Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL TESIS

Oleh :
RAHIMINSYAH
NIM : 20.230.02

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BINA INSAN LUBUKLINGGAU
2021/2022
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara lahir

dalam dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara

sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945,perlu dibangun aparatur sipil negara yang

memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih

dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan

pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur

perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Peranan dan kedudukan Aparatur Sipil Negara (ASN) sangat penting dan

menentukan karena pegawai negeri merupakan unsur aparatur Negara dalam

menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan dalam rangka

mencapai tujuan nasional. Tuntutan organisasi untuk memperoleh,

mengembangkan, dan mempertahankan sumberdaya yang berkualitas semakin

mendesak sesuai dengan dinamika lingkungan dan teknologi yang selalu

berubah.

Untuk mencapai tujuan organisasi sesuai dengan apa yang diharapkan, maka

kinerja pegawai yang optimal sangat dibutuhkan kinerja (prestasi kerja) adalah hasil

kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan padanya (Prabu, dalam

Anggita dkk 2013 : 161). Namun pada prakteknya,terkadang banyak kendala yang
mempengaruhi kinerja pegawai seperti kepemimpinan,disiplin, motivasi, lingkungan

kerja, budaya organisasi, komunikasi, perilaku organisasi, pelatihan dan lain

sebagaainya. Dalam penelitian ini masalah yang akan diteliti adalah gaya

kepemimpinan, disiplin dan pelatihan.Pimpinan dapat diartikan sebagai seorang

pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan

kelebihan disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain

untuk bersama-sama melakukan aktifitas-aktifitas tertentu, demi pencapaian satu

atau beberapa tujuan.

Pada kepemimpinan, faktor subjektivitas manajer tidak bisa terlepas dari

kepribadiannya, yaitu arti yang telah dipengaruhi oleh lingkungan atau

pendidikan serta kultur sosial. Siswanto.( 2010) Kepemimpinan memainkan

peranan penting, dominan, krusial, dan kritikal dalam keseluruhan kegiatan

ataupun upaya untuk meningkatkan prestasi kerja, baik pada tingkat individual,

pada tingakat kelompok, dan pada tingkat organisasi.

Kepemimpinan dikatakan berhasil apabila para pemimpin mampu

mengelola atau mengatur organisasi secara efektif dan mampu melaksanakan

kepemimpinan secara efektif pula, dan pada gilirannya tujuan organisasi akan

tercapai.

Disiplin dalam organisasi memiliki tujuan agar setiap pegawai yang berada

dalam organisasi bersedia dengan ikhlas dan sukarela mematuhi, serta mentaati setiap

tata tertib dan peraturan yang berlaku tanpa adanya unsure paksaan. Sastrohadiwiryo

dalam Irmawati (2014 : 115) berpendapat bahwa disiplin kerja sebagai suatu sikap

menghormati,menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku,

baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan
menerima sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan.

Pelatihan sebagai bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk

memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pendidikan yang

berlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang lebih

mengutamakan pada pratik daripada teori. Pelatihan merupakan proses secara

sistematis mengubah tingkah laku pegawai untuk mencapai tujuan organisasi.

Pelatihan berkaitan dengan keahlian dan kemampuan pegawai untuk

melaksanakan pekerjaan saat ini. Pelatihan memiliki orientasi saat ini dan

membantu pegawai untuk mencapai keahlian dan kemampuan tertentu agar

berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya (Rivai, 2013:213)

Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Rawas adalah salah satu

instansi Pemerintahan di lingkungan Kabupaten Musi Rawas yang bertugas membantu

Bupati menyelenggarakan kewenangan Pemerintahan Daerah dibidang ketahanan

pangan yang bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan pangan, keamanan

pangan serta aksesibilitas pangan. Adapun tugas pokok Dinas Ketahanan Pangan

Kabupaten Musi Rawas yakni, perumusan kebijakan daerah di bidang

ketersediaan pangan, kerawanan pangan, distribusi pangan, cadangan pangan,

penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan; pelaksanaan kebijakan

daerah di bidang ketersediaan pangan, kerawanan pangan, distribusi pangan,

cadangan pangan, penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan;koordinasi

penyediaan infrastruktur dan pendukung dibidang ketersediaan pangan,

kerawanan pangan, distribusi pangan, cadangan pangan, penganekaragaman

konsumsi dan keamanan pangan; peningkatan kualitas sumber daya manusia di

bidang ketersediaan pangan, kerawanan pangan, distribusi pangan, cadangan


pangan, penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan.

Peningkatan hasil produksi yang berkelanjutan menuntut adanya

sumberdaya manusia yang berkinerja tinggi. Pegawai yang memiliki sikap

pengabdian, disiplin dan kemampuan profesional sangat mungkin mempunyai

prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya. Pegawai yang profesional dapat

diartikan sebagai sebuah pandangan untuk selalu berfikir, kerja keras, bekerja

sepenuh waktu, disiplin, jujur, loyalitas tinggi, dan penuh dedikasi demi

keberhasilan pekerjaannya (Hamid, 2003).

Dari observasi dan informasi yang didapatkan dari Kepala Sub Bagian

Umum dan Kepegawaian menurunnya kinerja pegawai Dinas Ketahanan Pangan

Kabupaten Musi Rawas disebabkan oleh kedisiplinan kerja pegawai yang

menurun, paling mudah terlihat dari ketepatan waktu datang ke kantor , dimana

dari total pegawai yang ada rata-rata setiap harinya ada 6% - 10% pegawai yang

datang terlambat. Selain dilihat dari keterlambatan dalam waktu datang kantor,

menurunnya disiplin kerja pegawai .

Kinerja pegawai Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Rawas juga

dapat diukur melalui penyelesaian tugasnya secara efektif dan efisien serta

melakukan peran dan fungsinya dan itu semua berhubungan linear dan

berhubungan positif bagi keberhasilan suatu Organisasi Perangkat Daerah.

Terdapat faktor negatif yang dapat menurunkan kinerja pegawai, diantaranya

adalah menurunnya keinginan pegawai untuk mencapai prestasi kerja, kurangnya

ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan sehingga kurang menaati

peraturan, pengaruh yang berasal dari lingkungannya, teman sekerja yang juga
menurun semangatnya dan tidak adanya contoh yang harus dijadikan acuan dalam

pencapaian prestasi kerja.

Walaupun berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kinerja

pegawai, namun kenyataannya masih ada oknum pegawai Dinas Ketahanan

Pangan Kabupaten Musi Rawas yang belum maksimal melaksanakan tugasnya

Penyebab belum optimalnya kinerja pegawai, yakni meninggalkan tempat

kerja pada jam kerja dengan persentase tertinggi yakni sebesar 20 persen, diikuti

oleh terlambat masuk kerja sehingga tidak dapat mengikuti kegiatan apel sebesar

10 persen, tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas sebesar 5 persen dan tidak

melaksanakan tugas sebagaimana mestinya, seperti sering bersantai-santai,

banyaknya waktu luang pegawai yang dimanfaatkan untuk mengobrol dengan

teman kerjanya dan sebagainya. Selain itu, masih ada pegawai yang tidak mampu

meningkatkan prestasi kerjanya, inisiatif atau prakarsa yang kurang, dan kurang

kerjasama antara sesama pegawai sehingga masih ada gap yang ditunjukan

dengan adanya kelompok-kelompok kecil di dalam organisasi yang terkesan

tidak adanya kekompakan satu sama lain.

Adanya pola prosentasi tertinggi yang absen/mangkir dan terlambat hadir

disebabkan adanya transisi pengantian kepemimpinan yang baru dan adanya

berubahan peraturan kedisplinan dan tambahan penghasilan pegawai. Dengan

adanya permasalahan pegawai yang nilainya negatif akan berpengaruh terhadap

pelayanan dan berkurangnya untuk pembayaran tambahan penghasilan pegawai.

Beban pekerjan yang tidak seimbang karena didapati pekerjaan yang menumpuk

disalah seorang pegawai sehingga tidak dapat terselesaikan dengan baik. Kualitas

pekerjaan juga menurun bahkan kesalahan yang terjadi cenderung kurang


disiplin.Permasalahan ini merupakan indikasi bahwa terjadi penurunan kinerja

pada saat kurang motivasi dan pengawasan, oleh karena itu Dinas Ketahanan

Pangan Kabupaten Mus Rawas harus melakukan audit system secara menyeluruh

untuk meningkatkan kinerja pegawai

Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Rawas termasuk salah satu

instansi yang kurang menyediakan kesempatan promosi kerja bagi pegawainya.

Hal ini sering menimbulkan kejenuhan bagi pegawai karena selalu menangani

bagian itu saja,tanpa ada variasi pekerjaan maupun promosi perkerjaan yang

berhubungan dengan jenjang karir. Selain itu juga terdapat beberapa macam faktor

lain yang membuat hal ini terjadi. Seperti kurangnya motivasi dari pegawai untuk

bekerja lebih giat. Hal ini disebabkan karena pengaruh dari teman sekerja yang

juga menurun semangatnya. Gaya kepemimpinan yang kurang tepat disinyalir

menjadi penyebab kurangnya motivasi dan semangat para pegawai untuk bekerja

secara maksimal. Selain itu juga beban kerja yang dirasa cukup tinggi oleh para

pegawai. Beban kerja yang tinggi tidak diikuti dengan jumlah insentif atau

kompensasi yang seimbang dari instansi.

Kurang tegasnya pemimpin dalam memberikan sanksi kepada pegawai yang

tidak disiplin menyebabkan tingginya angka absensi pegawai yang berpengaruh

terhadap menurunnya kualitas , kuantitas dan terget tujuan organisasi yang telah

ditetapkan Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Rawas. Tidak

tegasnya pemimpin dalam memberikan sanksi kepada pegawai yang tidak disiplin

juga membuat beberapa dari pegawai merasa iri terhadap temannya yang tidak

disiplin namun tidak diberi sanksi yang tegas oleh pemimpin sehingga
menyebabkan pegawai lain juga ikut-ikutan untuk tidak disiplin dalam hal ini

tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas

Menurut pengamatan penulis, kinerja pegawai Kantor Dinas Ketahanan

Pangan Kabupaten Musi Rawas belum optimal, sehingga perlu perubahan kearah

yang lebih baik. Misalnya masih ada pegawai yang tidak mentaati jam kerja,

seperti pulang sebelum waktunya, meninggalkan tempat kerja pada waktu jam

kerja masih adanya pegawai yang suka duduk santai pada jam kerja, semangat

untuk menjalankan aktivitas masih rendah dan keterlambatan jadwal dalam

proses penyusunan laporan dari jadwal yang sudah ditetapkan. Kondisi ini

mencerminkan bahwa pegawai belum memiliki tanggungjawab terhadap

organisasi. Hal tersebut terjadi karena kepemimpinan yang belum sesuai dengan

keinginan pegawai, masih kurangnya komunikasi antara atasan dan bawahan

menyebabkan pemimpin tidak mendengarkan keluhan pegawai sehingga bawahan

tidak dapat menyelesaikan setiap persoalan kerja. Gambaran bahwa pemimpin

yang memberikan dorongan bagi pegawai,terlihat adanya hubungan yang erat

antara motivasi dan pemuasan kebutuhan dari dalam diri pegawai. Implikasinya

adalah berbentuk perilaku perilaku orang perorang dalam organisasi, seperti

misalnya tingkat produktivitas, tingkat kemangkiran dan lain sebagainya .

Selain itu masih ada keluhan pegawai tentang pelatihan yang tidak merata

sehingga masih ada pegawai yang melakukan pelanggaran-pelanggaran ditempat

kerja. Faktor pelatihan merupakan aktivitas yang diprogram untuk meningkatkan

keahlian-keahlian, pengalaman, dan pengetahuan. Kegiatan pelatihan lebih

diarahkan pada pemenuhan jangka pendek untuk tugas-tugas operasional. Output


yang diharapkan dari pelatihan adalah terciptanya sumber daya manusia yang

terlatih sehingga mampu mengerjakan tugas operasional jangka pendek dengan

lebih baik. Pegawai yang tidak mendapatkan pelatihan akan belajar lebih panjang

dalam mengerjakan tugas operasional yang belum pernah diembannya. Demikian

pula pegawai yang tidak mendapatkan pelatihan akan realtif lebih sulit

menyelesaikan tugas operasional dengan lebih efektif karena tidak ada update

terhadap kemampuan teknik dalam menyelesaikan pekerjaan.

Pelatihan merupakan bagian dari pengembangan pegawai dalam suatu

organisasi. Hal ini dikarenakan pelaksanaannya nanti akan menguntungkan

individu pegawai khususnya dan organisasi pada umumnya. Sehingga nantinya

pegawai akan mampu melaksanakan tugas-tugas yang diberikan. Pelatihan dapat

meningkatkan kinerja seorang pegawai baik dalam penanganan pekerjaan

yang ada saat ini maupun pekerjaan yang ada pada masa yang akan datang

sesuai bidang tugas dan fungsinya dalam organisasi. Dalam hal ini pegawai di

Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Rawas belum memiliki kemampuan

dan keahlian yang sesuai dengan tugas yang di berikan oleh atasannya.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti mengambil judul “

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Pelatihan Terhadap

Kinerja Pegawai Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Rawas ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas maka

masalah-masalah yang dapat di identifikasikan oleh penulis sebagai berikut :

1. Gaya Kepemimpinan
a. Kurangnya komunikasi dan pendeketan emosional serta bimbingan

terhadap bawahan

b. Belum menciptakan susana yang konduktif dan memberikan perhatian

kepada pegawai

c. Kurangnya pemberian arahan dan panduan serta pola kerja yang terjadwal

secara spesifik terhadap bawahan

d. Kurang mendekatkan diri kepada bawahan

2. Disiplin

a. Adanya pegawai yang datang dan pulang kerja tidak sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan

b. Masih ada pegawai yang mengulur waktu dalam menyelesaikan pekerjaan

c. Masih ada pegawai yang belum mampu mengatur waktu dalam bekerja

d. Masih ada pegawai yang keluar kantor pada jam kerja untuk kepentingan

pribadi, tanpa izin

3. Pelatihan

a. Masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan terhadap tugas yang

diemban

b. Pegawai yang mengikuti pelatihan bukanlah pegawai yang bersangkutan

tetapi pegawai yang mempunyai tupoksi yang lain

c. Pembagian pegawai yang mengikuti pelatihan tida merata

d. Terbatasnya anggaran untuk pelatihan

4. Kinerja

a. Belum tercapainya tujuan dan standar kerja yang telah ditetapkan

b. Belum optimalnya kinerja pegawai dilihat dari kualitas pekerjaannya.


c. Terdapat pegawai yang belum mampu memberikan solusi atau ide untuk

menyelesaikan permasalahan dalam pekerjaannya

d. Terdapat pegawai yang tidak bias bekerja dalam tim, dalam menjalankan

tugas yang diberikan

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas, terdapat beberapa factor

yang mempengaruhi kinerja. Dalam penelitian ini dibatasi pada Gaya

Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Pelatihan karena factor-faktor tersebut terkait

pengaruhnya terhadap kinerja pegawai. Adapun pegawai dimaksud adalah seluruh

pegawai yang bekerja di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Rawas

D. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian masalah dan pendekatan teori tersebut maka penelitian

ini memiliki beberapa rumusan masalah, yaitu :

1. Seberapa besar pengaruh Gaya Kepemimpinan secara parsial terhadap kinerja

pegawai di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Rawas ?

2. Seberapa besar pengaruh Displin secara parsial terhadap kinerja pegawai di

Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Rawas ?

3. Seberapa besar pengaruh Pelatihan secara parsial terhadap kinerja pegawai di

Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Rawas ?

4. Seberapa besar pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Displin secara simultan

terhadap kinerja pegawai di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Musi

Rawas ?
5. Seberapa besar pengaruh Gaya Kepemimpinan, Displin dan Pelatihan secara

simultan terhadap kinerja pegawai di Kantor Dinas Ketahanan Pangan

Kabupaten Musi Rawas ?

E Tujuan dan Manfaat penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja

pegawai Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Rawas.

2. Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai

Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Rawas.

3. Untuk mengetahui pengaruh pelatihan pegawai terhadap kinerja pegawai

Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Rawas.

2. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap bahwa dengan adanya penelitian ini dapat membawa

manfaat kepada beberapa pihak sebagai berikut :

1. Bagi Akademisi penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

tambahan dalam mengembangkan keilmuan di bidang manajemen

sumber daya manausia tentang berbagai faktor yang dapat

mempengaruhi kinerja pegawai, khususnya untuk variabel disiplin, gaya

kepemimpinan dan pelatihan.

2. Bagi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Rawas Penelitian ini


dapat digunakan sebagai masukan dan pengetahuan tambahan tentang

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai, khususnya

dilihat dari faktor disiplin kerja, gaya kepemimpinan dan pelatihan.

3. Bagi penelitian ini dapat dijadikan masukan tempat peneliti bekerja

untuk mendalami tentang pengembangan sumber daya manusia di Dinas

Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Rawas

Anda mungkin juga menyukai