Anda di halaman 1dari 36

Dukungan Kantor Otoritas

Bandar Udara Wilayah III dalam


Pelaksanaan Bandar Udara Sehat

Muhammad Anis, S.T.,M.T.

Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah III

Sidoarjo, 27 April 2022


Table of contents
Kantor Otoritas Pengelolaan limbah
01 Bandar Udara dan zat kimia
05 pengoperasian
pesawat udara dan
02 Dasar Hukum bandar udara

Definisi dan
06 Eco Airport
03 Tujuan

Perwujudan 07 Kesimpulan
04 Kegiatan
Bandar udara
Sehat
01
Kantor Otoritas
Bandar Udara Wilayah III
Kantor Otoritas Bandar
Kantor Otoritas Bandar III
02
Dasar Hukum
Dasar Hukum
1
2
UU Nomor 1 tahun 2009 3
Peraturan Pemerintah nomor
tentang Penerbangan
PP 40 Tahun 2012 Tentang Peraturan Menteri Kesehatan
Pembangunan Dan Pelestarian Republik Indonesia Nomor
Lingkungan Hidup Bandar 44/Menkes/PER/VII/2014
Udara tentang Penyelenggaraan
Pelabuhan dan Bandar Udara
4 Sehat.
Peraturan Menteri Perhubungan 5
Nomor PM 54 Tahun 2017 tentang
Peraturan Direktur Jenderal
Pengelolaan Limbah dan Zat
Perhubungan Udara Nomor :
Kimia Pengoperasian Pesawat
SKEP/124/VI/2009 tentang Pedoman
Udara dan Bandar Udara.
Pelaksanaan Bandar Udara Ramah
Lingkungan (Eco Airport);
03
Definisi & Tujuan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
44/Menkes/PER/VII/2014 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan
dan Bandar Udara Sehat.
Definisi & Tujuan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
44/Menkes/PER/VII/2014 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan dan
Bandar Udara Sehat.

Bandar Udara Sehat adalah suatu kondisi wilayah bandar udara yang
bersih, aman, nyaman dan sehat untuk komunitas pekerja dan
masyarakat pelabuhan atau bandar udara dalam melaksanakan
aktifitasnya.

Penyelenggaraan Bandar Udara Sehat bertujuan untuk


a. mewujudkan wilayah Bandar Udara yang tidak menimbulkan risiko
kesehatan masyarakat; dan
b. mewujudkan kondisi wilayah Bandar Udara yang bersih, aman,
nyaman, dan sehat untuk komunitas pekerja serta masyarakat
Bandar Udara dalam melaksanakan aktifitasnya.
04
Perwujudan Kegiatan
Bandar Udara Sehat
Perwujudan Kegiatan Bandar Udara Sehat
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
44/Menkes/PER/VII/2014 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan
dan Bandar Udara Sehat.
Peningkatan perilaku peningkatan
Penyelenggaraan keamanan dan
hidup bersih dan sehat
kesehatan lingkungan ketertiban
kegiatan pengawasan pada
kegiatan pengawasan pada peningkatan Perilaku Hidup Bersih kegiatan pengawasan pada
penyelenggaraan Kesehatan peningkatan keselamatan dan
dan Sehat (PHBS) yang terdiri dari
lingkungan terhadap media gerakan kebersihan dan kesehatan kerja yang terdiri dari
lingkungan di kawasan Bandar pencegahan penyakit, pengawasan sanitasi pesawat udara,kesehatan
Udara yang terdiri dari air, udara, daerah bebas rokok dan gerakan dan keselamatan kerja serta
tanah, makanan dan vektor. olahraga. kesiapsiagaan kesehatan darurat.

penataan sarana
dan fasilitas peningkatan keselamatan dan
kegiatan pengawasan pada penataan
kesehatan kerja
sarana dan fasilitas di kawasan Kegiatan pengawasan pada peningkatan
Bandar Udara yang terdiri dari sarana keselamatan dan kesehatan kerja yang
dan angunan, tempat parkir terdiri dari sanitasi pesawat udara,
kendaraan,terminalpetikemas,fasilitas kesehatan dan keselamatan kerja serta
kesehatan, toilet, sarana cuci tangan kesiapsiagaan kesehatan darurat.
dan saluran drainase.
05
Pengelolaan limbah dan zat kimia
pengoperasian pesawat udara dan
bandar udara
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 54 Tahun 2017 tentang Pengelolaan
Limbah dan Zat Kimia Pengoperasian Pesawat Udara dan Bandar Udara.
Kewajiban Penyelenggara Bandar Udara
dalam Pengelolaan Limbah dan Zat Kimia
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 54 Tahun 2017 tentang Pengelolaan
Limbah dan Zat Kimia Pengoperasian Pesawat Udara dan Bandar Udara.

Setiap penyelenggara bandar udara wajib:


a. menunjuk unit atau personel yang bertanggung jawab melakukan pengelolaan
limbah dan zat kimia;
b. menyusun prosedur pengelolaan limbah dan zat kimia;
c. melaksanakan pengelolaan limbah dan zat kimia yang dihasilkan dari bandar udara
dan pesawat udara;
d. melakukan pengawasan terhadap pengelolaan limbah dan zat kimia yang dilakukan
oleh pemangku kepentingan bidang penerbangan yang menghasilkan limbah dan
zat kimia (stakeholder) di bandar udara;
e. melakukan kerjasama dan/atau perjanjian terkait pengelolaan limbah dan zat kimia
dengan stakeholder bandar udara, dan
f. melaporkan pelaksanaan pengelolaan limbah dan zat kimia kepada Direktur
Jenderal dan Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara setiap 6 (enam) bulan sekali.
RUANG LINGKUP PENGELOLAAN LIMBAH DAN ZAT KIMIA
PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA DAN BANDAR UDARA

Pengelolaan limbah dan zat kimia yang ditimbulkan dari


pengoperasian pesawat udara

Pengelolaan limbah dan zat kimia yang ditimbulkan dari


pengoperasian bandar udara
Pengelolaan limbah dan zat kimia
yang ditimbulkan dari pengoperasian
pesawat udara dan bandar udara
Pengelolaan limbah dan zat kimia yang ditimbulkan dari
pengembangan bandar udara

Pengelolaan limbah dan zat kimia dari perawatan


fasilitas bandar udara dan pesawat udara di kawasan
bandar udara
PENGELOLAAN LIMBAH DAN ZAT KIMIA
PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA

Kegiatan pengelolaan limbah dan zat kimia yang ditimbulkan dari pengoperasian
pesawat udara dapat dilakukan oleh:
1. Penyelenggara Bandar Udara; atau
2. Badan Usaha Angkutan Udara.
PENGELOLAAN LIMBAH DAN ZAT KIMIA
PENGOPERASIAN BANDAR UDARA
Pengurangan sampah
Pemilahan sampah
Pengelolaan Sampah Pengumpulan sampah
Pengolahan sampah
Pengangkutan sampah

Pengurangan air limbah


Pengelolaan limbah Pengelolaan Air Penyaluran air limbah
dan zat kimia Limbah Pengolahan air limbah
pengoperasian bandar
Pembuangan air limbah
udara
Pengurangan limbah B3
Penyimpanan limbah B3
Pengelolaan Limbah Pengumpulan limbah B3
Bahan Berbahaya dan Pengangkutan limbah B3
Beracun (B3) Pemanfaatan limbah B3
Pengolahan limbah B3
Penimbunan limbah B3
PENGELOLAAN LIMBAH DAN ZAT KIMIA
PENGEMBANGAN BANDAR UDARA

Limbah dan zat kimia yang


ditimbulkan dari perobohan
atau penghancuran prasarana
bandar udara Pengurangan limbah

(demolition waste)
Limbah dan zat kimia Penggunaan kembali limbah
pengembangan
bandar udara Limbah dan zat kimia yang Pendaurulangan limbah
ditimbulkan dari
pembangunan, perubahan
bentuk atau perbaikan Pembuangan limbah ke TPA
prasarana bandar udara
(construction waste)

❑ Pengelolaan limbah dan zat kimia pengembangan bandar udara dapat lakukan oleh Penyelenggara Bandar Udara atau
pihak kontraktor pengembangan bandar udara sesuai kewenangannya.
❑ Dalam melakukan pengelolaan limbah dan zat kimia pengembangan bandar udara, Penyelenggara Bandar Udara atau
pihak kontraktor pengembangan bandar udara harus memenuhi ketentuan sesuai Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) bandar udara dan peraturan perundang-undangan.
PENGELOLAAN LIMBAH DAN ZAT KIMIA
PERAWATAN FASILITAS BANDAR UDARA DAN PESAWAT UDARA
Limbah dan zat kimia Limbah dan zat kimia Diintegrasikan
yang ditimbulkan dari sejenis limbah dan dengan limbah dan
perawatan prasarana zat kimia zat kimia
pengoperasian pengoperasian
Limbah dan zat bandar udara bandar udara bandar udara
kimia perawatan
fasilitas bandar Limbah dan zat kimia
udara yang ditimbulkan dari Limbah dan zat kimia Terpisah/tersendiri
tidak sejenis limbah oleh Penyelenggara
perawatan peralatan dan zat kimia Bandar Udara atau
dan utilitas bandar pengoperasian badan usaha terkait
udara bandar udara di bandar udara

Limbah dan zat kimia


perawatan fasilitas Limbah dan zat kimia
bandar udara dan yang ditimbulkan dari
pencucian pesawat
pesawat udara
udara Limbah dan zat kimia Diintegrasikan
sejenis limbah dan dengan limbah dan
(aircraft washing) zat kimia zat kimia
pengoperasian pengoperasian
Limbah dan zat Limbah dan zat kimia bandar udara bandar udara
kimia perawatan yang ditimbulkan dari
fasilitas pesawat perbaikan mesin
udara pesawat udara Limbah dan zat kimia
tidak sejenis limbah Terpisah/tersendiri
(engine repair) dan zat kimia oleh Badan Usaha
pengoperasian Angkutan Udara
Limbah dan zat kimia bandar udara
yang ditimbulkan dari
pengujian mesin
pesawat udara
(engine test)
06
Bandar Udara Ramah
Lingkungan (Eco Airport)
di Indonesia
Tatanan
Kebandarudaraan
Nasional
Keputusan Menteri
Perhubungan nomor
KM 166 tahun 2019
tentang Tatanan
Kebandarudaraan
Nasional

301 bandar udara:


▪ 251 bandara eksisting
▪ 50 bandara rencana
Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara

“Pada setiap tahapan di bandar udara harus


memperhatian ketentuan lingkungan hidup”
Ref. UU No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan

Operasional
Dalam melaksanakan
pelayanan jasa
Lokasi kebandarudaraan badan
BANDARA Pembangunan usaha bandar udara dan
Bandar udara sebagai unit penyelenggara
Izin Pembangunan bangunan gedung dengan bandar udara wajib: ...,
Izin mendirikan bangunan fungsi khusus, memelihara kelestarian
bandar udara diterbitkan pembangunannya wajib lingkungan (Pasal 234)
Penetapan setelah memenuhi memperhatikan
persyaratan: ..., ketentuan ..., kelestarian
Lokasi lingkungan (Pasal 214)
Penetapan lokasi kelestarian lingkungan
bandar udara (Pasal 215)
dilakukan dengan
memperhatikan: ..., Ketentuan lebih lanjut diatur dalam PP No. 40 Tahun 2012 tentang
kelayakan lingkungan Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara
(Pasal 201)
ECO AIRPORT

“SETIAP BANDAR UDARA WAJIB


MENERAPKAN BANDAR UDARA
RAMAH LINGKUNGAN (ECO AIRPORT)”

(Ref. PP No. 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan


dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara)
Pengertian & Tujuan Eco Airport
Langkah Implementasi
Eco Airport
Eco Airport Council
Faktor Lingkungan Eco Airport
Implementasi Eco Airport
Bandar Udara Internasional Soekarno - Hatta

No Pengelolaan
1 Udara
a. Penggunaan Ground Support System (GSS),
b. Penggunaan Ground Power Unit (GPU),
c. Penggunaan aircraft fuel supply pipeline system,
d. Penggunaan eco-cars,
e. Promosi penanaman vegetasi pada atap, dinding dan indoor
area.
Penggunaan solar cell 2. Energi
a. Penggunaan solar cell,
b. Pemanfaatan cahaya matahari untuk penerangan terminal,
c. Pemasangan heat-reflective film on windows,
d. Penggunaan LED,
e. Penggunaan Building Automatic System (BAS),
f. Pemasangan sensor photocell untuk efisiensi penerangan,
dan sensor pada escalator.

3. Kebisingan
Pemanfaatan cahaya matahari untuk
a. Pemasangan noise abatement shields, dan green buffer zones,
penerangan terminal b. Pemasangan soundproof facility.
Implementasi Eco Airport
Bandar Udara Internasional Soekarno - Hatta

No Pengelolaan
4 Air
a. Penerapan rainwater harvesting systems,
b. Penerapan gray water utilization systems (gray water treatment
facility, gray water reuse equipment),
c. Penggunaan water-saving faucet packing/automatic faucets.

Wastewater treatment facilities


5 Air Limbah
a. Penerapan oil separation / grease trap at kitchen,
b. Pemanfaatan wastewater treatment facilities.
6 Limbah Padat
a. Pemilahan sampah di terminal,
b. Pemanfaatan incinerator.
7 Lingkungan Alamiah
a. Penanaman pohon,
b. Pengadaan fasilitas untuk mencegah bird strike,
c. Pemilihan tanaman untuk mencegah bird strike,
d. Pembuatan biopori dan sigma tank untuk resapan air.
Penanaman pohon
Implementasi Eco Airport
Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai

No Pengelolaan
1 Udara
a. Penggunaan Ground Power Unit (GPU),
b. Penggunaan aircraft fuel supply pipeline system,
c. Penggunaan eco-cars,
Penanaman vegetasi pada bangunan
d. Promosi penanaman vegetasi pada atap, dinding dan indoor
area.
2. Energi
a. Penggunaan biodiesel,
b. Pemanfaatan cahaya matahari untuk penerangan terminal,
c. Pemasangan heat-reflective film on windows,
d. Penggunaan LED,
LED untuk apron flood light e. Penggunaan Building Automatic System (BAS),
f. penggunaan sensor photoswitch untuk efisiensi penerangan,
dan sensor pada escalator.

3. Kebisingan
a. Pemasangan noise abatement shields, dan green buffer
zones,
b. Pemasangan soundproof facility.
Skylight Concept Building
Implementasi Eco Airport
Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai
No Pengelolaan
4 Air
a. Penerapan rainwater harvesting systems,
b. Penerapan gray water utilization systems (gray water treatment facility,
gray water reuse equipment),
c. Penggunaan water-saving faucet packing/automatic faucets.
5 Air Limbah
a. Penerapan oil separation / grease trap at kitchen,
b. Pemanfaatan wastewater treatment facilities. Wastewater treatment facilities
6 Limbah Padat
a. Pemilahan sampah di terminal,
b. Pemanfaatan incinerator,
c. Program penggantian kantong plastik dengan bahan biodegradable.

7 Lingkungan Alamiah
a. Penanaman pohon,
b. Pengadaan fasilitas untuk mencegah bird strike,
c. Pemilihan tanaman untuk mencegah bird strike,
d. Penelitian rekayasa habitat utk memindahkan burung dari area bandara
(bekerjasama dg LIPI), Pembuatan lubang biopori
e. Pembuatan biopori untuk resapan air.
Implementasi Eco Airport dan bandara sehat
Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani-Semarang

Fasilitas Reverse Osmosis RO di Pengambilan dan Pemeriksaan Penyediaan Kran Air Siap Minum
Bandara Kualitas Air Bersih

Pengambilan dan Pemeriksaan Air


Fasilitas IPAL Lavatory Fasilitas STP Limbah
Implementasi Eco Airport dan bandara sehat
Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani-Semarang
Cakrawala Graha Padma Puri Eksekutif Puri Anjasmoro

Pengukuran kualitas udara 24 jam Pengukuran Kebisingan

100 350
250 80 300
200 60
µg/Nm³

250
150 40 200
100 20
0 150
50 2020-I 2021-I 2021-II 100
0 50
2020- 2020- 2021- 2021- Kebisingan 62 65 66
I II I II 0
WECPNL 2020-I 2020-II 2021-I 2021-II
80 80 80
TSP 36 19 14 29,7 (TK.III) NO2 9 10 11,22 7,43
Baku Mutu 230 230 230 230 Baku Mutu 316 316 316 316
Kebisingan WECPNL (TK.III)
TSP Baku Mutu
Pemantauan Secara Teratur NO2 Baku Mutu
07
Kesimpulan
Kesimpulan
Lembaga
Pimpinan
yang Komponen
Lembaga
dibentuk

Pengelolaan air, pengelolaan kualitas udara,


pengendalian pencemaran tanah, pengawasan
makanan, pemilihan bahan untuk sarana dan
Bandar Otoritas Bandar
Forum Bandar bangunan, pengendalian vektor, pengawasan
Udara Udara
Udara sanitasi alat transport, peningkatan perilaku hidup
Sehat
bersih dan sehat, peningkatan keamanan dan
ketertiban, peningkatan kesehatan dan
keselamatan kerja

Bandar Dewan
Dibentuk pada
Udara Pengelola Kualitas udara, energy, kebisingan/getaran, air,
masing-masing
Ramah Lingkungan pencemaran tanah, limbah, lingkungan alamiah-
Bandar Udara
Lingkung Hidup Bandar flora&fauna, lain-lain (social ekonomi, culture dan
oleh pimpinan
an (Eco Udara (Eco kesehatan publik)
BUBU atau UPBU
Airport) Airport Council)
Kesimpulan
Bandar Udara Sehat dan Bandar Udara Ramah Lingkungan adalah suatu program untuk
menciptakan kondisi bandar udara yang aman, bersih, nyaman dan sehat dari Kementerian
Kesehatan dan Kementerian Perhubungan.

Program Bandar Udara Sehat, dilaksanakan oleh penyelenggara bandar udara dan
melaporkan kepada Otoritas Bandar Udara setiap dua tahun sekali dan Bandar Udara Ramah
Lingkungan (eco airport) melaporkan atau di monitor setiap setahun sekali.

Penyelenggara bandar udara harus memperhatikan pengelolaan lingkungan yang bersih dan
sehat agar menimbulkan rasa aman, nyaman, tertib dan sehat yang merupakan bentuk
pelayanan prima sebagai kawasan pusat pertumbuhan ekonomi, yang mengacu pada konsep
ECO Airport.

Kantor Otoritas Bandar Udara III, mendukung program Bandar Udara Sehat dan Bandar
Udara Ramah Lingkungan dan untuk bisa dilaksanakan secara bersama oleh penyelenggra
bandar udara.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai