Anda di halaman 1dari 10

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SATYABHAKTI

KONSEP DAN MAKNA HEDONISME DITINJAU DARI KISAH ORANG MUDA KAYA
(MATIUS 19: 16-22)

MAKALAH DISERAHKAN KEPADA


AMELIA KIMBERLYANN RUMBIAK, M.A., M,Th
UNTUK MEMENUHI SYARAT DALAM MATA KULIAH
STUDY PERJANJIAN BARU

OLEH
RAFIKA JESSSY

MALANG, 25 SEPTEMBER 2022


KONSEP DAN MAKNA HEDONISME DITINJAU DARI KISAH ORANG MUDA KAYA
(MATIUS 19: 16-22)

Pendahuluan
Kehedonisme merupakan suatu sudut pandang buruk yang terjadi di kalangan
masyarakat moderen saat ini. Kata hedonisme ini adalah bagaimana cara orang menjalani
kehidupannya dengan bergantung terhadap materi untuk kesenangan diri sendiri atau lebih
tepatnya hidup yang berfoya-foya, faktor buruk dalam tindakan kehedonisme ini dapat
membuat orang menjadi jauh dari Allah. Itu sebabnya dalam pembahasan ini pengaitan
dengan kehedonisme dikaitkan dengan seorang pemuda yang kaya dalam (Matius 19: 16-22)
Seseorang yang muda dan kaya pada waktu itu datang dan menghampiri Yesus,
kemudian dia bertanya perihal bagaimana ia dapat masuk kedalam kerajaan sorga, orang ini
adalah orang baik yang sudah menuruti segala perintah Allah dengan tidak membunuh, tidak
berzinah, tidak mencuri, tidak mengucapkan saksi dusta, menghormati ayah dan ibunya, serta
mengasihi sesama manusia yang ada. Tetapi Yesus berkata, jika dia ingin masuk kedalam
kerajaan sorga maka ia harus memberikan segala kekayaan miliknya kepada orang-orang
tersebut. Orang muda yang kaya itu pada akhirnya pergi dengan hati yang sedih. Sehingga
terjadilah beberapa keganjilan kenapa pada saat itu dia bersedih ketika mendengar perintah
dari pada Yesus, seharusnya pemuda itu merasa senang ketika dia sudah mendengar jawaban
perihal pertanyaan bagaimana untuk dapat masuk kedalam kerajaan sorga.
Pengaitan dalam cerita ini dapat dilihat dalam kehidupan dimasa modern yang ada
dikarenakan banyaknya orang tidak mengerti perihal tentang pengumpulan harta yang benar,
sehingga banyak orang tidak mengerti bahwa dalam pengumpulan harta yang ada di bumi
ngengat dan karat juga dapat merusaknya, tetapi dalam pengumpulan harta yang ada di surga
akan kekal selamanya. Sehingga muncul suatu kata kehedonisme yang terjadi dalam
kehidupan setiap orang, dampak dari kehedonisme ini banyak sekali orang-orang terfokus
dengan pengumpulan harta yang ada didunia untuk melakukan hal-hal yang tidak berguna
seperti mengahalalkan segala cara untuk mendapatkan kebahagiaan, dan banyak membuang-
buang uang untuk kepentingan diri sendiri, lebih memikirkan apa yang menjadi keinginannya
semata, tetapi berbicara kehedonisme ini terjadi juga kepada orang yang dalam kalangan apa
saja karena dijaman yang modern juga terdapat banyak sekali orang yang nyatanya hidup
didalam kehedonisme tersebut. Berikut ini adalah penjelasan terkait konsep dan makna
hedonisme yang ditinjau dari orang muda yang kaya (Matius 19: 16-22).
Mengenal Pertumbuhan untuk Membangun Kehidupan yang Benar

Penulis Injil Matius ditulis oleh Matius pemungut cukai, seperti yang dicatat dalam
ayat Matius 9: 10 dan kemudian dia menjadi rasul pada ayat Matius 9:9, dari latar belakang
Injil Matius tersebut ditulis pada tahun 50-52 M, sekitar dua puluh tahun pada saat kenaikan
Yesus terjadi disaat itulah gereja kristen mula-mula berdiri sehingga begitu banyak orang
Yahudi dan juga non-Yahudi pada waktu itu yang dapat menerima Injil dan kemudian
menjadi Kristen. Namun dibutuhkan teks Kristen yang sesuai untuk untuk dapat
mengajarkan orang-orang Yahudi tersebut serta melatih iman mereka. Kitab Injil Matius ini
merupakan kitab Injil ketiga yang pada waktu itu ditulis.
Fokus untuk penerima atau pembaca injil matius lebih kepada orang Kristen Yahudi.
Sehingga hal tentang Kristen Yahudi, adalah bahwa mereka sangat terikat dalam
etnosentrisme, yang membuat sulit bagi mereka untuk membuka hati kepada kaum non-
Yahudi. Orang-orang Yahudi berpikir bahwa hanya mereka lah satu-satunya yang menjadi
bangsa pilihan Allah sehingga merekapun sangat mempercayai akan hal tersebut. Sehingga
mereka kemudian menganggap bahwa orang-orang non-Yahudi sebagai “anjing” atau “babi”
(Mat 7:6; 15:26). Mereka bahkan juga menolak sesama Yahudi diaspora dan luar negeri,
karena mereka yang dari tanah non-Yahudi sudah terpengaruh dengan budaya non-Yahudi.
Penulisan Injil Matius ini dapat dilihat dari karakteristik menjelaskan bagaimana injil
ini berupa pesan-pesan penting untuk semua orang kristen untuk mengetahuinya iman yang
akan dibangun pada dasar yang lebih kuat mempersiapkan menjadi orang-orang yang tepat.
Karena Injil ini memberikan kita pertumbuhan, dimana dalam membangun kehidupan yang
benar.1 Begitupun juga melihat dari situasi pada masa moderen saat ini perlunya untuk
membangun iman menjadi hal yang sangat penting, melihat dari situasi yang semakin
berkembang begitu banyak sekali orang-orang berpikir dengan sudah banyak melakukan hal
baik mentaati perintah-perintah Allah saja maka itu adalah hal yang cukup untuk menjadi
orang-orang yang benar dan tepat. Tetapi begitu banyak kekeliruan yang terjadi di karenakan
dengan melakukan kebaikan saja tidak cukup apalagi untuk menerima keraajan Allah karena
orang-orang dimasa moderen saat ini yang menjadi permasalahannya adalah dapat berbuat
baik tetapi tidak lepas dengan kehidupan yang masi ingin hidup menurut kesenangan-
kesenangan mereka yang dikatakan hedonisme atau (hidup berfoya-foya). Sehingga dapat di
perhatikan melalui kisah orang muda yang kaya serta ajaran-ajaran Yesus pada (Matius
19:16-26)

1
Thomas Hwang, Empat Injil dan Amanat Agung, (Korea: AMI Publication, 2020) 44.
Menyikapi Konsep Hedonisme dengan Pengajaran Yesus Tentang Harta dan Kerajaan

Dalam Injil Matius istilah Kerajaan Allah hanya dipakai lima kali. Ia lebih suka
memakai istilah Kerajaan Sorga sebanyak tiga puluh dua kali, Hal ini karena Matius adalah
orang Yahudi suka menghindar untuk menggunakan istilah Allah yang di anggap begitu suci.
Istilah Kerajaan Allah tidak begitu dikenal namun ide tentang Kerajaan Allah sudah ada
dikalangan orang Yahudi (Amsal 5:18) demikian juga dalam zaman intertestamen.2
Keistimewaan kitab-kitab injil sinoptik ini menggunakan pengajaran yang
berdasarkan dengan perumpamaan-perumpamaan oleh Yesus sebagai metode pengajaran
kepada orang-orang, (sehingga hal ini juga terdapat serupa didalam Injil Yohanes). Menurut
perkiraan A.M. Hunter, sepertiga lebih dari pada ajaran Yesus bahkan dicatat dalam bentuk
perumpamaan dan hal ini menjadi suatu hal yang jauh lebih berkesan, begitupun juga didalam
Matius terdapat prihal tentang “perumpamaan-perumpamaan tentang kerajaan”.3 Jika dilihat
dari (Matius 13: 44-46) Perumpamaan tentang harta terpendam dan mutiara yang berharga,
tentang kerajaan dan harta, dalam hal ini Yesus menyerupakan kerajaan dengan seseorang
yang menemukan harta yang terpendam di ladang. Dalam hal ini harta merupakan tempat
untuk penyimpanan kepada sesuatu yang berharga, namun juga dapat berarti menunjuk
kepada harta itu sendiri, penyimpanan yang dimaksud dalam hal ini bukanlah seperti halnya
kebanyakan orang menyimpan harta di dalam bank.4
Karena dapat dilihat dimasa moderen saat ini kebanyakan orang menyimpan harta
mereka lebih di tempat dimana mereka merasa aman seperti halnya bank (tempat
penyimpanan harta) namun prihal harta yang dimaksud Yesus berkata jika ada orang yang
dapat menemukan harta terpendam jelas ini merupakan pengalaman yang sangat
membahagiakan, sukacita dapat menuntun dia untuk dapat membeli ladang, meskipun itu
berarti pertama-tama dia harus menjual seluruh miliknya. Yesus berkata manusia tidak dapat
membeli jalan untuk ke sorga, karena itu jelas akan melawan ajaranNya penjualan seluruh
milik merupakan cara untuk menyatakakan segala sesuatu bisa direlakan demi kerajaan.5
Itulah sebabnya meskipun sudah mentaati segala perintah-perintah Allah dengan
melakukan hal baik dan tidak melakukan kejahatan sekalipun, belum berarti bahwa orang
tersebut dapat menerima kerajaan yang sebenarnya. Situasi moderen saat ini banyak ditemui

2
David Iman Santoso, Theologi Matius (Malang: literatur Saat, 2009) 145.
3
Leon Morris, Teologi Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 1996), 178.
4
Leon Moris, Injil Matius, (Surabya: Momentum Christian Literature, 1992) 367.
5
Leon Moris, Injil Matius, 368.
orang-orang dapat berbuat hal baik dan mentaati setiap perintah-perintah yang ada, tetapi
masih banyak juga yang terdapat dari pada mereka yang tidak dapat terlepas dengan
kehidupan hedonisme yang membawa pada akhirnya mereka pun sulit untuk mendapatkan
kerajaan tersebut. Kehidupan hedonisme ini adalah kehidupan dimana mereka boleh dapat
menikmati kesenangan dan berfoya-foya, kesenangan yang mereka rasakan dengan
menggunakan harta mereka yang mereka miliki di dunia, mereka dapat bepergian
kemanapun, dan dengan harta dapat melakukan apa saja bahkan dapat membeli apa saja hal
ini menunjukan bahwa mereka sangat terikat dengan harta yang ada didunia.
Dalam Injil Matius ada sebelas kali disebutkan hal Kerajaan Sorga itu seumpama,
sedangkan didalam Markus dan Lukas hanya menyebutnya dua kali, perumpamaan-
perumpamaan ini sudah banyak didiskusikan orang menurut pendapat C.H. Dodd, orang
harus memahami perumpamaan tersebut dalam kaitan dengan masa krisis yang ditimbulkan
dengan kaitan kedatangan Yesus dan tidak tepat jika orang memahaminya sebagai pengajaran
umum bagi kita tentang kehidupan Kristiani.6
Namun Yesus berkata bahwa kerajaan sorga tidak seperti kerajaan dunia, karena
didalam dunia kekuatan apapun yang menyangkut duniawi sangat diperhitungkan, begitupun
juga dengan orang yang terus memegahkan diri yang terus maju. Tetapi tentang kerajaan
Yesus sangatlah berbeda. Secara paradoks jika dilihat, contoh seperti anak kecil lah yang
terbesar, berada dalam kerajaan bukanlah suatu kompetensi menjadi yang terbesar tetapi
terlibat didalam setiap pelayanan-pelayanan yang ada. Kebesaran yang sejati tidak diukur
dari menerima pelayanan tetapi memberikan pelayanan. Pribadi yang justru rendah hati yang
akan diperhatikan didalam kerajaan.7 Itulah sebabnya Kerajaan Allah berbicara bukan
mengenai hal kedagingan sering sekali sebagai manusia pandangan mereka adalah mengenai
berkat-berkat dibandingkan pelayanan kepada apa yang menjadi keinginan Allah sehingga
mereka tidak luput dari kehedonisme dan keserahkahan atas berkat-berkat Tuhan
dibandingkan mencari Allah terlebih dahulu
Salah satu cara agar kita dapat melatih diri kita dalam menangani hedonisme adalah
dengan melakukan disiplin-disiplin yang membentuk karakter kita terhadap penyaliban
keinginan daging, Allah mau kita memuliakan Allah dengan sengenap hati kita, tetapi
pembicaraan mengenai hati sangat lah spesifik, Alkitab menjelaskan dimana hartamu berada
di situ hatimu berada, hal ini menandakan bagaimana harta benda atau segala sesuatu yang

6
Leon Morris, Teologi Perjanjian Baru, 179.
7
Leon Moris, Injil Matius, 469.
kita miliki dapat kita pakai itu digerakan oleh keinginan hati, kita memang tidak bisa melihat
hati manusia secara transparan, tetapi Allah memberikan kita sebuah gambaran dimana kita
dapat mengetahui apakah seseorang benar sebagai pengikut Kristus atau bukan melalui apa
yang dia pergunakan dengan hartanya, apakah hartanya untuk memuliakan Allah atau malah
memperbesar kepuasan diri di dunia, maka dari itu kita harus bisa melakukan disiplin-disiplin
yang dapat membantu kita untuk memiliki pemahaman yang benar dalam mengelola apa
yang Allah percayai kepada kita, ingatlah bahwa kita adalah pengelola dan Allah adalah
pemilik dari segala sesuatu, kita hanya di percayakan olehnya untuk menjaga apa yang telah
Dia berikan, ingatlah bahwa segala sesuatu yang diciptakan itu untuk Dia dan oleh Dia.

Menurut Pengertian dan Beberapa Tafsiran Kata

Βασιλείαν menurut bahasa Yunani artinya kerajaan. Sehingga setelah mengisahkan


kegagalan seorang anak muda yang kaya ini, Matius membahas tentang perihal kekayaan dan
bahayanya. Matius mencatat ajaran Yesus tentang kekayaan dan tentang tidak pentingnya
kemewahan dunia didalam Kerajaan Sorga.8 Meskipun anak muda itu datang kepada Kristus
dengan keadaan mendesak karena ia merasa bahwa tidak ada hal yang lebih penting dari ini,
dan dia datang bukan untuk mencobainya melainkan dengan tulus ingin diajar olehNya.
Karena ia sangat percaya akan adanya hidup yang kekal. Bahkan dia pun peduli dan
memastikan bahwa dia akan mendapatkan kehidupan yang kekal yaitu kerajaan. Ia
menginginkan kehidupan yang kekal lebih dari pada kenikmatan apapun yang ada di dunia,
sehingga sangat jarang jika diperhatikan dalam usia yang muda seperti orang ini mempunyai
kepedulian dengan kehidupan dunia lain. Orang kaya cenderung berpikir bahwa mereka
terlalu tinggi untuk bertanya akan hal tersebut, tetapi disini kita mendapati seorang yang
muda dan kaya, namun sangat ingin tahu mengenai jiwa dan kekekalannya.

θησαυρὸν menurut bahasa Yunani artinya harta. Prihal mengenai harta yang
dikatakan Yesus bukan lah harta yang terdapat di dunia, harta yang dapat digunakan untuk
kesenangan setiap orang, harta yang di maksud Yesus adalah harta yang terdapat di sorga.
Harta di Sorga diterjemahkan menjadi “kekayaan yang ada di Sorga” harta merupakan hadiah
atau pahala yang akan diberikan Allah kepada orang yang taat kepadaNya. Sesuatu
terjemahan menuliskan bahwa kekayaan bersama Allah tidak akan pernah hilang.9

8
Leon Moris, Injil Matius, 497.
9
Barelay M Newman, Injil Matius (Jakarta, Adaptasi Indonesia Lembaga Alkitab Indonesia, 1998) 596.
Sedangkan yang ada di dunia adalah harta yang berupa kesenangan-kesenangan
semata sering sekali dikaitkan dengan uang juga, sehingga dalam hal ini Allah tidak pernah
menyaingi dirinya dengan ibliz atau apapun juga di dunia ini tetapi Allah menyamakan
mereka dengan mamon, mamon berhubungan erat dengan kehedonan, ketika hati manusia
menjadi tidak bijak dalam memegang uang, uang akan mengendalikan mereka dengan
banyak cara, salah satunya adalah kehedonan tersebut. Hedonismen dijadikan nilai utama
dalam pengejaran kehidupan manusia, menjadi hedonisme sama dengan menjadi hamba dari
apa yang kita inginkan, hal itu sangat menduakan Allah. Sehingga Yesus mengatakan bahwa
agar setiap orang tidak memiliki dan menyimpan barang-barang yang bisa dirusakan oleh
karat. Kata yang diterjemahkan dalam bahasa Yunani adalah brosis. Secara harafiah yang
berarti brosis berarti memakan habis, didalam perikop ini lah diterjemahkan karat.10
Harta dibumi bukan tidak penting mereka memang penting tetapi tidaklah prioritas
utama, harta dibumi berbicara mengenai sesuatu yang fana, uang, properti, fasion, emas,
investasi, atau apapun yang dapat dicuri dan diserang ngengat serta karat adalah sesuatu yang
tidak bersifat kekal dan dapat menimbulkan kesedihan, berapa banyak orang yang kecewa
dan menjadi stres karena kehilangan benda-benda tersebut, tidak hanya kecewa bahkan
sampai stress dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, hal tersebut terjadi dikarenakan
mereka memfokuskan hidupnya hanya untuk kehedonan yang tidak kekal dan ketika hal
tersebut diambil dari kehidupan mereka hati dan jiwa mereka tidak kuat untuk menerima
kenyataab tersebut, itu adalah buah dari pemenuhan harta di dunia, dan Allah tidak mau itu
terjadi di dalam kehidupan kita, prioritas kita sebagai orang percaya adalah mengumpulkan
harta yang kekal dimana pencuri tidak dapat mengambilnya dan ngengat serta karat tidak
dapat merusak nya, harta yang paling berharga adalah harta disurga, kerena kita dapat
bersuka cita karena dapat bersama-sama dengan Tuhan dan menikmati hadiratnya yang
memberikan kita kehidupan kekal senantiasa, bentuk dari sukacita ini bukan berbentuk
jasmani tetapi dalam bentuk sukacita dalam pemenuhan roh dan jiwa yang bersifat kekal atau
selamanya, pemahaman yang lebih mendalam adalah kita dapat memilih melakukan segala
sesuatu untuk kepentingan Allah.11
Dalam perbuatan baik yang jika diketahui dilakukan setiap orang yang ada di dunia
itu adalah merupakan suatu harga benda yang akan ia dapatkan diSorga nanti, seperti halnya
terdapat dalam masyarakat Yahudi cerita yang menarik mengenai raja Monobaz dari

10
William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Matius Ps 1-10, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012)
392.
11
William Barclay 394
Adiabene yang masuk agama Yahudi, dikatakan bahwa raja tersebut membagi-bagikan
semua harta bendanya kepada orang-orang miskin pada masa paceklik. Ia tahu bahwa
melakukan hal tersebut adalah hal mengumpulkan harta di atas menyimpan harta yang tidak
dapat satupun manusia bisa menguasainya, tidak seperti mereka yang mengumpulkan harta
dibawah yang tidak dapat menghasilkan apa-apa.12
Sehingga dari kisah raja ini dapat bersama-sama di pelajari bahwa kehidupan
hedonisme tidak hanya semata sia-sia untuk kesenangan diri sendiri, tetapi melalui apa yang
justru dimiliki dapat dibagikan semua kepada orang-orang yang lain, tidak takut saat
berkekurangan, karena perihal harta yang sesungguhnya ada di sorga bukan yang ada di
dunia. Sehingga benar jika Yesus sendiri dapat mengatakan bahwa sukar untuk orang kaya
dapat masuk kedalam Kerjaan Sorga dikatakan bahwa orang kaya sulit masuk kedalam Dunia
Baru Allah atau sangat sulit bagi orang kaya untuk menyerahkan dirinya agar berada dibawah
pemerintahan Allah, cara lain yang juga baik adalah sangat sulit bagi orang kaya untuk
menjadi warga negara Kerajaan Allah. Sehingga Ia berkata juga bahwa lebih muda seekor
Unta yang masuk melalui lobang Jerami, dalam bahasa tertentu perbandingan itu akan lebih
wajar kalau diterjemahkan menjadi “memang sukar seekor unta masuk melalui lobang jarum,
tetapi jauh lebih sukar atau lebih tepatnya sangat sukar sekali orang kaya menjadi warga
negara Kerajaa Allah.13

Kesimpulannya

Tetaplah kita bekerja giat untuk memenuhi kebutuhan hidup kita seperti paulus dia
tidak meminta-minta tetapi dia bekerja untuk memenuhi keperluannya, hal yang paling
mendasar dalam keperluan manusia adalah sandang dan pangan, maka cukuplah sudah
pemenuhan tersebut asal ada makanan dan pakaian itu sudah lebih dari cukup, sisanya
fokuskanlah untuk perkara-perkara di sorga, untuk memuliakan Allah, agar banyak orang
dapat menerima Yesus sebagai juru selamat, agar kita dapat mengumpulkan harta kekekalan
di dalam kerajaan Allah
Jadilah bijak dalam menggunakan harta kita, jangan sampai kita di perbuda olehnya,
tetapi biarlah kita dapat menguasai apa yang telah Tuhan percayakan dalam hidup kita, kita
percaya bahwa ada suka cita yang melampaui segala akal yang akan Tuhan berikan kepada

12
William Barclay, 396.
13
Injil Matius, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2008) 613
kita maka seharusnya kita tidak akan menjadikan hal-hal yang fana sebagai prioritas di dalam
kehidupan yang sementara ini, karena kita tau dunia adalah tempat tinggal yang sementara
dan Sorga adalah kekekalan yang sesungguhnya
DAFTAR PUSTAKA

Barclay, William. Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Matius Ps 1-10.


Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Hwang, Thomas. Empat Injil dan Amanat Agung. Korea: AMI Publication, 2020.
Injil Matius. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2008.
Morris, Leon. Teologi Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, 1996.
Moris, Leon. Injil Matius. Surabya: Momentum Christian Literature, 1992.
Newman, Barelay M. Injil Matius. Jakarta, Adaptasi Indonesia Lembaga Alkitab
Indonesia, 1998.

Santoso, David Iman, Theologi Matius. Malang: literatur Saat, 2009.

Anda mungkin juga menyukai