Anda di halaman 1dari 9

Flora Dan Fauna

Flora Indonesia

Di wilayah Indonesia tumbuh ribuan jenis pohon (flora) dan hidup bermacam-macam hewan atau
binatang (fauna). Flora dan fauna Indonesia dibedakan menjadi tiga, yaitu flora dan fauna asiatis,
peralihan (asli), dan australis. Flora dan fauna asiatis ditemukan di Indonesia bagian barat. Flora
dan fauna australis ditemukan di Indonesia bagian timur. Flora dan fauna di Indonesia bagian
tengah merupakan flora dan fauna asli Indonesia. Pembagian ini didasarkan hasil penelitian
penelitian Alfred Russel Walace dan Max Wilhelm Carl Weber.

Tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu tempat ada yang tumbuh secara alami dan ada juga yang
dibudidayakan oleh manusia. Flora ataua dunia tumbuhan di berbagai tempat di dunia pasti
berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut :

1. Iklim
2. Jenis tanah
3. Relief atau tinggi rendah permukaan bumi
4. Biotik (pengaruh makhluk hidup).

Adanya faktor-faktor tesebut, Indonesia memeliki keanekara- gaman jenis tumbuh-tumbuhan.


Iklim memiliki pengaruh yang sangat besar terutama suhu udara dan curah hujan. Daerah yang
curah hujannya tinggi memiliki hutan yang lebat dan jenis tanaman lebih bervariasi, misalnya: di
Pulau Sumatera dan Kalimantan

Sedangkan daerah yang curah hujannya relatif kurang tidak memiliki hutan yang lebat seperti di
Nusa Tenggara. Daerah ini banyak di tum- buhi semak belukar dengan padang rumput yang luas.

Suhu udara juga mempengaruhi tanaman yang dapat hidup di suatu tempat. Junghuhn telah
membuat zonasi (pembatasan wilayah) tumbuh- tumbuhan di Indonesia sebagai berikut :

 Daerah panas (0 – 650 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini adalah kelapa, padi,
jagung, tebu, karet.
 Daerah sedang ( 650 – 1500 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini adalah kopi,
tembakau, teh, sayuran.
 Daerah sejuk ( 1500 – 2500 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini adalah teh,
sayuran, kina, pinus.
 Daerah dingin (di atas 2500 meter) tidak ada tanaman budidaya

Beberapa jenis flora di Indonesia yang dipengaruhi oleh iklim antara lain sebagai berikut :

1. Hutan Musim, terdapat di daerah Indonesia yang memiliki suhu udara tinggi dan
memiliki perbedaan kondisi tumbuhan di musim hujan dan musim kemarau. Pada musim
kemarau pohonnya akan meranggas dan pada musim hujan akan tumbuh hijau kembali.
Contoh hutan mu- sim ialah hutan jati dan kapuk randu. Hutan musim banyak terdapat di
Jawa Tengah dan Jawa Timur.
2. Hutan Hujan Tropis, terdapat di daerah yang curah hujannya tinggi. Indonesia beriklim
tropis dan dilalui garis khatulistiwa sehing- ga Indonesia banyak memperoleh sinar
matahari sepanjang tahun, curah hujan tinggi dan temperatur udara tinggi. Di Indonesia
hutan hujan tropis terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
3. Sabana, terdapat di daerah yang curah hujannya sedikit. Sabana beru- pa padang rumput
yang diselingi pepohonan yang bergerombol. Sabana terdapat di Nusa Tenggara Barat
dan Nusa Tenggara Timur.
4. Steppa, adalah padang rumput yang sangat luas. Stepa terdapat di daerah yang curah
hujannya sangat sedikit atau rendah. Stepa terda- dapat di Nusa Tenggara Timur, baik
untuk peternakan.
5. Hutan Bakau atau Mangrove, adalah hutan yang tumbuh di pantai yang berlumpur. Hutan
bakau banyak terdapat di pantai Papua, Sumatera bagian timur, Kalimantan Barat dan
Kalimantan Selatan.

Fauna Indonesia

Wilayah Indonesia memiliki kekayaan fauna yang sangat beragam. Keragaman fauna ini karena
berbagai hal :

 Terletak di daerah tropis, sehingga mempunyai hutan hujan tropis (trophical rain forest)
yang kaya akan tumbuhan dan hewan hutan tropis.
 Terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan Australia
 Merupakan negara kepulauan, hal ini menyebabkan setiap pulau memungkinkan tumbuh
dan dan menyebarnya hewan dan tumbuhan khas tertentu sesuai dengan kondisi alamnya.
 Indonesia terletak di dua kawasan persebaran fauna dunia, yaitu Australis dan Oriental.

Karena berbagai kondisi tersebut maka wilayah Indonesia kaya akan keanekaragaman fauna.
Berbagai jenis fauna yang meliputi :

1. Mamalia (lebih dari 500 jenis)


2. Kupu-kupu (lebih dari 100 jenis)
3. Reptil (lebih dari 600 jenis)
4. Burung (lebih dari 1.500 jenis)
5. Amfibi (lebih dari 250 jenis)

Persebaran fauna dikelompokkan dalam 3 wilayah geografis yaitu fauna Indonesia Barat, fauna
Indonesia Tengah dan fauna Indonesia Timur.

Pengertian Flora Dan Fauna


Dalam hal ini pengertian flora dan fauna secara sederhana flora ialah tanaman dan fauna ialah
hewan. Yang sementara pengertian flora secara umum ialah segala jenis rumbuhan serta tanaman
yang ada dimuka bumi dan fauna ialah segala jenis hewan yang hidup di muka bumi.

Flora dan fauna memiliki jenis yang begitu banyak dan beragam hingga tidak lagi terhitung
jumlahnya, beragam hewan dan tumbuhan tersebut memiliki tempat tinggal yang beragam mulai
di laut atau bisa pula di darat.
Persebaran Flora & Fauna di Indonesia
Wilayah Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman sumber daya hati baik
yang terdapat di darat, laut maupun udara. Keanekaragaman flora dan fauna tersebut mendorong
pada peneliti dan pecinta alam datang ke Indonesia untuk meneliti flora dan fauna.

Persebaran Flora (dunia tumbuhan) di Indonesia


Tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu tempat ada yang tumbuh secara alami dan ada juga yang
dibudidayakan oleh manusia. Flora ataua dunia tumbuhan di berbagai tempat di dunia pasti
berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut :

1. Iklim
2. Jenis tanah
3. Relief atau tinggi rendah permukaan bumi
4. Biotik (pengaruh makhluk hidup).

Adanya faktor-faktor tesebut, Indonesia memeliki keanekara- gaman jenis tumbuh-tumbuhan.


Iklim memiliki pengaruh yang sangat besar terutama suhu udara dan curah hujan. Daerah yang
curah hujannya tinggi memiliki hutan yang lebat dan jenis tanaman lebih bervariasi, misalnya: di
Pulau Sumatera dan Kalimantan. Sedangkan daerah yang curah hujannya relatif kurang tidak
memiliki hutan yang lebat seperti di Nusa Tenggara. Daerah ini banyak di tum- buhi semak
belukar dengan padang rumput yang luas.

Suhu udara juga mempengaruhi tanaman yang dapat hidup di suatu tempat. Junghuhn telah
membuat zonasi (pembatasan wilayah) tumbuh- tumbuhan di Indonesia sebagai berikut :

 Daerah panas (0 – 650 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini adalah kelapa, padi,
jagung, tebu, karet.
 Daerah sedang ( 650 – 1500 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini adalah kopi,
tembakau, teh, sayuran.
 Daerah sejuk ( 1500 – 2500 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini adalah teh,
sayuran, kina, pinus.
 Daerah dingin (di atas 2500 meter) tidak ada tanaman budidaya

Beberapa jenis flora di Indonesia yang dipengaruhi oleh iklim antara lain sebagai berikut :

 Hutan Musim

terdapat di daerah Indonesia yang memiliki suhu udara tinggi dan memiliki perbedaan kondisi
tumbuhan di musim hujan dan musim kemarau. Pada musim kemarau pohonnya akan meranggas
dan pada musim hujan akan tumbuh hijau kembali. Contoh hutan mu- sim ialah hutan jati dan
kapuk randu. Hutan musim banyak terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

 Hutan Hujan Tropis

terdapat di daerah yang curah hujannya tinggi. Indonesia beriklim tropis dan dilalui garis
khatulistiwa sehing- ga Indonesia banyak memperoleh sinar matahari sepanjang tahun, curah
hujan tinggi dan temperatur udara tinggi. Di Indonesia hutan hujan tropis terdapat di Pulau
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

 Sabana

terdapat di daerah yang curah hujannya sedikit. Sabana beru- pa padang rumput yang diselingi
pepohonan yang bergerombol. Sabana terdapat di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara
Timur.

 Steppa
adalah padang rumput yang sangat luas. Stepa terdapat di daerah yang curah hujannya sangat
sedikit atau rendah. Stepa terda- dapat di Nusa Tenggara Timur, baik untuk peternakan.

 Hutan Bakau atau Mangrove

adalah hutan yang tumbuh di pantai yang berlumpur. Hutan bakau banyak terdapat di pantai
Papua, Sumatera bagian timur, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.

Jenis-jenis hutan yang dipengaruhi iklim antara lain :

1. Hutan Hujan Tropis


2. Sabana
3. Steppa
4. Hutan Mangrove

Persebaran Fauna (dunia hewa) di Indonesia)


Keanekaragaman dan perbedaan fauna di Indonesia dipengaruhi oleh keadaan alam, gerakan
hewan dan rintangan alam. Fauna atau dunia hewan di Indonesia digolongkan menjadi tiga
kelompok berdasarkan pengelompokan oleh Alfred Russel Wallace dan Max Wilhelm Carl
Weber. Secara ringkas tiga kelompok fauna di Indonesia adalah ebagai berikut :

1. Fauna tipe Asiatis, menempati bagian barat Indonesia sampai Selat Makasar dan Selat
Lombok. Di daerah ini terdapat berbagai jenis hewan menyusui yang besar seperti gajah,
harimau, badak, beruang, orang utan.
2. Fauna tipe Australis, menempati bagian timur Indonesia, meliputi Papua dan pulau-pulau
sekitarnya. Di daerah ini terdapat jenis hewan seperti kangguru, burung kasuari,
cendrawasih, kakaktua.
3. Fauna Peralihan dan asli, terdapat di bagian tengah Indonesia, meliputi Sulawesi dan
daerah Nusa Tenggara. Di daerah ini terdapat jenis hewan seperti kera, kuskus, babi rusa,
anoa dan burung maleo.

Jenis Fauna Australis, yang terdapat di Bagian Timur Indonesia


Peta Persebaran Fauna Indonesia berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber

 Garis Wallace membatasi Fauna Asiatis dengan Fauna Peralihan


 Garis Weber membatasi Fauna Australis dengan Fauna Peralihan.

Indonesia luar biasa kaya akan flora dan fauna. Hal ini sebagian disebabkan oleh kenyataan
bahwa negeri tersebut terbentang melingkupi tidak hanya satu melainkan dua kawasan geografi
kehewanan (zoogeography) yang besar di dunia. Menurut istilah geologi, Indonesia bagian barat,
dengan harimau, badak, dan gajahnya, sangat berkaitan dengan bagian-bagian Asia lain,
sedangkan Indonesia bagian timur berkaitan dengan Australia.

Pulau Irian (yang mencakup Propinsi Irian Jaya) asalnya adalah semenanjung Australia bagian
utara. Bagian tersebut naik ke atas permukaan laut ketika Australia bergeser ke utara ke arah
Asia, yang dimulai kira-kira 45 juta tahun yang lalu. Kira-kira 25 juta tahun yang lalu, gerakan
besar dalam kerak bumi memungkinkan membanjirnya lautan ke daratan, sehingga memisahkan
Australia dari Irian. Sejak itu, hubungan daratan dengan Australia menjadi ber-antara (kadang
ada kadang tidak).

Di sebelah barat Irian Jaya, lautnya selalu terlalu dalam untuk memungkinkan adanya kontak
daratan yang terus menerus antara Irian dengan bagian lain di Indonesia. Hal ini berarti bahwa
Irian pada dasarnya mempunyai fauna dan flora Australia. Di sini tidak ada harimau, badak,
gajah dan fauna Asia lainnya meskipun beberapa jenis fauna Asia yang kecil, seperti tikus telah
dapat menyeberang, mungkin dengan menumpang pada tumbuh-tumbuhan yang mengapung di
laut.
Irian Jaya merupakan tempat bagi beberapa jenis hewan yang asalnya dari Australia. Jenis ini
mencakup hewan monotrem seperti echidna (landak), hewan berkantung seperti kanguru dan
kuskus, burung seperti kakatua dan burung paradiso, serta hewan melata seperti skink (sejenis
kadal) dan penyu berleher di pinggir. Tumbuhan seperti lillipili, pohon eukaliptus dan banyak
jenis lainnya, juga merupakan bukti adanya hubungan pada zaman dulu antara Australia dan
Irian. Selain itu, ada lagi hubungan yang lebih mencolok.

Nun di ketinggian pegunungan Irian Jaya tumbuhlah pohon-pohon yang sangat dekat kaitannya
dengan pohon pinus jenis celery-top dan pinus jenis Huon di Tasmania. Pohon-pohon ini hanya
hidup di tempat yang paling dingin dan basah. Pada waktu Australia mengering selama 15 juta
tahun terakhir, jenis-jenis pohon ini menjadi punah dari daratan Australia, dan sekarang hanya
hidup di pulau-pulau sebelah utaranya (Irian) dan sebelah selatannya (Tasmania).

Menurut sejarah, kekayaan Indonesia sebagian bergantung pada perdagangan tumbuhan yang
asalnya dari Australia. Cengkih adalah putik bunga dari tumbuhan sejenis lillipili, yakni sejenis
pohon yang banyak sekali dijumpai di Australia. Minyak kayu putih dibuat dari pohon
paperbark, yakni sebuah jenis lain yang juga sama dengan yang ada di Australia, sedangkan
burung cenderawasih atau burung paradiso juga hewan yang asalnya dari Australia, yang dulu
pernah menjadi barang dagangan yang laris. Melihat nilainya tersebut, wajarlah jika gambar
cengkih dan cenderawasih muncul dalam uang kertas rupiah 20.000-an.

Jenis-jenis fauna dan flora yang sama dengan Australia tidak hanya terbatas di Irian Jaya saja
karena di seluruh Kepulauan Maluku, bahkan sampai ke Sulawesi, dijumpai juga jenis-jenis
tersebut. Hal ini dulu disebabkan adanya suatu fenomena geologi yang disebut Sesar Sorong.

Sesar Sorong merupakan retakan besar dalam kerak bumi yang diberi nama sesuai dengan nama
kota Sorong di Irian Jaya sebelah timur laut. Retakan ini terjadi dari timur ke barat di sepanjang
Irian sebelah utara sejauh ratusan kilometer. Selama 40 juta tahun, retakan tersebut telah
melepaskan potongan daratan yang luas dari New Guinea sebelah utara. Pulau-pulau yang
tercipta melalui kejadian ini bergeser ke arah barat melintasi lautan ke arah Sulawesi.

Bagian-bagian timur Sulawesi (yakni kedua bentuk lengan bagian tengah pulau itu) berasal dari
bagian-bagian Irian yang retak dan tergeser oleh Sesar Sorong tersebut. Bahkan hingga sekarang
danau-danau di kawasan ini berisi ikan air tawar yang jenisnya sangat dekat dengan jenis di
Australia, sedangkan ikan di danau-danau lain di Sulawesi asalnya dari Asia. Ada dua jenis
kuskus di Sulawesi, dan burung maleo yang berbusut aneh, serta beberapa jenis hewan dan
tumbuhan juga berasal-usul seperti ini.

Semua jenis ini asalnya dari Australia-Irian, bertahan hidup jutaan tahun terpisah ketika tempat
asalnya menjadi pulau-pulau yang secara perlahan-lahan bergeser ke arah barat menyeberangi
Laut Maluku, dan akhirnya bertahan hidup melalui persaingan dengan fauna Asia di tempat lain
di Sulawesi ketika pulaunya bertabrakan dengan bagian Sulawesi lainnya.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Flora dan Fauna


Sebelum membahas tentang persebaran flora dan fauna yang terdapat di biosfer dapat kita
simpulkan bahwa biosfer meliputi tanah, air dan udara.Biosfer merupakan sistem kehidupan
paling besar karena terdiri atas gabungan ekosistem yang ada di bumi. Selain manusia, mahkluk
hidup yang mendiami bumi adalah binatang (fauna) dan tumbuh-tumbuhan (flora).Namun seperti
yang telah kita ketahui persebaran makhluk hidup dipermukaan bumi tidak merata, adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna adalah :

Faktor Abiotik
Faktor abiotik terdiri dari faktor klimatik (iklim), faktor edafik (tanah), dan faktor fisiografi
(ketinggian tempat dan bentuk lahan). Faktor klimatik/iklim,yang mempengaruhi kehidupan
antara lain yaitu suhu,kelembapan, angin, dan curahhujan.Kondisi iklim merupakan salah satu
faktor dominanyang mempengaruhi pola persebaran flora dan fauna.
Wilayah-wilayah dengan pola iklim yang ekstrim, sepertidaerah kutub yang senantiasa tertutup
salju dan lapisanes abadi,atau gurun yang gersang, sudah tentu sangat menyulitkan bagi
kehidupan suatu organisme. Oleh karena itu, persebaran flora dan fauna pada kedua wilayah ini
sangat minim baik dari jumlah maupun jenisnya. Sebaliknya, daerah tropis merupakan wilayah
yang optimal bagi kehidupan flora dan fauna. Faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap
persebaran makhluk hidup di permukaan bumi ini, antara lain suhu, kelembapan udara, angin,
dan tingkat curah hujan.

 Suhu

Permukaan bumi mendapatkan energi panas dari radiasi matahari dengan intensitas penyinaran
yang berbeda-beda di setiap wilayah. Daerah-daerah yang berada pada zona lintang iklim tropis,
menerima penyinaran matahari setiap tahunnya relatif lebih banyak jika dibandingkan dengan
wilayah-wilayah lainnya. Selain posisi lintang, faktor kondisi geografis lainnya yang
mempengaruhi tingkat intensitas penyinaran matahari antara lain kemiringan sudut datang sinar
matahari, ketinggian tempat, jarak suatu wilayah dari permukaan laut, kerapatan penutupan lahan
dengan tumbuhan, dan kedalaman laut.

Perbedaan intensitas penyinaran matahari menyebabkan variasi suhu udara di muka


bumi.Kondisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap kehidupanhewan dan tumbuhan, karena
berbagai jenis spesies memiliki persyaratan suhu lingkungan hidup ideal atau optimal, serta
tingkat toleransi yang berbeda-beda di antara satu dan lainnya. Misalnya, flora dan fauna yang
hidup di kawasan kutub memiliki tingkat ketahanan dan toleransi yang lebih tinggi terhadap
perbedaan suhu yang tajam antara siang dan malam jika dibandingkan dengan flora dan fauna
tropis.

Pada wilayah-wilayah yang memiliki suhu udara tidak terlalu dingin atau panas merupakan
habitat yang sangat baik atau optimal bagi sebagian besar kehidupan organisme,baik manusia,
hewan, maupun tumbuhan. Hal ini disebabkan suhu yang terlalu panas atau dingin merupakan
salah satu kendala bagi makhluk hidup.Khusus dalam dunia tumbuhan, kondisi suhu udara
adalah salah satu faktor pengontrol persebaran vegetasi sesuai dengan posisi lintang, ketinggian
tempat, dan kondisi topografinya. Oleh karena itu, sistem penamaan habitat flora seringkali sama
dengan kondisiiklimnya, seperti vegetasi hutan tropis, vegetasi lintang sedang, vegetasi gurun,
dan vegetasi pegunungan tinggi.

Berdasarkan faktor suhu, maka kita mengenal dua kelompok vegetasi, yaitu :

 Kelompok vegetasi annual

yaitu kelompok tumbuhan yang hanya berkembang pada saat-saat tertentu saja terutama pada
musim panas. Sedangkan dimusim dingin, tumbuhan jenis ini tidur karena berada dibawah
lapisan es yang ketebalannya bervariasi. Umumnya tumbuhan annual adalah tumbuhan kecil atau
bunga-bungaan di daerah beriklim dingin.

 Kelompok vegetasi perennial

yaitu kelompok tumbuhan yang mempunyai mekanisme melindungi diri dari suhu yang sangat
rendah di musim dingin secara bergantian, sehingga dapat berkembang terus-menerus.
Kemampuan inilah menyebabkan kelompok vegetasi perenniadapat berumur lebih dari satu
tahun.

 Kelembapan Udara
Selain suhu, faktor lain yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup di muka bumi
adalah kelembapan. Kelembapan udara yaitu banyaknya uap air yang terkandung dalam massa
udara. Tingkat kelembapan udara berpengaruh langsung terhadap pola persebaran 161tumbuhan
di muka bumi. Beberapa jenis tumbuhan sangat cocok hidup diwilayah yang kering, sebaliknya
terdapat jenis tumbuhan yang hanya dapat bertahan hidup di atas lahan dengan kadar air yang
tinggi.Berdasarkan tingkat kelembapannya, berbagai jenis tumbuhan dapat diklasifikasikan ke
dalam empat kelompok utama, yaitu sebagai berikut.

 Xerofit, berasal dari kata xeroyang artinya kering dan phytosyang berarti tumbuhan. Jadi
xerofitmerupakan kelompok tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan lingkungan yang
kekurangan air atau kering. Daerah persebarannya terutama dikawasan gurun ( kawasan
arid). Contohnya kaktus.
 Hidrofit, berasal dari kata hydrosyang artinya basah atau berair. Jadi hidrofit adalah
kelompok umbuhan yang khusus beradaptasi pada
ingkungan yang berair atau basah. Ciri khas vegetasi ini adalah cenderung mempunyai
sistem perakaran yang dangkal, namun daunnya lebar lebardengan ruang renik( stomata ),
mempunyai lapisan-lapisan kulit luar dan daun-daunnya mengarah kearah datangnya
sinar matahari. Contohnya teratai, enceng gondok,paku-pakuan,selada air, kangkung dan
sebagainya.
 Mesofit, berasal dari kata mesoyang artinya antara atau pertengahan. Jadi
mesofitmerupakan kelompok vegetasi yang hidup pada daerah-daerah lembab tetapi tidak
sampai tergenang air. Tumbuhan kelompok ini banyak terdapat di daerah lintang rendah (
tropis ) dengan curah hujan yang tinggi dan relatif merata sepanjang tahun, Contohnya
anggrek dan beberapa jenis jamur
 Tropofit yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan yang mampu beradaptasi pada lingkungan
dengan kondisi yang berubah-ubah (menguntungkan dan tidak menguntungkan ) .
Vegetasi kelompok ini dapat hidup dengan perubahan musim yang jelas yaitu musim
panas dan musim dingin. Pada umumnya tumbuhan tropofitberupa tumbuhan yang besar-
besar, berdaun lebat dengan cabang-cabang yang banyak dan dikategorikan sebagai
belukar ataupohon-pohon. Berdasarkan ciri 162tersebut, maka kelompok vegetasi ini
merupakan vegetasi khas daerah tropis, seperti pohon jati.

 Angin

Dalam siklus hidrologi, angin berfungsi sebagai alat transportasi yang dapat memindahkan uap
air atau awan dari suatu tempat ke tempat lain. Gejala alam ini menguntungkan bagi kehidupan
makhluk di bumi, karena
distribusi uap air di atmosfer ke berbagai wilayah. Akibatnya, secara alamiah kebutuhan
organisme akan air dapat terpenuhi. Gerakan angin juga membantu memindahkan benih dan
membantu proses penyerbukan beberapa jenis tanaman tertentu.

 Curah Hujan

Air merupakan salah satu kebutuhan vital bagi makhluk hidup. Tanpa sumber daya air, tidak
mungkin akan terdapat bentuk-bentuk kehidupan di muka bumi.Bagi makhluk hidup yang
menempati biocycle daratan,sumber air utama untuk memenuhi kebutuhan hidup berasal dari
curah hujan.Melalui curah hujan, proses pendistribusian air di muka bumi akan berlangsung
secara berkelanjutan. mengikis permukaan tanah yang subur, sehingga ketebalan tanah.

Faktor Biotik
Faktor biotik yang sangat berpengaruh terhadap persebaran flora dan fauna yaitu manusia.
manusia dapat membudidayakan beberapa jenis :

 Dilihat dari Penyebab Persebaran


1. Tekanan Populasi, semakin banyak /bertambahnya populasi akan menyebabkan
kebutuhan akan persediaan bahan makanan menjadi semakin sulit dipenuhi sehingga
menyebabkan migrasi.
2. Persaingan, ketidakmampuan fauna dalam bersaing dalam memperebutkan wilayah
kekuasaan dan bahan makanan yang dibutuhkan juga mendorong terjadinya migrasi ke
daerah lain
3. Perubahan Habitat, berubahnya lingkungan tempat tinggal dapat menyebabkan
ketidakmampuan dalam beradaptasi terhadap perubahan tersebut dan menjadi merasa
tidak cocok untuk terus menempati daerah asal.

 Dilihat dari Sarana Persebaran

1. Udara, dengan media udara fauna dapat bermigrasi dari kekuatan terbang sedangkan flora
dapat menggunakan angin untuk bermigrasi dari berat-ringannya benih.
2. Air, kemampuan fauna dalam berenang terutama hewa-hewan air menyebabkan
perpindahan mudah terjadi.Benih tumbuhan dapat terangkut dan berpindah tempat
dengan menggunakan media aliran air sungai atau arus laut.
3. Lahan, hampir semua fauna daratan menggunakan lahan sebagai media untukberpindah
tempat.
4. Pengangkutan Manusia, baik secara sengaja ataupun tidak manusia dapat menyebabkan
perpindahan flora dan fauna.

 Dilihat dari Hambatan (barier) Persebaran

1. Hambatan Iklim, keadaan iklim terutama yang bersifat ekstrim dapat dapat menghambat
persebaran misalnya kondisi temperatur, kelembaban udaradan curah hujan.
2. Hambatan Edafik (tanah), tanah sangat berpengaruh bagi tanaman/tumbuhan karena
sangat memerlukan unsur-unsur penting dalam tanah yaitu unsur hara, udara, kandungan
air yang cukup. Lapisan tanah yang tipis dan keras membuat hewan-hewan yang terbiasa
menggali tanah dan bertempattinggal di dalam tanah memilih mencari daerah yang
lapisan tanahnya tebal dan gembur.
3. Hambatan Geografis, bentang alam muka bumi dapat menghambat persebaran flora dan
fauna seperti samudera, padang pasir, sungai dan pegunungan.
4. Hambatan Biologis, kondisi lingkungan yang cocok untuk hidup serta persediaan bahan
makanan yang melimpah menjadi faktor penghambat flora dan fauna dalam bermigrasi.
Hal ini berkaitan dengan kecocokan dengan kondisi alam.

Keanekaragaman Hayati di Indonesia


Keanekaragaman hayati di Indonesia ada 3 yaitu:

1. keaneka ragaman ekosisitem


2. keaneka ragaman jenis dan
3. keaneka ragaman genetik.

Manfaat Keanekaragaman Hayati di Indonesia


Keanekaragaman hayati merupakan anugerah terbesar bagi umat manusia. Manfaatnya antara
lain adalah:

 Merupakan sumber kehidupan, penghidupan dan kelangsungan hidup bagi umat manusia,
karena potensial sebagai sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan serta kebutuhan
hidup yang lain
 Merupakan sumber ilmu pengetahuan dan tehnologi
 Mengembangkan sosial budaya umat manusia
 Membangkitkan nuansa keindahan yang merefleksikan penciptanya.
Upaya Melestarikan Flora Dan Fauna
Seiring dengan berjalannya waktu, ada banyak sekali flora dan fauna yang mulai jarang bisa kita
temui. Hal ini dikarenakan populasi mereka yang semakin sedikit dan akhirnya hilang sama
sekali. Bukan hanya akibat faktor alam, namun juga akibat perburuan yang dilakukan oleh
manusia. Manusia banyak memburu flora dan fauna yang ada untuk beragam jenis kepentingan
seperti untuk makanan, untuk pengobatan atau bahkan untuk perhiasan. Bukan hanya itu namun
banyak juga melakukan pengerusakan habitat tempat tinggal flora maupun fauna sehingga
dibutuhkan cara untuk dapat melestarikan flora dan fauna.

Dalam melakukan upaya pencegahan supaya flora dan fauna tidak mengalami kepunahan, maka
diperlukan upaya-upaya berikut ini:

 Bangun tempat-tempat yang berguna untuk menjaga kelestarian alam supaya


perkebangbiakan flora dan fauna tidak terganggu.
 Membangun prasarana yang digunakan sebagai pusat rehabilitasi serta tempat untuk
melakukan penangkaran pada hewan-hewan tertentu.
 Melakukan pembangunan yang peduli dengan alam, dalam hal ini pembangunan yang
dilakukan harus memperhatikan keseimbangan antara manusia serta lingkungan.
 Pemerintah bisa menetapkan beragam jenis flora dan fauna yang dilindungi seperti
kanguru pohon, bekantan, soa-soa atau yang kita kenal dengan biawak, badak, anoa, tapir
dan lain-lain.
 Melakukan usaha dan cara menjaga kelestarian hutan.
 Melestarikan hewan dengan cara seperti, melindungi hewan dari perburuan liar serta
pembunuhan, mengembalikan hewan ke habitatnya yang semula.
 Melakukan usaha untuk melestarikan keberadaan biota perairan seperti, mencegah
perusakan di wilayah perairan, melarang penangkapan yang bisa mematikan ikan serta
jenis biota yang lain seperti halnya penggunaan bahan peledak, melindungi anak ikan
atau benih-benih hewan yang lain dari gangguan serta penangkapan liar.

Anda mungkin juga menyukai