Anda di halaman 1dari 6

TUGAS AGENDA I

PERAN KEPEMIMPINAN
DALAM MENINGKATKAN INTEGRITAS SDM
DI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
PROVINSI SUMATERA SELATAN

Disusun Oleh :

Nama : Ahmad Wazri, S.TP., M.Si


NIP : 197410262007011011
Utusan : Dinas Pertanian TPH Prov. Sumsel
Kelompok : IV
Pembimbing : Ir. Tri Yusnanie, M.M

PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR (PKA) ANGKATAN II


PROVINSI SUMATERA SELATAN
TAHUN 2024
PERAN KEPEMIMPINAN
DALAM MENINGKATKAN INTEGRITAS SDM
DI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
PROVINSI SUMATERA SELATAN
(AHMAD WAZRI, S. TP., M. Si)

Pendahuluan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian kepemimpinan
adalah perihal pemimpin atau cara memimpin. Secara harfiah, kepemimpinan berasal dari
kata dasar “pimpin” yang memiliki arti mengarahkan, membina, mengatur, menuntun,
menunjukkan, atau memengaruhi.
Sedangkan menurut Gibson (1997) : kepimpinan adalah suatu upaya
penggunaan jenis-jenis pengaruh, bukan paksaan untuk memotivasi orang mencapai
tujuan. Demikian juga yang disampaikan oleh Subarini (2011), bahwa kepemimpinan
juga melibatkan pengaruh. Menurutnya kepemimpinan adalah suatu proses yang
melibatkan pengaruh, terjadi dalam konteks individu atau kelompok, dan melibatkan
pencapaian tujuan. Kedua definisi tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan
selalu melibatkan pengikut, sehingga memotivasi pengikut melalui pemenuhan
kebutuhannya menjadi hal penting ketika ingin menjadi pemimpin yang baik.
Secara etimologis, integritas berasal dari Bahasa Latin Integer yang artinya
seluruh. Menurut KKBI, integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang
menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang
memancarkan kewibawaan (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Dari dua
pengertian dasar tersebut maka sesuatu yang berintegritas merupakan sesuatu yang utuh
dalam keseluruhannya, sesuatu yang tidak terbagi, dimana nuansa keutuhannya
atau kebulatannya tidak dapat dihilangkan.
Berkaitan dengan integritas ASN pemerintah termasuk ASN yang bekerja di
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan maka
setiap ASN wajib setia dan taat kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, negara
dan pemerintah, serta wajib menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia seperti yang tercantum dalam Undang-undang
No. 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok Kepegawaian, serta perubahannya pada
Undang-undang No. 43 Tahun 1999, yang kini telah digantikan dengan Undang-
undang No. 5 Tahun 2014 dan yang terbaru Undang-undang No. 20 Tahun 2023 tentang
Aparatur Sipil Negara.
Berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. 41 Tahun 2016, Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura merupakan unsur pelaksana urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi di bidang pertanian sub
urusan tanaman pangan dan hortikultura. Dengan fungsi, antara lain perumusan
kebijakan, pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan, penyusunan program, penataan
prasarana pertanian, pengawasan mutu dan peredaran benih, pembinaan produksi,
pengendalian dan penanggulangan hama penyakit, penyelenggaraan penyuluhan,
pemberian izin usaha/rekomendasi serta pemantauan dan evaluasi. Agar dinas mampu
melaksanakan fungsi yang demikian kompleks tersebut, dinas harus memiliki perangkat
penunjang sumber daya manusia yang profesional baik di bidang teknis
maupun administrasi.
Struktur Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut :
1. Struktur Organisasi
a. Kepala Dinas
b. Kelompok Jabatan Fungsional
c. 1 (satu) Pejabat Ess. III. A : Sekretaris Dinas
d. 4 (empat) Pejabat Ess. III. A : Kepala Bidang
e. 4 (empat) Pejabat Ess. III. B : Ka. Unit Pelaksana Teknis Dinas
f. 27 (dua puluh tujuh) Ess. IV : Kepala Sub. Bagian dan Kepala Seksi
2. Tugas
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan
mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
pemerintah provinsi dan tugas pembantuan di bidang pertanian sub urusan tanaman
pangan dan hortikultura
3. Fungsi
a. Merumuskan kebijakan serta mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan di bidang
sarana prasarana, tanaman pangan, hortikultura, perbenihan, pengendalian
organisme pengganggu tanaman, pengolahan, pemasaran hasil dan penyuluhan
pertanian
b. Penataan prasarana pertanian
c. Pembinaan produksi di bidang tanaman pangan dan hortikultura
d. Pengawasan mutu peredaran benih tanaman serta sarana pertanian
e. Pengendalian dan penanggulangan hama penyakit tanaman pangan dan
hortikultura
f. Pembinaan pengolahan mutu dan pemasaran hasil pertanian
g. Penyelenggaraan penyuluhan dan pengembangan sumberdaya manusia
h. Pemberian izin usaha/rekomendasi teknis pertanian tanaman pangan dan
hortikultura
i. Pemantauan dan evaluasi
j. Pelaksanaan administrasi dinas
Analisis Permasalahan
Salah satu faktor pendukung keberhasilan sebuah organisasi adalah
manajemen SDM, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam sebuah organisasi yaitu
sumber daya manusianya, pada dasarnya sebuah organisasi memiliki sumberdaya
manusia yang berbeda-beda, baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas yang
akan mempengaruhi perkembangan organisasi dan organisasi juga memiliki sumber
daya manusia dengan perilaku yang berbeda-beda dan sulit untuk disatukan. Perilaku
dari SDM sangat penting untuk dibina kearah yang lebih baik agar
terciptanya pegawai yang ber-integritas.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan
mengelola SDM sebanyak 237 orang ASN dan 1493 orang non ASN dan tidak berada
dalam satu kesatuan perkantoran yang sama. Jumlah terbanyak adalah Tenaga
Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian (PPEP) sebanyak 1.400 orang dan tersebar
di 17 kab./kota se-Sumatera Selatan.
Permasalahan atau isu-isu terkait dengan integritas Pegawai dalam sebuah
organisasi dipengaruhi oleh 2 faktor :
1. Faktor Internal
Permasalahan yang dihadapi di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan dalam faktor internal yaitu kepribadian
atau karakteristik masing-masing pegawai yang sulit di ubah. Hal ini dapat dilihat
seperti adanya oknum pegawai yang bermalas-malasan dalam menjalankan
tugas, tidak jujur, keluar pada jam kerja dan kurang bertanggungjawab dalam
mengerjakan tugas. Yang mana kepribadian dari pegawai ini sudah tertanam dalam
dirinya yang dipengaruhi lingkungan, budaya dan lainnya. Hal ini yang menjadi
kendala bagi pimpinan dalam pembinaan integritas karena sulitnya mengubah sikap
dan perilaku dari pegawai itu sendiri.
2. Faktor Eksternal
Kendala eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar dinas yang bisa
membatasi kinerja dari sebuah organisasi, seperti lingkungan pegawai diluar
kantor, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat dan pergaulan dari
pegawai bisa mempengaruhi integritas pegawai dalam bertugas.
Terkait dengan faktor eksernal tersebut maka pimpinan juga tidak bisa mengawasi
maupun ikut campur terhadap pegawai jika terjadi di luar kantor. Hal ini sangat sulit
untuk dilakukan pembinaan sebab hal itu diluar wewenang dari pimpinan
untuk membina integritas pegawai. Namun ini hal ini tergantung kepada
masing-masing dari pegawai dalam menjalankan professionalitasnya sebagai aparatur
sipil negara.
Untuk mewujudkan jiwa integritas pada pegawai dalam berinovasi,
diperlukan suatu cara jitu yang harus dilakukan oleh seorang pimpinan
instansi pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi Sumatera Selatan. Pemimpin dapat mengatur kegiatan yang biasa dilakukan
sebelumnya menjadi wajib dilakukan agar merubah minset atau pola pikir pegawai itu
sendiri.

Peran Kepemimpinan
Peran Kepemimpin dalam Pembinaan Integritas Pegawai Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan dapat dilakukan melalui :
a. Menetapkan standar integritas
Pemimpin harus menetapkan standar integritas yang jelas dan menjelaskan apa yang di
harapkan dari pegawai dalam hal integritas.
b. Memberikan contoh kepemimpinan
Pemimpinn harus menjadi teladan dalam mempraktekkan integritas dan
memplihatkan bagaimana hal itu diterapkan dalam pekerjaan mereka.
c. Menegakkan Sanksi
Pimpinan harus menegakkan sanksi terhadap pegawai yang melanggar integritas dan
memastikan bahwa tindakan mereka tidak sesuai aturan yang berlaku.
d. Memberikan Reward
Pimpinan memberikan reward, pujian atau penghargaan kepada pegawai
yang mempraktekan integritas dan menunjukan komitmen mereka terhadap nilai-nilai
integritas.
e. Memberikan pelatihan / workshop
Pimpinan Menyediakan fasilitas dan sarana pelatihan untuk pegawai dalam
memahami dan mempraktekan integritas dalam pekerjaan mereka.
f. Menciptakan budaya integritas
Pemimpin harus menciptakan budaya integritas agar dihormati dan diakui sebagai
salah satu nilai yang terpenting dalam sebuah organisasi atau dinas.
Pada dasarnya pembinaan pegawai merupakan hal mutlak dan harus
ada dalam sebuah instansi atau organisasi demi terwujudnya pegawai berkarakter dan
bersumber daya unggul. Dengan melakukan tugas-tugas ini pemimpin dapat
membantu membangun budaya integritas dan memastikan bahwa pegawai
memahami dan mempraktekan integritas dalam pekerjaan mereka"

Upaya yang dapat dilakukan dalam Pembinaan Integritas Pegawai Dinas


Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan antara lain :
1. Mengingatkan rekan kerja atau bawahan untuk bertindak sesuai nilai norma dan etika
organisasi dalam segala situasi dan kondisi
2. Menjelaskan kepada rekan kerja atau bawahan agar inisiatif dan berinovasi untuk
meninggalkan zona aman serta menghilangkan pola piker linier dan monoton,
seperti melakukan sesuatu yang sudah biasa saja, tidak ada perkembangan atau
pembaharuan sama sekali
3. Menjelaskan kepada bawahan atau rekan kerja mengenai prosedur standar
pelayanan yang berlaku sebagai upaya meningkatkan pelayanan public yang efektif
dan efisien
4. Mengembangkan kemampuan (skill)
5. Proaktif mencari peluang perbaikan pelayanan dalam upaya untuk meningkatkan
pemberian pelayanan public.

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
peran pemimpin sangat penting dalam meningkatkan integritas pegawai di Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan. Pemimpin
harus menetapkan standar integritas yang jelas dan memberikan contoh yang baik
melalui tindakan mereka sendiri. Pemimpin juga harus menegakkan sanksi yang adil
terhadap pegawai yang melanggar standar integritas. Selain itu, pemimpin harus
memberikan pujian dan penghargaan kepada pegawai yang mempraktekkan
integritas dan memberikan pelatihan dan Pendidikan untuk meningkatkan
pemahaman dan mempraktekan integritas dalam pekerjaan mereka.
Sehingga diharapkan melalui upaya-upaya ini, pimpinan dapat
membantu membangun budaya integritas dan memastikan bahwa pegawai
memahami dan mempraktekan integritas dalam pekerjaan mereka. (AW)

Anda mungkin juga menyukai