Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MENYIMAK

FAKTOR PEMENGARUH MENYIMAK

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Menyimak


Dosen Penampu : Roni Nugraha Syafroni, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh

Dwi Septiyani R 1510631080040


Ezra Ruben Subagya 1510631080048
Muhammad Yusuf 1510631080099
Mutiara Rahayu 1510631080102
Nisa Noviyanti 1510631080110

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2015
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah Menyimak

Faktor Pemengaruh Menyimak

Disusun oleh :

Dwi Septiyani R 1510631080040

Ezra Ruben Subagya 1510631080048

Muhammad Yusuf 1510631080099

Mutiara Rahayu 1510631080102

Nisa Noviyanti 1510631080110

Telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing

Roni Nugraha Syafroni, S.Pd., M.Pd.


KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT. karena atas karunia-Nya.

Sehingga makalah ini dapat kami selesaikan. Makalah ini merupakan syarat untuk

melengkapi nilai tugas Mata Kuliah “Menyimak”. Keberhasilan makalah ini tidak lain

disertai referensi-referensi serta bantuan dari pihak yang bersangkutan. Makalah ini

juga memiliki kekurangan dan kesalahan, baik dalam penyampaian materi atau

dalam penyusunan makalah ini. Penyusunan ini juga dimaksudkan untuk menambah

wawasan mahasiswa mengenai materi ini. Sehingga kritik dan saran yang membangun

sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Kami menyampaikan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung

sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Penyusun

Karawang, 14 November 2015


Daftar Isi

HALAMAN JUDUL ………………………………………………............................. i

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................ ii

KATA PENGANTAR………………………………………………….……………... iii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….. iv

BAGIAN I PENDAHULUAN……………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………......... 1
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………...… 1

BAGIAN II PEMBAHASAN………………………………………………………… 2
2.1 Faktor-Faktor Pemengaruh Dalam Menyimak…………………………….…...…… 2
2.1.1 Kebiasaan Jelek Dalam Bermasyarakat...................................................................... 2
2.1.2 Mengapa Orang Tidak Menyimak.............................................................................. 5
2.1.3 Perilaku Jelek Dalam Menyimak................................................................................ 6
2.1.4 Kesalahpahaman......................................................................................................... 7
2.1.5 Aneka Permasalahan Menyimak................................................................................. 8

BAGIAN III PENUTUP…………………………………………………………………. 10


3.1 Kesimpulan……………………………………………...……………………………. 10
3.2 Saran………………………………………………………………………………….. 10

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..
11
BAGIAN I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Keterampilan menyimak adalah proses kegiatan mendengarkan lambang lisan dengan
penuh perhatian, pemahaman, apresiasi dan interpretasi untuk memperoleh informasi
menangkap isi atau pesan dan memahami makna komunikasi pembicara melalui ujaran lisan.
Keterampilan menyimak tidak bias dilepaskan begitu saja dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya oleh karena itu selain kita perlu mengerti dan memahami apa itu
keterampilan menyimak, kita juga harus tahu faktor-faktor yang mempengaruhinya. Banyak
faktor yang memepengaruhi menyimak, diantaranya kebiasaan-kebiasaan jelek dalam
kegiatan menyimak, mengapa orang tidak menyimak, kebiasaan umum menyimak yang baik
perilaku menyimak yang jelek, salah paham dan aneka masalah dalam menyimak, oleh
karena itu di dalam makalah ini akan kami bahas secara lebih dalam dan terperinci satu
persatu faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan menyimak tersebut, sehingga dari
makalah ini kita dapat menambah pengetahuan kita mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi menyimak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja faktor yang mempengaruhi menyimak :
a. Apa saja kebiasaan jelek dalam menyimak?
b. Mengapa orang tidak menyimak?
c. Apa saja perilaku penyimak yang jelek?
d. Mengapa bisa terjadi kesalahpahaman dalam menyimak?
e. Apa saja aneka masalah dalam menyimak?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi menyimak :
a. Untuk mengetahui apa saja kebiasaan jelek menyimak.
b. Untuk mengetahui mengapa orang tidak menyimak.
c. Untuk mengetahui perilaku penyimak yang jelek.
d. Untuk mengetahui mengapa bisa terjadi kesalahpahaman dalam menyimak.
e. Untuk mengetahui aneka masalah dalam menyimak.
BAGIAN II
PEMBAHASAN
2.1 Faktor-Faktor Pemengaruh Dalam Menyimak
Menurut tiga pakar (Hunt; 1981 : 19-20), (Webb, 1975: 137-9), (logan, 1972: 49-50),
faktor-faktor pemengaruh menyimak dapat disimpulkan menjadi delapan. Tetapi disini kini
kami akan membahas lima faktor. Yaitu:
2.1.1 Kebiasaan Jelek Dalam Masyarakat
1. Menyimak Lompat Tiga
Orang berbicara mempergunakan kata-kata dengan kecepatan kira-kira
125 buah kata per menit dan kebanyakan orang dapat berpikir dengan
mudah dengan kecepatan empat kali dari kecepatan berbicara tadi, dan
ternyata hal ini amat susah sekali karena akan memeperlambat kecepatan
berpikir kita, sebab kita mempunyai kira-kira 400 kata per menit untuk
berpikir untuk menghadapi orang yang berbicara kepada kita.
Berikut ini adalah hal-hal yang membantu penyimak agar dapat
menghindari petualangan mental berpikir, seperti pikiran kita di tempat lain
atau tentang hal lain :
a. Mengetahui terlebih dahulu apa yang harus dikatakan oleh pembicara,

Tanya pada diri kita sendiri “Apa yang hendak ditemukan oleh

pembicara? Maksud apa yang hendak dicapainya?”.


b. Merangkum secara mental apa yang dikatakan dan tujuan yang telah
dicapai oleh pembicara.
c. Mempertimbangkan keterangan pembicara dengan jalan menanyakan
secara mental, seperti fakta-fakta yang dikemukakan.
d. Mendengarkan, menyimak yang “tersirat”, seperti perubahan
nada suara, gerak-gerik tangan dan mimik mengandung makna
tertentu.
2. Menyimak “Saya dapat Fakta”
Ketika menjadi penyimak yang baik, tentu kita akan menyimak ide-ide
utama gagasan-gagasan penting, fakta-fakta yang disodorkan, kemudian
pertimbangkanlah satu terhadap lainnya dan menyusun hubungannya satu
sama lain, garaplah ide-ide bukan hanya terbatas pada serangkaian fakta
yang kebetulan dapat diingat saja.

3. Noda Ketulisan Emosional


Demi kegiatan menyimak yang lebih baik dan tepat guna perhatikanlah
reaksi kita terhadap kata-kata yang menimbulkan noda ketulisan emosional
seperti seks, pelacur, komunis, koruptor, tukang kredit, panti pijat,
tuan tanah dan pembunuhan, dan lain-lain, kata-kata seperti itu sebaiknya
ditandai dan analisislah baik-baik untuk lebih mendalam mengapa kata-kata
tersebut mengganggu, penilaian dan telaah yang seksama biasanya akan
mencerminkan bahwa sebenarnya kata-kata tersebut tidak akan mengganggu
sama sekali.
4. Menyimak Supersensitif
Ketika kita telah mengembangkan pendapat atau prasangka yang
mendalam, seorang yang berbicara kepada kita mungkin tanpa disadari
secara lisan akan menghina kita dengan kata-kata yang menusuk hati, dan
secara spontan kita akan menghentikan simakan kita terhadapnya, kita
mencoba menginterupsinya, merencanakan suatu pertanyaan pelik yang
memalukannya ataupun bantahan yang benar-benar menusuk hatinya, oleh
karena itu sebelum hal itu terjadi awasilah diri kita sendiri dan selalulah
simak baik-baik ujaran, cermah, kuliah, dan pidato orang tersebut, setelah
dia selesai berbicara barulah rencanakan pertanyaan-pertanyaan serta
bantahan yang akan dilontarkan kepadanya.
5. Menghindari Penjelasan yang Sulit
Biasanya kita menghindari penjelasan yang sulit dari suatu
pembicaraan sehingga kegiatan menyimak menjadi tidak efektif, oleh
karena itu simaklah baik-baik diskusi mengenai subjek yang menuntut
upaya untuk memahami dan mengerti makna seperti komentar-komentar di
suatu diskusi panel, karena masalah bukan untuk dihindari tapi untuk
dipecahkan atau diselesaikan.
6. Menolak secara Gegabah suatu Subjek sebagai Sesuatu yang Tidak Menarik
Adakalanya ketika pembicara membicarakan hal atau sesuatu yang
tidak menarik, kita pasti akan menutup diri, menjauhkan perhatian dari
ujarannya, dan membiarkan pikiran kita berkelana ke topik-topik yang lebih
menyenangkan.

Berikut adalah cara untuk memperbaiki kebiasaan jelek dalam menyimak


tersebut :
a. Mengadakan suatu rancangan atau pendekatan egois, mengingat
kepentingan sendiri.
b. Walaupun subjek tidak menarik perhatian namun jangan
dilupakan bahwa subjek tersebut memiliki ide baik yang hendak
disajikannya.
c. Hargailah dan manfaatkanlah ide-ide apa saja yang
disumbangkan pembicara.
7. Mengkritik Gaya dan Gaya Fisik Pembicara
Terkadang kita terlalu sibuk mengkritik gaya dan fisik si pembicara
sehingga kita lupa untuk menyimak pembicaraannya, jika kita termasuk
dalam orang atau tipe yang suka mengkritik secara mental pakaian orang
ataupun nada suaranya, sebaiknya tunggu sampai orang tersebut selesai
berbicara agar kita dapat memahami isi keseluruhan ujarannya itu.
8. Memberi Perhatian Semu
“Kalau saja saya terlihat menyimak, segala sesuatu beres!”, terkadang
ada pribadi yang seperti itu, berpura-pura menyimak tetapi sebenarnya
pikirannya tidak berada di situ, mengarahkan kedua matanya dengan tatapan
tanpa kedipan ke arah pembicara padahal ia sama sekali tidak
memperhatikan atau tidak menyimak isi pembicaraan, oleh karena itu perlu
kesadaran dari diri sendiri berhenti untuk berpura-pura menyimak dan mulai
mengarahkan perhatian ke arah pembicara.
9. Menyerah pada Gangguan
Banyak gangguan yang datang baik dari sesuatu yang kita dengar
maupun sesuatu yang kita lihat, oleh karena itu dibutuhkan konsentrasi,
pemusatan pikiran dan usahakan agar perhatian kita tetap pada hal-hal,
ide-ide, dan gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pembicara.
10. Menyimak dengan Kertas dan Pensil di Tangan
Terkadang kita mencoba membuat kerangka yang telah diutarakan oleh
pembicara, dan menjadi rangkuman yang berupa tanda-tanda,
simbol-simbol dan angka-angka sehingga kita lupa bahwa dengan begitu
sebenarnya kita hanya “setengah menyimak”, tentu saja tidak akan
memberi hasil yang memuaskan.
Oleh karena itu sebaiknya letakkan pensil, pusatkan daya dan pikiran pada
kegiatan menyimak secara serius, atau simaklah terlebih dahulu dengan
baik sesudah itu ditulis atau dicatat dalam beberapa kata saja,
pergunakanlah kata kunci dalam catatan, karena panjang catatan tidak
menjamin mutu catatan. Mencatat harus dilakukan dengan penuh perhatian
dan pemahaman sedangkan merekam dapat dilakukan tanpa pengertian
dan pemahaman. Mencatat bersifat selektif dan kritis, merekam bersifat
mekanis dan reseptif penuh.
2.1.2 Mengapa Orang Tidak Menyimak?
Ada berapa sebab membuat orang tidak menyimak, antara lain:
1. Orang berada dalam keadaan capek.
2. Orang berada dalam keadaan tergesa-gesa
3. Orang berada dalam kebingungan
4. Orang yang dapat dibingungkan oleh faktor-faktor lain :
a. Ucapan-ucapan yang munafik,
b. Penyimak dijejali dengan pesan bernada memerintah ataupun
berbau slogan politik,
c. Banyak perintah birokratis, dan
d. Cenderung menjauhkan diri dari prasangka-prasangka.
Golongan orang yang banyak menyimak pada diri sendiri sehingga tidak
memiliki waktu mendengarkan atau menyimak orang lain:
1. Tipe bunga karang (tipe penyerap)
2. Tipe orang berdikari (menolak untuk menyimak)
3. Tipe seniman ingatan (menolak untuk menyimak secara sadar)
4. Tipe orang yang tergoda bukan oleh pribadi tertentu
(mendapat informasi dari media)
5. Tipe orang yang menyukai bunyi alamiah (kicau burung serta keriuhan
kota merupakan musik bagi perangkat penerima sensitifnya tidak mau
mendengar ocehan pembicara)
6. Estetikus luar biasa (mendengar atau menyimak musik bukan untuk
kesenangan atau kenikmatan)
7. Tipe siap tenpur (sibuk dengan memikirkan jawaban-jawaban yang akan
diajukan, sehingga tidak ada waktu untuk menyimak)

2.1.3 Perilaku Jelek Dalam Menyimak


Secara garis besar, perilaku-perilaku yang termasuk jelek atau tidak baik
dalam praktik menyimak, sebagai berikut :
1. Tidak mau menerima keanehan pembicara
Pembicara mempunyai cara dan gaya pribadi dalam penampilannya,
akibatnya penyimak merasa jengkel dan tidak mau menerima keanehan
pembicara sehingga tidak memiliki minat dan perhatian untuk menyimak.
2. Tidak mau memperbaiki sikap
Tubuh penyimak ada di ruang yang sama dengan pembicara namun
pikiran dan angannya terbang mengembara ke tempat lain, akibatnya ia
tidak memiliki minta untuk menyimak ujaran pembicara.
3. Tidak mau memperbaiki lingkungan
Tidak adanya upaya penyimak untuk pindah duduk ketika dirinya
merasa terganggu duduk di tempat duduknya sekarang yang bising atau
tempat orang keluar masuk.
4. Tidak dapat menahan diri
Berusaha mengajukan pertanyaan dan tanggapan sebelum pembicaraan
belum selesai dan belum diketahui ujung pangkalnya.
5. Tidak mau meningkatkan pembuatan catatan
Mencatat semua ucapan pembicara sebanyak mungkin tanpa
menghiraukan ide, gagasan yang perlu dicatat.
6. Tidak tahu dan tidak mau menyaring tujuan khusus
Tidak adanya ketekunan dan tidak adanya perhatian yang terarah,
sehingga tujuan menyimak menjadi tidak tentu arah, duduk menjadi tidak
tenang, gelisah dan pembicara tidak disimak lagi.
7. Tidak memanfaatkan waktu secara tepat guna
Ketika menyimak ada yang tertidur dan mengantuk padahal menyimak
menuntut kesiapsiagaan mementik butir-butir penting, ide-ide berharga dari
seorang pembicara.

8. Tidak dapat menyimak secara rasional


Menyimak dengan emosional tanpa melibatkan akal dan pikirannya
dalam menerima simakan dari ujaran pembicara.
9. Tidak mau berlatih menyimak hal-hal yang rumit
Tidak mau menyimak hal-hal yang rumit sehingga tidak memahami
keseluruhan isi pembicaraan yang dikemukakan oleh pembicara.
2.1.4 Kesalahpahaman
Berikut kesalahpahaman yang berkaitan dengan perilaku menyimak :
1. Anggapan bahwa semua perilaku menyimak itu sama saja
Jika kita memeriksa perilaku sendiri dalam satu hari saja, kita akan
melihat dengan jelas bahwa perilaku menyimak berubah-ubah secara
dramatis dari satu situasi ke situasi lainnya, dari satu pribadi ke pribadi
lainnya, karena situasi dan kondisi mengatur perubahan perilaku menyimak
seseorang.
2. Anggapan bahwa mendnegar dan menyimak sama saja
Mendengar dan menyimak mempunyai makna yang berbeda,
mendengar yaitu suatu proses psikologis ketika gelombang-gelombang
bunyi ditransformasikan menjadi impuls-impuls atau gerak hati saraf
pendengaran, yang pada gilirannya akan berjalan melalui system saraf balik
didalam pengawasan kemauan maupun luar pengawasan kemauan,
sedangkan menyimak adalah suatu operasi psikologis yang rumit yang
merupakan sarana untuk merasakan butir-butir atau bagian-bagian lambing
dan tanda yang telah disandikan oleh system saraf pusat dan system saraf
otomatis yang diubah menjadi pesan-pesan yang dapat dipahami.
3. Anggapan bahwa menyimak tidak dapat dikembangkan atau ditingkatkan
4. Anggapan bahwa hanya sedikit waktu yang diperlukan buat menyimak
Hampir setengah waktu berkomunikasi diperuntukkan untuk
menyimak, jadi tidak benar bahwa untuk kegiatan menyimak hanya
diperlukan waktu sedikit saja (Mc Cabe & Bender, 1981: 91)

2.1.5 Aneka Permasalahan Menyimak


1. Memprasangkai Pembicara
Lebih memusatkan perhatian pada gaya dan cara penampilan
pembicara ketimbang pesan yang hendak disampaikannya.
2. Berpura-pura Menaruh Perhatian
Terkadang orang berpura-pura menyimak dengan serius dengan
menatap pembicara dengan kedua matanya tetapi sebenarnya perhatiannya
bukan tertuju kepada pembicara, pikirannya terbang melayang mengembara
ke tempat lain.
3. Kebingungan
Gangguan bisa datang dari suara luar dan di dalam ruangan dapat
mengganggu konsentrasi kita, semua itu dapat membuat kita bingung,
sehingga dapat menjauhkan kita dari ide-ide pembicara.
4. Pertimbangan yang Prematur
Ketika pembicara belum selesai berbicara, terkadang kita sudah
mengambil pertimbangan.
5. Salah Membuat Catatan
Mencoba menulis terlalu banyak ataupun mencoba menyelesaikan
ide-ide pembicara dengan suatu pola yang telah dirancang sebelumnya
dapat mengurangi keefisienan menyimak.
6. Hanya Menyimak Fakta-fakta
Berbagai telaah menunjukkan bahwa menyimak demi fakta, bukan
demi ide atau gagasan, pasti mengurangi ketepatgunaan atau keefisienan
kegiatan menyimak.
7. Melamun
Karena otak manusia sanggup memproses informasi lebih cepat
daripada kecepatan berbicara yang dilakukan oleh banyak pembicara,
sehingga masih banyak waktu untuk memikirkan hal-hal lain di luar topic
yang disajikan oleh pembicara atau penceramah, penyimak pun menjadi
melamun, sehingga mengakibatkan penyimak kehilangan kontuinitas
ide-ide pembicara.
8. Bereaksi Secara Emosional
Kata-kata, gaya, cara penampilan pembicara dapat saja mengundang
emosi, sehingga kita tidak menyimak lagi secara rasional, kegagalan
menguasai emosi akan mengurangi mutu penyimakan.
BAGIAN III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kegiatan menyimak tidak hanya perlu dipahami pengertiannya saja namun juga
banyak faktor yang mendukung kegiatan menyimak menjadi efektif dan kritis salah
satunya dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak yaitu:
Kebiasaan Jelek Menyimak, Mengapa Orang Tidak Menyimak, Perilaku Penyimak yang
Jelek, Kesalahpahaman dalam Menyimak dan Aneka Masalah dalam Menyimak, ketika
kita sudah mengerti dan memahami faktor-faktor tersebut maka kita bisa menjadi
penyimak yang kritis yang tidak hanya mendengarkan saja namun bisa meniru serta
mempraktekkan materi/ bahan yang telah disimak.
3.2 Saran
Demi kesempurnaan makalah ini kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan, agar makalah ini dapat dijadikan suatu pedoman untuk kalangan umum.
Kami sebagai penyusun memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan makalah ini. Atas kritik, saran, dan perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Henry G. 2015. Menyimak. Bandung: Angkasa.

http://wenti-dwindayani93.blogspot.co.id/2012/12/makalah-bahasa-indonesia-menyimak-
i.html

http://myrijalarifin.blogspot.co.id/2012/01/faktor-faktor-pemengaruh-menyimak.html

Anda mungkin juga menyukai