Anda di halaman 1dari 27

PEKERJAAN

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL)


BANDARA

TAHUN ANGGARAN 2012

Penyusunan Amdal Pengoperasian Bandara

Hal - 0

BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latang Belakang
Bandar Udara sebagai prasarana dalam penyelenggaraan penerbangan
merupakan

tempat

untuk

menyelenggarakan

pelayanan

jasa

kebandarudaraan guna menunjang pelaksanaan kegiatan pemerintahan


dan kegiatan ekonomi lainnya, harus ditata secara terpadu guna
mewujudkan penyediaan jasa kebandarudaraan yang handal dan
berkemampuan

tinggi

dalam

rangka

menunjang

pembangunan

nasional.
Kegiatan operasional bandara diperkirakan dapat menimbulkan dampak
besar dan penting terhadap lingkungan hidup disekitarnya, baik dampak
yang bersifat positif maupun negatif. Mengacu pada Undang-Undang
No. 23 tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan
Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999, tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup (Amdal), serta Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006, tentang Jenis Usaha dan atau
Kegiatan yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (Amdal), maka kegiatan Pengembangan Bandara
tersebut merupakan kegiatan yang wajib Amdal.
Dalam menunjang kegiatan pengoperasian fasilitas bandara (sisi darat
dan sisi udara) diperlukan pengelolaan bandara yang berwawasan
lingkungan, maka perlu disusun Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(Amdal).
Sebagaimana kegiatan pada umumnya, pengoperasian Bandara
Tanjung Harapan di Kabupaten Bulungan Propinsi Kalimantan Utara
disadari akan memberikan perubahan-perubahan yang mendasar
kepada lingkungan sekitarnya baik yang bersifat positif maupun yang
bersifat negatif. Apabila pembangunan dan pengembangan tersebut
tidak dikelola dan direncanakan dengan baik, diperkirakan akan timbul
dampak negatif terhadap lingkungan sekitarnya, terutama terhadap
Penyusunan Amdal Pengoperasian Bandara

Hal - 1

komponen-komponen lingkungan Fisik-Kimia, Biologi, Sosial-Ekonomi


dan Kesehatan Masyarakat.
Dokumen Amdal ini akan merekomendasikan langkah-langkah yang
diperlukan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan secara
optimal,

komprehensif

untuk

mencegah

pencemaran

dan/atau

perusakan lingkungan hidup. Selanjutnya Amdal ini akan dijadikan


sebagai acuan utama bagi pengoperasian Bandara Tanjung Harapan di
Kabupaten Bulungan, Propinsi Kalimantan Utara dalam melaksanakan
perencanaan pengelolaan bandara yang berwawasan lingkungan.
1.2

Gambaran Umum Lokasi

1.3

Landasan Hukum
Penyusunan Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
(AMDAL) didasarkan pada peraturan perundang-undangan sebagai
berikut :
Undang-undang:
1. Undang-undang Republik Indonesia No. 5 tahun 1990 tentang
Konversi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistim;
2. Undang-undang Republik Indonesia No. 23 tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
3. Undang-undang Republik Indonesia No. 7 tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air;
4. Undang-undang Republik Indonesia No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah;
5. Undang-undang Republik Indonesia No. 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang;
6. Undang-undang Republik Indonesia No. 8 tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah;
7. Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 tahun 2009 tentang
Penerbangan;

Penyusunan Amdal Pengoperasian Bandara

Hal - 2

Peraturan Pemerintah:
1) Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 1994 tentang Debu dan
Kebisingan;
2) Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan;
3) Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara;`
4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 3 tahun 2001 tentang
Keamanan dan Keselamatan Penerbangan;
5) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 70 tahun 2001
tentang Kebandarudaraan;
6) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 18 tahun 1999
tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun;
7) Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Keputusan Presiden:
1) Keputusan Presiden No.32 tahun 1990 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung;
Peraturan Menteri:
1) Peraturan Menteri Kesehatan No. KEP-416/Menkes/1990 tentang
Kriteria Air Bersih;
2) Keputusan

Menteri

Negara

Lingkungan

Hidup

No.

Kep.

No.

Kep.

No.

Kep.

48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan;


3) Keputusan

Menteri

Negara

Lingkungan

Hidup

49/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Getaran;


4) Keputusan

Menteri

30/MENLH/10/1999

Negara
tentang

Lingkungan
Panduan

Hidup

Penyusunan

Dokumen

Pengelolaan Lingkungan;
5) Keputusan

Menteri

Negara

Lingkungan

Hidup

No.

Kep.

02/MENKLH/1/1998 tentang Pedoman Baku Mutu Lingkungan;


6) Keputusan Menteri Pehubungan No. 44 Tahun 2002 tentang Tatanan
Kebandarudaraan Nasional;
Penyusunan Amdal Pengoperasian Bandara

Hal - 3

7) Keputusan Menteri Pehubungan No. 47 Tahun 2002 tentang


Sertifikat Operasi Bandar Udara;
8) Keputusan Menteri Pehubungan No. 48 Tahun 2002 tentang
Penyerahan Penyelenggaraan Bandar Udara Umum.
9) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006
tentang

Pedoman

Penyusunan

Analisis

Mengenai

Dampak

Lingkungan Hidup;
10)Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 tahun 2007
tentang Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
(DPPL) Bagi Usaha dan/atau Kegiatan yang Tidak Memiliki
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Keputusan Kepala BAPEDAL :
1) Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No.
Kep.056 tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak
Penting;
2) Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No.
Kep.299/11/1996 tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial
Dalam Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkung;
3) Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No.
Kep.124/12/1997
Masyarakat

tentang

dalam

Panduan

Penyusunan

Kajian

Analisis

Aspek
Mengenai

Kesehatan
Dampak

Lingkungan;
4) Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No.
Kep.08

tahun

2000

tentang

Keterlibatan

Masyarakat

dan

Keterbukaan Informasi dalam Proses Analisis Mengenai Dampak


Lingkungan Hidup.
Keputusan Dirjen Perhubungan Udara :
1) Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. 109 tahun 2000 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Kawasan Kebisingan Bandar
Udara;
2) Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. 110 tahun 2000 Tentang
Pembuatan

Batas-Batas

Kawasan

Keselamatan

Operasi

Penerbangan disekitar Bandar Udara.


Penyusunan Amdal Pengoperasian Bandara

Hal - 4

Peraturan Internasional :

Annex 14 Part IV about Standard and Recommended Aerodrome


Operations.

ICAO ; Annex 16 Environmental Management.

Airport Planing Manual Part 2 about Land Use and Environmental


Control.

Peraturan Daerah :
o Meliputi peraturan daerah yang relevan dan terkait dengan studi ini
yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat.

Penyusunan Amdal Pengoperasian Bandara

Hal - 5

BAB II LINGKUP KEGIATAN


2.1

Tujuan dan Kegunaan Studi


a. Tujuan
Tujuan

penyusunan

Amdal

kegiatan

pengoperasian

Bandara

Tanjung Harapan :
a. Mengidentifikasi

kegiatan

pengoperasian

Bandara

Tanjung

Harapan yang berpotensi menimbulkan dampak besar dan


penting terhadap lingkungan.
b. Mengidentifikasi
diperkirakan

komponen-komponen

terkena

dampak

penting

lingkungan
akibat

yang
kegiatan

pengoperasian Bandara Tanjung Harapan


c. Melakukan

kajian

mendalam

terhadap

pengelolaan

dan

pemantauan lingkungan yang telah dilaksanakan.


d. Mengkaji dampak lingkungan yang timbul dari kegiatan Bandara
Tanjung Harapan yang sedang dan akan berjalan.
e. Melakukan evaluasi terhadap dampak besar dan penting yang
timbul dari kegiatan Bandara Tanjung Harapan yang sedang dan
akan berjalan.
Merumuskan

saran

tindak

berupa

arahan

pengelolaan

dan

pemantauan lingkungan yang harus dilakukan; yaitu dengan cara :

Menyusun alternatif penanganan dampak negatif, merencanakan


dan

melaksanakan

tindakan-tindakan

untuk

mencegah,

mengurangi atau menanggulangi dampak negatif yang telah dan


akan terjadi serta meningkatkan dampak positif yang telah dan
akan terjadi, sehingga kegiatan-kegiatan yang telah dan akan
dilaksanakan dapat memberikan manfaat yang optimal.

Merumuskan dan menetapkan langkah-langkah operasional yang


terjangkau

oleh

kemampuan

teknologi

berdasarkan

pertimbangan ekonomi dan institusional.

Sebagai umpan balik dalam rangka menyempurnakan sistem


pengendalian lingkungan ke dalam maupun keluar batas
kegiatan pelabuhan, sehingga tercipta mekanisme pengelolaan,

Penyusunan Amdal Pengoperasian Bandara

Hal - 6

termasuk batasan hak dan kewajiban serta lingkup tanggung


jawab masing-masing pengelola.
b. Kegunaan Studi
Kegunaan penyusunan Amdal kegiatan kebandarudaraan adalah:
a. Sebagai dasar upaya pencegahan kerusakan lingkungan baik
didalam areal bandara maupun diluar areal bandara yang
mungkin terjadi yang disebabkan oleh kegiatan operasional
Bandara Tanjung Harapan
b. Sebagai pedoman bagi pengelola Bandara Tanjung Harapan
dalam

membuat

keputusan-keputusan

mengenai

kegiatan-

kegiatan yang akan dilaksanakan.


c. Sebagai pedoman bagi Bandara Tanjung Harapan untuk
melaksanakan pengelolaan lingkungan di dalam areal bandara
dan daerah sekitarnya terutama untuk memaksimalkan dampak
positif dan meminimalkan dampak negatif.
d. Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan hukum yang berlaku.
2.2

Ruang Lingkup Pekerjaan


Ruang lingkup pekerjaan penyusunan Dokumen Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah menyusun sampai dengan
pengesahan dokumen Amdal kegiatan operasional bandara.
Dalam pelaksanaan pekerjaan Penyusunan AMDAL terdiri dari :
a. Persiapan
b. Inventarisasi kegiatan operasional Bandara.
c. Kajian terhadap kegiatan yang telah dan akan berjalan serta
kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang telah
dilakukan;
d. Inventarisasi penanganan permasalahan kuantitatif dan kualitatif;
e. Pengujian sampel analisis dan uji laboratorium kualitas kebisingan,
kualitas udara, kualitas air, sosial

ekonomi dan kesehatan

masyarakat.
f. Penyusunan laporan dan pengesahan Amdal.
Penyusunan Amdal Pengoperasian Bandara

Hal - 7

Dalam pelaksanaan penyusunan studi tersebut, disetiap tahapan


pekerjaannya konsultan pelaksana selalu berkoordinasi dan melibatkan
Dinas Perhubungan Udara termasuk kegiatan Survei lapangan
(pengambilan sample, dan lain-lain).
2.3

Komponen Kegiatan Yang Ditelaah


Berdasarkan sifat dan karakteristik kegiatan, maka komponen kegiatan
yang ditelaah karena diperkirakan dapat menimbulkan dampak besar
dan penting terhadap lingkungan hidup, pada tahap operasional adalah
sebagai berikut :
1). Pengoperasian prasarana bandara.
2). Pelayanan penumpang, barang dan jasa kebandarudaraan.
3). Pengoperasian sarana dan utilitas bandara.
4). Pemanfaatan fasilitas bandara.
5). Pengendalian pencemaran air.
6). Pengelolaan limbah padat dan limbah cair.
7). Pengendalian

batas-batas

Kawasan

Keselamatan

Operasi

Penerbangan dan Batas-batas Kawasan Kebisingan.


2.4

Lingkup Komponen Lingkungan Yang ditelaah

2.4.a Rona Lingkungan Hidup Awal


a) Komponen Fisik Kimia
1. Iklim.
2. Kondisi topografi.
3. Peruntukan lahan.
4. Kondisi prasarana jalan menuju lokasi kegiatan.
b) Komponen Biologi
Kondisi flora dan fauna di wilayah studi.
c) Komponen Sosial Ekonomi Budaya
1. Kepadatan penduduk
2. Interaksi sosial dan masyarakat.
3. Kesehatan masyarakat
4. Kondisi kamtibmas
Penyusunan Amdal Pengoperasian Bandara

Hal - 8

2.4.b Komponen Lingkungan Hidup Yang Ditelaah


Komponen

lingkungan

hidup

yang

ditelaah

adalah

komponen

lingkungan hidup di wilayah studi yang diperkirakan akan mengalami


perubahan mendasar, yaitu:
a) Komponen Fisik Kimia
1. Iklim, meliputi suhu, kelembaban udara, curah hujan, arah dan
kecepatan angin.
2. Kualitas udara dan kebisingan.
3. Fisiografi, meliputi kondisi topografi, struktur tanah dan geologi,
serta potensi gempa.
4. Hidrologi, meliputi pola aliran sungai, kondisi DAS, sistem
drainase alami, pemanfaatan air, serta kualitas air perairan dan
kuantitas air/air lairan.
5. Ruang, lahan dan tanah, meliputi tata guna lahan, peruntukan
tanah, rencana tata ruang dan rencana pengembangan wilayah.
6. Transportasi darat, meliputi kondisi prasarana jalan dan arus lalu
lintas, serta tingkat pelayanan jalan.
7. Keselamatan operasi Kebandarudaraan, meliputi persyaratan
operasi kebandarudaraan.
b) Komponen Biologi
1. Vegetasi darat meliputi berbagai jenis flora dan fauna darat,
termasuk

populasi

dan

keanekaragamannya,

serta

penyebaranannya.
2. Biota perairan, meliputi populasi dan keanekaragaman serta
penyebaran berbagai jenis flora air, serta biota perairan seperi
nekton, plankton, benthos, dan bakteri collie.
c) Komponen Sosial Ekonomi Budaya
1. Demografi,

meliputi

jumlah,

kepadatan

dan

penyebaran

penduduk, struktur penduduk, ratio beban tanggungan dan


pertumbuhan penduduk.
2. Kegiatan perekonomian masyarakat, meliputi pola pemilikan
lahan, kondisi ekonomi, kegiatan ekonomi masyarakat yang

Penyusunan Amdal Pengoperasian Bandara

Hal - 9

dominan, kesempatan kerja dan berusaha, dan kapasitas


ekonomi di wilayah studi.
3. Kondisi sosial budaya, meliputi agama dan kepercayaan, pola
kehidupan masyarakat sehari-hari, nilai budaya lokal, tingkat
pendidikan, sarana sosial masyarakat, tatanan sosial, dan
persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan.
4. Kesehatan masyarakat, meliputi jenis penyakit yang dominan,
fasilitas dan pelayanan kesehatan.
2.5

Isu-isu Pokok
Uraian isu-isu pokok yang dapat ditimbulkan akibat rencana usaha dan
atau kegiatan sesuai dengan pelingkupan. Tata cara pelingkupan
sebagaimana dimaksud di dalam penjelasan umum.

2.5.a Proses Pelingkupan Amdal


Penentuan

isu-isu

pokok

pembangunan/pengembangan

bandara

dilakukan melalui serangkaian proses pelingkupan Amdal seperti terlihat


pada uraian berikut:
1. Identifikasi Dampak Potensial
2. Evaluasi Dampak Potensial
3. Pemusatan Dampak Besar Dan Penting Hipotesis
2.5.b Lingkup Wilayah Studi
Wilayah studi Amdal pengoperasian Bandara Tanjung Harapan,
Kabupaten Bulungan, Propinsi Kalimantaran Utara ditentukan dengan
mempertimbangkan:
1. wilayah tapak kegiatan.
2. wilayah ekologis.
3. wilayah sosial.
4. wilayah administratif.
5. wilayah keselamatan operasi kebandarudaraan.
6. wilayah batas-batas kebisingan bandara.

Penyusunan Amdal Pengoperasian Bandara

Hal - 10

BAB III. METODOLOGI


3.1

Metode Pengumpulan dan Analisis Data

3.1.a Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data disesuaikan dengan komponen lingkungan
hidup yang akan ditelaah, mencakup pengumpulan data primer dan
sekunder, serta informasi lainnya yang terkait dan diperlukan dalam
rangka studi penyusunan Amdal operasional Bandara Tanjung Harapan
di Kabupaten Bulungan, Propinsi Kalimantan Utara
a. Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer dilaksanakan dengan pengamatan,
pengukuran atau pengambilan sampel langsung di lapangan serta
wawancara dengan masyarakat.
1. Data kualitas udara dan kebisingan, didapat melalui serangkaian
pengukuran di lapangan dan analisis laboratorium. Data ini akan
dipakai sebagai data dasar kondisi lingkungan saat ini dan
proyeksi kualitas udara dan kebisingan di masa mendatang.
Untuk pengukuran kebisingan dengan menggunakan perlatan
dan alat ukur yang ditetapkan oleh standar nasional yaitu NMS
(Noise Monitoring System). Untuk menentukan kondisi kualitas
udara dan kebisingan tersebut, dipergunakan ketentuan yang
tercantum dalam PP No. 4 tahun 1999, KEPMENLH No. 48 dan
No. 49 tahun 1999 dan SKEP Dirjen Perhubungan Udara No.
109 tahun 2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan
Kawasan Kebisingan Bandara. Pengukuran kualitas kebisingan
terdiri dari 10 titik dan pengukuran kualitas udara terdiri dari 10
titik.
2. Data kualitas air, didapat melalui serangkaian pengukuran di
lapangan dan analisis laboratorium. Data ini akan dipakai
sebagai data dasar kondisi lingkungan saat ini dan proyeksi
kualitas air di masa mendatang. Untuk menentukan kondisi
kualitas air tersebut, dipergunakan ketentuan yang tercantum
dalam PP No. 19 tahun 1999, PP No. 82 tahun 2001, dan
Penyusunan Amdal Pengoperasian Bandara

Hal - 11

KEPMENKES No. 416 tahun 1990. Pengukuran kualitas air


terdiri dari 10 titik.
3. Data tanah, didapat melalui serangkaian pengamatan dan
penelitian lapangan, serta analisis laboratorium.
4. Data lalu lintas darat, didapat melalui serangkaian pengamatan
dan pengukuran langsung di lapangan. Data ini akan dipakai
sebagai data dasar kondisi lingkungan saat ini dan proyeksi
kondisi lalu lintas darat karena keberadaan dan pengoperasian
bandara di masa mendatang.
5. Data biologi, baik vegetasi darat maupun biota air didapat melalui
serangkaian pengamatan di lapangan dan analisis laboratorium
(biota air). Data ini akan dipakai sebagai data dasar kondisi
lingkungan saat ini dan proyeksi kondisi komponen biologi di
masa mendatang.
6. Data sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat, didapat
melalui serangkaian pengamatan di lapangan dan wawancara
dengan responden yang dipilih secara acak (random sampling).
Data ini akan dipakai sebagai data dasar kondisi lingkungan saat
ini dan proyeksi kondisi sosial ekonomi budaya dan kesehatan
masyarakat di masa mendatang.
b. Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder dilaksanakan dengan mengumpulkan
data dan informasi dari instansi, lembaga, badan terkait dan sumbersumber yang relevan.
3.1.b Metoda Identifikasi Dampak
Untuk mengidentifikasi dampak potensial akan digunakan metodemetode matriks. Metode matriks ini akan memuat interaksi antara
komponen lingkungan pada kolom vertikal, serta komponen kegiatan
pada

lajur

diinteraksikan

horizontal.
antara

Untuk

melakukan

komponen

kegiatan

identifikasi
dengan

ini

akan

komponen

lingkungan, apakah ada interaksi atau tidak. Disini sifatnya masih


kualitatif, belum terlihat besar kecilnya dampak, langsung tidak
Penyusunan Amdal Pengoperasian Bandara

Hal - 12

langsungnya dampak, penting tidak pentingnya dampak, dan lain


sebagainya. Yang penting apabila diperkirakan ada pengaruh dari salah
satu

komponen

kegiatan

terhadap

lingkungan

tersebut

akan

terindentifikasi.
Langkah selanjutnya setelah melakukan identifikasi dampak yang
merupakan dampak potensial, maka akan dilakukan evaluasi dampak
potensial. Dasar evaluasi ini akan menggunakan pedoman pelingkupan
yang dikeluarkan oleh Badan Pengendali Dampak Lingkungan. Secara
garis besar di dalam mengevaluasi dampak potensial akan dipilih
dampak-dampak yang dianggap penting oleh pakar dan atau tokoh
mesyarakat dan atau instansi yang bertanggung jawab. Dengan
demikian hasil dari evaluasi dampak potensial ini nantinya akan berupa
daftar komponen lingkungan yang selanjutnya dilakukan pemusatan.
Hasil dari evaluasi dampak potensial seperti tersebut di atas,
selanjutnya dilakukan pemusatan atau pengelompokkan agar lebih
terfokus.

Pengelompokkan

dilakukan

berdasarkan

komponen

lingkungan atau berdasarkan sumber dampak. Dengan demikian hasil


dari pemusatan ini akan menjadi lebih sedikit atau lebih terfokus.
Komponen lingkungan hasil pemusatan ini merupakan dampak penting
hipotetik yang harus dikaji secara cermat dan mendalam untuk
membuktikan apakah dampak penting hipotetik ini terbukti sebagai
dampak yang penting dan besar atau tidak. Apabila terbukti sebagai
dampak penting dan besar berarti wajib dikelola. Komponen lingkungan
yang merupakan hasil pemusatan ini nantinya akan dikumpulkan
datanya, dianalisis kemudian dituangkan dalam Rona Lingkungan Hidup
Awal serta akan diperkirakan dan dievaluasi.
3.2

Metode Prakiraan Dampak Besar dan Penting

3.2.a Prakiraan Besaran Dampak


Besaran dampak dapat dihitung dengan cara menganalisis perbedaan
kualitas lingkungan hidup antara sebelum dan setelah adanya kegiatan
Penyusunan Amdal Pengoperasian Bandara

Hal - 13

pengembangan pelabuhan, dengan menggunakan metoda formal


ataupun metode non formal. Metoda yang dipergunakan dalam
memprakirakan besaran dampak adalah sebagai berikut:
a. Metode Formal
Melalui metoda ini, hubungan sebab akibat yang menggambarkan
pengaruh

kegiatan

lingkungan

tertentu

proyek

terhadap

dirumuskan

perubahan

dalam

bentuk

komponen
persamaan-

persamaan matematik. Pemilihan atas metoda prakiraan dampak


disesuaikan dengan masalah yang dihadapi.
Beberapa metode formal dilakukan terhadap komponen pencemaran
udara, kualitas air permukaan, flora, fauna, biota air, dan lain-lain.
Metode formal dipergunakan untuk memperkirakan besaran dampak
secara kuantitatif dengan memakai berbagai rumus empiris atau
model deskriptif, sebagai berikut:
1. Kualitas Udara
Rumus Gaussian adalah sebagai berikut:
C

Q
1 ( y 2 z2
exp[ ( 2 2 )
2 U y z
2 y z

Dimana :
C

: Konsentrasi debu pada koordinat (x,y,z), dalam mg/m 3

: Laju emisi debu pada sumber dalam mg/detik

: Kecepatan angin dalam meter/detik

y , z

: Koefisien dispersi dalam meter

2. Kebisingan
Kebisingan

akibat

kegiatan

operasional

pelabuhan

dapat

diprediksi dengan anggapan sebagai sumber titik dengan


menggunakan rumus sebagai berikut:
Leq = Lw-8-2 log1+10 log ( l/d tg 2 l/d) + d +l
Penyusunan Amdal Pengoperasian Bandara

Hal - 14

Dimana :
Lw

: Rata-rata yang ditimbulkan oleh satu kendaraan


(86+0.2 V+10 log (al+5a2)

: Kecepatan rata-rata (km/jam)

: Rata-rata volume lalu lintas (kendaraan/jam)

: Rata-rata spacing d = 1000 V/N

: Jarak minimum dari sumber ke titik perkiraan

: Nilai terkoreksi untuk difraksi damping

: Nilai terkoreksi untuk berbagai faktor

3. Kualitas Air
Kualitas air badan penerima setelah bercampur dengan limbah
cair kegiatan diprediksi dengan persamaan:
(Ca x Qa) + (CbxQb)
Cm =
Qa + Qb
Dimana :
Cm

: Konsentrasi parameter kualitas air, badan air setelah


bercampur dengan limbah cair kegiatan (mg/l)

Ca

: Konsentrasi parameter kualitas air, badan air setelah


bercampur dengan limbah cair kegiatan (mg/l)

Cb

: Konsentrasi parameter kualitas air limbah cair kegiatan


(mg/l)

Qa

: Debit badan air sebelum bercampur dengan limbah


kegiatan (m3/detik)
: Debit limbah cair kegiatan (m3/detik)

Qb

b. Metode Non-formal
Metoda

non

lingkungan

formal

yang

tidak

digunakan
dapat

untuk

parameter-parameter

dikuantifikasi,

sehingga

untuk

memperkirakan dampak dilakukan dengan professional judgment.


Penyusunan Amdal Pengoperasian Bandara

Hal - 15

Metode

non

formal

dilakukan

terhadap

komponen/parameter

lingkungan sosial ekonomi dan sosial budaya.


Metode ini merupakan metoda yang sederhana dan dilakukan
secara informal berdasarkan intuisi atau pengalaman dan wawasan
yang luas dari para tenaga ahli, antara lain sebagai berikut:
a. Analogi
b. Penilaian pakar (Profesional Judgment)
3.2.b Prakiraan Tingkat Pentingnya Dampak
Tingkat pentingnya dampak dapat diklasifikasikan dalam 2 kategori
yaitu dampak penting dan dampak tidak penting. Tingkat pentingnya
dampak dianalisis dengan mengacu pada Keputusan Kepala Bapedal
No. 056 tahun 1994, tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak
Penting.
3.2.c Sifat Dampak
Selain melakukan telaahan tersebut di atas, perlu diperhatikan pula sifat
dampak yang timbul, baik yang bersifat langsung maupun tidak
langsung.
Dalam hal ini perlu diperhatikan mekanisme aliran dampak pada
berbagai komponen lingkungan sebagai berikut:
1. Kegiatan menimbulkan dampak yang bersifat langsung terhadap
komponen sosekbud-kesmas.
2. Kegiatan menimbulkan dampak yang bersifat langsung terhadap
komponen fisik kimia, kemudian menimbulkan rangkaian dampak
lanjutan berturut-turut terhadap komponen biologi dan komponen
sosekbud-kesmas.
3. Kegiatan menimbulkan dampak yang bersifat langsung terhadap
komponen

biologi,

kemudian

menimbulkan

dampak

lanjutan

terhadap komponen sosekbud-kesmas.

Penyusunan Amdal Pengoperasian Bandara

Hal - 16

4. Kegiatan menimbulkan dampak yang bersifat langsung terhadap


komponen fisik kimia, kemudian menimbulkan dampak lanjutan
terhadap komponen sosekbud-kesmas.
5. Dampak yang timbul berlangsung saling berantai diantara komponen
sosekbud-kesmas itu sendiri.
6. Dampak-dampak

yang

timbul

tersebut

di

atas,

selanjutnya

menimbulkan dampak balik pada rencana kegiatan.


3.3

Metode Evaluasi Dampak Besar dan Penting


Evaluasi dampak besar dan penting bertujuan untuk melakukan kajian
secara komprehensif atas seluruh dampak besar dan penting yang
timbul secara holistis atau totalitas, serta mengkaji sebab akibat
terjadinya dampak besar dan penting tersebut.
Evaluasi dampak penting akan ditempuh melalui sintesis

- Penelaahan secara holistic segenap komponen lingkungan yang


diprakirakan akan mengalami perubahan mendasar karena kegiatan
proyek.
- Penelaahan persebaran dampak lingkungan yang disebabkan oleh
kegiatan proyek menurut ruang persebaran dampak.
- Penelaahan dampak rencana kegiatan yang bersifat strategis bagi
keperluan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Evaluasi dampak penting yang bersifat holistic tersebut ditujukan untuk
mensintensis dampak penting hipotetik sebagai berikut :
- Keterlanjutan ekologis di sekitar lokasi proyek yang dicirikan oleh
dampak kegiatan terhadap keanekaragaman hayati (flora dan fauna)
dan perairan.
- Kelanjutan sosial ekonomi desa-desa di sekitar lokasi proyek yang
dicirikan oleh aktivitas petani.
- Fungsi perairan sebagai berbagai macam kepentingan seperti
kegiatan pariwisata.

Penyusunan Amdal Pengoperasian Bandara

Hal - 17

Dalam evaluasi dampak penting ini diuraikan pula mengenai hasil


telaahan dampak penting dari rencana kegiatan. Hasil evaluasi ini
selanjutnya menjadi masukan bagi instansi yang berwenang untuk
memutuskan kelayakan lingkungan dari rencana usaha/kegiatan.
Penentuan arti penting perubahan kualitas lingkungan, dengan
mengacu

pada

Pedoman

Mengenai

Ukuran

Dampak

Penting

berdasarkan Pertauran Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang


AMDAL dan Keputusan Kepala Bappedal No. Kep-056/1994 tentang
Pedoman Ukuran Dampak Penting. Komponen lingkungan yang secara
potensial akan terkena dampak penting akan dievaluasi derajat
kepentingan dampaknya dengan metoda yang relevan antara lain
melalui diskusi, telaahan pustaka dan pertimbangan pakar (professional
Judgement).
3.3.a Telaahan Terhadap Dampak Besar Dan Penting
Telaahan terhadap dampak besar dan penting secara holistis atau
menyeluruh

dilakukan untuk mengetahui keterkaitan

antar masing-

masing dampak yang timbul apakah saling memperkuat (sinergis) atau


saling memperlemah (antagonis), dilakukan dengan memakai Metode
Leopold Yang Dimodifikasi (Lohani - Than), dengan tetap mengacu
pada pedoman mengenai ukuran dampak penting.
Hasil evaluasi dampak besar dan penting ini dipakai sebagai dasar
untuk menelaah kelayakan lingkungan dari kegiatan operasional bandar
udara ini.
3.3.b Telaahan Sebagai Dasar Pengelolaan Lingkungan
Telaahan terhadap dampak besar dan penting secara kausatif ini untuk
mengetahui proses sebab-akibat terjadinya dampak, serta mengetahui
jenis dampak primer, sekunder ataupun dampak tersier yang timbul,
dilakukan dengan memakai Metode Bagan Alur, dengan tetap
mempertimbangkan ciri dampak, kelompok manusia yang terkena
dampak, serta luas sebaran dampak.
Penyusunan Amdal Pengoperasian Bandara

Hal - 18

Hasil evaluasi dampak besar dan penting ini dipakai sebagai dasar
untuk melakukan pengelolaan lingkungan dari rencana kegiatan
pembangunan/pengembangan bandara. Penanganan dampak besar
dan penting dilakukan dengan merumuskan dan atau memformulasikan
pencegahan dan atau mitigasi dampak yang timbul, dan metoda
penanganannya,
lingkungan

antara

dengan

lain

dapat

pendekatan

dilakukan

teknologi,

dengan

sosial

rekayasa

budaya,

dan

pendekatan institusional/kelembagaan.

Penyusunan Amdal Pengoperasian Bandara

Hal - 19

BAB IV PELAKSANAAN STUDI


4.1

4.2

Identitas Pemrakarsa
Nama Instansi

Penanggung Jawab

Jabatan

Alamat

Telepon/Fax

Identitas Penyusun Amdal


Nama Perusahaan

Penanggung Jawab

Alamat

Tel/Fax

Tim Studi penyusunan Amdal Bandara, terdiri atas 7 (tujuh) orang tenaga
ahli dari berbagai disiplin ilmu yang terkait dengan lingkup kegiatan studi,
disajikan pada Tabel 4.1.

Penyusunan Amdal Pengoperasian Bandara

Hal - 20

Tabel 4.1 Tim Studi AMDAL Bandara


No
I
1

4.3

Jabatan/Keahlian
Tenaga Ahli
Ketua Tim/ Ahli Teknik Lingkungan

Klasifikasi
Ahli
Kepala
Ahli

Ketua Sub Tim Fisika - Kimia

3
4
5

Ahli Keselamatan Kebandarudaraan


Ahli Hidrologi / Fisik kimia
Ketua Sub Tim Biologi dan

Utama
Ahli Muda
Ahli Muda
Ahli

6
7

Sosekkesmas
Ahli Biologi
Ahli Sosial Ekonomi Kes Mas

Utama
Ahli Muda
Ahli Muda

II
1
2
3
4
5

Tenaga Pendukung
Surveyor
Operation Komputer
Sekretaris
Tenaga Keuangan
Office

Teknisi
Teknisi
Staff
Staff
-

Biaya Studi
Biaya yang diperlukan untuk melaksanakan studi Amdal Bandara
Tanjung Harapan di Kabupaten Bulungan, Propinsi Kalimantan Utara
dari dana APBN-P Tahun Anggaran 2016.
Pembiayaan studi AMDAL tersebut mencakup biaya untuk pengeluaran
gaji/upah

(honorarium

tenaga

ahli

dan

tenaga

pendukung),

pengumpulan data primer (survei lapangan) dan analisis laboratorium,


pengumpulan dan pengolahan data sekunder, peralatan kantor,
penggandaan dokumen Amdal, serta biaya untuk assistensi dan
pembahasan penilaian teknis dokumen Amdal dengan instansi yang
mengelola lingkungan hidup di tingkat Propinsi untuk dokumen Amdal
Bandara Tanjung Harapan serta untuk asistensi dan pembahasan
penilaian teknis dokumen Amdal dengan instansi yang mengelola
lingkungan hidup di tingkat Propinsi untuk dokumen Amdal Bandara
Tanjung Harapan di Kabupaten Bulungan, Propinsi Kalimantan Utara.
4.4

Waktu pelaksanaan studi

Penyusunan Amdal Pengoperasian Bandara

Hal - 21

Semua tahapan kegiatan penyusunan Amdal dalam jangka waktu 6


(enam) bulan kalender sejak ditanda tangani kontrak kerja.
No.

Kegiatan
1

1
2
3

Rencana Kerja Detail/Laporan Pendahuluan


Survei Lapangan
Laporan kajian kegiatan dan Pengelolaan/

4
5

Pemantauan yang telah dilakukan


Draft Laporan Amdal
Laporan Final Amdal dan pengesahan

4.5

Bulan ke
3
4
5

Kualifikasi Personil
Dalam

menyelesaikan

pekerjaan

penyusunan Amdal,

pelaksana

kegiatan wajib melibatkan Tenaga Ahli Profesional yang handal sesuai


dengan bidang dan pengalamannya masing-masing, sehingga tercapai
tingkat efesiensi dan efektifitas yang tinggi. Tenaga Ahli harus dipimpin
oleh Ketua Tim dan dituangkan dalam struktur organisasi.

Tenaga Ahli yang dibutuhkan untuk melakukan studi minimal adalah:


No
1
2
3

Posisi Dalam Tim

Pendidikan Pengalaman
(Min)
(Min)
Ketua Tim/
Ahli
S1
10
Teknik Lingkungan
Ketua Sub Tim Fisika
5
- Kimia
Ahli
Keselamatan
S1
3
Kebandarudaraan

Penyusunan Amdal Pengoperasian Bandara

Sertifikat AMDAL)
(Min)
B
B
(Pernah
mengerjakan studi
sejenis)
Hal - 22

Ahli Hidrologi / Fisik


kimia
Ketua Sub Tim Biologi
dan Sosekkesmas
Ahli Biologi
Ahli Sosial Ekonomi
Kes Mas

5
6
7

4.6

S1

S1

S1
S1

3
3

A
A

Jadwal Penugasan Personil


Konsultan

harus

menyusun

jadwal

penugasan

dengan

cermat

disesuaikan dengan jadual setiap tahap kegiatan dan waktu tersedia


sehingga seluruh sumberdaya yang ada dapat dimanfaatkan secara
maksimal.
4.7

Pelaporan
Jenisjenis laporan yang akan diserahkan oleh konsultan kepada
Pemberi Tugas adalah :
No
1.
2.

Jenis Laporan
Rencana Kerja Detail / Laporan Pendahuluan
Laporan Hasil Survey Lapangan dan Kajian Kegiatan yang telah
dan akan dilaksanakan dan Kajian kegiatan pengelolaan dan

3.
4.

pemantauan yang telah dilakukan.


Draft laporan Amdal
Laporan Final Amdal dan pengesahan

a. Rencana kerja Detail


Diserahkan 7 (tujuh) hari setelah kesepakatan ditandatangani.
Konsultan harus menyampaikan pemahaman terhadap TOR dan
rencana kerja detail, yang berisikan tahapan semua kegiatan yang
akan dilaksanakan, termasuk konsultasi dan verifikasi lapangan
yang akan dilakukan.

Digandakan sebanyak 2 eksemplar dan

dipresentasikan di hadapan pemberi tugas.


b. Laporan Hasil Survei Lapangan dan Kajian Kegiatan yang telah
dan akan dilaksanakan dan Kajian kegiatan pengelolaan dan
pemantauan yang telah dilakukan.
Penyusunan Amdal Pengoperasian Bandara

Hal - 23

Laporan ini sangat penting untuk membantu konsultan penyusun


Amdal agar bekerja lebih cepat dan mudah. Laporan ini harus
diserahkan 1 (satu) bulan setelah kontrak ditanda tangani dan
mendapat persetujuan dari pemberi tugas.
c. Draft Laporan Amdal
Laporan Amdal harus mengacu pada Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. Kep. 30/MENLH/10/1999 tentang Panduan
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan;
d. Laporan Final Amdal
Dibuat setelah draft laporan Amdal dinilai oleh instansi yang
mengelola lingkungan hidup sampai dengan dikeluarkannya Surat
Keputusan atas Analisis mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)
oleh instansi yang berwenang.
4.8

Kewajiban Konsultan
a.

Konsultan wajib menyusun laporan sesuai dengan ketentuan dan


peraturan yang berlaku.

b.

Konsultan wajib mengkonsultasikan hasil studi sesuai dengan


tahapan laporan kepada Tim Teknis Fungsional Pengendali
Dampak Lingkungan Dinas Perhubungan Udara, Departemen
Perhubungan, sebelum dibahas dengan intansi yang mengelola
lingkungan hidup di tingkat Pusat dan Propinsi.

c.

Konsultan wajib untuk mempresentasikan dan mensosialisasikan


hasil studi pada intansi yang mengelola lingkungan hidup di
tingkat

Pusat

dan

Propinsi

untuk

mendapatkan

surat

rekomendasi kelayakan lingkungan.


4.9

Ketentuan Lainnya
a.

Setiap anggota Studi Penyusunan Amdal operasional Bandara


Tanjung Harapan di Kabupaten Bulungan, Propinsi Kalimantan
Utara harus membuat Surat Pernyataan Sanggup melaksanakan
studi sampai disetujui di atas kertas bermaterai Rp. 6.000,- yang

Penyusunan Amdal Pengoperasian Bandara

Hal - 24

diketahui

oleh

Pimpinan

Perusahaan/Konsultan;

apabila

pemenang dalam pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan


surat pernyataan tersebut akan dikenakan sanksi pemotongan
sesuai surat perjanjian pemborongan yang telah disetujui
bersama.
b.

Tim Studi Penyusunan (Lembaga/Perusahaan) wajib membuat


secara

profesional

slide/transparan

sheet

atau

foto-foto

(berwarna) bagian-bagian laporan tersebut serta peta ukuran A3


untuk presentasi dan menyerahkan 2 (dua) set lengkap kepada
Pemrakarsa;
c.

Tim Studi Penyusun (Lembaga/Perusahaan) wajib mengadakan


penjelasan umum (expose) dihadapan intansi yang mengelola
lingkungan hidup di tingkat Propinsi. Dan menghadirkan pula
wakil-wakil

dari

Direktorat

Jenderal

Perhubungan

Udara,

Pemerintah Daerah, pakar/ahli yang sesuai dengan materi yang


perlu dibahas serta instansi-instansi terkait;
d.

Tim Studi Penyusunan (Konsultan) baru dapat dianggap telah


menyelesaikan Studi apabila Laporan Akhir Amdal yang disusun
tersebut telah mendapat Persetujuan tertulis (Rekomendasi
Kelayakan Lingkungan) dari intansi yang mengelola lingkungan
hidup di tingkat Propinsi.

4.10

Kepustakaan
Dalam menyusun laporan, dikemukakan sumber referensi, sumber data
dan informasi yang digunakan dengan mencantumkan penulis, penerbit
dan tempat penerbitannya.

4.11

Lampiran-Lampiran
Dilampirkan dokumen-dokumen yang relevan antara lain

a.

Surat Ijin rekomendasi yang telah didapat pemrakarsa;

b.

Surat-surat

tanda

pengenal,

surat

keputusan,

kualifikasi

lingkungan hidup, pengalaman personil dan rujukan bagi para


pelaksana dan peneliti serta penyusun Amdal;

Penyusunan Amdal Pengoperasian Bandara

Hal - 25

c.

Foto-foto (berwarna), slides atau transparan sheets yang dapat


menunjukkan pengambilan data primer dan menggambarkan
rona lingkungan awal (termasuk foto udara bila ada), usulan
kegiatan dan sebagainya.

d.

Diagram, peta, gambar, grafik serta tabel-tabel yang dapat


menyokong semua uraian yang diuraikan secara jelas dengan
ukuran yang selaras serta dapat mencantumkan sumbernya;

e.

Hal-hal yang dianggap perlu serta relevan untuk dimuat sebagai


lampiran.

4.12

Lain-Lain
Penulisan secara rinci tentang deskripsi kegiatan harus dicantumkan
dalam laporan Penyusunan Amdal.
Petunjuk dan ketentuan-ketentuan lain yang belum tercakup dan
merupakan tambahan/pelengkap, akan diberikan kepada Konsultan
sebagai kelengkapan Studi Penyusunan Amdal tersebut apabila
diperlukan.

Penyusunan Amdal Pengoperasian Bandara

Hal - 26

Anda mungkin juga menyukai