Anda di halaman 1dari 122

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang


senantiasa memberikan kenikmatan, terutama nikmat
sehat kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan novelet
pertama yang ditulis dengan judul Pesan & Kesan. Semoga
hal ini juga bisa mengingatkan kita untuk senantiasa
bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT.
Dalam penyusunan novelet ini, penulis seringkali
mendapat sebuah masalah. Terkadang, penulis juga
khawatir tentang penerimaan novelet ini oleh pembaca.
Terbitnya novelet ini bukan hanya penulis saja yang
berperan, ada banyak pihak yang turut membantu.
Dukungan itu diberikan kapanpun, apalagi ketika penulis
hendak menyerah. Pihak-pihak tersebut menjadi
penyemangat penulis untuk menyelesaikan novelet ini.
Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
kedua orang tua, rekan sesama penulis, editor, maupun
pihak lainnya. Karena mereka menjadi pihak yang memiliki
andil besar dalam novelet ini.
Penulis memprcayai, kesempurnaan hanyalah milik
Allah SWT semata. Kekurangan pada novelet ini, harap
untuk dimaklumi. Oleh karena itu, penulis memohon maaf

Pesan & Kesan | ii


atas segala kekurangan dan kesalahan baik disengaja
maupun tidak disengaja. Semoga pembaca bisa mendapat
manfaat dari adanya novelet ini dan terima kasih. Selamat
membaca.

Banyuwangi, 04 April 2024

Pesan & Kesan | iii


DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................... i


Kata Pengantar ........................................................................................ ii
Daftar Isi .................................................................................................... iii
Definisi Sukses itu Gimana? ...............................................................1
Lagi Capek Aja...........................................................................................3
Komentar Orang itu Netral .................................................................5
Mulai Aja Dulu...........................................................................................7
Kewajiban Untuk Merasa Insecure .................................................8
Mandiri .........................................................................................................9
Pernah Nggak? ....................................................................................... 10
Survei: Apa Hal Yang Membuat Seseorang Menjauh? ......... 13
Apa Hal Tersulit Yang Harus Dilakukan Manusia? ............... 17
Mari Bertemu Kembali Dengan Versi Terbaik Masing-
Masing........................................................................................................ 21
Goodlooking Penting Nggak, Sih? ................................................. 23
Caper Itu Baik ........................................................................................ 27
Kalau Udah Tua, Mau Ngapain? ..................................................... 29
Jadi Dewasa ............................................................................................. 33
The Power Of Money .......................................................................... 35
Lo Tuh Ngeluh Mulu Kerjaannya .................................................. 37
Remaja Dan Kelabilannya ................................................................. 39
Hidup Adalah Tentang Meminta-Minta ..................................... 41

Pesan & Kesan | iv


Mengerti Dan Dimengerti................................................................. 43
Cinta Itu Tabu ......................................................................................... 45
Foto Dan Kenangannya ...................................................................... 47
Rezeki Itu Ada Aja ................................................................................ 49
Optimis Sama Gak Tau Diri Itu Beda Tipis ............................... 51
Padahal Udah Berdoa, Tapi Kenapa Gagal? .............................. 53
Ekspektasi Seseorang Terhadap Hidup Kita ........................... 55
Kalau Aja Udah Mulai Dari Dulu .................................................... 57
Orang Tua Dan Segala Harapannya ............................................. 59
Emosi Sesaat ........................................................................................... 61
Jurus Kepepet ......................................................................................... 63
Juga.............................................................................................................. 65
Ini Susah... ................................................................................................ 67
Ini Cuma Mimpi ..................................................................................... 69
Kaos Komedian: Petualangan Di Belantara Stand-Up
Comedy...................................................................................................... 71
Langkah Pertama Menuju Impian ................................................ 81
Mencari Cahaya Di Tengah Kegelapan ....................................... 91
Jejak Langkah Di Bawah Cahaya Rembulan ............................. 95
Sang Penjaga Hutan .......................................................................... 101
Misteri Pulau Terlarang .................................................................. 107
Tentang Penulis .................................................................................. 115

Pesan & Kesan | v


Definisi Sukses itu Gimana?

Saya sering banget tanya sama diri sendiri, definisi


sukses itu gimana, sih?
Apa yang bisa ongkang angking kaki tapi duit ngalir?
Yang kerjaannya tinggal makan-tidur-makan-tidur doang?
Atau yang hari ini di Belanda terus besoknya di Afrika?
Sampai ada seorang guru yang mejawab gini :”sukses itu
Ketika kamu punya uang banyak tapi nggak repot repot
kerja.”
Terus, saya jadi mikir kalau motivator motivator di
luar sana yang bilang tidur cuma 5 jam, kerja 14 jam sehari,
dan kata kata lain yang menunjukkan bahwa mereka
bekerja keras(kata orang lain). Itu bukan definisi orang
sukses? Tapi kok, di webinarnya ditulis “tips dan trik jadi
miliarder”
Saya jadi makin bingung.
Saya Ketika ikut webinar itu sebenarnya pengen
tanya gini: “bang, kalau udah sukses terus ngapain?” tapi
saya urungkan karena terlalu males.jadilah kepikiran
sampai sekarang.
Menurut saya nih, ya. Ini pendapat dari orang yang
sok tahu mengenai dunia kelas atas.
Kalau orang udah sukses, itu makin repot. Karena
semakin besar juga tanggung jawab akan suatu hal. Semisal
kan jadi bos, tanggung jawabmu bukan hanya mengenai
‘gimana usaha saya bisa bertahan dan nggak kalah saing
sama yang lain’ tapi kamu juga harus mikirin bawahan dan

Pesan & Kesan | 1


tetek bengeknya, kaya gaji, uang saku, fasilitas, bahkan
keluarganya.
Makanya, orang sukses identic dengan mental baja.
Karena apa? Karena orang orang sukses kebanyakan
pikirannya lebih ruwet.
Setiap orang yang ditanya, "kamu mau jadi orang
sukses?" Saya yakin banget 1000000000% jawabannya
mau. Tapi kalau ditanya "kamu mau ngerasain gimana
orang sukses jadi sukses atau terus sukses?" Pasti mikir-
mikir lagi, nih.
Sukses bukan berarti kamu nggak miskin dan bisa
hidup enak tanpa mikirin utang dan tanggungan. Beban jadi
sukses itu banyak, bro. Beban jadi orang miskin juga
banyak, sih. Tapi ya balik lagi, kamu pengen jadi orang yang
gimana, mau pilih beban yang seperti apa, itu ada di
tanganmu. Saran saya sih, pilihlah jadi orang yang sesuai
sama mentalmu aja. Yang penting jangan pernah punya
mental jadi orang miskin dan peminta-minta. Karena
sekarat sekalipun, orang-orang nggak bakalan peduli sama
penderitaan kita.

Pesan & Kesan | 2


Lagi Capek Aja

Tiga kata yang sebenarnya simple tapi berat banget


buat dijabarin. Lagi capek aja sama ekspetasi yang
terpatahkan realita. Manusia selalu punya keberhasilan
dan kegagalannya masing-masing. Ketika saya lagi gagal,
terus cuma diem, eh, tiba-tiba udah banjir aja. Dan kejadian
itu sering saya alami untuk saat ini.

Bingung sama keadaan, nggak tau mau ngapain lagi,


harapan pupus sama realita, udah campur aduk banget
rasanya. Nano-nano. Hal itu diperparah dengan kabar baik
yang simpang siur dari orang-orang. Bukannya iri ya, serius
saya nggak iri sama sekali. Saya turut senang dengan
pencapaian orang-orang. Cuma ngerasa kok saya gini
banget ya? Kok nggak ada perubahan ya? Nggak ada yang
bisa dibanggakan gitu?
Insecurity.
Ya, namanya manusia pasti nggak pernah bisa jauh
dari kata tersebut. Buat kamu yang juga lagi bimbang dan
bingung langkah apa yang harus dilakuin, semangat ya.
Apa yang kamu perjuangin dengan sungguh akan
menghasilkan realita yang baik. Namun, jika kamu sudah
bersungguh-sungguh tapi hasil tetap nggak memberi ruang
untuk tersenyum, jalan menuju hal tersebut banyak,
sayang. Kita coba lagi di lain waktu, ya. Kalau capek, rehat
bentar, yuk. Duduk sambil mikirin hal-hal sepele kaya,
kapan ya terakhir kali aku makan fast-food sambil
cekikikan sama temen? Tanpa beban gitu.

Pesan & Kesan | 3


Jangan pilih kata menyerah karena saya yakin kamu sudah
ditunggu oleh berita baik di lain hari.
Ingat, ya.

Jikalau Tuhan berkata "Kun!" maka tiada seorang pun yang


dapat menghalanginya.

Semangat, bestie!

Pesan & Kesan | 4


Komentar Orang itu Netral

"Kamu gendutan, ya?

What the-

Mungkin gitu respon mayoritas orang mengenai kalimat


keramat di atas. Tapi jangan salah, ada satu poin sangat
penting yang terlewati. Kamu sadar nggak, sih, kalau kata-
kata yang merujuk pada suatu tindakan mengomentari
seseorang itu termasuk kenetralan? Misalnya aja kaya
kalimat di atas.

Buat kamu yang emang lagi ngurusin badan, tentu


bakalan kesel pake banget. Kaya udah berusaha buat
nurunin BB, eh, masih dianggap gendut. Namun, buat kamu
yang lagi ikut program nambah BB, tentu itu adalah suatu
apresiasi yang bakalan bikin kamu good mood seharian.
Atau, ketika diomongin gini:

"Kamu, kok, makin tinggi aja. Caranya gimana?"

Buat saya itu kalimat eum lebih ke nggak enak


didenger aja, sih. Karena saya termasuk kaum dengan
kelebihan kalsium jadi kalau dibilang tinggi gitu responnya
pengen dijawab: takdir! Namun, buat kamu yang udah mati-
matian berjuang nambah tinggi badan, tentu dengan
bakalan membagikan tipsnya dengan wajah antusias.

Jadi, dapat kita rangkum di sini, kalau informasi


yang kita dapat itu sebenarnya netral. Yang membedakan

Pesan & Kesan | 5


hanya mood, mental, dan bagaimana kamu mengolahnya.
Kalau kamu emang berjuang untuk suatu hal dan ternyata
mendapat notice-an bagus, tentu seneng kan ya. Beda cerita
kalau ternyata apa yang dibilang orang itu nggak selaras
sama apa yang kamu mau. Kebanyakan malah ngerespon:
ah, emang iya? Gak gitu kali.

Otak selalu memproses informasi mana yang baik


dan buruk. Nah, jangan jadikan kata-kata orang lain
ngebuat kamu makin down ataupun makin terbang. Cukup
dengar, respon, dan terima saja. Bagus-bagus malah
dijadikan intropeksi diri biar jadi lebih baik.

Terima kasyi!

Pesan & Kesan | 6


Mulai Aja Dulu

Kaya slogan apa gitu, wkwk.

Mulai aja dulu.

Kalau aja dulu saya nggak memberanikan diri buat


belajar bersyukur, apa bisa sebahagia sekarang? Kalau aja
dulu saya nggak berani speak up, apa hidup saya nggak
sebaik sekarang? Kalau aja dulu nggak berani daftar, apa
bisa saya di titik ini? Intinya semua dimulai dari mulai aja
dulu. Kalau kata orang, mulailah ketika kamu belum siap
karena kamu akan belajar seiring membenahi diri. Kalau
mulai dari setelah kamu siap, lah, siapnya kapan?

Nggak bakalan ada yang tahu.

Semua orang berharga dengan prosesnya masing-masing.


Jangan bandingkan lembar pertamamu dengan lembar
ratusan milik orang lain. Semangat memulai, ya.

Pesan & Kesan | 7


Kewajiban Untuk Merasa Insecure

Insecurity? Nggak penting.

Pernah denger slogan itu? Kata siapa insecure nggak


penting? Manusia memiliki sifat untuk selalu merasa
kurang terhadap apa yang dipunya, maka wajar aja merasa
insecure. Menurut saya, Insecure adalah proses seseorang
untuk mengevaluasi hidupnya. Simpelnya gini, kamu
merasa kalau kamu kurang cakep, itu tandanya ada
ketidakpuasan dirimu terhadap fisik. Kamu merasa bego,
itu tandanya kamu menyadari kalau dirimu kurang di
akademik. Seseorang wajib bangettt merasa insecure
sebagai langkah untuk tumbuh. A

Seperti: apa sih, yang kurang dari saya? Nah, proses


setelah insecure ini lah yang mestinya menjadi poin
fundamental. Oke saya insecure, lalu setelah itu apa?
Diem aja?
Cukup ngeiyain?
Malah nambah rendah diri?

Ada beberapa orang yang mungkin memilih jalan


tersebut, tetapi seperti apa yang saya yakinkan bahwa
sekecil apa pun kemungkinan namanya tetap kemungkinan,
wkwk. Jadi, pasti ada satu dua orang di dunia-mungkin
salah satunya kamu-yang merasa kalau insecure malah
ngebuat kamu bertumbuh. Rasa ketidakpuasan terhadap
suatu hal membuat kamu menyadari perlu adanya
perubahan yang dilakukan. Nah, pilihanmu cuma menjalani
atau mengikuti. Menjalani insecure dan berusaha
memperbaikinya atau hanya sebagai pengikut sekte
manusia insecure.
Ada di tanganmu, ya, bestie.
Semangat!

Pesan & Kesan | 8


Mandiri

Kalau kata KBBI, kemandirian diartikan


dengan hal atau keadaan seseorang dapat berdiri sendiri
atau tidak bergantung kepada orang lain. Misalnya makan
sendiri, nyuci sendiri, hidup sendiri eh, itu mah jomlo!
Intinya apa-apa, tuh, sendiri. Definisi simpelnya begitu,
teman-teman.
Tapi saya cukup sangsi dengan itu.

Karena menurut saya mandiri itu berarti kamu


memutuskan suatu hal dengan pilihanmu sendiri.
Sejatinya, semua orang itu bisa mandiri. Namun, apa iya
semua orang punya rasa kemandirian? Nggak pasti. Kamu
bisa memutuskan suatu hal untuk hidupmu, itulah yang
keren!

Mandiri itu dari diri sendiri, karena hati. Bukan karena


keadaan. Saya yakin semua orang bisa ngelakuin ini-itu,
tapi apa bener kalau semua orang punya kemauan dan
kesadaran untuk melakukannya?

Udah, nggak jelas emang bacotannya. Dah.

Pesan & Kesan | 9


Pernah Nggak?

Pernah nggak kamu merasa bosan untuk

berinteraksi dan menjauh dari hiruk piruk manusia?

Lagi-lagi saya mengalaminya beberapa waktu yang lalu.

Bukan karena badmood atau ada something sama

seseorang, cuma ngerasa capek aja buat berinteraksi dan

pengen nge-off-in sifat sosialnya sebentar. Namun, buat

saya yang hidup dengan teman-teman 24/7, maka

perbedaan kecil aja udah kelihatan. Bahkan kadang

disalahartikan kalau saya lagi eneg liat seseorang.

Sejujurnya enggak, cuma lagi capek berinteraksi aja. That's

my point.

Nggak tahu juga, ya, alasan logisnya gimana. Tiba-

tiba aja ngerasa pengen sendiri dan males buat ngobrol

sama orang lain. Masalahnya, itu terjadi dalam jangka

waktu yang lumayan lama. Paling cepet sehari dan paling

Pesan & Kesan | 10


lama satu minggu. Kadang saya mikir, apa ada yang salah

sama diri saya? Kok, begini? Apa yang lain juga ngalamin

hal yang sama?

Ngerasa capek jadi manusia itu manusiawi.

Saking capeknya, saya pernah mikir pengen jadi batu aja.

Yang eksistensinya nggak terlalu menonjol dan cuma perlu

diem di satu tempat atau jadi pengharum, yang nggak perlu

mandi dua kali sehari tapi tetep wangi. Melakukan aktivitas

semarwahnya manusia itu nguras energi. Beneran.

Tapi mau disangkal seribu kali pun, saya tetap manusia.

Kita adalah makhluk yang mempunyai banyak kekurangan.

Ngerasa males bersoasialisasi? Fine.

Tapi jangan sampai itu ngejadiin kamu nggak punya temen.

Tetap lakukan trik untuk bisa bertahan hidup, ya. Jangan

nggak ngacuhin manusia lain yang ada di sekeliling.

Pesan & Kesan | 11


Semales-malesnya kita buat berinteraksi, kita tetap perlu

yang namanya networking.

Memahami sifat manusia itu susah juga, ya.

Saya juga masih bingung gimana caranya mengontrol sifat

ansos ini biar nggak mengganggu kehidupan sosial saya.

Ada yang punya saran? xoxo

Pesan & Kesan | 12


Survei: Apa Hal Yang Membuat Seseorang
Menjauh?

Beberapa waktu yang lalu saya melakukan suvei


kecil-kecilan mengenai: Apa hal yang membuatmu menjauh
dari seseorang?

Dari sekitar 50 responden, 20 orang menjawab


ketidakcocokan atau konflik, 13 orang menjawab sifat dari
orang tersebut, 11 orang menjawab karena malas cari
ribut, 4 orang menjawab karena lingkungan, 2 orang
menjawab karena kesibukkan, dan 2 orang menjawab tidak
tahu.

Ketidakcocokan. Sesuatu yang tidak cocok atau


selaras satu sama lain sehingga menyebabkan perbedaan
persepsi dari pihak yang terlibat. Mari kita bahas lebih
lanjut.

Mengapa manusia merasa tidak cocok? Sebenarnya, seperti


apa konsep dari ketidakcocokkan itu?

Pesan & Kesan | 13


Saya meyakini bahwa manusia pasti memiliki
porsi ketidakcocokan terhadap suatu hal dengan
takarannya masing-masing. Misalnya, si A merasa tidak
pede menggunakan baju pendek sebab itu akan
mengekspos tubuhnya sedangkan B berpendapat bahwa
jika si A menggunakan baju pendek malah menambah
kesan cantik. Apakah ada ketidakcocokan di sini? Ya,
persepsi A dan B terhadap suatu hal tidak sama. Maka dari
itu, manusia adalah makhluk hidup yang pasti mempunyai
rasa ketidakcocokkan bahkan dengan dirinya sendiri
sekalipun.

Ada pendapat lawas yang sialnya memang benar. "Manusia


adalah makhluk sosial yang tidak mampu hidup sendiri."

Keadaan inilah yang membuat manusia mesti


menjalankan sifat nalurinya untuk saling berinteraksi
dengan yang lain. Seringnya intensitas interaksi yang
terjadi tentu akan ada suatu hal yang dianggap kurang sreg
sehingga menimbulkan ketidakcocokkan.

Si A adalah orang yang keras kepala sehingga B


harus bisa mengontrol diri agar terjadi interaksi yang
seimbang. Perasaan tidak suka atau egoisme terus

Pesan & Kesan | 14


dipendam oleh si B hingga menimbulkan tindakan defensif
entah secara sadar atau tidak. Kejadian ini merupakan titik
awal dari yang namanya keretakkan hubungan sebab
tindakan dari si B secara perlahan akan disadari oleh A.

Hal tersebut juga berkolerasi dengan watak


seseorang. Watak adalah hal yang sudah paten dalam diri
kita, mau diubah sedemikian rupa pun akan sulit. Oleh
sebab itu, tugas yang lain hanyalah memaklumi. Namun,
apakah hal itu bisa dilakukan secara terus-menerus? Tentu
tidak. Pasti ada yang namanya masa jenuh, masa inilah yang
menjadi asal muasal terjadinya suatu keretakkan
hubungan.

Sebenarnya, jawaban dari responden mirip-


mirip, sih. Jawaban tersebut saling menunjukkan
keterikatan bahwa: seseorang akan menjauh sebab dia
sudah merasa cukup untuk mengenal orang tersebut.

Jika kamu ada di posisi itu tenang aja. Karena kita


pasti akan mengalaminya. Tinggal tunggu waktunya kapan.
People come and go, nggak ada yang abadi di dunia ini. Satu-
satunya hal yang abadi ialah perubahan. Jadikan itu sebagai
bahan evaluasi aja, mungkin ada yang kurang sama diri kita

Pesan & Kesan | 15


atau pun lingkungannya nggak mendukung. Inget ya,
evaluasi itu beda konsepnya sama insecure.

Eh, jangan-jangan kamu adalah pelaku yang lagi menjauhi


seseorang? Haha.

Pesan & Kesan | 16


Apa Hal Tersulit Yang Harus Dilakukan
Manusia?

Jadi manusia itu ribet.

Saya butuh waktu bermenit-menit bahkan sampai satu jam


lebih buat mikirin apa aja yang perlu dilakukan jadi
manusia. Itu ribet dan unfaedah juga sih. Ujung-ujungnya
ya capek, eh ketiduran. Bangun-bangun harus kembali ke
realita bahwa;

Saya juga manusia yang punya pemikiran kompleks.

Beberapa hari yang lalu saya liat di jalan ada


bapak-bapak yang kena marah sama bosnya gara-gara hal
yang nggak saya tahu. Kasian banget, bapaknya cuma bisa
nunduk dan ngangguk-angguk sedangkan bosnya
perkiraan saya dia lebih muda seenak jidat ngeluarin unek-
unek sambil nunjuk-nunjuk si Bapaknya. Saya nggak bisa
ngejudge kalau si Bapak itu protagonis dan si bosnya
antagonis karena ya saya nggak tahu kronologinya gimana.
Namun, ada beberapa yang saya tangkap dari kejadian
tersebut.

Pesan & Kesan | 17


1. Jadi manusia itu nggak enak Stigma itu sudah melekat
sejak kecil. Kaya kenapa kita jadi manusia? Kenapa nggak
diem aja kaya patung? Kenapa nggak dijadiin hewan yang
kalau mati yaudah jadi tanah? Emosi manusia itu beragam,
setiap ada yang menunjukkan emosi entah itu bahagia,
sedih, takut bikin saya jadi mikir kalau punya emosi itu juga
nggak enak.

2. Manusia itu punya sifat alamiah yang sering disebut


dengan egois

Iya, hal itu terjadi sama bapak dan bos tadi. Entah
apa yang ada di pikiran si bos sampai marahin bapak-
bapak tadi di tempat umum. Dia mikirin emosinya yang
harus sesegera mungkin dikeluarkan, tanpa
mempertimbangkan kalau si bapak bisa aja malu dan
merasa terintimidasi. Terus bisa aja si bapak yang diem aja
itu misuh-misuh di dalam hati, ngerasa tersakiti, dan
berujung lebih terfokus sama apa yang dibilang si bos dari
pada hal apa yang ngebuat bosnya marah. Yea, mereka
mungkin lebih mementingkan perasaan masing-masing.

Pesan & Kesan | 18


Intinya, jadi manusia itu ribet.

Karena di bumi ini manusianya bukan cuma diri


sendiri, ada 8 miliar jiwa lainnya dan itu belum ditambah
sama makhluk hidup lain baik yang terlihat atau nggak kita
harus membuat strategi untuk dapat bertahan hidup.
Simpelnya, kita harus punya sesuatu untuk dijadikan power
bertahan hidup.

Anda kalah, ya udah derita Anda.

Anda menang, pasti punya banyak kawan (katanya sih


kawan).

Meskipun saya yakin nggak semua manusia itu seperti itu,


tapi saya juga yakin setiap manusia punya sifat seperti itu
entah disadari atau tidak.

"Jadi manusia itu harus bisa memanusiakan manusia yang


lain."

Halah.

Pas kepepet pasti lebih mentingin diri sendiri.

Pesan & Kesan | 19


Maka dari itu, setiap manusia harus punya apa ya
istilahnya, semacam skill atau kemampuan, agar bisa tetap
bertahan hidup. Agar bisa "dipergunakan".

Kalau dulu bertahan hidupnya itu dari siapa yang paling


kuat, sekarang zaman udah beda. Kalau sekarang dari siapa
yang paling berduit, haha.

Makanya, kita itu harus punya planning agar bisa terus


hidup. Kalau ngikutin arus doang ya udah, dunia juga nggak
bakalan peduli.

Udah sih, poin itu aja yang mau saya sampaikan.

Dari sini udah tau kan apa hal tersulit yang harus dilakukan
manusia? Ya berperan jadi manusia itu sendiri, lah.

Sekian, terima gaji.

Pesan & Kesan | 20


Mari Bertemu Kembali Dengan Versi Terbaik
Masing-Masing

Perpisahan adalah risiko dari segala jenis


pertemuan sebab nggak ada yang abadi di dunia ini kecuali
perubahan.

Kemarin saya merasakannya: sebuah perpisahan.

Menurut saya, perpisahan yang kemarin saya


rasakan itu cukup ralat sangat berdampak bagi hidup saya.
Kami harus menentukan jalan masing-masing dan
merelakan beberapa bagian menghilang dari hidup sebab
itu adalah bayarannya.

Perpisahan kemarin berkesan banget.


(pengandaian) Kami berpelukan sambil nangis, haha. Muka
saya nggak bisa dikondisikan. Terus, saya denger ada yang
bilang gini, "***, nanti kita bertemu lagi dengan versi
terbaik masing-masing, ya." Entah kenapa saya langsung
marah. Gak terima aja gitu. Jujur aja saya nggak mau. Bukan
nggak mau pisahnya, tapi nggak mau ketemu dengan versi
terbaik masing-masing. Sebab satu hal yang saya inginkan:
dia ikut serta dalam proses saya menjadi versi terbaik,
begitupun sebaliknya.

Meskipun jarak jadi halangan, tapi masih ada handphone


yang bisa jadi alternatif, 'kan?

Pesan & Kesan | 21


Maka dari itu, saya suka kesel tiap ada orang yang pamitan
dengan bilang begitu.

Oit! Kita masih di dimensi yang sama.

Masih di bumi.

Bisalah saling support dan kirim kabar. Sesederhana itu.

Saya tau, nantinya akan ada momen buat lost contact entah
itu selamanya atau sementara tapi meminimalisir hal itu
terjadi bisa 'kan?

Perpisahan bukan suatu alasan untuk menjadi asing, ya!

Pesan & Kesan | 22


Goodlooking Penting Nggak, Sih?

Goodlooking penting nggak, sih?

Pertanyaan naif itu saya pikirin sejak SMP, bahkan mungkin

SD.

Ngeliat temen-temen yang pada dandan terlihat

ganteng, disisir sana-sini, pakai model rambut yang

sekarang trending disebut cepmek, aduh! Makin insekyur

pasti. Bukannya apa ya, di antara temen-temen saya, tuh,

yang belum pernah pacaran cuma saya doang! Bayangin

aja, yang lain cerita tentang ceweknya saya cuma planga-

plongo nggak jelas dan ngangguk-ngangguk pura-pura

paham.

Waktu itu saya cuma mikir, mungkin pas besok

gede saya dandan dengan baik sepuasnya karena udah

punya uang. Eh, pas gede malah males dandan. Yaudah,

maklum aja kalau sampai sekarang gak ada cewek yang

naksir.

Pesan & Kesan | 23


Eh, kok jadi curhat, sih?! Nggak apa-apa lah, ya. Namanya

juga nulis semaunya.

Balik lagi ke masalah goodlooking, first impression

seseorang ke kita itu emangnya penting? Kalau zaman

sekarang, ya, saya jawab kalau itu penting. Waktu dulu kecil

saya sering mengkotak-kotakkan manusia. Ada dua tipe

manusia:

Tipe pertama, dia yang jenius abis, tapi tampilannya cupu

dan kaya wibu pakai kacamata dan jalannya nolep.

Kedua, si anak caper yang dandan sampai pakai POMADE

tebelnya 10 km tapi otaknya kosong.

Saya sempet milih buat jadi tipe pertama, karena

apa ya, dulu mikir mau aneh-aneh aja nggak punya

Blackberry apalagi BBM. Yaudah, mending duduk manis di

meja belajar dan berusaha buat jadi anak berprestasi.

Waktu SD sampai SMP fine-fine aja lah, ya. Eh, pas SMA, kok,

makin ngadi-ngadi pelajarannya?! Mulai dari situ saya


Pesan & Kesan | 24
nggak terlalu ngambis dan sadar diri ketika ketemu ada

anak tipe ketiga:

Udah cakep, otak encer, sering nyumbang piala, mana alim

lagi.

Saya jadi ngubah presepsi mengenai mengkotak-

kotakkan manusia yang sejatinya nggak sehat buat

pemikiran saya bahwa, ketika kamu cakep kamu akan

dihargai, apalagi ditambah pinter, udah no debat jadi

kesayangan guru.

Nggak usah muluk-muluk, deh, meskipun banyak orang

yang secara gamblang bilang, "Kita itu sama, nggak boleh

melihat dari fisiknya."

Tapi namanya juga manusia dengan segala sifat

alamiahnya, pasti tetep ada pandangan kalau yang enak

dilihat yang diprioritaskan.

Pesan & Kesan | 25


Intinya, sih, sistem kerja dunia itu keras ya, kalau

Tuhan nggak mengaruniai otak cemerlang, ya, seenggaknya

goodlooking dikit, lah.

Tapi, jangan jadikan tolok ukur itu buat insekyur, karena

dunia nggak bakalan peduli sama kita. Pinter-pinter nyari

dan manfaatin lingkup sosial aja, sih, biar punya tempat.

Udah, itu aja, sekian bacotan unfaedahnya.

Pesan & Kesan | 26


Caper Itu Baik

Ketika ada manusia yang sok tau, sok asyik,


apalagi sok pinter itu selalu bikin saya mual. Misalnya pas
lagi di kelas, nih, ada guru yang nerangin kemudian ada si
sok tahu yang caper ke guru dan mengalirkan suatu
obrolan yang sebagian besar temen-temen di kelas
termasuk saya nggak ngerti. Itu adalah sebuah situasi yang
paling bikin saya males.

Atau ketika mau ulangan terus ada satu anak


yang nanya mengenai soalnya padahal beberapa detik lagi
juga tau karena soalnya dibagiin, itu bikin saya jengkel!
Bahkan pernah sampai diprotes sama temen sekelas buat
diem, huh. Sampai di sini, saya mulai paham kalau ada tipe
manusia yang sering disebut manusia caper. Biasanya
caper itu buat apa, sih? Secara garis besar ya buat diliat
alias di-notice sama orang yang dicaperin.

Kalau kita punya doi terus tiba-tiba melakukan sesuatu


yang ‘nggak gue banget!’ demi diliat, eh giliran dilirik malah
salting brutal. Itu termasuk caper nggak, sih?

So, menjadi caper itu menurut saya suatu


kebutuhan. Sadar atau nggak, setiap manusia punya
mindset-nya masing-masing kalau ‘saya harus diliat!’ entah
itu sama temen, guru, atasan, bos, orang tua, bahkan doi
(bagi yang punya saja).

Pesan & Kesan | 27


Kita punya suatu ambisi untuk diliat baik atau bahkan lebih
baik dari yang lain terhadap suatu hal. Nah, sayangnya, nih,
sifat kaya gitu nggak bisa dihindari karena udah melekat
sehingga disebut naluri.
Sejak kecil, manusia udah dididik untuk
berkompetisi. Apalagi kalau udah menyangkut prestasi.
Yang selalu dibanding-bandingin sama anak tetangga lah,
insekyur liat temen lain dapet piala, atau iri nggak jelas tapi
nggak disertai usaha. Entah sadar atau enggak, emang
kenyataannya begitu.
Nah, saya pun sering caper. Saya mengakui itu,
tapi saya mengusahakan untuk caper di tempat yang tepat.
Dimana dan gimana caranya?
Sejujurnya nggak ada konsep struktural
mengenai “cara jitu caper yang baik” karena saya pun
masih belajar mengenai hal itu. Intinya aja, nih, caper sama
hal-hal yang sekiranya bermanfaat buat dicaperin.
Singkatnya, caper ketika kamu merasa kalau
targetmu itu bermanfaat untuk hidupmu, contohnya ya
kaya siapa lagi kalau bukan guru, bos, atasan, bahkan
temenmu. Buat mereka punya pemikiran kalau kamu tuh
potensial banget buat ngemban tugas, amanah, bahkan
diajak usaha bareng. Asah softskill capermu sebaik
mungkin. Untungnya caper, tuh, relasimu jadi makin
banyak dan itu bisa memudahkan kamu untuk melakukan
suatu hal.
Ingat, caper pada tempatnya! Sebisa mungkin buat pihak
lain nggak ngeh kalau kamu lagi meng-caper.
Semangat! Xoxo

Pesan & Kesan | 28


Kalau Udah Tua, Mau Ngapain?

Umur emang nggak ada yang tahu. Namun, saya


yakin hal untuk prepare masa tua pernah terlintas di setiap
orang.

Kalau udah tua, mau ngapain?

Mau hidup gimana?

Eh, emang masih napas?

Mungkin itu juga yang menjadi alasan orang tua


pengen anaknya punya tunjangan hidup setelah pensiun.
Meskipun sekarang itu nggak menjamin hidup sejahtera,
seenggaknya punya duit buat dikantongin. Kalau saya, nih,
ya. Pas tua, saya pengen jadi rich grandma. Bisa ngasih
anak-cucu duit walaupun nggak seberapa. Seenggaknya
saya nggak kere-kere amat. Satu hal yang saya tanamin di
otak bahwa anak bukan investasi kita di masa tua. Ngeliat
sekarang banyak banget anak yang tega nelantarin orang
tuanya. Mereka hidup sama pasangan masing-masing.
Orang tuanya ditinggal sendirian di rumah.

Pesan & Kesan | 29


Waktu itu saya pernah liat berita yang isinya
kakek dan nenek rela jalan dari rumah ke alamat si cucu
lewat jalan tol. Kemudian, ditanya-tanyain, tuh, sama Pak
Polisi. Kata beliau, mereka mau njenguk cucunya karena
telanjur kangen. Padahal, menurut pengakuan si anak,
mereka udah ke rumah orang tuanya waktu lebaran, terus
kakek nenek itu juga pikunan. Bilangnya udah lama nggak
ke sana padahal beberapa hari yang lalu dateng.

Saya nggak nyari siapa yang bener, poin di sini


yang bikin saya bertanya-tanya adalah kalau udah tau
orang tuanya pelupa, kenapa malah ditinggal hidup sendiri
di kampung?

Well, saya nggak terlalu peduli juga sama


alasannya, toh itu urusan mereka. Malahan saya kebayang,
gimana kalau pas tua saya digituin juga?

Itu masih mending ya. Secara finansial, kakek


nenek itu masih ada pegangan. Seenggaknya ada rumah
buat berteduh.

Nah, di tempat umum banyak banget lansia yang


duduk di emperan. Ada yang minta-minta, ada juga yang

Pesan & Kesan | 30


jualan. Nggak tau kenapa rasanya campur aduk antara
kasihan tapi saya nggak bisa nolong banyak.

Maka dari itu, saya juga takut suatu saat nanti saya jadi
salah satu anak mereka yang nelantarin orang tuanya.

Naudzubillah.

Semoga aku dan kamu nggak menjadi salah satunya.

Saya pengen kaya, indeed semua orang juga pengen hidup


mewah. Namun, apakah kekayaan itu bisa berjalan terus
sampai saya tua, pas saya nggak bisa ngapa-ngapain lagi?
Waktu tua nanti, fisik setiap manusia pasti nggak sesehat
waktu muda.Maka dari itu, rencana masa tua itu penting
banget.

Saya mau ngapain pas tua?

Pengen jadi pengangguran yang digaji. Passive


income itu penting banget. Besok, sewaktu tua saya pengen
punya itu. Makanya sekarang ngumpulin duit buat modal
usaha. Pas tua tinggal leha-leha aja.

Pesan & Kesan | 31


Nggak ada satu hal pun yang bisa nolongin kita
selain diri sendiri 'kan?

Pesan & Kesan | 32


Jadi Dewasa

Dulu waktu SD, saya pengen cepet-cepet gede


biar bisa kerja dan dapet duit. Seneng aja gitu mikirnya.
Karena jadi orang gede pasti kerja, kalau kerja pasti dapet
duit. Nah, kalau udah dapet duit bisa digunain buat foya-
foya. Pas SMP ngerasa stuck sama kegiatan dan lingkup
sosial yang itu-itu aja. Ada jadwal ekstrakurikuler ya
ngikut, meskipun seringnya ditiadakan entah karena apa.
Ada pramuka ya ayuk, meskipun saya berakhir jadi beban,
sih. Dapet tugas tinggal dikerjain, nggak tau ya nyontek.

Pas SMA beuh, tambah bosen lagi. Mana asrama,


ada covid, nggak ada pesiar satu tahun lebih. Mana
pelajarannya ngadi-ngadi semua. Apaan tuh, Matematika
Peminatan? Maaf, nggak ada minat-minatnya. Sekarang
jadi pengangguran yang ongkang-angking kaki di kasur.
24/7 scroll hp, ketawa sampek nangis kalau ada video lucu.
Namun, lama-lama pusing juga tiduran terus. Pengen
ngelakuin kegiatan tapi apaan ya? Ujung-ujungnya ngeluh
di sini. Ngerasa bosen, ya, ngedumel di sini.

Kadang mikir pengen balik jadi anak sekolah aja,


nggak ada beban uang makan dari mana, listrik mati siapa
yang bayar, uang nggak ada tinggal minta Mama.

Jadi dewasa nggak enak, ya.

Pesan & Kesan | 33


Siapa, sih, yang bikin sistem kayak gini?!

Kalau udah dewasa harus kerja biar tetep bisa hidup.

Kalau udah dewasa temen yang beneran temen sedikit


banget bahkan nyaris nggak punya.

Kalau udah dewasa nggak ada yang bertanggung jawab


mengurusi kehidupan saya kaya waktu kecil dulu.

Kalau udah dewasa makin kerasa lo-lo gue-gue nya.

Namun, itu adalah fase yang mau nggak mau kudu dilakuin
setiap manusia.

Nggak cuma saya aja.

Nggak cuma kamu.

Kita semua.

Karena kita adalah manusia dewasa yang butuh kehidupan


meskipun nggak tau tujuannya buat apa.

Pesan & Kesan | 34


The Power Of Money

Pernah denger kalimat gini, nggak?

Uang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang.

Saya setuju dengan pendapat itu. Sumber


kebahagiaan bisa didapat dari mana saja, salah satunya dari
uang. Bahkan, ada kasus pembunuhan gara-gara masalah
utang piutang. Padahal uang yang dipinjam nggak sampek
jutaan atau miliaran, ratusan ribu. Zaman sekarang, uang
ratusan ribu itu tergolong gampang 'kan bagi kebanyakan
orang?

Apalagi kaum kapitalis, hehe. Paling bilangnya cuma.

Iya, cuma ratusan ribu.

Kasus mengenai uang bukan lagi hal yang tabu di


masyakarat, khususnya bagi saya. Saya nggak bakalan
heran kalau ada orang yang milih buat jauh-jauh dari utang
piutang dan tetek bengeknya.Itu salah satu sikap yang
diambil untuk melindungi diri. Melindungi hidupnya.

Uang emang bukan perkara yang mudah,


seseorang bisa gelap mata akan hal itu. Salah satu
contohnya adalah saya.Jujur aja, saya mengalaminya
beberapa kali. Ketika harus pura-pura buta sama tuli gara-
gara uang. Saya biarkan suatu hal mengalir padahal jelas-

Pesan & Kesan | 35


jelas salah.Saya pengen marah, teriak sejadi-jadinya.
Namun, saya bisa apa? Kedudukan saya di sini bukan suatu
hal yang diperhitungkan. Di-ting-in sekali mungkin saya
bakalan ilang.

Bgsd emang.

Rasanya dalam ketidakberdayaan itu nggak ada enak-


enaknya.Kaya pengen BAB tapi harus ditahan-tahan.

Nyebelin banget.

Hati-hati, deh, sama yang namanya uang.

Pesan & Kesan | 36


Lo Tuh Ngeluh Mulu Kerjaannya

Siapa sih orang yang nggak pernah ngeluh?

Saya dong, tiap hari ngeluh.

Sampe eneg sama diri sendiri yang kerjaannya ngeluh


mulu. "Lo tuh ngeluh mulu kerjaannya," ucap saya pada diri
sendiri. "Ya, namanya juga manusia," bantah saya kala itu.
Jadi, karena kita manusia, kita dinormalisasikan untuk
mengeluh?

Ngeluh itu perlu.

Seenggaknya ngeluarin unek-unek biar lega dikit.

Namun, kadang kita memerlukan "tempat sampah" buat


ngeluh 'kan?

Nah, bingungnya tuh, siapa yang mau nerima keluh kesah


dari kita tiap saat?

Bestie?

Keluarga?

Saya sih fine-fine aja kalau ada yang mau ngeluh


ke saya, tapi kalau tiap hari gimana? Risih juga 'kan? Itu
yang saya pikirin tiap mau ngeluh sama seseorang. Takut

Pesan & Kesan | 37


mereka nggak nyaman.Takut keluhan saya dianggap
sebelah mata karena keseringan.

Jadi, siapa yang mau nerima keluhan kita dengan lapang


dada kalau bukan diri kita sendiri?

Kemungkinan besar nggak ada Iya, sih. Saya tau ada Tuhan.
Namun, mari kita sekatin dulu antara urusan agama di sini.

Sampe sekarang saya juga masih bingung karena nggak ada


satu orang pun yang bisa dianggap cocok untuk dijadiin
tempat ngeluh.

Jadi, ya, kerjaan saya ngeluhnya di sini, haha.

Pesan & Kesan | 38


Remaja Dan Kelabilannya

Saya menemukan hal unik kemarin.

Jadi gini, ada seseorang yang lagi telfonan sama pacarnya.


Dia udah mencak-mencak. Semuanya dikeluarin dari A
sampe Z. Bahkan, dia cosplay jadi cacing kepanasan kayak
habis disiram air garem.

Topiknya cuma satu: dia minta putus sama ceweknya.

Sebagai teman yang baik, saya kasih wejangan.


Seketika saya junga nge-cosplay jadi Mario Teguh. Saya
tanya, "kenapa kok sampe minta putus?" Terus saya kasih
solusinya. Namun, temen saya tetep ngotot mau putus. Dia
bilang kalau ceweknya egois karena nggak mau diputusin.
Sampe di akhir sesi curhat-curhatan, dia tetep kekeuh
pengen pisah.

Beberapa hari kemudian, saya tau kalau mereka


jalan bareng. Udah baikan. Saya cuma melongo sambil
nginget keras kepalanya si cowok buat minta putus.
Seketika geleng-geleng kepala. Nggak habis pikir. Apakah
saya harus memaklumi kejadian tersebut karena kami
masih remaja?

Iya, remaja kan identik dengan kata labil.

Pesan & Kesan | 39


Sepertinya harus dan enggak.

Saya setuju menormalisasi tindakan remaja


karena mereka masih labil. Itu adalah fase yang emang
harus dijalani 'kan? Kalau nggak labil, itu yang perlu
dipertanyakan.

Namun, nggak selamanya saya menoleransi


kelabilan. Apalagi kalau jadi nyusahin temen. Nyebelin
pake banget!Kalau mau labil silakan, sih. Asal jangan bikin
orang lain jengkel dengan kelabilan itu.

Maka dari itu, saya berusaha meng-keep kelabilan saya


untuk diri saya sendiri.

Seenggaknya meminimalisir temen saya ngedumel di


dalam hati karena saya yang bertingkah labil.

Pesan & Kesan | 40


Hidup Adalah Tentang Meminta-Minta

Kalau kata orang, hidup cuma sekali. Maka dari


itu, jangan disia-siakan. Saya pengen hidup dengan
memanjakan diri. Uang yang dikumpulin ya buat diri
sendiri. Buat jalan-jalan kek. Makan enak kek. Intinya
apapun itu yang bisa buat diri saya seneng.

Dulu, saya sering iri sama anak orang kaya yang


hidupnya udah diatur sedemikian rupa oleh orang tuanya.
Enak ya, bisa sekolah di sekolahan internasional.Tiap hari
diantar jemput pake mobil pribadi. Makan tinggal cap cip
cup.Nggak punya uang, tinggal minta ke ortunya. Anak-
anak kaya gitu, tau apa sih tentang kerja keras? Mau
sesuatu pasti tinggal minta 'kan?

Sampai suatu hal membuat saya berpikir ulang.


Apakah saya iri? Bukannya iri adalah kata tersirat yang
artinya saya juga pengen seperti itu? Berarti secara nggak
langsung saya minta untuk dijadikan seperti anak tersebut?

Iya 'kan? Padahal saya anti sama yang namanya minta-


minta.

Jadi, selama ini saya juga peminta-minta?

Karena cita-cita saya ingin menjadi laki laki mandiri,


meminta sesuatu merupakan hal yang salah bagi saya.

Pesan & Kesan | 41


Kalau kamu mau itu ya usaha. Jangan cuma menengadah.
Itu pemikiran saya dulu. Meminta itu bukan hal yang
terlarang sebenarnya.

Meminta tandanya kamu punya ambisi terhadap suatu hal.

Saya pengen punya privilege kayak anak orang


kaya, artinya saya punya ketertarikan untuk hidup seperti
anak orang kaya. Lalu, bagaimana cara mendapatkannya?

Nah, setiap orang punya cara yang berbeda.

Mungkin ya, anak-anak yang terlahir


konglomerat memang lebih bisa mendapatkan suatu hal.
Namun, kita nggak tau apa yang mereka rasakan di
baliknya. Apakah mereka seneng ngedapetin hal itu?Atau
sebaliknya? Dan mungkin aja, anak-anak yang saya
inginkan kedudukannya malah meminta ganti posisi sama
saya.

Balik lagi, manusia itu haus akan permintaan.


Jadi, berhenti menjadi peminta-minta itu kemustahilan.
Bahkan, waktu doa kita pun diajarkan untuk meminta hal
yang baik-baik kepada Tuhan 'kan?

Pepatah Jawa yang pernah ku dengar berbunyi : urip iku


mung sawang sinawang.

Pesan & Kesan | 42


Mengerti Dan Dimengerti

Mempunyai hubungan emosional dengan sesama


manusia itu merepotkan. Kami harus saling mengerti.
Hingga tanpa sadar, orang-orang berada di tahap ingin
selalu dimengerti. Kadang, saya merasakan seperti itu.
Bahwa tidak ada satu pun yang bisa mengerti diri saya.
Apakah itu yang menyebabkan hubungan yang saya jalani
tidak pernah mulus? Entah itu tentang sahabat ataupun
keluarga.

Pasangan? Nope.

Saya sering melakukan suatu hal yang


berkebalikan dengan keinginan. Itu secara impulsif.
Kebanyakan berasal dari dorongan emosi yang ada dalam
diri saya saat itu. Tidak baik memang. Beberapa berakibat
fatal.

Oleh karena itu, dorongan Untuk merasa dimengerti


kadang muncul. Namun, tidak selamanya orang
mempunyai kepekaan yang tinggi kan? Tidak
mengherankan jika hubungan kami hancur begitu saja.

Ini sulit.

Tidak semua orang bisa berkata lantang


mengenai apa keinginannya. Lalu tiba-tiba menuntut ini itu.

Pesan & Kesan | 43


Egois bukan? Iya, saya tau.

Makanya saya bilang kalau hubungan emosional


antarmanusia itu merepotkan.

Belasan tahun hidup di bumi tidak menjadikan


saya punya sahabat. Saya membatasi mereka untuk selalu
berada di jalur 'teman'. Agar kami bisa seenaknya datang
dan pergi.

Dengan begitu, saya tidak akan menuntut untuk


dimengerti. Mereka pun tidak berkewajiban untuk
mengerti dan menuntut dimengerti juga.

Relevansi mengerti dan dimengerti itu tidak ada yang


sempurna. Tidak akan pernah ada.

Pesan & Kesan | 44


Cinta Itu Tabu

Ada yang bilang menikah itu nggak hanya tentang


cinta. Ada komitmen di sana. Saya setuju. Seseorang pernah
berkata kepada saya bahwa selama menikah cinta hanya
bertahan sekitar 2 tahun awal usia pernikahan. Setelah itu,
hanya ada komitmen.

Setuju? Setuju-setuju aja sih.

Cinta itu hal yang abstrak. Nggak bisa


dianalogikan kayak apa. Saya juga masih bertanya-tanya
apa itu cinta. Seseorang nggak pengen orang terkasihnya
tersebut pergi, apa bisa dikatakan itu cinta? Atau sebuah
keegoisan semata?

Seseorang merelakan orang lain pergi, katanya itu titik


tertinggi dalam tahap mencintai ya?

Emang bener? Atau karena tau di depan sana


hanya ada ketidakbahagiaan sehingga seseorang memilih
melepaskan? Lebih tepatnya karena nggak mau ada di
situasi tersebut, situasi nggak berbahagia.

Jadi, cinta itu seperti apa sih?

"Aku cinta kamu."

Pesan & Kesan | 45


Begitu dialog yang sering saya dengar waktu di drama-
drama.

Ada juga di novel-novel yang pemerannya


remaja. Kebanyakan 'kan di fase itu lagi labil-labilnya, yang
sekarang bilang cinta eh nanti nikahnya sama siapa. Itu
malah membuat saya agak marah. Apa cinta secetek itu
sampai bisa asal dideklarasikan?

Saya bukan termasuk kaum yang anti terhadap hal-hal


romantis. Ini lebih kepada apa bener itu yang namanya
cinta?

Sampe sekarang saya masih bingung mendefinisikan cinta


itu seperti apa.

Bener-bener tabu di mata saya.

Pesan & Kesan | 46


Foto Dan Kenangannya

Orang-orang sering mengabadikan momen


dengan berfoto. Katanya untuk kenang-kenangan. Bahkan
ada yang menyimpan foto yang diambil berpuluh-puluh
tahun lalu agar dapat dilihat kembali di masa kini. Untuk
orang yang nggak pandai mengabadikan momen, seperti
saya, rasanya sedikit menyesal sih. Masa-masa SMA
contohnya.

Foto-foto yang saya ambil terbilang sedikit. Padahal itu


katanya masa yang paling indah ya?

Saya mengalaminya sekarang.

Ketika saya kangen terhadap suatu momen, saya


nggak punya bukti keeksistensian momen tersebut di masa
lalu. Jadinya, saya selalu minta ke temen. Itu pun kadang
nggak pas sama yang saya pengen nostalgiain. Misalnya
saya pengen foto sekolah yang ada sayanya, eh temen saya
nggak punya karena saya susah diajak foto. Ya, salah saya
juga sih.

Terus waktu ultah temen, saya sering nyari-nyari


aib mereka buat diposting, ujung-ujungnya jadi kenangan
ya. Foto memang menjadi penanda akan adanya suatu hal.
Namun, yang lebih penting adalah bagaimana kita
memandang hal tersebut berharga.

Pesan & Kesan | 47


Foto memang salah satu alternatif untuk mengingatnya.

Namun, dorongan diri untuk ingat momen itu suatu hari


nanti malah lebih penting. Buat apa ada foto kalau kita
nggak menganggap itu kenangan berharga?

Foto memang menjadi 'alarm' untuk ingat suatu momen.

Namun, kalau sejatinya momen tersebut berharga kita


nggak bakalan butuh pancingan untuk mengingatnya kan?

Karena ada yang namanya hati dan memori.

Jadi, foto memang penting.

Namun, ingatan kita terhadap kenangan yang berbekas


lebih penting. Mari kita sama-sama nikmati setiap momen
yang ada.

Pesan & Kesan | 48


Rezeki Itu Ada Aja

Kemarin ada sebuah kejadian. Teman saya


mengalami kegagalan di bulan Januari. Padahal dia udah
semangat banget, udah optimis lahir batin bakalan
diterima. Namun, Tuhan berkehendak lain. Dia gagal.
Sampai-sampai napsu makannya berantakan, beberapa
hari dia mengurung diri. Saya berusaha buat ngehibur. Saya
semangatin dia untuk mencoba lagi di lain ajang.

Jujur aja emosinya jadi nggak stabil. Bahkan dia


pernah bilang kalau mau nyerah saking capeknya. Sampai
suatu ketika saya dapet kabar, ada sebuah kompetisi yang
cukup bergengsi. Saya minta temen saya ini buat daftar.

Awalnya dia pesimis. Kalau dipikir-pikir, masa


sekarang mau maju lagi di ajang yang lebih bergengsi
daripada yang kemarin? Padahal yang kemarin gagal. Kek
mustahil banget. Saya coba buat bikin dia berani
melangkah maju. Alhasil, dia ikutan. Pas mau daftar dia
udah nangis putus asa. Udah menyerahkan diri sama
Tuhan. Kalau gagal lagi, dia ikhlas lahir batin.

Siapa sangka kalau dia berhasil hari ini.

Mungkin ini terdengar naif ya, tapi emang bener


kalau rezeki itu ada aja. Kalau aja dia berhasil di bulan
Januari, tentu dia nggak bakalan daftar di ajang yang kedua

Pesan & Kesan | 49


ini. Kalau dia berhasil dulu, dia mungkin bakalan jumawa
karena kepercayaan dirinya yang berlebihan.

Kalau dia berhasil dulu, dia nggak bakalan ada di tahap ini.

Tahap untuk memaknai kalau Tuhan udah mengatur apa


yang terbaik untuk kita.

Nyatanya, rencana Tuhan itu indah.

Saya yakin kalau Tuhan udah merencanakan rencana indah


untuk kamu.

Untuk kita.

Maka dari itu, selalu penasaran sama hidupmu ya.

Lebih tepatnya, penasaran sama rezeki apa yang bakalan


Tuhan kasih buat kamu esok hari.

Pesan & Kesan | 50


Optimis Sama Gak Tau Diri Itu Beda Tipis

Optimis adalah perasaan seseorang untuk


merasa percaya diri terhadap suatu hal agar berujung baik.
Namun, terlalu optimis itu nggak baik. Setiap manusia
diwajibkan untuk berharap karena harapan adalah salah
satu hal yang mengantarkan kita agar bisa terus hidup
sampai saat ini. Maka, dengan menyugesti diri sendiri
untuk tetap optimis pada suatu hasil adalah cara manusia
berharap.
Saya pasti berhasil.
Saya pasti lolos.
Saya pasti bisa.
Masih banyak lagi "saya pasti" yang lain.
Ini berdasarkan pengalaman pribadi. Suatu hari,
saya pernah dihadapkan untuk berharap terhadap suatu
hal. Saya merasa bahwa usaha yang sudah saya kerahkan
itu maksimal. Melihat dari pengalaman tahun kemarin, saya
yakin kali ini keberuntungan berpihak pada saya. Sampai
saya lupa akan suatu hal: berdoa.
Mungkin karena saya terlalu mengentengkan hal tersebut,
Tuhan berkata lain.
Saya lagi-lagi gagal.
Jujur aja, saya nggak terima. Sampai-sampai saya nyalahin
orang lain. Saya ngebandingin diri saya dengan orang lain.
Apa sih yang kurang? Padahal udah bagus, kok.
Ambisi saya malah membuat saya
mengesampingkan yang namanya jalur langit. Saya merasa
nggak perlu berdoa, karena udah jelas bakalan keterima.

Pesan & Kesan | 51


Bahkan saya sempet mau ngelepas kesempatan lain.
Bersyukur itu nggak terjadi, sebab sekarang saya sedang
berharap dengan kesempatan lain itu.
Setelah mengevaluasi diri sendiri, saya paham
satu hal bahwa kemarin saya terlalu jumawa. Terlalu nggak
tau diri. Setiap kemungkinan selalu ada. Maka, nggak
menutup kemungkinan kalau saya bertemu dengan
kegagalan. Saat gagal, saya malah melampiaskannya
dengan orang lain. Saat gagal, saya malah merasa nggak
terima. Saat gagal, saya malah mencari pembenaran bahwa
saya masih pantas. Saat gagal, saya sadar kalau ego saya
terluka. Sehingga saya sering mencari pembuktian. Namun,
itu nggak berpengaruh apa-apa. Nggak membuat saya tiba-
tiba berhasil.
Itu mindset yang salah.
Maka dari itu, di kesempatan kali ini saya
berusaha untuk tau diri, berpasrah kepada Tuhan
sepasrah-pasrahnya, saya akan menyiapkan mental pada
apa pun kemungkinannya. Sambil sesekali menengok ke
belakang agar nggak jumawa lagi. Cuma itu yang bisa
dilakukan.
"Optimis artinya mengharapkan yang terbaik. Percaya diri
artinya tahu mengatasi yang terburuk."

Pesan & Kesan | 52


Padahal Udah Berdoa, Tapi Kenapa Gagal?

Banyak Orang Menggantungkan Harapan Dengan


Cara Berdoa.
Waktu Mau Belajar, Kita Berdoa Agar Nanti Ilmunya
Berkah.

Waktu Mau Ujian, Kita Berdoa Agar Diberi Kelancaran.

Waktu Mau Pengumuman, Kita Juga Berdoa Agar Hasilnya


Baik.

Lalu, Kalau Ternyata Kita Udah Berdoa Dan Hasilnya Nggak


Sesuai Ekspetasi, Bagian Mana Yang Salah?

Padahal Udah Belajar.

Udah Berusaha Keras.

"Ini Mungkin Bukan Jalannya, Ya?" Tanya Saya


Pada Diri Sendiri. Menurut Saya, Ini Memang Jalannya.
Jalan Saya Untuk Melalui Kegagalan. Saya Pernah Baca
Suatu Quote, Kalau Nggak Salah Dari Instagramnya
Aksarataksa. Yang Isinya Kurang Lebih Mengenai
Keikhlasan Dalam Beribadah.

Beribadah Ialah Tentang Menghubungi Tuhan.

Berkomunikasi Dengan Tuhan.

Pesan & Kesan | 53


Bukan Tentang Kesombongan Setelah Melakukannya.

"Saya Udah Sembahyang, Udah Menguatkan Jalur Langit,


Hasilnya Pasti Lebih Baik."

Padahal Bisa Aja Enggak.

"Padahal Saya Udah Berdoa Dari Dua Tahun Lalu, Biar


Diloloskan. Setiap Hari Saya Minta Ke Tuhan. Kenapa
Sekarang Malah Gagal?"

Padahal Doa Bukan Tentang Seberapa Lama.


Namun, Tentang Seberapa Ikhlas Mengerjakannya. Sama
Kaya Ketika Kita Baca Alkitab Setiap Saat, Kalau Nggak
Paham Artinya Buat Apa? Kalau Nggak Diimplementasikan
Di Kehidupan Buat Apa?

Esensinya Di Sini Bukan Seberapa Banyak Kita


Menengadah, Ya. Atau Seberapa Banyak Dzikir Yang
Diucap. Karena Ketika Gagal, Kita Malah Jadi Belok Arah
Dan Bertanya-Tanya Yang Ujungnya Memojokkan Kegiatan
Berdoa. Jadi, Mau Apa Pun Hasilnya, Berpositif Thinking
Pada Tuhan Itu Wajib. Berusaha Ikhlas Itu Perlu.

Saya Percaya, Tuhan Maha Mendengar Dan Maha Mengerti


Yang Terbaik Buat Hambanya.

Semangat Teman-Teman

Pesan & Kesan | 54


Ekspektasi Seseorang Terhadap Hidup Kita

Mungkin, kita nggak sadar kalau hidup dengan


memenuhi ekspektasi seseorang.

Kamu pinter ini.

Kamu bisa itu.

Kamu jago.

Misalnya, ketika kamu pintar matematika. Nilai


kamu bagus terus. Kamu jadi dikenal sebagai ahlinya.
Ketika teman-teman nggak bisa jawab soal, mereka tanya
ke kamu. Sebab mereka berpikir kamu pasti lebih bisa.

"Ini kan bidangmu. Kamu pasti lebih bisa."

Kamu berusaha memecahkannya dan merasa puas ketika


berhasil. Atau saat pelajaran olahraga, kamu jadi garda
terdepan buat menyerang tim lawan karena temen-temen
tau kamu orang yang aktif. Jadi, tanpa sadar kita melakukan
sesuatu untuk menunjukan eksistensi diri. Untuk
memenuhi ekspektasi orang lain. Alam bawah sadar kita
membuat sebuah standar terhadap diri sendiri.

"Saya bisa di pelajaran Fisika, jadi kalau temen-temen


tanya saya harus bisa jawab."

Pesan & Kesan | 55


Sampai kamu mati-matian memperdalam pelajaran
tersebut untuk memuaskan diri sendiri.

"Saya suka olahraga, jadi saya harus semangat pas


pelajarannya."

Sampai ketika kamu nggak memenuhi standar yang dibuat,


kamu merasa gagal dan penasaran secara bersamaan.

"Maaf, ya. Aku nggak paham bagian yang ini."

Dan entah benar atau nggak, orang-orang jadi


ikutan kecewa karena secuil ekspetaksinya dipatahkan. Itu
lah yang dinamakan mengkotak-kotakan manusia.
Membuat standar tentang manusia yang satu dan yang
lainnya. Sampai kita nggak sadar kalau hidup dalam
ekspektasi orang lain. Nggak apa-apa. Nggak ada yang salah
selama kamu nggak merasa terbebani. Sebab itu yang
dinamakan jalan hidup, dan nggak bisa dihindari.

Yang terpenting, kamu tetap paham batasannya. Jika kamu


merasa udah semakin toxic, tolong berhenti.

Ayo, mulai sayangi diri sendiri.

Kamu itu berharga dengan segala kelebihan dan


kekuranganmu.

Pesan & Kesan | 56


Kalau Aja Udah Mulai Dari Dulu

Kalau aja udah mulai dari dulu, mungkin


sekarang nggak perlu susah payah.
Kalau aja udah mulai dari dulu, mungkin sekarang udah ada
hasil.

Kalau aja udah mulai dari dulu, mungkin sekarang udah ada
cabang.

Beberapa orang, termasuk saya, sering


menggunakan kata itu. Nggak heran, sih. Sebab manusia
adalah tempatnya keserakahan. Apa-apa mau serba instan.
Orang-orang terlalu fokus pada hal baik yang mungkin
bakalan didapat. Padahal bisa aja isinya gini: Kalau aja udah
mulai dari dulu, mungkin saya nggak ngerasain jatuh
bangun ini. Kalau aja udah mulai dari dulu, mungkin jalan
yang saya tempuh nggak seemosional ini. Atau, bisa aja
nggak kinerjanya nggak sebagus sekarang.

Selalu ada kemungkinan baik buruknya. Saya


pernah mendengar sebuah kalimat yang isinya:

Jika saya diberi waktu 8 jam untuk menebang pohon, maka


akan saya gunakan 6 jam untuk mengasah kapak.

Saya beneran lupa itu darimana, haha. Memulai


bukan tentang siapa yang lebih dulu. Namun, siapa yang
lebih siap. Maka, waktu yang kamu "sia-siakan" selama ini

Pesan & Kesan | 57


belum tentu berkonotasi buruk. Bisa aja untuk mengasah
kemampuan tapi nggak kamu sadari kan?

Dulu, waktu Wattpad booming, saya pengen banget nulis


seperti temen-temen yang lain. Wah, rasanya kayak bangga
gitu pas punya karya. Namun, jika saya dulu memulai,
dengan ilmu yang pas-pasan bahkan bisa dibilang kurang,
tentu hasilnya nggak sememuaskan sekarang.

Meskipun saya tau bahwa sekarang dan


seterusnya adalah tahap pembelajaran. Namun, saya sadar
kalau tulisan saya sekarang lebih teratur ya, emang banyak
sisi amburadulnya, sih. Atau pas saya mulai usaha. Coba aja
dari dulu mulainya, pasti sekarang udah berkembang. Eh,
kata siapa? Bisa aja bangkrut kan?

Naudzubillah. Cuma, ya, namanya ngira-ngira, selalu ada


sisi jelek yang harus dipikirin.

Nah, apa yang kamu mulai baru-baru ini, yuk


jalani dengan suka cita. Jangan ada penyesalan "kenapa aku
nggak dari dulu aja, ya?"

Nggak ada kata terlambat untuk memulai dan terus


mencoba sesuatu.

Pesan & Kesan | 58


Orang Tua Dan Segala Harapannya

Ada banyak sekali alasan yang menjadikan anak


berselisih dengan orang tua. Ketika orang tua
menginginkan yang terbaik di mata mereka untuk anaknya,
belum tentu juga si anak iya-iya aja. Ini adalah masalah
klise, saya yakin setiap anak sudah dan sedang
mengalaminya. Orang tuanya minta A, tapi si anak kekeuh
B. Nggak apa-apa, malah kalau nggak ada perselisihan
kayak gitu yang perlu dipertanyakan.

Setiap orang tua punya harapan untuk anaknya


agar hidup bahagia, tentram, damai, dan sukses tentunya.
Nah, jalan untuk menunjukannya yang berbeda-beda. Ada
banyak versi, salah satunya versi yang dilakukan orang
tuamu. Saya nggak akan membicarakan siapa yang lebih
baik; lebih benar; lebih layak dibela atau didengar. Itu
bukan ranah saya. Toh, mencari suatu validasi nggak akan
berujung.

Ini soal mengerti dan dimengerti.

Sedekat-dekatnya kita dengan seseorang,


termasuk orang tua, mereka tetaplah manusia yang
memiliki segudang keegoisan.

Kita adalah manusia.

Pesan & Kesan | 59


Maka, bagaimana kita menghadapi dan menekan
ego masing-masinglah yang paling penting. Semua orang
punya pendapat "versi terbaik"-nya masing-masing,
termasuk anak dan orang tua. Apa yang orang tua bilang,
belum tentu terbaik untuk anaknya dan belum tentu juga
berakibat buruk.

Ingat pepatah yang mengatakan, "restu Tuhan ada di


tangan orang tua."

Mungkin juga dengan mengikuti kemauan orang


tua, itu salah satu rezeki kita yang sudah disiapkan Tuhan.
Jadi, orang tua adalah perantaranya.

Kita bisa menggunakan masukkan dari orang tua


sebagai pilihan yang perlu dipertimbangkan. Jangan
langsung menolak, sebab kita nggak tau ke depannya akan
memberikan hasil seperti apa. Hal yang kita anggap baik
hari ini, belum tentu akan tetap baik esok hari.

Nah, di sisi lain menjadi orang tua juga bukan


untuk ajang jumawa. Mempunyai title "orang tua" bukan
berarti pilihannya selalu yang terbaik sehingga harus
dituruti oleh anaknya.

Big no!

Jadi, balik lagi. Ini tentang komunikasi dan menekan ego


masing-masing.

Pesan & Kesan | 60


Emosi Sesaat

Katanya, kalau lagi emosi kita nggak boleh ambil

keputusan atau bertindak. Karena nanti bakalan menyesal.

Entah itu ketika lagi bahagia bahkan marah, yang perlu

dilakukan ialah menekannya. Supaya nggak membeludak.

Supaya nggak over. Sebab sesuatu yang berlebihan itu

nggak baik kan?

Emang, sih, emosi itu mempengaruhi keputusan

seseorang. Waktu marah, nih. Kita mencak-mencak dari a

sampai z. Terus ketika ditanya mengenai suatu hal, apalagi

mengenai cikal bakal kita marah, udah pasti jawabannya

nyakitin. Karena diri kita lagi dikuasai sama emosi, jadi

logikanya kalah.

Membuat keputusan memang nggak mudah.

Banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Maka dari itu,

Pesan & Kesan | 61


emosi sesaat nggak boleh menyertainya karena ditakutkan

akan mempengaruhi keputusan. Jadi, tenangin diri dulu

yuk. Lalu cari jalan keluarnya.

Pesan & Kesan | 62


Jurus Kepepet

Kaum deadliners mana, nih, suaranya? (Sayaaa,


haha)
Pernah denger suatu kalimat: ngerjainnya nggak butuh
sejam, ngumpulin niatnya malah sampai berhari-hari.

It's true.

Sebenernya deadliners itu nggak buruk-buruk


banget, kok. (Berusaha membela diri) Namun, persepsi
masyakarat mengenai deadliners emang nggak terlalu baik.
Bahkan ibu saya sering ngomel gegara saya begadang buat
ngerjain tugas, padahal dari kemarin-kemarin saya cuma
gulang-guling di kasur.

Menjadi deadliners memang memberikan banyak


sensasi. Salah satunya itu bekerja di bawah tekanan. Kita
diharuskan cermat di tengah gempuran waktu yang nggak
banyak. Namun, itu adalah hal yang menjadi sensasi. Kayak
memacu adrenalin gitu, loh.

Nah, terkadang setelah mengerjakannya malah jadi mikir:


oh ternyata gini doang?

Ternyata pekerjaannya simple, kok. Asal punya


niat buat ngelakuin. Nah, yang jadi sumber
permasalahannya ialah niat ini, nih.

Pesan & Kesan | 63


Susaaah banget.

Sampek mikir harus ngasih reward apa buat diri


sendiri kalau udah selesai ngerjainnya. Dan jujur aja itu
cukup ampuh, sih. Nggak muluk-muluk, kadang juga
ngerasa ngap-ngapan dan nyesel pas ngerjainnya. Kenapa
saya nggak ngerjain dari dulu aja? Kenapa kemarin males-
malesan?

Tapi toh, nggak ada yang bisa diubah sebab akhirnya malah
kejar-kejaran sama waktu.

Eh, besoknya diulangin lagi.

Ndableg emang.

Pesan & Kesan | 64


Juga

Mungkin kata juga terdengar sederhana, ya.

Kamu mau makan juga?

Kamu juga remedial?

Kamu kesusahan juga?

Kadang, kata juga itu bermakna penyelamat. Iya,


kalau kita nggak sendirian dalam menghadapi suatu hal.

Eh, kamu hari ini juga ulangan?

Seenggaknya kamu punya temen buat diajak overthinking


mengenai ulangan nanti.

Kamu gagal juga?

Seenggaknya kamu punya temen buat diajak curhat satu


sama lain.

Kamu sedih juga?

Iya, di saat kamu merasa orang lain nggak paham


perasaanmu, mungkin akan lebih baik ketika mendengar
kata juga. Ada seseorang yang senasib denganmu. Satu hal

Pesan & Kesan | 65


yang perlu disadari bahwa kamu punya teman dengan kata
juga.

So, kita semua juga berjuang dari setiap monster


yang ada di kepala kita. Dan kita semua juga punya beban
yang tersimpan apik di diri masing-masing. Yah, kita semua
juga manusia kan? Yang terkadang merasa sendirian di
dunia ini.

Pesan & Kesan | 66


Ini Susah...

Jujur rasanya susah banget buat bersosialisasi


sama orang.

Berat... banget.

Saya suka marah ke diri sendiri sebab sering


ngerusak suasana. Padahal itu nggak pengen saya lakukan.
Saya cuma bingung harus bersikap kaya gimana. Mungkin
itu juga yang ngebuat saya heran saat orang-orang pada
bisa punya sahabat.

Karena saya nggak punya...

Saya nggak bisa...

Saya pengen... tapi nggak tau caranya gimana.

Kadang saya ngerasa iri di saat orang lain dirayain ulang


tahun sama temen-temennya. Fotonya dipost sana-sini.

Rasanya kaya apa, sih?

Seru, ya?

Tapi balik lagi, sikap orang ke kita adalah sikap kita ke


orang tersebut.

Pesan & Kesan | 67


Karena saya mikir kalau deket sama orang itu merepotkan,
mungkin itu juga yang jadi tembok tak kasat mata buat saya
(?)

Bahwasanya secara nggak sadar pun saya punya


teritorial sendiri yang nggak bisa diganggu gugat. Dan
terkadang saya kualahan dengan hal itu. Tapi...

yang ngebuat itu adalah diri saya kan?

Yang ngebentuk sifat itu pribadi saya kan?

Jadi... jalani aja ya?

Selagi bisa sendiri, kenapa nggak?

Semangat, diri sendiri

Pesan & Kesan | 68


Ini Cuma Mimpi

Duh, tengah malem gini emang enaknya buat


mikirin hal-hal random ya. Saya baru ingat kalau beberapa
hari ini bertepatan dengan kabar duka yang saya dengar 4
tahun lalu. Sahabat saya pergi. Rasanya padahal baru
kemarin, kok udah 4 tahun aja?
Al-Fatihah buat dia...
Saya nggak bisa mendeskripsikan dia gimana
orangnya, intinya dia tuh temen curhat saya. Waktu itu,
saya masih sekolah. Kebetulan kami sama-sama bendahara.
Udah tau ya kan tugas bendahara ngapain? Ngeprint soal
dong di photocopy-an. Suatu hari kami ditugaskan berdua
buat ke sana. Entah kenapa ya, mungkin karena males ikut
pelajaran atau gimana, kami berdua malah milih jalan yang
muter biar lebih lama. Saya masih inget banget waktu itu
pas mau balik ke kelas. Kami ngobrol.
Saya nyeletuk, "kalau besok kita gedhe, ayo merantau!"
"Enggak, ah. Aku mau di sini aja jagain adek," jawab dia
sambil ngipas-ngipasin kertas ke mukanya.
"Alah, gapapa. Nanti kalau liburan kamu balik aja ke sini."
Dia geleng-geleng kepala. "Enggak mau."
Saya cuma bisa berdecak sambil nendang-
nendang batu. Terus saya rangkul dia. "Nggak apa-apa, deh.
Saya janji besok kalau semisal saya sukses, saya gak
bakalan lupain kamu."
Tatapan matanya, tuh, kayak orang seneng. Dia
ketawa dan bilang "yey!" Kami nggak ngerasa ada yang
janggal, tuh, sama percakapan itu. Sampai suatu ketika,

Pesan & Kesan | 69


kabar duka itu dateng beberapa bulan kemudian... Saya
jujur syok. Kaget. Lemes. Nggak bisa ngomong apa-apa.
Waktu itu saya langsung konek sama obrolan kami yang ini.
Apakah itu pertanda?
Nggak tau, saya nggak berani ngecap kalau itu
pertanda meskipun sampai sekarang saya masih ingat jelas
adegannya. Lalu apa kabar hari ini? Saya beneran merantau
di kota orang dan dia beristirahat di makam dekat
rumahnya. Kalau dipikir-pikir malah jadi mikir sih. Cuma
ada satu hal yang saya petik dari sini, bahwasanya
terkadang saya terlalu fokus sama dunia sampai nggak
nyadar kalau ajal sedekat itu sama manusia.
Terkadang, saya ngerasa kalau dunia itu tempat
yang nyaman. Saking ngerasa nyamannya saya sampai lupa
kalau ada akhirat. Nah, kalah sekarang, nih. Saya inget kalah
kita itu makhluk Tuhan yang marwahnya bakalan kembali
ke Tuhan. Perasaan itu entah kenapa bikin beda. Antara
aneh, sedih, bingung, linglung. Intinya mau nolak
kenyataan tapi udah jelas gak bisa ditolak.
Kalau kematian itu fakta. Pasti terjadi. Dan akan
terjadi. Entah kapan. Saya cuma mau minta tolong ke kamu,
yang baca ini (kalau ada, sih), buat selalu inget Tuhan, ya.
Selalu inget kalau kamu, pada hakikatnya sendirian di sini,
nggak ada siapa-siapa yang bisa nolong kamu kecuali
Tuhan.
Jaga terus ibadahnya, ya.
Jaga terus imannya.
Anggep aja kalau kita di dunia ini tuh cuma mimpi. Kalau
kita bangun (meninggal), baru tuh memghadapi kenyataan.
Yuk, kita saling mengingatkan.

Pesan & Kesan | 70


Kaos Komedian: Petualangan Di Belantara
Stand-Up Comedy

Di tengah hiruk-pikuk kota metropolitan,


hiduplah Jimmy, seorang pemuda ceria yang bercita-cita
menjadi seorang komedian terkenal. Namun, masalahnya
adalah dia tidak memiliki bakat komedi yang memadai.
Meskipun begitu, ketidaktangguhannya tidak pernah
menghalangi semangatnya. Ketika dia menemukan
pengumuman tentang sebuah kompetisi stand-up comedy
besar yang akan diadakan di kota, Jimmy melihat
kesempatan emas untuk mewujudkan mimpinya. Tanpa
ragu, dia mendaftar untuk mengikuti kompetisi tersebut,
meskipun teman-temannya meragukan kemampuannya.

Dalam perjalanannya, Jimmy bertemu dengan


berbagai karakter unik di dunia stand-up comedy, mulai
dari komedian veteran yang penuh dengan nasihat hingga
peserta lain yang berjuang dengan kecanggungan mereka
sendiri. Setiap tantangan yang dia hadapi membawanya ke
situasi lucu dan konyol yang menguji ketahanannya, tetapi
juga membantunya memahami esensi sebenarnya dari
komedi.

Namun, masalah datang bertubi-tubi saat Jimmy


terjebak dalam berbagai kekacauan, mulai dari lupa lirik
sampai kecelakaan panggung yang memalukan. Tetapi
dengan tekad yang kuat dan bantuan dari teman-teman
barunya, Jimmy belajar bahwa komedi sejati berasal dari
hati dan keberanian untuk menjadi diri sendiri. Akankah

Pesan & Kesan | 71


Jimmy berhasil mengatasi semua rintangan dan membuat
penonton tertawa? Atau apakah mimpi komedinya hanya
akan menjadi bahan tertawaan belaka? Ikuti petualangan
kocak Jimmy dalam "Kaos Komedian: Petualangan di
Belantara Stand-up Comedy" untuk mengetahuinya.

Dalam persiapan untuk kompetisi stand-up


comedy besar, Jimmy menemui berbagai kesulitan. Dia
belajar bahwa menjadi seorang komedian tidak hanya
tentang membuat orang tertawa, tetapi juga tentang
memahami audiens, menemukan keunikan diri sendiri, dan
menghadapi ketakutan. Di tengah latihan yang intensif,
Jimmy bertemu dengan seorang komedian veteran
bernama Charlie, yang menjadi mentornya. Charlie
mengajarkan Jimmy bahwa humor adalah tentang
mengambil risiko dan memiliki keberanian untuk tampil di
depan orang banyak. Dengan bimbingan Charlie, Jimmy
mulai menemukan gaya komedinya sendiri dan
menemukan kepercayaan diri yang hilang.

Namun, perjalanan Jimmy tidak berjalan mulus.


Dia terus dihadapkan pada kekacauan dan kegagalan yang
membuatnya hampir menyerah. Tetapi setiap kali dia
hampir putus asa, teman-teman barunya, termasuk
komedian-komedian pemula lainnya, selalu ada di sisinya
untuk memberinya semangat dan dukungan.

Saat hari kompetisi tiba, Jimmy merasa gugup


namun siap untuk menghadapi tantangan. Ketika dia naik
ke atas panggung, dia menghadapi audiens dengan

Pesan & Kesan | 72


keberanian dan kejujuran yang menggetarkan hati. Dengan
setiap lelucon yang dia sampaikan, Jimmy semakin
memenangkan hati penonton dan membuktikan bahwa dia
adalah seorang komedian sejati. Meskipun hasilnya tidak
pasti, Jimmy merasa puas karena dia telah memberikan
yang terbaik. Ketika hasil akhir diumumkan, Jimmy tidak
memenangkan kompetisi, tetapi dia memperoleh
penghargaan yang lebih besar: persahabatan, keberanian,
dan kepercayaan diri. Dengan senyum di wajahnya, Jimmy
mengetahui bahwa petualangannya dalam dunia stand-up
comedy baru saja dimulai. Dan meskipun ada lebih banyak
tantangan yang menantinya di masa depan, dia tahu bahwa
dengan tekad dan semangatnya, dia akan berhasil
mencapai mimpinya menjadi seorang komedian yang
dicintai oleh semua orang.

Dengan demikian, Jimmy menutup babak


pertamanya dalam "Kaos Komedian: Petualangan di
Belantara Stand-up Comedy," tetapi petualangan baru telah
menunggunya di depan.

Setelah kompetisi berakhir, Jimmy merasa


dihadapkan pada pertanyaan besar: "Apa yang sebenarnya
ingin dia capai dengan karir komedinya?" Dia menyadari
bahwa tujuan sejatinya bukan hanya tentang popularitas
atau ketenaran, tetapi lebih pada bagaimana dia bisa
membuat orang lain bahagia melalui seni komedi. Dengan
semangat baru, Jimmy memutuskan untuk menggunakan
bakatnya untuk tujuan yang lebih besar. Dia mulai
melakukan pertunjukan komedi di panti jompo, rumah

Pesan & Kesan | 73


sakit, dan acara amal lainnya, menyebarkan keceriaan dan
tawa kepada mereka yang membutuhkannya.
Saat dia menjalani perjalanan komedinya yang
baru, Jimmy tidak lagi merasa sendiri. Teman-teman
barunya dari dunia stand-up comedy selalu
mendukungnya, bahkan bergabung dalam pertunjukan
amalnya untuk memberikan kontribusi yang lebih besar.

Tak lama kemudian, cerita tentang Jimmy dan pertunjukan


komedinya yang menginspirasi mulai menyebar. Dia
mendapatkan perhatian media lokal dan menjadi contoh
bagi banyak orang yang ingin menggunakan bakat mereka
untuk kebaikan.
Meskipun dia masih mengalami kekacauan dan
kegagalan di sepanjang jalan, Jimmy menemukan
kebahagiaan sejati dalam membuat orang lain tertawa dan
merasa lebih baik. Petualangan komedinya terus berlanjut,
dengan setiap penampilan memberinya kesempatan untuk
membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih cerah, satu
lelucon pada satu waktu.
Dengan demikian, "Kaos Komedian: Petualangan
di Belantara Stand-up Comedy" bukan hanya tentang
seorang pemuda yang mengejar mimpinya, tetapi juga
tentang kekuatan komedi untuk menyatukan orang dan
membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik.
Seiring berjalannya waktu, Jimmy terus mengejar karir
komedinya dengan semangat yang tak kenal lelah. Dia
mulai mendapatkan undangan untuk tampil di acara-acara
besar, festival komedi, dan bahkan mendapatkan
kesempatan untuk tampil di televisi.

Pesan & Kesan | 74


Namun, dengan kesuksesan yang datang, Jimmy
mulai merasa tertekan oleh tekanan untuk selalu lucu dan
menghibur. Dia merasa terjebak dalam ekspektasi orang
lain dan mulai kehilangan keautentikan dalam
penampilannya. Itu membuatnya bertanya-tanya apakah
dia masih menikmati apa yang dia lakukan. Dalam
perjalanan ke salah satu pertunjukan besar di luar kota,
Jimmy bertemu dengan seorang pria tua yang berbagi
cerita tentang masa lalunya sebagai seorang komedian.
Pria itu mengajarkan Jimmy bahwa komedi bukan hanya
tentang membuat orang tertawa, tetapi juga tentang
kejujuran, ketulusan, dan keberanian untuk menjadi diri
sendiri.
Merasa terinspirasi oleh pertemuan itu, Jimmy
memutuskan untuk kembali ke akar-akarnya. Dia kembali
ke panggung terbuka, tempat dia pertama kali memulai
perjalanannya sebagai seorang komedian, dan dengan
rendah hati menyampaikan lelucon yang berasal dari
hatinya. Dengan kembalinya keautentikan dalam
penampilannya, Jimmy merasa kembali hidup dan lebih
bahagia daripada sebelumnya. Dia menemukan bahwa
kejujuran dan keberanian untuk menjadi dirinya sendiri

Pesan & Kesan | 75


adalah kunci untuk membuat hubungan yang lebih dalam
dengan audiensnya.
Dari situlah, Jimmy terus mengejar karir
komedinya dengan semangat yang baru. Dia tidak lagi
terjebak dalam ekspektasi orang lain, tetapi mengambil
kebahagiaan dari kesempatan untuk berbagi cerita,
pengalaman, dan ketawa dengan orang lain.
Dengan demikian, "Kaos Komedian: Petualangan
di Belantara Stand-up Comedy" bukan hanya tentang
pencarian Jimmy untuk sukses, tetapi juga tentang
perjalanan pribadinya untuk menemukan makna sejati dari
komedi dan kebahagiaan. Dan dengan setiap
penampilannya, dia membawa dunia ini sedikit lebih dekat
menjadi tempat yang lebih ceria.
Seiring berjalannya waktu, Jimmy menjadi
semakin terkenal di dunia komedi. Namun, ketenarannya
tidak membuatnya lupa akan nilai-nilai yang dia pelajari
selama petualangannya. Dia tetap rendah hati dan bersedia
membantu komedian-komedian pemula lainnya yang
menghadapi kesulitan dalam perjalanan mereka.Selain itu,
Jimmy juga mulai mengeksplorasi berbagai genre komedi,
termasuk komedi drama dan komedi satir, untuk
memberikan variasi dalam penampilannya. Dia menyadari

Pesan & Kesan | 76


bahwa komedi adalah bentuk seni yang sangat luas dan dia
ingin terus berkembang sebagai seorang seniman.
Namun, di tengah kesuksesannya, Jimmy tidak
pernah melupakan akar-akarnya. Dia terus tampil di klub-
klub kecil dan panggung terbuka, karena menurutnya, itu
adalah tempat di mana komedi sejati lahir. Dia selalu
menghargai setiap kesempatan untuk berbagi tawa dengan
orang-orang dari berbagai latar belakang.

Selama perjalanannya, Jimmy juga menemukan


cinta dalam seorang wanita yang mengerti dan
mendukungnya sepenuhnya. Pasangan itu saling
mendukung dalam impian masing-masing dan bersama-
sama mereka membentuk tim yang tak terkalahkan.
Dengan semangat, cinta, dan keberanian, Jimmy
terus menjelajahi dunia komedi dengan penuh
kegembiraan dan keinginan untuk membuat dunia ini
menjadi tempat yang lebih cerah. Dan meskipun
petualangannya mungkin berakhir, dia tahu bahwa cerita-
cerita lucu dan inspiratifnya akan terus hidup dalam
ingatan orang-orang yang pernah tertawa bersamanya.

Pesan & Kesan | 77


Dengan demikian, "Kaos Komedian: Petualangan
di Belantara Stand-up Comedy" bukan hanya tentang
perjalanan seorang pemuda yang bercita-cita menjadi
seorang komedian terkenal, tetapi juga tentang arti sejati
dari komedi, persahabatan, cinta, dan keberanian. Dan
meskipun cerita ini mungkin berakhir, warisan Jimmy akan
terus hidup selamanya dalam tawa dan kenangan orang-
orang yang pernah ditemuinya dalam perjalanan hidupnya.
Meskipun perjalanan Jimmy sebagai seorang komedian
telah mencapai puncaknya, ia menyadari bahwa masih ada
banyak hal yang ingin dia lakukan. Salah satunya adalah
memberikan pengaruh positif pada masyarakat melalui
komedinya.

Jimmy memutuskan untuk mengorganisir acara


amal besar yang melibatkan komedian-komedian terkenal
dari seluruh dunia. Tujuannya adalah untuk
mengumpulkan dana bagi organisasi amal yang berfokus
pada pendidikan anak-anak dari lapisan masyarakat
kurang mampu.

Dengan bantuan teman-temannya di dunia


komedi, Jimmy berhasil menyelenggarakan acara amal

Pesan & Kesan | 78


yang sangat sukses. Bukan hanya menghibur penonton
dengan pertunjukan komedi yang luar biasa, tetapi juga
berhasil mengumpulkan dana yang besar untuk
menyokong pendidikan anak-anak yang membutuhkan.

Acara amal tersebut tidak hanya menjadi sebuah


keberhasilan finansial, tetapi juga menjadi inspirasi bagi
banyak orang untuk melakukan kebaikan dalam kehidupan
sehari-hari mereka. Jimmy merasa bangga bisa menjadi
bagian dari sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri
dan menyadari bahwa kekuatan komedi bukan hanya
dalam membuat orang tertawa, tetapi juga dalam
merangkul kebaikan dan keprihatinan sosial.

Dengan itu, Jimmy menemukan kedamaian dalam


dirinya karena dia tahu bahwa meskipun karir komedinya
mungkin telah mencapai puncaknya, dia telah
menggunakan bakatnya untuk tujuan yang lebih mulia. Dan
dengan semangatnya yang tak kenal lelah, dia terus
menyebarkan tawa dan kebaikan ke seluruh dunia,
meninggalkan jejak yang tak terlupakan dalam sejarah
komedi.

Pesan & Kesan | 79


Dengan akhir yang memuaskan, "Kaos Komedian:
Petualangan di Belantara Stand-up Comedy"
menggambarkan perjalanan seorang pemuda yang
awalnya hanya bercita-cita menjadi seorang komedian
terkenal, tetapi kemudian menemukan makna yang lebih
dalam dalam seni komedi dan bagaimana itu dapat
merubah dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Pesan & Kesan | 80


Langkah Pertama Menuju Impian

Dalam kota kecil yang dipenuhi dengan semangat


dan harapan, hiduplah seorang gadis muda bernama Maya.
Maya adalah anak yatim piatu yang tinggal bersama
neneknya, Nenek Clara, setelah kedua orangtuanya
meninggal dalam kecelakaan mobil saat dia masih kecil.
Namun, meskipun kehilangan orang-orang yang
dicintainya, Maya tidak pernah kehilangan semangatnya.
Setiap pagi, Maya bangun dengan senyum di wajahnya, siap
untuk menghadapi hari yang baru. Dia tahu bahwa impian
besar menunggu di luar sana, dan dia bertekad untuk
mencapainya. Impiannya adalah menjadi seorang penulis
terkenal dan menceritakan kisah-kisah yang menginspirasi
orang-orang di seluruh dunia.
Meskipun hidup dalam kemiskinan, Maya tidak
pernah menyerah pada mimpinya. Dia rajin belajar di
perpustakaan kota setiap hari setelah sekolah, menyerap
pengetahuan dan mencatat ide-ide untuk cerita-ceritanya.
Nenek Clara, meskipun hanya seorang pensiunan, selalu
memberikan dukungan dan cinta kepada Maya.
Suatu hari, Maya mendapat kabar bahwa ada kontes
menulis untuk remaja yang diadakan oleh sebuah majalah
terkenal. Ini adalah kesempatan emas baginya untuk
menunjukkan bakatnya kepada dunia. Tanpa ragu, Maya
mulai menulis cerita yang penuh dengan kekuatan dan
semangat, menggunakan pengalaman hidupnya sebagai
inspirasi.

Pesan & Kesan | 81


Saat tenggat waktu kontes semakin dekat, Maya
merasa semakin gugup. Dia takut bahwa ceritanya tidak
akan cukup baik, atau bahwa dia tidak akan bisa bersaing
dengan remaja lain yang mungkin memiliki akses ke lebih
banyak sumber daya. Tetapi, dengan dukungan dari Nenek
Clara dan keyakinan dalam dirinya sendiri, Maya terus
menulis dengan tekun.
Akhirnya, saat hari pengumuman pemenang tiba,
Maya merasa campur aduk antara gugup dan bersemangat.
Ketika nama-namanya diumumkan, Maya hampir tidak
percaya saat mendengar namanya dipanggil sebagai
pemenang pertama. Air mata kebahagiaan mengalir di
wajahnya saat dia mendapat pengakuan untuk kerja
kerasnya.
Prestasi Maya tidak berhenti di situ. Kemenangan di
kontes menulis membuka pintu bagi banyak kesempatan
baru baginya. Dia mendapatkan kesempatan untuk
menerbitkan ceritanya sebagai buku dan mulai diundang
untuk memberikan ceramah inspiratif di berbagai acara.
Maya menjadi semakin terkenal sebagai penulis muda yang
berbakat, dan impian masa kecilnya mulai menjadi
kenyataan.
Namun, di tengah kesuksesannya, Maya tidak
pernah melupakan akarnya. Dia terus mengunjungi Nenek
Clara setiap minggu, membawakan bunga dan berbagi
cerita tentang petualangannya. Baginya, Nenek Clara
adalah sumber kekuatan dan inspirasi yang selalu
mengingatkannya pada nilainya yang sejati.

Pesan & Kesan | 82


Kisah Maya adalah bukti bahwa dengan tekad yang
kuat, kerja keras, dan dukungan dari orang-orang tercinta,
impian apapun bisa diwujudkan. Meskipun awalnya hidup
dalam kesulitan, Maya mampu mengubah nasibnya sendiri
dan menemukan kebahagiaan serta kesuksesan dalam
mengejar impian hidupnya.
Setelah meraih kesuksesan sebagai penulis muda,
Maya terus mengejar impian-impiannya dengan semangat
yang sama. Dia tidak hanya fokus pada karirnya sebagai
penulis, tetapi juga memanfaatkan platformnya untuk
menyebarkan pesan-pesan positif kepada orang-orang di
sekitarnya.
Maya mulai terlibat dalam berbagai kegiatan sosial
dan amal di komunitasnya. Dia mengunjungi sekolah-
sekolah untuk berbicara tentang pentingnya bermimpi dan
bekerja keras untuk mencapai tujuan. Maya juga
menyumbangkan sebagian dari pendapatannya untuk
mendukung program pendidikan bagi anak-anak yang
kurang beruntung, ingin memberikan mereka kesempatan
yang sama seperti yang pernah dia miliki.
Selain itu, Maya juga berkomitmen untuk terus
belajar dan berkembang sebagai seorang penulis. Dia
menghadiri berbagai lokakarya menulis dan konferensi
sastra, bertemu dengan penulis-penulis terkenal, dan
membaca sebanyak mungkin buku dari berbagai genre.
Maya percaya bahwa proses pembelajaran tak pernah
berhenti, dan dia selalu mencari cara untuk meningkatkan
keterampilannya.

Pesan & Kesan | 83


Namun, di balik semua kesuksesan dan prestasi,
Maya tidak pernah lupa akan pentingnya menjaga
keseimbangan dalam hidup. Dia selalu menyempatkan
waktu untuk bersantai dan menikmati momen-momen
sederhana dengan keluarga dan teman-temannya. Baginya,
kebahagiaan sejati tidak hanya terletak pada pencapaian
karir, tetapi juga pada hubungan yang baik dengan orang-
orang terdekat.
Dalam perjalanannya, Maya juga menghadapi
berbagai rintangan dan tantangan. Namun, dia tidak pernah
menyerah. Setiap kali dia menghadapi kegagalan atau
hambatan, Maya melihatnya sebagai peluang untuk tumbuh
dan belajar. Dia percaya bahwa setiap kesulitan membawa
hikmah dan membantu memperkuat karakternya.

Seiring berjalannya waktu, Maya terus menulis


dengan semangat dan dedikasi yang sama. Karya-karyanya
terus menginspirasi orang-orang di seluruh dunia,
membawa harapan dan kebahagiaan kepada mereka yang
membacanya. Maya menyadari bahwa impian sejati
bukanlah hanya tentang mencapai kesuksesan pribadi,
tetapi juga tentang memberikan dampak positif pada dunia
di sekitarnya.
Dan di balik setiap kata yang ditulisnya, Maya selalu
mengingat nasihat bijak dari Nenek Clara: "Jangan pernah
ragu untuk bermimpi besar dan mengejar impianmu, Maya.
Dengan tekad dan kerja keras, segalanya mungkin tercapai."
Dan itulah yang terus mendorong Maya untuk terus
melangkah maju, menuju masa depan yang penuh dengan
harapan dan inspirasi.

Pesan & Kesan | 84


Seiring berjalannya waktu, kesuksesan Maya
sebagai penulis terus meningkat. Buku-bukunya menjadi
bestseller dan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa,
memperluas pengaruhnya di kancah internasional. Namun,
di tengah semua pencapaian ini, Maya tidak pernah
kehilangan nilai-nilai yang dia pelajari dari pengalaman
hidupnya.
Maya memanfaatkan platformnya untuk
memperjuangkan isu-isu sosial yang dia pedulikan. Dia
menjadi suara bagi mereka yang tidak memiliki suara,
menulis artikel dan buku tentang isu-isu seperti hak-hak
perempuan, ketimpangan sosial, dan perlindungan
lingkungan. Dengan kata-katanya, Maya berusaha untuk
mendorong perubahan positif dalam masyarakat.
Selain itu, Maya juga terus memberikan dukungan
kepada komunitasnya. Dia mendirikan yayasan amal untuk
memberikan bantuan kepada anak-anak yatim piatu dan
keluarga yang membutuhkan. Melalui program-program
pendidikan dan pengembangan komunitas, Maya ingin
memberikan kesempatan yang lebih baik bagi generasi
mendatang.
Namun, di balik semua kesuksesan dan
kesibukannya, Maya tidak pernah melupakan akar-akarnya.
Dia tetap menjaga hubungan yang erat dengan Nenek Clara,
menghargai setiap nasihat dan dukungan yang diberikan
oleh wanita yang telah menjadi panutan baginya sejak kecil.
Baginya, Nenek Clara adalah sosok yang selalu
mengingatkannya pada pentingnya rendah hati dan
kepedulian terhadap sesama.

Pesan & Kesan | 85


Seiring berjalannya waktu, Maya menjadi teladan
bagi banyak orang, bukan hanya sebagai seorang penulis
sukses, tetapi juga sebagai seorang pemimpin yang peduli
dan inspiratif. Dia terus menunjukkan bahwa impian bisa
menjadi kenyataan bagi siapa pun yang bersedia berjuang
untuk mencapainya, dan bahwa kebaikan selalu
membuahkan hasil yang positif dalam hidup.
Dan pada suatu hari, ketika dia duduk di
perpustakaan kota yang menjadi saksi awal perjalanannya,
Maya tersenyum melihat sekelompok anak-anak muda
yang tengah membaca salah satu bukunya dengan antusias.
Dia tahu bahwa kisah hidupnya telah menjadi sumber
inspirasi bagi mereka, dan bahwa warisan positifnya akan
terus hidup melalui karya-karya yang dia tinggalkan di
dunia ini.
Dengan hati yang penuh syukur dan tekad yang tak
pernah pudar, Maya melangkah maju ke masa depan yang
penuh dengan harapan dan kemungkinan baru, siap untuk
terus menulis kisah hidupnya dengan warna-warni yang
tak terduga, dan terus menginspirasi orang-orang di
sekitarnya untuk bermimpi besar dan mengejar impian
mereka.
Di tengah kesibukannya yang tak kenal lelah, Maya
juga menemukan cinta sejati dalam perjalanan hidupnya.
Dia bertemu dengan Alex, seorang fotografer yang berbagi
visi dan nilai-nilai yang sama dengannya. Mereka saling
melengkapi satu sama lain, dan bersama-sama, mereka
membentuk pasangan yang kuat dan penuh cinta.
Alex mendukung Maya dalam setiap langkahnya,
menjadi pendengar setia dan penyemangat dalam setiap

Pesan & Kesan | 86


tantangan yang dia hadapi. Mereka tidak hanya menjadi
pasangan romantis, tetapi juga mitra dalam segala hal,
bekerja sama untuk menciptakan perubahan positif dalam
dunia mereka.
Pernikahan mereka menjadi momen yang indah,
dihadiri oleh keluarga dan teman-teman terdekat. Maya
merasa sangat beruntung memiliki seseorang seperti Alex
di sisinya, seseorang yang selalu mendukungnya dan
menginspirasinya untuk menjadi versi terbaik dari dirinya
sendiri.
Meskipun hidup mereka penuh dengan kesibukan
dan tanggung jawab, Maya dan Alex selalu menyempatkan
waktu untuk saling mendukung dan menciptakan
kenangan bersama. Mereka melakukan perjalanan bersama
ke tempat-tempat indah di seluruh dunia, mengeksplorasi
budaya dan alam yang berbeda, dan selalu menghargai
momen-momen sederhana yang mereka bagikan bersama.
Dalam pernikahan mereka, Maya dan Alex juga
memilih untuk mengadopsi seorang anak, memberikan
kesempatan bagi seorang anak yang membutuhkan kasih
sayang dan keberadaan keluarga. Mereka merasa bahagia
dapat memberikan cinta dan perhatian kepada anak itu,

Pesan & Kesan | 87


membimbingnya dalam perjalanan hidupnya dan
memberikan dukungan yang tak tergoyahkan.
Dengan cinta, dukungan, dan keberanian yang
mereka miliki satu sama lain, Maya dan Alex terus
melangkah maju, menghadapi setiap rintangan dan
tantangan dengan kepala tegak dan hati yang penuh
keberanian. Mereka tahu bahwa bersama, mereka bisa
mengatasi segala hal, dan bahwa cinta mereka adalah
kekuatan yang tak terkalahkan.
Dan di antara semua kesuksesan dan pencapaian
mereka, Maya dan Alex selalu mengingat asal-usul mereka,
menghargai setiap momen yang mereka bagikan bersama
dan bersyukur atas semua berkah yang telah diberikan
kepada mereka. Mereka menyadari bahwa cinta, keluarga,
dan kebahagiaan sejati adalah harta yang paling berharga
dalam hidup ini, dan mereka bersedia melangkah bersama
untuk selamanya.
Setiap pagi, Maya dan Alex terbangun dengan rasa
syukur yang mendalam atas hadiah-hadiah yang mereka
miliki: cinta satu sama lain, kehadiran putra mereka yang
penuh sukacita, dan kesempatan untuk terus menciptakan
perubahan positif dalam dunia mereka.

Pesan & Kesan | 88


Maya tetap setia pada impian dan tujuannya, terus
menulis dengan semangat yang sama seperti sebelumnya.
Dia menggabungkan pengalaman hidupnya sebagai istri
dan ibu ke dalam karya-karyanya, menciptakan cerita-
cerita yang memukau dan menginspirasi pembaca dari
berbagai lapisan masyarakat.
Sementara itu, Alex terus mengejar kecintaannya
pada fotografi, menggunakan lensa kameranya untuk
menyampaikan cerita-cerita yang menggugah pikiran dan
menyentuh hati. Dia sering bekerja sama dengan Maya
untuk menghasilkan proyek-proyek kolaboratif yang
memadukan kata-kata dan gambar dengan indahnya.
Kehidupan mereka berdua penuh dengan
petualangan dan pencapaian, tetapi juga dengan tantangan
dan rintangan yang harus mereka hadapi bersama-sama.
Namun, mereka tahu bahwa dengan cinta dan kesetiaan
satu sama lain, mereka bisa mengatasi segala sesuatu.
Dan di antara semua perjalanan yang mereka lalui,
Maya dan Alex tidak pernah melupakan pentingnya
memberikan kembali kepada masyarakat. Mereka terus
terlibat dalam kegiatan amal dan sosial, berusaha untuk
membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik bagi
semua orang.

Pesan & Kesan | 89


Dalam setiap langkah mereka, Maya dan Alex
menginspirasi orang-orang di sekitar mereka untuk
bermimpi besar dan mengejar impian mereka dengan
tekad yang kuat. Mereka adalah bukti hidup bahwa dengan
cinta, kesetiaan, dan kerja keras, segala sesuatu menjadi
mungkin, dan bahwa impian sejati adalah yang dibagikan
bersama.
Dan di akhir hari yang panjang, ketika mereka
duduk bersama di teras rumah mereka, menatap langit
yang berbintang-bintang, Maya dan Alex merasa penuh
syukur atas segala yang mereka miliki. Mereka tahu bahwa
kehidupan ini adalah petualangan yang indah, dan bahwa
dengan tangan satu sama lain dipegang erat, mereka bisa
menghadapi segala sesuatu yang datang, bersama-sama.

Pesan & Kesan | 90


Mencari Cahaya Di Tengah Kegelapan

Di sebuah kota kecil yang diliputi oleh kegelapan,

terdapat sebuah sekolah yang ditinggalkan. Bangunan tua

itu seperti ditinggalkan oleh waktu, dikelilingi oleh puing-

puing masa lalu yang terlupakan. Namun, di balik tembok

retak dan jendela pecah, terdapat sebuah kisah yang tak

terlupakan.

Di tengah kegelapan itu, ada seorang guru yang

masih memegang teguh mimpi untuk membawa cahaya ke

dalam kehidupan anak-anak yang terpinggirkan. Namanya,

Mrs. Lina. Dia adalah sosok yang penuh semangat dan

dedikasi, meskipun terusik oleh keraguan dan kesulitan.

Kehadirannya di sekolah itu seperti sinar mentari di

tengah badai. Dengan penuh kasih sayang, ia berusaha

mengajak para siswa keluar dari bayang-bayang masa lalu

yang suram. Tapi tantangan tak pernah selesai. Bagaimana

Pesan & Kesan | 91


mungkin dia mengajar anak-anak yang tak punya harapan

di tengah kondisi sekolah yang hancur?

Namun, Mrs. Lina tak pernah menyerah. Setiap hari,

dia datang dengan senyum di wajahnya, membawa buku-

buku dan harapan. Dia memperjuangkan pendidikan

sebagai jalan keluar dari kemiskinan dan kebodohan.

Salah satu siswa yang paling terkesan dengan Mrs.

Lina adalah seorang anak laki-laki bernama Ahmad. Ahmad

adalah anak yatim piatu yang tumbuh di tengah-tengah

kemiskinan. Dia adalah satu-satunya anak yang berani

datang ke sekolah yang ditinggalkan itu setiap hari.

Mrs. Lina melihat potensi besar dalam Ahmad. Dia

adalah anak yang cerdas dan berbakat, meskipun terkubur

di bawah lapisan kesulitan hidup. Dengan penuh kasih

sayang, Mrs. Lina membimbing Ahmad, memberinya

harapan baru untuk masa depannya.

Pesan & Kesan | 92


Namun, perjuangan tidaklah mudah. Sekolah

mereka sering kali kekurangan buku-buku dan

perlengkapan pendidikan lainnya. Bahkan, terkadang

mereka harus menghadapi gangguan dari para remaja

nakal yang menggunakan bangunan tua itu sebagai tempat

berkumpul.

Tapi Mrs. Lina dan Ahmad tidak pernah menyerah.

Mereka bekerja sama, mengatasi setiap rintangan dengan

tekad yang kuat. Mereka menyadari bahwa pendidikan

adalah kunci untuk memecahkan belenggu kemiskinan dan

mengubah takdir mereka.

Seiring berjalannya waktu, berita tentang

perjuangan mereka menyebar ke seluruh kota. Banyak

orang yang terinspirasi oleh kegigihan Mrs. Lina dan

Ahmad. Mereka mulai memberikan bantuan, baik dalam

bentuk materi maupun moral.

Pesan & Kesan | 93


Akhirnya, berkat kerja keras dan dukungan dari

banyak pihak, sekolah itu mulai berubah menjadi tempat

yang penuh harapan. Bangunan tua itu direnovasi, buku-

buku baru tersedia, dan fasilitas pendidikan lainnya

diperbaiki.

Dan yang paling penting, semangat untuk belajar

dan tumbuh menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Para

siswa mulai percaya bahwa mereka bisa meraih mimpi

mereka, asalkan mereka mau berusaha.

Di tengah-tengah kegelapan, Mrs. Lina dan Ahmad

berhasil menemukan cahaya. Mereka membuktikan bahwa

pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah

dunia, meskipun dimulai dari tempat yang paling gelap

sekalipun.

Pesan & Kesan | 94


Jejak Langkah Di Bawah Cahaya Rembulan

Di suatu desa kecil yang tersembunyi di antara


pegunungan, hiduplah seorang pemuda bernama Aditya.
Dia adalah seorang yang gigih dan penuh semangat,
meskipun hidupnya sederhana. Setiap malam, dia akan
pergi ke tepi danau yang tenang, duduk di bawah pohon
rindang, dan menatap langit yang dipenuhi bintang.
Suatu malam, ketika bulan purnama bersinar
terang, Aditya bertemu dengan seorang wanita misterius
bernama lia. Lia memiliki mata yang memancarkan
keindahan dan senyuman yang menawan. Mereka berdua
terpikat satu sama lain, dan mulai menjalin hubungan yang
tak terduga.
Namun, cinta mereka tidaklah mudah. Aditya dan
Lia mereka berasal dari dunia yang berbeda. Aditya adalah
seorang petani sederhana, sementara Lia adalah seorang
putri dari kerajaan yang jauh. Meskipun demikian, mereka
berdua tetap berjuang untuk menjaga api cinta mereka
tetap menyala.
Ketika Aditya dan Lia mulai menjelajahi kehidupan
mereka bersama, mereka dihadapkan pada berbagai
rintangan dan ujian. Mereka harus menghadapi kecaman
dari masyarakat karena perbedaan status sosial mereka.
Namun, mereka tidak pernah menyerah.
Di bawah cahaya rembulan yang mengawasi setiap
langkah mereka, Aditya dan Lia belajar tentang
pengorbanan, keberanian, dan kekuatan cinta yang tak
terbatas. Meskipun terpisah oleh dunia yang memisahkan

Pesan & Kesan | 95


mereka, mereka menyadari bahwa cinta mereka adalah
ikatan yang tak terpisahkan.
Akhirnya, di bawah rembulan purnama yang
bersinar terang, Aditya dan Lia bersumpah untuk tetap
bersama selamanya, meskipun segala rintangan yang
menghadang. Mereka tahu bahwa di bawah cahaya
rembulan itu, cinta mereka akan terus bersinar, melebihi
batas waktu dan ruang.
Dengan langkah tegap dan hati yang penuh
harapan, Aditya dan Lia melangkah maju, menjelajahi
kehidupan baru mereka yang penuh dengan petualangan
dan keajaiban. Di dunia yang luas ini, mereka tahu bahwa
tidak ada yang bisa mengalahkan kekuatan cinta mereka
yang abadi.
Setiap pagi, Aditya dan Lia bangun dengan
semangat yang baru, siap menghadapi apa pun yang dunia
bawa. Mereka belajar satu sama lain, saling menguatkan,
dan tumbuh bersama sebagai pasangan yang tak
terpisahkan.
Meskipun kebahagiaan mereka terkadang diuji oleh
badai dan cobaan hidup, seperti kekurangan pangan,
musim kemarau yang panjang, atau bahkan konflik antar
desa, Aditya dan Lia selalu menemukan cara untuk
mengatasi segala rintangan dengan cinta dan kepercayaan
satu sama lain.
Di antara pepohonan dan pegunungan yang
memeluk desa mereka, Aditya dan Lia membangun sebuah
rumah yang sederhana namun penuh kasih. Mereka
menanam bunga di sekitar rumah mereka dan mengisi
udara dengan aroma yang menyegarkan. Setiap malam,

Pesan & Kesan | 96


mereka duduk di teras rumah mereka, menikmati cahaya
rembulan yang memantulkan keindahan alam di sekitar
mereka.
Tidak lupa, Aditya dan Lia juga memberikan
kembali kepada masyarakat mereka. Mereka membantu
tetangga-tetangga mereka dalam kebutuhan apa pun yang
mereka miliki, dari memberi makan hingga mendukung
proyek-proyek pembangunan desa. Dengan demikian,
mereka menjadi teladan bagi banyak orang dalam hal
kebaikan dan kedermawanan.
Namun, kehidupan mereka tidak selalu tanpa
tantangan. Terkadang, Aditya merasa cemas akan masa
depan mereka. Bagaimana jika keadaan memaksa mereka
untuk berpisah? Bagaimana jika cinta mereka tidak cukup
kuat untuk mengatasi semua rintangan? Tetapi setiap kali
keraguan itu muncul, Lia selalu ada di sampingnya,
mengingatkannya akan kekuatan cinta yang mereka miliki.
Di bawah cahaya rembulan yang terang, Aditya dan
Lia menemukan bahwa cinta sejati adalah cahaya yang
memandu mereka melalui kegelapan. Meskipun takdir
mungkin menguji mereka, mereka yakin bahwa cinta
mereka akan tetap bersinar, bahkan di saat-saat tergelap
sekalipun.
Dan di bawah cahaya rembulan yang setia, Aditya
dan Lia melanjutkan perjalanan mereka, mengukir jejak
langkah mereka di bumi ini dengan cinta yang tak pernah
pudar. Dalam pelukan satu sama lain, mereka menemukan
kebahagiaan yang abadi, dan di atas segalanya, mereka
menemukan arti sejati dari hidup itu sendiri.

Pesan & Kesan | 97


Di musim semi yang indah, Aditya dan Lia
memutuskan untuk mengadakan pernikahan mereka di
bawah langit biru yang cerah. Mereka mengundang seluruh
desa dan membuat acara itu menjadi sebuah perayaan yang
meriah. Musik dan tawa mengisi udara, menciptakan
atmosfer kegembiraan yang tak terlupakan.
Di altar sederhana di bawah pohon yang mereka
cintai, Aditya dan Lia bertukar sumpah cinta abadi mereka.
Mata mereka bersinar cerah, penuh dengan harapan dan
kebahagiaan yang tak terkira. Saat mereka saling
berpegangan tangan, mereka tahu bahwa tak ada yang bisa
memisahkan mereka, tidak lagi.
Setelah pernikahan, Aditya dan Lia memulai babak
baru dalam kehidupan mereka. Mereka berencana untuk
membangun keluarga sendiri dan memperluas warisan
cinta mereka kepada generasi mendatang. Bersama-sama,
mereka akan menghadapi semua perjuangan dan
kebahagiaan yang datang, sambil tetap bersama di bawah
cahaya rembulan yang melindungi dan menginspirasi
mereka.
Dan di dalam hati mereka, mereka tahu bahwa
kisah cinta mereka akan menjadi legenda yang diceritakan
kepada anak cucu mereka, menginspirasi orang-orang
untuk percaya pada kekuatan cinta yang sejati dan abadi.
Di bawah cahaya rembulan yang lembut, Aditya dan
Lia melangkah maju, siap menghadapi masa depan yang
penuh dengan keajaiban dan petualangan. Dalam pelukan
satu sama lain, mereka menemukan kekuatan yang tak
terbatas, dan bersama-sama, mereka akan menjelajahi

Pesan & Kesan | 98


dunia dengan penuh semangat, mengukir jejak langkah
mereka di bawah cahaya rembulan yang abadi.
Mereka memulai perjalanan mereka ke tempat-
tempat yang jauh dan eksotis, menjelajahi keindahan alam
yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Dari gunung
yang menjulang tinggi hingga hutan yang lebat, setiap
langkah mereka diwarnai dengan keajaiban alam yang
menakjubkan.
Di sepanjang perjalanan mereka, Aditya dan Lia
bertemu dengan orang-orang dari berbagai budaya dan
latar belakang. Mereka belajar menghargai keberagaman
dunia dan menyadari bahwa cinta tidak mengenal batas-
batas atau perbedaan.
Namun, di tengah kegembiraan dan petualangan,
mereka juga mengalami ujian yang sulit. Mereka harus
menghadapi badai yang mengamuk, mengatasi penyakit
yang menyerang, dan menemukan kekuatan dalam
kesedihan dan kehilangan.
Tetapi, di bawah cahaya rembulan yang selalu
bersinar di langit malam, Aditya dan Lia tetap bersama,
saling mendukung dan mencintai satu sama lain. Mereka
belajar bahwa cinta sejati bukanlah tentang menghindari
kesulitan, tetapi tentang melewati mereka bersama-sama.
Akhirnya, setelah bertahun-tahun menjelajahi
dunia dan mengumpulkan kenangan yang tak terlupakan,
Aditya dan Lia kembali ke desa mereka yang indah. Di
bawah pohon di tepi danau, di mana kisah cinta mereka
pertama kali dimulai, mereka berdiri bersama, memandang
bulan purnama yang bersinar di langit.

Pesan & Kesan | 99


Dengan tangan mereka saling berpegangan erat,
mereka merayakan cinta mereka yang telah menghadapi
segala rintangan dan tantangan. Di bawah cahaya rembulan
yang hangat, mereka menemukan kedamaian dan
kebahagiaan yang hakiki, karena mereka tahu bahwa
bersama, mereka memiliki segalanya.
Dan di dalam hati mereka, mereka berjanji untuk
terus melangkah bersama, menjelajahi kehidupan dengan
penuh keberanian dan kasih sayang. Di bawah cahaya
rembulan yang abadi, Aditya dan Lia menemukan bahwa
cinta mereka adalah cerita yang tak pernah berakhir, terus
bersinar di dalam hati mereka untuk selamanya.

Pesan & Kesan | 100


Sang Penjaga Hutan

Di sebuah desa terpencil yang dikelilingi oleh hutan


lebat, terdapat sebuah legenda tentang seorang penjaga
hutan yang dihormati oleh penduduk desa. Namanya
adalah Rama, seorang pria yang telah mengabdikan
hidupnya untuk melindungi hutan dan semua makhluk
yang tinggal di dalamnya.
Ketika hutan mulai terancam oleh pembalakan liar
dan serangan dari makhluk-makhluk yang jahat, Rama
memutuskan untuk melakukan perjalanan ke dalam hutan
yang dalam untuk mencari bantuan dari Roh Hutan, entitas
legendaris yang diyakini sebagai penjaga sejati hutan.
Dengan hati yang penuh tekad, Rama memasuki
hutan yang gelap dan misterius. Di dalam hutan, ia bertemu
dengan berbagai bahaya dan rintangan, termasuk makhluk-
makhluk buas dan jebakan yang mematikan. Namun,
dengan keberanian dan kebijaksanaannya, Rama berhasil
mengatasi setiap ujian yang dihadapinya.
Setelah berhari-hari berjalan, Rama akhirnya tiba di
tempat suci yang diyakini sebagai tempat tinggal Roh
Hutan. Di sana, ia bertemu dengan makhluk raksasa
berwujud pohon yang berbicara dengan suara gemuruh
angin. Roh Hutan mengetahui niat baik Rama dan bersedia
membantunya melawan ancaman terhadap hutan.
Dengan bantuan Roh Hutan, Rama kembali ke desa
dengan kekuatan baru untuk melawan para penjarah hutan
dan makhluk-makhluk jahat. Bersama-sama, mereka

Pesan & Kesan | 101


berhasil mengusir para penjahat dan mengembalikan
kedamaian ke dalam hutan.
Sebagai penghargaan atas pengabdiannya, Roh
Hutan memberikan kepada Rama kebijaksanaan dan
kekuatan untuk menjadi penjaga hutan yang sejati. Dari
hari itu, Rama bersumpah untuk melindungi hutan dan
semua isinya dengan segala yang ia miliki.
Legenda tentang Rama dan perjalanannya menjadi
inspirasi bagi generasi berikutnya untuk menjaga dan
melindungi alam. Hingga saat ini, cerita tentang Sang
Penjaga Hutan terus diceritakan di seluruh desa, sebagai
pengingat akan pentingnya menjaga alam untuk masa
depan yang lebih baik.
Seiring berjalannya waktu, keberanian dan
keteguhan hati Rama menjadi contoh bagi banyak orang.
Desa yang dulunya terancam oleh ancaman pembalakan
liar dan makhluk-makhluk jahat kini menjadi tempat yang
aman dan damai, berkat perlindungan yang diberikan oleh
Sang Penjaga Hutan.
Namun, keamanan itu tidak selalu bertahan lama.
Beberapa tahun setelah kembalinya Rama, desa itu kembali
dihadapkan pada ancaman baru. Kali ini, sebuah kegelapan
misterius mulai menyebar di sekitar hutan. Tanaman mati
secara misterius, binatang-binatang melarikan diri, dan
penduduk desa mulai merasa takut.
Rama merasa terpanggil untuk menyelidiki
kejadian tersebut. Dengan bantuan kebijaksanaan dan
kekuatan yang diberikan oleh Roh Hutan, dia memulai
pencarian baru di dalam hutan yang gelap. Namun, kali ini,

Pesan & Kesan | 102


rintangan yang dihadapinya lebih besar dan lebih
menakutkan daripada sebelumnya.
Saat menjelajahi hutan, Rama menemukan jejak-
jejak makhluk yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
Mereka tampaknya berasal dari dunia lain, makhluk-
makhluk yang jauh lebih jahat dan kuat daripada yang
pernah dihadapinya sebelumnya. Namun, dengan tekad
yang kuat dan bantuan dari Roh Hutan, Rama terus maju,
siap menghadapi bahaya apa pun yang mungkin
menunggunya.
Setelah berhari-hari berkelana, Rama akhirnya
menemukan sumber kegelapan itu. Sebuah portal menuju
dunia lain, tempat di mana makhluk-makhluk jahat itu
berasal. Tanpa ragu, Rama memasuki portal itu, siap untuk
menghadapi musuh-musuhnya yang terbesar.
Di dunia lain, pertempuran epik pun terjadi. Rama
menghadapi makhluk-makhluk yang kuat dan ganas,
menggunakan kekuatan dan kebijaksanaannya untuk
melawan mereka. Dengan bantuan Roh Hutan dan
keberaniannya yang luar biasa, dia berhasil mengalahkan
musuh-musuhnya dan menutup portal yang mengancam
keamanan desa dan hutan.
Dengan kemenangan itu, Rama kembali ke desa
sebagai pahlawan yang dihormati. Namun, dia tahu bahwa
pekerjaannya sebagai Penjaga Hutan tidak pernah berakhir.
Dia bersumpah untuk terus melindungi hutan dan
penduduk desa dari segala ancaman yang mungkin datang,
siap menghadapi tantangan apa pun yang mungkin
menunggunya di masa depan.

Pesan & Kesan | 103


Seiring berjalannya waktu, cerita tentang
keberanian dan keteguhan hati Sang Penjaga Hutan, Rama,
terus diceritakan dari generasi ke generasi. Desa itu
menjadi contoh bagi komunitas lain dalam menjaga alam
dan menghormati kekuatan alam yang lebih besar.
Rama tidak hanya menjadi penjaga fisik hutan,
tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi orang-orang di
sekitarnya. Dia mengajar mereka tentang pentingnya
harmoni antara manusia dan alam, serta nilai-nilai
keberanian, keteguhan, dan pengorbanan.
Namun, ketenangan tidak berlangsung selamanya.
Suatu hari, desa itu dihadapkan pada ancaman yang lebih
besar daripada sebelumnya. Sebuah bencana alam yang
dahsyat mengancam untuk menghancurkan desa dan hutan
yang mereka lindungi dengan susah payah.
Rama tahu bahwa dia harus bertindak cepat. Dia
memimpin penduduk desa untuk bersiap menghadapi
bencana yang akan datang. Dengan bantuan Roh Hutan dan
pengetahuan alam yang mendalam, Rama dan penduduk
desa bekerja sama untuk membangun pertahanan yang
kuat dan mencari tempat perlindungan yang aman.
Saat bencana akhirnya melanda, kekuatan alam
yang luar biasa itu menguji keberanian dan tekad mereka.
Angin ribut, banjir, dan gempa bumi mengguncang desa itu,
meninggalkan kehancuran di belakang mereka. Namun,
berkat persiapan dan keberanian mereka, desa itu berhasil
bertahan.
Setelah bencana mereda, Rama dan penduduk desa
bangkit dari puing-puing untuk memulai proses pemulihan.
Mereka bekerja keras untuk membangun kembali desa

Pesan & Kesan | 104


mereka, lebih kuat dan lebih tangguh dari sebelumnya. Dan
dari kejadian itu, mereka memperoleh pengalaman dan
kebijaksanaan baru tentang pentingnya menjaga alam dan
persatuan dalam menghadapi tantangan yang mengancam.
Cerita tentang Sang Penjaga Hutan, Rama, dan
perjuangannya yang tak kenal lelah untuk melindungi
hutan dan desa mereka terus dikenang sebagai legenda
yang menginspirasi. Mereka menjadi bukti bahwa dengan
keberanian, keteguhan hati, dan kerja keras, manusia dapat
mengatasi bahkan yang paling dahsyat dari bencana alam.
Dan dari itu, mereka belajar bahwa kekuatan alam
bukanlah musuh, tetapi sekutu yang harus dihormati dan
dilindungi.
Dalam perjalanan pemulihan dan pembangunan
kembali desa mereka, Rama dan penduduk desa tidak
hanya fokus pada infrastruktur fisik, tetapi juga pada
pemulihan ekologi hutan mereka. Mereka memulai
program penanaman kembali pohon dan restorasi habitat
untuk memulihkan keanekaragaman hayati yang telah
terganggu oleh bencana tersebut.
Rama juga mengambil peran aktif dalam
pendidikan masyarakat tentang pentingnya menjaga
lingkungan dan kelestarian alam. Dia membentuk
kelompok-kelompok pengawas lingkungan untuk
memantau aktivitas manusia yang berdampak negatif
terhadap hutan dan ekosistem lokal.
Sementara itu, legenda tentang Rama dan
perjuangannya menyebar jauh di luar desa mereka.
Kisahnya menjadi sumber inspirasi bagi komunitas di
seluruh wilayah, mendorong orang-orang untuk

Pesan & Kesan | 105


melakukan tindakan positif untuk melindungi alam dan
menjaga keberlangsungan hidup generasi mendatang.
Di akhir cerita, desa itu kembali pulih, lebih kuat,
lebih berkelanjutan, dan lebih bersatu daripada
sebelumnya. Rama tetap menjadi penjaga hutan yang setia,
terus mengawasi dan melindungi alam yang dia cintai
dengan penuh dedikasi.
Legenda tentang Sang Penjaga Hutan, Rama, terus
hidup dalam cerita dan nyanyian desa, mengingatkan
semua orang akan kekuatan manusia untuk merubah dan
melindungi alam. Dan dengan itu, cerita ini menjadi
pengingat yang abadi akan pentingnya menjaga
keseimbangan antara manusia dan alam, sebagai kunci
untuk kelangsungan hidup kita semua.

Pesan & Kesan | 106


Misteri Pulau Terlarang

Dua sahabat, Rizal dan Dini, terdampar di sebuah


pulau terpencil setelah badai menghantam perahu mereka.
Mereka mendarat di pantai yang dipenuhi dengan
reruntuhan bangunan kuno dan pepohonan rimbun yang
menjulang tinggi.
Dengan penuh semangat petualangan, Rizal dan
Dini memutuskan untuk menjelajahi pulau itu. Mereka
menemukan gua-gua gelap yang menyimpan berbagai
rahasia, termasuk ukiran aneh di dinding gua yang
tampaknya menggambarkan sejarah pulau itu.
Saat menjelajahi hutan, mereka bertemu dengan
suku asli yang tinggal di pulau tersebut. Suku tersebut
menawarkan bantuan kepada Rizal dan Dini dengan satu
syarat: mereka harus membantu suku itu menemukan
artefak kuno yang diyakini hilang di pulau itu selama
berabad-abad.
Rizal dan Dini setuju dan bersama-sama dengan
suku asli, mereka memulai petualangan mendebarkan.
Mereka harus melewati perangkap yang mematikan,
menghadapi makhluk-makhluk mistis, dan menyeberangi
sungai yang ganas untuk mencapai tujuan mereka.
Di tengah perjalanan, mereka menemukan
petunjuk-petunjuk yang mengarahkan mereka ke gua
tersembunyi di lereng gunung. Di dalam gua itu, mereka
menemukan artefak kuno yang sangat berharga yang
diyakini memiliki kekuatan magis yang luar biasa.

Pesan & Kesan | 107


Namun, saat mereka berusaha untuk membawa
artefak itu keluar dari gua, mereka diserang oleh makhluk
besar yang menjaga harta itu. Dalam pertarungan yang
sengit, Rizal dan Dini bersama dengan suku asli berhasil
mengalahkan makhluk tersebut, namun dengan harga yang
mahal: gua runtuh, menutup akses keluar.
Tanpa jalan keluar yang jelas, mereka terjebak di
dalam gua yang gelap dan terisolasi. Namun, dengan
kerjasama dan keberanian, mereka berhasil menemukan
jalan keluar yang lain, sebuah terowongan rahasia yang
membawa mereka keluar dari gua.
Dengan artefak kuno yang berhasil mereka bawa
pulang, Rizal dan Dini kembali ke desa suku asli sebagai
pahlawan. Mereka meninggalkan pulau tersebut dengan
pengalaman tak terlupakan tentang petualangan,
persahabatan, dan keberanian di alam liar yang misterius
itu.
Setelah kembali ke desa suku asli, Rizal dan Dini
merasa sedikit sedih untuk meninggalkan tempat itu.
Mereka merasa terikat dengan orang-orang yang telah
menjadi teman dan sekutu mereka selama petualangan.
Namun, kewajiban mereka untuk kembali ke rumah
tetap kuat. Dengan perasaan campur aduk, mereka
berpisah dengan suku asli dan memulai perjalanan pulang.
Namun, sebelum mereka benar-benar meninggalkan pulau
tersebut, pemimpin suku memberikan mereka sesuatu
sebagai tanda terima kasih atas bantuan mereka: sebuah
peta kuno yang konon mengarah ke harta karun lain yang
tersembunyi di pulau itu.

Pesan & Kesan | 108


Meskipun awalnya mereka ragu untuk kembali ke
pulau setelah pengalaman yang melelahkan, rasa ingin tahu
mereka akhirnya mengatasi kekhawatiran mereka. Rizal
dan Dini memutuskan untuk memulai petualangan baru,
mencari harta karun yang belum terungkapkan di pulau
tersebut.
Mereka kembali ke pulau dengan semangat baru,
menggunakan peta kuno sebagai panduan mereka.
Petualangan kedua mereka membawa mereka ke tempat-
tempat yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya di
pulau itu, termasuk hutan yang lebih dalam dan gua-gua
yang lebih tersembunyi.
Di tengah pencarian mereka, mereka menemukan
petunjuk-petunjuk yang lebih dalam tentang sejarah pulau
dan harta karun yang tersembunyi. Mereka juga harus
menghadapi tantangan-tantangan baru, seperti jebakan
yang lebih rumit dan makhluk-makhluk yang lebih ganas.
Namun, dengan kerjasama yang solid dan
keberanian yang tak kenal lelah, Rizal dan Dini berhasil
menemukan harta karun itu. Tidak hanya itu, mereka juga
menemukan sebuah rahasia besar yang mengubah
pandangan mereka tentang pulau itu dan sejarahnya.
Dengan harta karun yang berhasil mereka
dapatkan, Rizal dan Dini kembali ke rumah sebagai
pahlawan sekali lagi. Mereka tidak hanya membawa pulang
kekayaan materi, tetapi juga kenangan tak terlupakan dari
petualangan yang telah mereka alami bersama. Dan yang
terpenting, mereka meninggalkan pulau itu dengan rasa
damai karena telah mengungkap rahasia yang tersembunyi
di balik misteri pulau terlarang.

Pesan & Kesan | 109


Setelah kembali ke rumah, Rizal dan Dini
memutuskan untuk membagikan cerita petualangan
mereka dengan orang-orang di sekitar mereka. Mereka
memberikan ceramah di sekolah-sekolah dan acara
komunitas, menginspirasi orang lain untuk mengejar
impian dan menjelajahi dunia di sekitar mereka.
Tidak hanya itu, mereka juga menggunakan bagian
dari harta karun yang mereka temukan untuk membantu
membangun kembali desa suku asli di pulau terlarang.
Mereka merasa bahwa itu adalah cara untuk memberikan
kembali kepada orang-orang yang telah memberikan
bantuan dan dukungan kepada mereka selama petualangan
mereka.
Meskipun petualangan di pulau terlarang telah
berakhir, Rizal dan Dini tahu bahwa petualangan baru
selalu menanti di luar sana. Mereka berjanji untuk tetap
menjaga semangat petualangan hidup dan terus
menjelajahi dunia dengan mata terbuka dan hati yang
penuh semangat.
Dengan demikian, kisah petualangan Rizal dan Dini
di pulau terlarang tidak hanya menjadi sebuah cerita yang
menarik, tetapi juga sebuah inspirasi bagi banyak orang
untuk mengejar impian mereka dan menghadapi tantangan
dengan keberanian dan keteguhan hati.
Setelah berbagi cerita petualangan mereka, Rizal
dan Dini mulai merencanakan petualangan baru. Mereka
menyadari bahwa masih banyak tempat di dunia yang
belum mereka jelajahi dan banyak cerita yang belum
mereka ungkap.

Pesan & Kesan | 110


Dengan semangat yang tak kenal lelah, mereka
mempersiapkan diri untuk petualangan berikutnya. Kali
ini, mereka memutuskan untuk menjelajahi hutan Amazon
yang misterius di Amerika Selatan, tempat di mana
diperkirakan ada banyak misteri alam dan budaya yang
menunggu untuk diungkap.
Dengan perlengkapan yang sesuai dan semangat
petualangan yang membara, Rizal dan Dini memulai
perjalanan mereka ke Amazon. Mereka melewati sungai-
sungai yang ganas, hutan-hutan lebat, dan bertemu dengan
suku-suku asli yang menghuni wilayah itu.
Di tengah perjalanan mereka, mereka menemukan
artefak kuno yang mengarahkan mereka ke sebuah situs
arkeologi yang belum pernah terjamah sebelumnya. Di
situs itu, mereka menemukan petunjuk-petunjuk yang
mengarah ke sebuah rahasia kuno yang telah tersembunyi
selama ribuan tahun.
Namun, mereka tidak sendiri dalam pencarian
mereka. Mereka harus menghadapi ancaman dari pemburu
harta karun yang tidak bertanggung jawab yang juga
mengincar artefak kuno tersebut.
Dengan keberanian dan kecerdasan mereka, Rizal
dan Dini berhasil mengatasi semua rintangan dan

Pesan & Kesan | 111


menemukan rahasia kuno yang sangat berharga. Mereka
tidak hanya menambahkan pengetahuan baru tentang
sejarah dan budaya, tetapi juga memperkuat ikatan
persahabatan mereka yang sudah kuat.
Setelah kembali dari Amazon, Rizal dan Dini
melanjutkan petualangan mereka ke tempat-tempat lain di
seluruh dunia, menjelajahi misteri dan keindahan alam
serta budaya yang beragam. Mereka menjadi contoh bagi
banyak orang tentang pentingnya menjaga semangat
petualangan hidup dan tetap terbuka terhadap keajaiban
dunia di sekitar kita.
Petualangan Rizal dan Dini membawa mereka ke
berbagai belahan dunia, dari hutan hujan Amazon hingga
pegunungan Himalaya, dari padang gurun Sahara hingga
pulau-pulau terpencil di Pasifik. Setiap petualangan
membawa mereka pada pengalaman baru, tantangan yang
menantang, dan penemuan yang menakjubkan.
Mereka belajar tidak hanya tentang keindahan alam
yang luar biasa, tetapi juga tentang keanekaragaman
budaya dan sejarah yang kaya di setiap tempat yang mereka
kunjungi. Mereka bertemu dengan orang-orang dari
berbagai latar belakang dan belajar menghargai perbedaan
serta kesamaan di antara mereka.

Pesan & Kesan | 112


Namun, di tengah kegembiraan petualangan
mereka, mereka tidak melupakan tanggung jawab mereka
sebagai pelindung alam. Mereka secara aktif terlibat dalam
upaya pelestarian lingkungan dan perlindungan spesies
yang terancam punah di tempat-tempat yang mereka
kunjungi.
Setiap petualangan membawa mereka lebih dekat
satu sama lain dan juga lebih dekat dengan impian mereka
untuk menjelajahi dunia dengan lebih dalam lagi. Mereka
menyadari bahwa petualangan tidak hanya tentang tempat-
tempat yang mereka kunjungi, tetapi juga tentang
perjalanan dalam diri mereka sendiri.
Ketika mereka melangkah ke petualangan
berikutnya, mereka tahu bahwa apa pun yang terjadi,
mereka akan selalu memiliki satu sama lain. Persahabatan
mereka tidak hanya bertahan selama petualangan, tetapi
juga tumbuh lebih kuat setiap kali mereka menghadapi
tantangan bersama.
Dengan semangat petualangan yang tetap menyala,
Rizal dan Dini melanjutkan perjalanan mereka ke ujung
dunia dan melampaui, siap untuk menjelajahi misteri dan
keindahan yang masih menunggu di luar sana. Dan dengan
setiap langkah yang mereka ambil, mereka membuktikan

Pesan & Kesan | 113


bahwa petualangan sejati tidak pernah berakhir, tetapi
terus hidup di dalam hati dan jiwa orang-orang yang berani
mencarinya.

Pesan & Kesan | 114


Tentang Penulis

Hai, perkenalkan namaku MUHAMMAD RIZKI


FATONI, biasanya teman-teman memanggilku Toni. Aku
duduk di bangku kelas 3 SMA, nama sekolahku yaitu MAN 2
yang bertempat di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Dari sanalah novelet ini bermula, sebab novelet ini menjadi
salah satu tugas akhir dalam satu mata pelajaran waktu itu.
Singkat cerita, aku juga hobi dalam menulis
maupun membaca. Jadi novelet ini menjadi tolak ukur
sejauh mana pengetahuanku dalam bidang tersebut. Selain
itu, hobiku juga banyak lo….mulai dari menggambar,
bermain sepak bola, mencari ikan(mancing), dan masih
banyak lagi.
Coretan di atas merupakan sedikit gambaran
tentangku. Untuk kamu yang telah menyempatkan waktu
membaca novelet ini atau hanya sekedar melihat-lihat, aku
ucapkan terima kasih, see you….

Pesan & Kesan | 115


Sekian
&
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai