Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Revenue, Vol. 01, No.

02, Februari 2021 p-ISSN : 2723-6498 e-ISSN: 2723-6501


DOI Issue : 10.46306/rev.v1i2 Doi Artikel : 10.46306/rev.v1i2.21

PENGARUH BEBAN GAJI, UPAH DAN KESEJAHTERAAN


KARYAWAN TERHADAP MODEL ALTMAN Z-SCORES

Eny Suheny1 , Retno Riyani Kusumawati2, Ira Handayani3


123Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Banten

*Email : enisuheni90@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Beban Gaji, Upah
Dan Kesejahteraan Karyawan pada Beban Pokok Pendapatan, beban
Gaji, Upah dan Kesejahteraan Karyawan Pada Beban Penjualan Dan
Beban Gaji, Upah Dan Kesejahteraan Karyawan Pada Beban Umum dan
Administrasi terhadap Model Altman Z score pada perusahaan Sub
Sektor Logam. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
laporan keuangan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan Subsektor
Logam yang terdaftar di BEI. Teknik pemilihan sampel dalam penelitian
ini menggunakan puposive sampling dan dip[eroleh 11 perusahaan
dengan periode penelitian 2015-2018. Metode analisis data dalam
penelitian ini menggunakan Statistical Program For Special Science
(SPSS) versi 25.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Beban Gaji, Upah dan
Kesejahteraan Karyawan Pada Beban Pokok Pendapatan berpengaruh
signifikan terhadap Model Altman Z score, selanjutnya Beban Gaji,
Upah dan Kesejahteraan Karyawan Pada Beban Penjualan berpengaruh
signifikan terhadap Model Altman Z score dan hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa Beban Gaji, Upah dan Kesejahteraan Karyawan
Pada Beban Pokok Pendapatan berpengaruh signifikan terhadap Model
Altman Z score.
Kata Kunci : Model Altman Z score , Beban Gaji, Upah dan
Kesejahteraan Karyawan, Beban Pokok Pendapatan Beban
Penjualan, Beban Umum Dan Administrasi.

Abstract
This study was conducted to determine the effect of Salary Expenses,
Wages and Employee Welfare on the Main Expense Charges, Salary
Expenses, Wages and Employee Welfare on Sales Expenses and Salary
Expenses, Wages and Employee Welfare in General and Administrative
Expenses on the Altman Z score model for companies Sub Sector Sectors
Metal. The data used in this study were obtained from financial reports
obtained from the Indonesia Stock Exchange. The population used in
this study is the Metal Subsector company listed on the IDX. The sample
selection technique in this study used positive sampling and obtained by
11 companies in the 2015-2018 study period. The data analysis method
in this study uses Statistical Program For Special Science (SPSS)
version 25.
The results of this study indicate that the Salary Expense, Wages and
Employee Welfare in the Cost of Revenue have a significant effect on the
Altman Z score model, furthermore the Salary Expenses, Wages and
Employee Welfare in Sales Expenses have a significant effect on the
Altman Z score model and the results of this study also indicate that
Employee Salaries, Wages and Welfare of the Cost of Revenue have a
significant effect on the Altman Z score model.
Keywords: Altman Z score model, Salary Expense, Wages and
Employee Welfare at Main Expense Charges, Salary Expenses,
Wages and Employee Welfare on Sales Expenses, Salary Expenses,
Wages and Employee Welfare at General and Administrative
Expenses.
171
PENGARUH BEBAN GAJI, UPAH DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP
MODEL ALTMAN Z-SCORES | Hal 171-181

PENDAHULUAN
Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang tidak dapat
dilepaskan dari pengelolaan suatu bisnis. Keberadaan sumber daya ini merupakan suatu
keharusan bagi setiap bisnis. Manusia dalam keberadaannya pada suatu bisnis memegang
peranan yang sangat penting, baik dalam pelaksanaan maupun dalam pencapaian target
dari bisnis itu sendiri.Tidak jarang, karena dianggap sebagai suatu sumber daya yang
sangat penting bagi perusahaan, manusia bagi suatu perusahaan sering dinyatakan sebagai
aset yang sangat berharga atau sering diistilahkan sebagai human asset (Islahuzaman
2006).
Sumber daya manusia mempunyai pengaruh yang sangat besar pada sebuah
perusahaan karena berada pada perubahan lingkunagn bisnis yang stabil. Kegiatan bisnis
tidak lagi dijalankan berdasarkan aturan saja, melainkan juga dikendalikan oleh visi dan
misi. Oleh karena itu,memerlukan kemampuan sumber daya manusia yang dapat
diandalkan, yang memiliki wawasan, kreatifitas, pengetahuan, dan visi yang sama dengan
visi perusahaan.
Globalisasi ini telah terjadi demo buruh yang menyebabkan masalah disegala
bidang salah satunya sumber daya manusia akibatnya banyak pekerja yang menuntut hak
mereka salah satunya UMK.Menurut Liputan6.com, Jakarta - Presiden Konfederasi
Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyatakan jika wacana upah per jam
diterapkan di Indonesia melalui Omnibus law Cluster ketenagakerjaan, maka buruh akan
kehilangan nilai tawar. Hal itu dikarenakan buruh secara fleksibel bisa dipekerjakan
hanya untuk waktu sementara.Bisa saja pengusaha mengatakan, hanya ingin
mempekerjakan buruhnya selama dua jam per hari dengan sistem upah per jam tersebut
(Said Iqbal:2019).
Poin yang disoroti dalam maraknya demo buruh yang saat ini sedang terjadi
antaranya ada upaya menghilangkan upah minimum dengan menerapkan upah per jam.
Dengan kata lain, pekerja yang bekerja kurang dari 40 jam seminggu, maka upahnya
otomatis akan dibawah upah minimum. Selain itu dalam demo buruh kali ini pekerjaan
yang bisa di-outsourcing akan diperluas, tidak lagi lima jenis pekerajaan seperti yang
berlaku saat ini. Dengan keadaan yang seperti itu maka masa depan buruh tidak dapat
terjamin. Karena hubungan kerjanya fleksibel yang artinya buruh mudah untuk kena
PHK. Tidak ada lagi jaringan pengaman upah minimum dan pesangon yang akan
dihapuskan. Tentunya hal ini merugikan para pekerja karena upah kurang mencukupi
untuk kebutuhan hidup mereka.
Namun pada kenyataannya upah yang diterima oleh tenaga kerja di sebagian besar
provinsi lebih rendah bila dibandingkan dengan kebutuhan Hidup Layak. Dilihat dari sisi
perusahaan, upah adalah biaya, yang akan dibebankan kepada konsumen melalui harga.
UMP biasnya digunakan sebagai acuan untuk menetapkan upah pekerja disektor formal,
oleh karena itu kenaikan UMP yang lebih tinggi daripada produktivitas pekerja akan
merugikan perusahaan karena menaikan biaya produktivitas. Biaya pokok produksi yang
tinggi berarti harga output menjadi tidak bersaing, dan pada gilirannya perusahaan akan
mengurangi outputnya. Penurunan output selanjutnya akan mengurangi dan/atau
menurunkan faktor produksi tenaga kerja, khususnya tenaga kerja yang berpendidikan
rendah(Yustisia:2016).
Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana upah diatur dan ditetapkan
agar dapat meningkatkan keejahteraan pekerja. Pengupahan di Indonesia pada umumnya
didasarkan kepada tiga fungsi upah, yaitu : a) menjamin kehidupan yang layak bagi
pekerja dan keluarganya; b) mencerminkan imbalan ats hasil kerja seseorang; c)
menyediakan insentif untuk mendorong peningkatan produktivitas pekerja. Selanjutnya
beberapa ekonom melihat bahwa penetapan upah minimum akan menghambat
penciptaan lapangan kerja. Kelompok ekonom lainnya dengan bukti empirik
menunjukkan bahwa penerapan upah minimum tidak selalu identik dengan pengurangan
172
PENGARUH BEBAN GAJI, UPAH DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP
MODEL ALTMAN Z-SCORES | Hal 171-181

kesempatan kerja, bahkan akan mampu mendorong proses pemulihan ekonomi


(Suliaswati:2013).
Dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan
adanya kesepakatan bersama dengan ketentuan yang disepakati oleh pekerja/penyedia
jasa pekerjaan. Di sisi lain Undang-Undang Ketenagakerjaan memiliki konsep yang
berbeda dalam pembahasan tentang upah, hubungan dalam dunia ketenagakerjaan semua
diatur dalam Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentangKetenagakerjaan. Semua hal
yangberkaitan dengan dunia kerja diatur dalam Undang-Undang ini, baik mengenai
waktu, penetapan upah yang didapat, hak dan kewajiban, syarat-syarat yang harus
dikerjakan dan lain-lain.
Pengupahan karyawan merupakan bentuk pemberian kompensasi yang diberikan
perusahaan kepada karyawan/buruhnya sebagai bentuk imbalan karena telah melakukan
pekerjaannya. Dalam Undang-undang sudah dijelaskan bahwa upah setiap pekerjaan
sudah diatur dalam peraturan di masing-masing daerah, dan tidak boleh kurang dari
ketentuan upah yang sudah ditetapkan dalam Undang-Undang.
Kebangkrutan perusahaan merupakan fenomena yang sering terjadi dalam dunia
usaha baik dipengaruhi oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan. Untuk
mengantisipasi terjadinya kebangkrutan maka perusahaan harus mempunyai persiapan
dini untuk mencegah agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan. Perusahaan diharapkan
dapat menilai kondisi perusahaan yang sedang berjalan agar memperoleh gambaran yang
lebih jelas mengenai kondisi perusahaan sekarang ini, sehingga dapat mengetahui
tindakan apa yang tepat untuk mempertahankan dan memperbaiki kekurangan perusahaan
agar dapat bertahan dan bersaing. Salah satu alat yang digunakan perusahaan untuk
menilai kondisi perusahaan adalah laporan keuangan yang dihasilkan setiap periode. Agar
perusahaan dapat mengetahui lebih jelas kondisi perusahaan sekarang ini, maka
perusahaan dapat membandingkan laporan keuangan periode sebelumnya. (Suci
Kurniawati:2016).
Salah satu model kebangkrutan yang terbukti memberikan banyak manfaat adalah
model Z-score. Model ini dikembangkan oleh Edward I Altman seorang ekonom
keuangan. Model ini merupakan mengembangan dari teknik statistik multiple
discriminant yang menggabungkan efek beberapa variabel. Model Altman ini merupakan
suatu model analisis keuangan yang telah banyak digunakan di Amerika Serikat. (Suci
Kurniawati:2016)
Pada tahun 2014 ekonoi global dan kebijakan moneter Indonesia mengalami laju
yang lambat karena perkembangan industri manufaktur Indonesia mengalami dilema
dalam suku bungan yang tinggi 7,5% dan kenaikan tarif dasar listrik industri per 1 mei
2014. Suku bunga dan tarif listrik yang naik menjadi beban industri manufaktur karena
suku bunga akan menekan konsumsi masyarakat sehingga pembelian kendaraan bermotor
yang menjadidasar industri logam akan menurun, sedangkan kenaikan listrik dapat
menambah biaya produksi. Pertumbuhan industri manufaktur tahun 2014 berada
dikisaran 5% dan pada tahun 2013 tumbuh 5,64% yang ditopang oleh industri logam
setelah industri kendaraan bermotor dan industri makanan.
(http://www.kemenperin.go.id/).
. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji
dengan judul “ PengaruhBeban Gaji, Upah dan Kesejahteraan Karyawan Terhadap Model
Altman Z-scores Pada Perusahaan Sub-Sektor Logam Dan Sejenisnya Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Pada tahun 2015 – 2018 “
Beban gaji merupakan beban yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada pihak
lain atau jasa-jasa yang telah dilakukan oleh pihak lain demi kepentingan perusahaan.
Pembayaran kepada tenaga kerja dapat dibedakan dalam dua pengertian yaitu gaji dan
upah. Gaji dalam pengertian sehari-hari diartikan sebagai pembayaran kepada pekerja
tetap dan tenaga professional seperti pegawai pemerintah, dosen, guru, manajer dan

173
PENGARUH BEBAN GAJI, UPAH DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP
MODEL ALTMAN Z-SCORES | Hal 171-181

akuntan.Pembayaran tersebut biasanya sebulan sekali (Eka Nuramaliya:2015).


Pengertian Upah menurut undang-undang tenaga kerja no.13 tahun 2000, bab 1,
pasal 1, ayat 30. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam
bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha / pemberi kerja kepada pekerja / buruh yang
ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan
perundang-undangan termasuk tunjangan bagi pekerja / buruh dan keluarganya atas suatu
pekerjaan dan / atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk disebut dengan harga
pokok penjulan (HPP). Dengan istilah lain HPP adalah Beban Penjualan atau Beban
Pendapatan (Mohamad Jatiardi:2018).Beban Pokok Pendapatan istilah yang digunakan
untuk menggambarkan biaya langsung yang timbul dari barang yang diproduksi dan
dijual dalam kegiatan bisnis.Didalamnya termasuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya Overhead dan tidak termasuk periode (operasi) biaya seperti
penjualan, iklan atau riset dan pengembangan (Parahita:2016).
Beban Penjualan adalah beban-beban yang terkait langsung dengan segala aktivitas
toko atau aktivitas yang mendukung operasional penjualan barang dagangan, contohnya
adalah beban gaji/ upah karyawan toko (bagian penjualan), komisi penjualan, beban
pengiriman barang, beban iklan, beban perlengkapan/keperluan toko, dan beban
penyusutan peralatan toko (Hery:2015).
Beban Penjualan adalah beban-beban yang berhubungan dengan usaha memperoleh
pembeli (pelanggan) dan usaha melayanipelanggan.Maksudnya beban yang berhubungan
langsung dengan aktivitas penjualandi toko atau segala aktivitas yang mendukung
penjualan barang dagang (Wikipedia:2019).
Beban Umum Dan Administrasi adalah beban yang dikeluarkan dalam rangka
mendukung aset dan kebutuhan kantor. Beban Umum Dan Administrasi juga
berhubungan dengan aktivitas umum perusahaan, misalnya gaji pegawai kantor,
perlengkapan kantor yang habis dipakai, beban penyusutan gedung dan peralatan kantor
(Wikipedia:2019). Beban usaha umum dan pajak yang secara langsung berhubungan
dengan operasi umum perusahaan, tetapi tidak berkaitan dengan dua kategori
lainnya.Beban administrasi merupakan gaji eksekutif dan pendukung lainnya dan semua
pajak yang berkaitan dengan administrasi perusahaan secara menyeluruh. Beban Umum
Dan Administrasi dikeluarkan dalam rangka mendukung aktivitas/urusan kantor
(administrasi) dan operasi umum (Hery:2015).
Kebangkrutan (bankcruptcy) merupakan kondisi dimana perusahaan tidak mampu
lagi untuk melunasi kewajibannya.Kondisi ini biasanya tidak muncul begitu saja di
perusahaan.Ada indikasi awal dari perusahaan tersebut yang biasanya dapat dikenali lebih
dini dengan menganalisis laporan keuangan secara lebih cermat, (Prihadi, 2010: 332).
Definisi kebangkrutan lainnya dikemukakan oleh Brigham dan Gapenski (2008:2-3)
dalam Andy (2015) menyatakan bahwa kebangkrutan dapat diartikan dalam beberapa
cara tergantung masalah yang dihadapi oleh perusahaan:
a. Kegagalan Ekonomi (Economic Failure)
Kegagalan ekonomi mengindikasikan bahwa pendapatan perusahaan tidak mampu menutupi
biaya totalnya, termasuk biaya modal.Perusahaan yang mengalamI kegagalan ekonomi dapat
terus beroperasi selama pemilik perusahaan bersedia mendapatkan tingkat pengembalian
yang lebih rendah.
b. Kegagalan Usaha (Business Failure)
Istilah Business Failure digunakan untuk mengelompokkan kegiatan bisnis yang telah
menghentikan operasinya kemudian berakibat kerugian bagi para kreditur. Namun, tidak
semua perusahaan yang menutup usahanya dianggap gagal.
c. Insolvensi Teknis (Technical Insolvency)

174
PENGARUH BEBAN GAJI, UPAH DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP
MODEL ALTMAN Z-SCORES | Hal 171-181

Insolvensi teknis merupakan keadaan dimana perusahaan dianggap tidak dapat memenuhi
kewajibannya pada saat jatuh tempo.Perusahaan dianggap mengalami insolvensi teknis jika
tidak mampu membayar kewajiban jangka pendek padasaat jatuh tempo.
d. Insolvensi dalam Kebangkutan (Insolvency InBankruptcy)
Hal ini terjadi ketika kewajiban total perusahaan melebihi nilai total asetnya. Kondisi ini
jauh lebih serius dari insolvesi teknis dan cenderung mengarah pada Likuidasi.
Kebangkrutan secara Resmi (Legal Bankruptcy) Altman (1968) dalam Andy (2015)
mengemukakan bahwa Altman adalah orang pertama yang menerapkan Multiple
Discriminant Analysis. Analisa diskriman ini merupakan suatu teknik statistic yang
mengindentifikasikan beberapa macam rasio keuangan yang dianggap memiliki nilai
paling penting dalam mempengaruhi suatu kejadian, lalu mengembangkannya dalam
suatu model dengan maksud untuk memudahkan menarik kesimpulan dalam suatu
kejadian. Nurdin (2012) menjelaskan bahwa Z-Score adalah skor yang ditentukan dari
hitungan standar kali nisbah-nisbah keuangan yang menunjukkan tingkat kemungkinan
kebangkrutan perusahaan. Formula Z-score Altman menurut Hanafi (2014:656) adalah
sebagai berikut:

Z = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 +0,6 X4 + 1,0 X5


Sumber : (Hanafi,2014:656)

Keterangan :
Z = Indeks Kebangkrutan
X1 = Modal Kerja (Aset lancar – HutangLancar) / Total Aset
X2 = Laba Ditahan / Total Aset
X3 = Laba Sebelum Bunga dan Pajak / Total Aset
X4 = Nilai Pasar Saham Biasa dan Saham Preferen / Nilai Buku Total Hutang
X5 = Penjualan / Total Aset

Penjelasan :
Z-Score Indikasi
1. Bila Z < 1.81 : Perusahaan masuk dalam kategori bangkrut
2. Bila 1.81 < Z < 2.99 : Perusahaan masuk dalam kategori Grey Area / Zona Abu – abu (
zona rawan)
3. Bila Z > 2.99 : Perusahaan masuk dalam kategori zona aman (sehat /tidak
bangkrut)
4. Jika suatu perusahaan mempunyai nilai Z dibawah 1.81 maka perusahaan diprediksikan
mengalami kebangkrutan.
Altman pada penelitiannya memfokuskanpada 5 kategori yang mewakili 4 rasio
keuangan yaitu rasio Likuiditas, Profitabilitas,Leverage, Solvabilitas, dan kinerja.
Kategorikategori tersebut yaitu:
1. Modal Kerja terhadap Total Aset(Working Capital to Total Assets)

Sumber : (Hanafi,2014:656)

Mengunakan indikator penelitian yang pernah dilakukan Gilrita, Moch. Dzulkirom


dan M.G Wi Endang N.P pada tahun 2015,Variabel ini digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan untuk
mengukur tingkat Likuiditas aset perusahaan. Sebuah modal kerja yang bernilai positif
175
PENGARUH BEBAN GAJI, UPAH DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP
MODEL ALTMAN Z-SCORES | Hal 171-181

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar tagihannya sedangkan apabila


sebuah perusahaan memiliki modal yang bernilai negatif maka perusahaan tersebut akan
mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya.

2. Laba Ditahan terhadap Total Aset(Reained Eraning to Total Assets)

Sumber : (Hanafi,2014:656)

Menggunakan indikator penelitian yang pernah dilakukan Gilrita, Moch.


Dzulkirom dan M.G Wi Endang N.P pada tahun 2015, variabel ini merupakan
pengukuran ProfitabilitasKumulatif atau laba ditahan perusahaan yang mencerminkan
usia perusahaan serta kekuatan pendapatan perusahaan. Laba ditahan yang rendah
mungkin menunjukkan tahun bisnis yang buruk atau pengurangan umur bagi
perusahaan.

3. Laba Sebelum Bunga dan Pajak terhadap Total Aset(Earning Before Interestand Taxes to
Total Assets)

Sumber : (Hanafi,2014:656)

Menggunakan indikator penelitian yang pernah dilakukan Gilrita, Moch.Dzulkirom


dan M.G Wi Endang N.P pada tahun 2015, variabel yang termasuk dalam rasio
Profitabilitas ini memiliki fungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dari aset yang digunakan atau dapat dikatakan sebagai ukuran
produktivitas aset perusahaan.

4. Nilai Pasar Saham Biasa dan Preferen terhadap Nilai Buku Total Hutang (Market Value of
Equity to Book Value of Total Liabilities)

Sumber : (Hanafi,2014:656)

Menggunakan indikator penelitian yang pernah dilakukan Gilrita, Moch.Dzulkirom


dan M.G Wi Endang N.P pada tahun 2015, variabel digunakan untuk menggambarkan
Solvabilitas(leverage) yang berupa kemampuan finansial jangka panjang suatu
perusahaan dan untuk mengetahui besarnya modal perusahaan yang digunakan untuk
menanggung beban hutang.
5. Penjualan terhadap Total Aset(Sales to Total Assets)

Sumber : (Hanafi,2014:656)

176
PENGARUH BEBAN GAJI, UPAH DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP
MODEL ALTMAN Z-SCORES | Hal 171-181

Menggunakan indikator penelitian yang pernah dilakukan Gilrita, Moch.Dzulkirom


dan M.G Wi Endang N.P pada tahun 2015, variabel ini berfungsi untuk mengukur
kemampuan manajemen dalam menggunakan aset untuk menghasilkan penjualan dan
menggambarkan tingkat perputaran seluruh asset perusahaan.

METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitianmerupakan suatu cara atau teknik yang dapat membantu
penelititentang urutan bagaimana penelitian dilakukan. Metode penelitian pada
dasarnyamerupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu (Sugiyono:2013). Metode penelitian juga bisa dikatakan sekumpulan
peraturan,kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin. Metodologi
penelitian juga merupakan analisis teoritis mengenai cara atau metode. Berdasarkan hal
tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, tujuan, dan
kegunaan.
Menurut (Sugiono:2017) pendekatan asosiatif adalah penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. pendekatan penelitian ini
akan digunakan oleh penulis yaitu pendekatan asosiatif, dimana digunakan untuk
memecahkan dan menjawab permasalahan yang dihadapi pada situasi sekarang, yang
dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan klasifikasi dan analisis atau
pengolahan data, membuat kesimpulan dan harapan dengan tujuan utama membuat
gambaran tentang atau keadaan secara objektif. pendekatan penelitian ini dipilih penulis
karena pembahasannya yang akan dilakukan merupakan suatu pengaruh beban gaji, upah
dan kesejahteraan karyawan terhadap model Altman Z-scores.
Dari seluruh populasi yangada, sampel yang diambil dan memenuhi syarat
penelitian adalah 11 perusahaan Sub-Sektor Logam yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang mana laporan keuangannya terdiri dari 2015-2018, jadi sampelnya atau N
= 11 x 4 = 44

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Pentingnya biaya karyawan bagi industry, karena terbukti dari penelitian ini Beban
Gaji Upah Dan Kesejahteraan Karyawan Pada Beban Pokok Pendapatan, Beban Gaji
Upah Dan Kesejahteraan Karyawan Pada Beban Penjualan, Beban Gaji Upah Dan
Kesejahteraan Karyawan Pada Beban Umum dan Administrasi dikorelasikan dengan Z
score dengan metode Altman mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Z score
dengan metode Altman. Karena semakin besar Gaji, Upah dan Kesejahteraan yang
diterima karyawan maka semakin besar pula tingkat produktivitasnya dan loyalitas yang
diberikan oleh karyawan maka akan semakin kecil risiko kebangkrutan suatu perusahaan
dan akan berpengaruh baik terhadap kelangsungan hidup perusahaan.
Hal ini diperkuat oleh (Dr Sanusi:2014) Penghasilan yang diterima bukan hanya
penting karena merupakan dorongan utama bagi seorang karyawan, tetapi juga karena
besar pengaruhnya terhadap gairah kerja. Dapat dipastikan bahwa uang merupakan suatu
yang bernilai karena bisa ditukarkan dengan barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhannya. Makin besar penghasilan yang diterima karyawan menjadi semakin
tercukupi kebutuhan mereka dengan begitu mereka akan mendapatkan ketenangan dalam
melaksanakan pekerjaan mereka.
Hal ini juga sebanding dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Retno
Ryani Kusumawati, bahwa Biaya Sumber Daya Manusia mempunyai pengaruh sedang
terhadap produktivitas namun mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kelangsungan hidup perusahaan.
Maka dari itu, apabila biaya karyawan terpenuhi dengan baik maka kelangsungan
hidup perusahaan atau tingkat kesehatan perusahaan akan berjalan dengan baik, karena

177
PENGARUH BEBAN GAJI, UPAH DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP
MODEL ALTMAN Z-SCORES | Hal 171-181

apabila karyawan merasa sudah terpenuhi maka mereka akan mempunyai motivasi kerja
dan loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan, serta tidak akan terjadi demo yang sering
dilakukan karyawan dalam rangka menuntut hak mereka yang nantinya akan merugikan
perusahaan
Berikut ini adalah penjelasan dari ikhtisar pengujian hipotesis
Berdasarkan uji t, variabel Beban Gaji Upah Dan Kesejahteraan Karyawan Pada
Beban Pokok Pendapatan mempunyai t hitung sebesar 3,335 dengan taraf signifikansi
0,001 di bawah signifikansi 0,05 (5%). Dengan demikian t hitung > t tabel atau 3,335 >
2,021 sehingga dapat disimpulkan bahwa Beban Gaji Upah Dan Kesejahteraan Karyawan
Pada Beban Pokok Pendapatan mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial
terhadap Z score dengan Metode Altman. Hal ini berarti hipotesis (H1) dapat diterima
dimana semakin besar Beban Gaji Upah Dan Kesejahteraan Karyawan Pada Beban Pokok
Pendapatan maka semakin besar angka Z-score dengan metode Altman maka semakin
kecil tingkat kebangkrutan suatu perusahaan.
Berdasarkan uji t, variabel Beban Gaji Upah Dan Kesejahteraan Karyawan Pada
Beban Penjualan mempunyai t hitung sebesar 4,262 dengan taraf signifikansi 0,000
dibawah signifikansi 0,05 (5%). Dengan demikian t hitung > t tabel atau 4,478 > 2,021
sehingga dapat disimpulkan bahwa Beban Gaji Upah Dan Kesejahteraan Karyawan Pada
Beban Penjualan mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap terhadap Z
score dengan Metode Altman. Hal ini berarti hipotesis (H2) dapat diterima dimana
semakin besar Beban Gaji Upah Dan Kesejahteraan Karyawan Pada Beban Penjualan
maka semakin besar Z-score dengan metode Altman dan semakin kecil risiko
kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan.
Berdasarkan uji t, variabel Beban Gaji Upah Dan Kesejahteraan Karyawan Pada
Beban Umum dan Administrasi mempunyai t hitung sebesar 3,000 dengan taraf
signifikansi 0,04 di bawah signifikansi 0,05 (5%). Dengan demikian t hitung > t tabel atau
3,000 > 2,021 sehingga dapat disimpulkan bahwa Beban Gaji Upah Dan Kesejahteraan
Karyawan Pada Beban Umum dan Administrasi mempunyai pengaruh yang signifikan
secara parsial terhadap terhadap Z score dengan Metode Altman. Hal ini berarti hipotesis
(H3) dapat diterima dimana semakin besar Beban Gaji Upah Dan Kesejahteraan
Karyawan Pada Beban Umum dan Administrasi maka semakin besar Z-score dengan
metode Altman semakin kecil risiko kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan.
Berdasarkan uji F, Perbandingan antara F hitung dan F tabel didapat F hitung > F
tabel atau 7,628 > 2,84 hal ini diperkuat dengan nilai taraf signifikan sebesar 0,000 atau
signifikansinya yang diperoleh lebih kecil dari a = 0,05. Sehingga variabel Beban Gaji
Upah Dan Kesejahteraan Karyawan Pada Beban Pokok Pendapatan, Beban Gaji Upah
Dan Kesejahteraan Karyawan Pada Beban Umum dan Administrasi secara simultan
memengaruhi variabel dependen yaitu Z score dengan metode Altman (H4) walaupun dari
segi korelasi terbilang lemah namun mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Z
score dengan metode Altman.

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Beban Gaji Upah Dan
Kesejahteraan Karyawan Pada Beban Pokok Pendapatan, Beban Gaji Upah Dan
Kesejahteraan Karyawan Pada Beban Penjualan, Beban Gaji Upah Dan Kesejahteraan
Karyawan Pada Umum dan Administrasi terhadap Z score dengan Metode Altman. Data
– data yang berhubungan dengan penelitian ini didapat melalui website Bursa Efek
Indonesia www.idx.co.id . Sampel data yang diambil dalam penelitian ini selama empat
tahun (2015-2018).
Hal ini terbukti dengan hasil penelitian yang menunjukan bahwa Beban Gaji, Upah
Dan Kesejahteraan Karyawan mempunyai pengaruh signifikan terhadap Zscore dengan
model Altman. Maka dari itu, apabila biaya karyawan terpenuhi dengan baik maka
178
PENGARUH BEBAN GAJI, UPAH DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP
MODEL ALTMAN Z-SCORES | Hal 171-181

kelangsungan hidup perusahaan atau tingkat kesehatan perusahaan akan berjalan dengan
baik, karena apabila karyawan merasa sudah terpenuhi maka mereka akan mempunyai
motivasi kerja dan loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan, serta tidak akan terjadi
demo yang sering dilakukan karyawan dalam rangka menuntut hak mereka yang
nantinya justru akan merugikan perusahaan.
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
Beban Gaji Upah Dan Kesejahteraan Karyawan Pada Beban Pokok Pendapatan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Z score dengan metode Altman, ini
dibuktikan pada hasil nilai t hitung 3,335 > nilai t tabel 2,021.
Beban Gaji Upah Dan Kesejahteraan Karyawan Pada Beban Penjualan mepunyai
pengaruh yang signifikan terhadap Z score dengan Metode Altman, ini dibuktikan pada
hasil t hitung 4,478 > 2,021.
Beban Gaji Upah Dan Kesejahteraan Karyawan Pada Beban Umum dan
Administrasi mepunyai pengaruh yang signifikan terhadap Z score dengan Metode
Altman, ini dibuktikan pada hasil t hitung 3,000 > 2,021.
Beban Gaji Upah Dan Kesejahteraan Karyawan Pada Beban Pokok Pendapatan,
Beban Gaji Upah Dan Kesejahteraan Karyawan Pada Beban Umum dan Administrasi
secara bersama – sama berpengaruh terhadap Z score dengan Metode Altman, ini
dibuktikan pada hasil uji F karena nilai F hitung 7,628 > F tabel 2,84 hal ini diperkuat
dengan nilai taraf signifikan sebesar 0,000 atau signifikansinya yang diperoleh lebih kecil
dari a = 0,05. Sehingga variabel Beban Gaji Upah Dan Kesejahteraan Karyawan Pada
Beban Pokok Pendapatan, Beban Gaji Upah Dan Kesejahteraan Karyawan Pada Beban
Umum dan Administrasi secara bersama – sama atau simultan mempengaruhi variabel
dependen yaitu Z score dengan metode Altman walaupun dari segi korelasi terbilang
lemah namun mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Z score dengan metode
Altman.
Berdasarkan kesimpulan yang sudah dijelaskan maka penting bagi perusahaan
untuk lebih memerhatikan biaya karyawan baik dari segi Gaji Pokok maupun dari segi
Kesejahteraan karyawan seperti Tunjangan dan lain sebagainya.
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat disampaikan saran sebagai berikut:
Hendaknya perusahaan memerhatikan pemberian gaji kepada karyawan agar
mereka terpuaskan gajinya agar mereka lebiah giat dan termotivasi dalam pekerjaannya.
Akan tetapi perusahaan juga harus memerhatikan motivasi kerja karyawan bukan dari
aspek gaji saja melainkan dari aspek lain seperti iuran BPJS, iuran pensiun, asuransi jiwa,
tunjangan cuti, tunjangan perumahan, pakaian kerja, rekreasi dan olahraga, upah lembur,
tunjangan transportasi penerimaan dan pelepasan karyawan. Karena Beban Gaji, Upah
dan Kesejahteraan Karyawan berpengaruh dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan
dalam jangka panjang. Semakin besar perusahaan memerhatikan kesejahteraan
karyawannya maka semakin tinggi tingkat produktivitas dan loyalitas yang akan
diberikan oleh karyawan dan akan memengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.
Hendaknya dalam menentukan kebijakan pemberian gaji perusahaan dapat cara
yang lebih tepat agar tidak terjadi demo buruh dan mengurangi tingkat motivasi kerja
karyawan sehingga tujuan dari perusahaan tetap tercapai.
Perusahaan juga sebaiknya memerhatikan setiap keluh kesah karyawan dan
mencoba untuk menanggulanginya dengan cara memberikan inisiatif-insiatif yang
mungkin bisa diterima karyawan seperti dengan memberi pandangan apabila menaikkan
gaji tidak semudah yang mereka pikirkan karena harus berkesinambungan dengan output
yang ada. sehingga karyawan merasa bahwa perusahaan mendengar aspirasi mereka.
Hasil Penelitian ini masih mengambil sampel hanya pada perusahaan Sub Sektor
Logam sehingga memberikan kesempatan pada penelitian selanjutnya agar memperluas
ruang lingkup penelitian pada komponen Beban Gaji Upah Dan Kesejahteraan Karyawan

179
PENGARUH BEBAN GAJI, UPAH DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP
MODEL ALTMAN Z-SCORES | Hal 171-181

Pada Beban Pokok Pendapatan, Beban Gaji Upah Dan Kesejahteraan Karyawan Pada
Beban Umum dan Administrasi dan ditambahkan variabel lain seperti variabel pajak,
rasio provitabilitas dan solvabilitas sehingga jumlah sampel yang digunakan akan
semakin bertambah.

DAFTAR PUSTAKA
Afiqoh, Luluk.2018.Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Risiko Kebangkrutan Bank
Umum Syariah Di Indonesia (Metode Altman Z-Score Modifikasi).Departemen Ekonomi
Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,Universitas Airlangga
Arini, S. danTriyonowati. 2013. Analisis Altman Z-Score Untuk Memprediksi
Kebangkrutan Pada Perusahaan Farmasi di Indonesia. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen
Vol. 2 No. 11.SekolahTinggiI lmuEkonomi Indonesia(STIESIA) Surabaya.Diakses
tanggal 28 Oktober 2016.
Andy, Oktavianus. (2015). Analisis Perbandingan Model Altman, Springate, Zmijewski, Dan
Grover, Sebagai Prediktor Financial Distres.Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.
Brigham, Eugene F & J. Fred Weston. 2005. Manajemen Keuangan.
Erlangga.Jakarta.Jaya,Asmara Ketut.2014.Laporan Keuangan merupakan Alat dalam
Memprediksi Kecendrungan Terjadinya Kebangkrutan Perusahaan dengan
Menggunakan Model ALTMAN (studianalisis).Jurnal Akuntansi FE Untar.Volume
XVIII/02/Mei/2014.Nomor 02 hal 166-187.
Galih, H.Rafa Adi.2017. Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja
Perusahaan.Politeknik Piksi Input Serang
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23.Edisi
8.Cetakan ke VIII. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hamid, Sanusi.2014. Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan.Yogkakarta:Deepublish.
Hanafi, Mamduh M. 2014. Manajemen Keuangan. Cetakan ke-7.Yogyakarta :BPFE.

Hery.2015.Analisis Kinerja Manajemen.Jakarta:GramediaWidiasarana.


Islahuzaman.2006.Akuntansi Sumber Daya Manusia dan Kendala dalam
Penerapannya.Jurnal Bisnis, Manajemen dan Ekonomi , 8 (1), 1026-1038.
Indrayani.2016.Analisis Perbandingan Penggunaan Metode Altman Z-Score Dan Springate S-
Score Dalam Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan (Studi Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2012-2014).Dosen Feb Akuntansi
Universitas Malikussaleh Lhokseumawe.
Kasmir.2011.Analisis Laporan Keuangan.Penerbit Rajawali Pers.Jakarta.
Kurniawati, Suci.2016.Analisis Kebangkrutan Dengan Model Altman Z-scores Pada
Perusahaan Subsektor Logam Dan Sejenisnya Di BEI Periode 2014.Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Indonesia Rawa Mangun.
Kusumawati,Retnoriyani.2017.Perilaku Biaya Sumber Daya Manusia Dan Pengaruhnya
Pada Kinerja Perusahaan.(Studi Kasus Pada Perusahaan Industri Bahan Baku
Kemasan Terbuka).STIE Banten.
Nurdin, Irsyad. (2012). Peranan Analsis Metode ZScore Dalam Memprediksi Kebangkrutan
Suatu Perusahaan Dan KaitannyaTerhadap Harga Saham (StudiPada Perusahaan
Perbankan Yang Go Public Di BEI .Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas
Siliwangi.
Purnama, Nur Ali, dkk.2014.Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia Dan Kinerja
Keuangan Pada Pt. Bank Mandiri Tbk.Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945
Samarinda.

180
PENGARUH BEBAN GAJI, UPAH DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP
MODEL ALTMAN Z-SCORES | Hal 171-181

Pressman, Steven. 2002. Lima Puluh Pemikir Ekonomi Dunia. Jakarta: PT. Raja
GrafindoPersada.
Putri, Nadia Iswari. Dan Diyani, Lucia Ari. 2016. Analisis Rasio Keuangan Dan Metode Z-
Score untuk Menilai Kinerja Keuangan serta Memprediksi Kebangkrutan pada PT.
Herba Medica Indonesia Tahun 2010 – 2012.Kalbisocio Volume 3 No. 1.Diaksestanggal
01 November 2016.
Priyati, Desi Dwi.2014.Pengukuran Akuntansi Sumber Daya Manusia DanPengungkapannya
Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Daerah Air Minum Purbalingga.Fakultas
Ekonomi, Universitas Muhamadiyah Purwokerto.
Prihadi, Toto. (2010). Analisis Laporan Keuangan Teori dan Aplikasi.Penerbit PPM. Jakarta.
Sari, Rani Novita.2016.Perlakuan Akuntansi Biaya Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Samarinda.Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mulawarman, Indonesia.
Sudiyanto, Bambang.2010.Tobin’s Q Dan Altman Z-Score Sebagai Indikator Pengukuran
Kinerja Perusahaan.Tobin's Q And Altman Z-Score As Indicators Of Performance
Measurement Company.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke26. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ke-18. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono.2013.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Bandung:CVAlfabet.
Sukirno, Sadono. 2008. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.
Sumarsono, Sonny. 2009. Ekonomi Sumber Daya Manusia, Teori dan Kebijakan Publik.
Yogyakarta: GrahaIlmu.
Sulistiawati,Rini.2013.Pengaruh Upah Minimum terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan
Kesejahteraan Masyarakat di Provinsi Indonesia. Jurnal EKSOS.vol 8 no.3.
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 13 Tahun 2000 Tentang Ketenagakerjaan.
Jakarta.
Wulandari, Fitria, dkk.2017.Analisis Prediksi Kebangkrutan Menggunakan Metode Altman
(Z-Score) Pada Perusahaan Farmasi (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015).Fakultas Ekonomi Universitas Islam Batik
Surakarta.

181

Anda mungkin juga menyukai