam sistem informasi 2021].
layanan peminjaman ini, yakni admin dan
peminjam. Kemudian melakukan identifikasi Republik Indonesia, 2018. Peraturan Presiden
karakteristik pengguna, tujuan serta wewenang Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem
pengguna dan lingkungan sistem. Selanjutnya Pemerintahan Berbasis Elektronik.
menganalisis kebutuhan pengguna dari Jakarta
kebutuhan fungsional dan kebutuhan non Republik Indonesia, 2019. Peraturan Pemerintah
fungsional lalu menerjemahkan menjadi daftar Nomor 71 Tahun 2019 tentang
fitur serta membuat use case diagram dan use Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi
case scenario. Rancangan desain solusi diawali Elektronik. Jakarta
dengan menentukan daftar guideline serta
strategi desain. Lalu membuat information Rokhmawati, Retno Indah; Evantio, Yhouga
architecture dan wireframe. Terakhir melakukan Beta; Saputra, Mochamad Chandra.
pembuatan prototype high fidelity dari halaman Penerapan Pendekatan Human Centered
admin serta halaman layanan peminjaman. Design dan CRM dalam Perancangan
Evaluasi desain solusi dilakukan dengan Antarmuka Sistem E-Complaint. Jurnal
pengujian kualitatif dan UEQ. Pengujian Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer,
[S.l.], v. 6, n. 4, p. 436-443, juli 2019.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 322

ISSN 2528-6579.
Schrepp, M., Hinderks, A. & Thomaschewski,
J., 2017. Design and Evaluation of a Short
Version of the User experience
Questionnaire (HCD-S). International
Journal of Interactive Multimedia and
Artificial Intelligence, 4(6), pp. 103-108.
usability.gov, t.thn. User experience Basics.
[Online] Available at:
https://www.usability.gov/what-and-
why/user-experience.html [Diakses 22
September 2021].
Wijaya, I Nyoman Saputra Wahyu et al. Analisis
dan Evaluasi Pengalaman Pengguna
PaTik Bali dengan Metode User
Experience Questionnaire (UEQ). Jurnal
Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer,
[S.l.], v. 8, n. 2, p. 217-226, mar. 2021.
ISSN 2528-6579.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai