Anda di halaman 1dari 11

Vol. 14. No.

ISSN 2477-6041 articles 12, pp. 879 – 889, 2023

DESAIN KONSEP PURWARUPA MESIN INJECTION MOLDING


TIPE VERTIKAL UNTUK DAUR ULANG LIMBAH PLASTIK
SKALA RUMAH TANGGA

Sufiyanto 1) ✉, Waridin Niam 1) , Marfizal 1), Myson 1)

1)
Jurusan Teknik Mesin Abstract
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
sufiyanto505@gmail.com
niamwaridin@gmail.com Plastic waste is the main cause of environmental pollution. It is necessary to research
marfizal65@gmail.com the design of the Injection Molding machine to process plastic waste. This study
mysonaziz1@gmail.com
describes the design concept of a vertical type Injection Molding machine prototype by
considering the factors to be utilized by small-scale plastic recycling businesses. The
design stage starts from the identification of component requirements to the design of
3D drawings. The results of this study obtained a prototype design of a Vertical Injection
Molding Machine. The embodiment of the design is not only determined directly by the
design team and the manufacturing team, but is obtained from customer requests
described in the technical specifications. At the concept design stage, there are 5 sub-
functions and each function has 3 to 4 options. From the combination of these sub-
functions and options, 3 assembly sketches were obtained so that 3 alternative design
concepts were obtained. From the results of the concept assessment, design concept C
was chosen from several alternative concepts.

Keywords: Concept Design, Injection Molding, Plastic Recycle.

1. INTRODUCTION
Sampah plastik hingga kini masih menjadi penyebab utama dalam pencemaran lingkungan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 menyatakan bahwa timbulan sampah di
Indonesia mencapai 66 juta ton per tahun [1]. Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional
(SIPSN) 2021 juga menjelaskan bahwa sampah jenis plastik menyumbang sebesar 15 % dari
jenis sampah lainnya. Pengolahan sampah di Indonesia sebagian besar dikirim ke TPA
sebesar 69%, kompos dan daur ulang 7,5%, pembakaran terbuka 5%, ditimbun 10% dan
tidak ada perlakuan 8,5% [2]. Selain itu, data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(KLHK) mencatat bahwa berkisar 80% sampah termasuk bahan plastik yang ada di lautan
berasal dari daratan. Plastik merupakan senyawa organik yang terdiri dari rantai atom karbon
yang panjang dan berulang sehingga tidak mudah terurai dan butuh waktu sampai ratusan
Corresponding Author:
✉ Sufiyanto tahun untuk terurai secara alami. Oleh karena itu, limbah plastik yang luput dari sortir para
Received on : 2022-10-23 pemulung biasanya dimusnahkan dengan cara dibakar di tempat pembuangan akhir (TPA),
Revised on : 2023-05-25 hal ini juga berdampak pencemaran udara serta menambah emisi gas rumah kaca ke
Accepted on : 2023-09-20 atmosfer.

https://rekayasamesin.ub.ac.id/ 879
DOI: 10.21776/jrm.v14i3.1380

Copyright: © 2023 by the authors.


Sufiyanto et al. Rekayasa Mesin, Vol. 14, No. 3, 2023

Berbagai upaya pemerintah diantaranya menetapkan PP 27 tahun 2020 yang mengatur


tentang sampah spesifik dan perlu pengelolaan khusus agar dapat ditanggulangi dengan cara
3R yaitu Reduce, Reuse dan Recycle [3]. Dalam Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) 2017-
2045 juga menyatakan perlu adanya pendukung transformasi material sampah dan
pengolahan limbah [4]. Salah satu upaya dalam pengolahan limbah plastik dapat dilakukan
dengan cara daur ulang (recycle). Proses daur ulang plastik untuk dicetak kembali dapat
dilakukan menggunakan mesin Injection Molding. Mesin injection molding adalah suatu
mesin pencetakan atau pembentukan material termoplastik dengan cara memanaskan
material dalam keadaan yang sangat plastik hingga meleleh, material diinjeksikan kedalam
rongga cetakan (mold) sampai membeku [5]. Terjadinya proses membekuan plastik tersebut
berada pada mold yang mempertimbangkan durasi waktu pendinginan agar dapat
menghindari terjadinya cacat produk [6]. Oleh karena itu, sebagai akademisi bidang rekayasa
mesin, perlu melakukan penelitian tentang desain mesin Injection Molding untuk pegolahan
limbah plastik agar dapat dicetak kembali menjadi suatu produk. Hal ini juga sejalan dengan
UU Nomor 12 Tahun 2012 yang menyatakan bahwa penelitian di perguruan tinggi diarahkan
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, agar meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan daya saing bangsa [7].
Beberapa peneliti terdahulu telah melakukan pencetakan plastik daur ulang
menggunakan mesin injection molding. Kemampuan palstik recyle (Recyclability) terhadap
sifat fisik dan sifat mekanisnya telah diteliti. Dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa
plastik jenis polypropilene recyle menjadi rekomendasi dalam pemilihan plastik recyle. Hal
ini dibuktikan dengan diperolehnya indeks aliran lelehan mencapai 15 g/menit dengan
kekuatan tarik mencapai 39,5 N/mm2 [8]. Optimasi parameter proses injection molding
dengan menyelidiki dampak waktu pendinginan, putaran screw, temperatur cetakan dan
temperatur nozzle terhadap konsumsi energi. Hasil penelitian tersebut merekomendasikan
agar mengurangi waktu siklus dan temperatur nozzle sehingga konsumsi energi lebih rendah
tanpa berdampak buruk pada kualitas produk [9]. Sealin itu, optimasi multi respon parameter
proses injection molding. Penelitian tersebut merekomendasikan bahwa parameter proses
injection molding yang optimal untuk kekuatan tarik dan impak secara simulatan adalah:
barrel temperature 215°C dan injection pressure 60 bar [10].
Proses pencetakan plastik pada mesin injection molding secara umum dilakukan secara
horizontal. Material plastik dipanaskan oleh heater dan mengalir secara horizontal oleh
screw dan dilakukan penekanan dengan sistim hidrolik. Mesin injection molding tipe
horizontal ini hanya dimiliki oleh perusahaan skala besar yang bergerak dibidang pencetakan
plastik dan harganya cukup mahal. Oleh karena itu perlu adanya penelitian tentang desain
konsep purwa rupa mesin injection molding tipe vertikal tanpa menggunakan screw. Dimana
plastik yang akan dilelehkan oleh heater turun sendirinya dari hopper karena adanya
gravitasi. Mesin injection molding jenis vertikal ini sangat tepat dipergunakan oleh
masyarakat atau pelaku usaha kecil, khususnya untuk pengolahan limbah plastik skala rumah
tangga.
Proses dalam mendesain mesin tidak langsung dibuat sesuai keinginan para tim
manufaktur. Perlu adanya pertimbangan dari para pengguna (customer) [11]. Dalam hal ini
customer yang dimaksud adalah para pelaku usaha yang bergerak dibidang pengolahan
limbah plastik. Oleh karena itu dalam proses Desain dan Manufaktur Purwarupa Mesin
Injection Molding Vertikal untuk Proses Daur Ulang Limbah Plastik Skala Rumah Tangga.

2. METODE DAN BAHAN


Pada penelitian ini, terdapat beberapa tahapan untuk memperoleh desain konsep purwarupa
mesin Injection Molding tipe vertikal. Adapun tahapan tersebut dimulai dari identifikasi

880
Sufiyanto et al. Rekayasa Mesin, Vol. 14, No. 3, 2023

kebutuhan berdasarkan analisis pasar, menetapkan struktur fungsi, menetapkan performansi-


spesifikasi, membuat desain konsep, pemilihan konsep hingga diperoleh desain perwujudan
gambar 3D yang dilengkapi dengan desain terperinci 2D. Adapun tahapan tersebut dapat
dilihat pada Gambar 1.

Mulai

Identifikasi Kebutuhan dan Pengumpulan


Informasi (Analisis Pasar)

Identifikasi Customer Requirements

Menetapkan Struktur Fungsional

Performansi-Spesifikasi

Desain Konsep
Tidak

Pemiliihan Konsep dan


matriks keputusan

Ya
Desain Perwujudan

(Embodiment Design)

Desain Terperinci (Detail Design)

- Gambar Teknik Produk (Engineering Drawing)


- Pemilihan Material dan Proses Manufaktur

Selesai

Gambar 1. Diagram alir Desain Purwarupa Mesin Vertical Injection Molding.

Sebagaimana yang ditampilkan dalam diagram alir bahwa peneliti selaku tim desain tidak
hanya membuat alat sesuai keinginan sendiri akan tetapi tetap melakukan identifikasi
permintaan dari para pengguna (Customer Requirements). Keinginan customer tersebut
biasanya masih secara umum dan belum sepesifikasi. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan
oleh tim desain dengan menggunakan metode Performansi-Spesifikasi, sehingga diperoleh
desain komponen yang jelas dan terperinci agar mudah untuk dimanufaktur dan assembly.
Hal yang perlu diperhatikan dalam spesifikasi antara lain adalah menentukan temperatur
heater untuk memanaskan plastik hingga mencair. pemilihan band heater serta pengontrolan
temperatur harus mampu berada pada rentang ≥ 210 oC. Sehingga dipastikan bahwa plastik
jenis polypropylene yang mempunyai melting point 176 ℃ dapat meleleh didalam barrrel
[12]
. Untuk mencapai temperatur yang diinginkan harus memperhitungkan besarnya daya
pemanas (Q), massa benda yang akan dipanaskan (m), panas jenis material yang dipanaskan
(Cp), perbedaan perubahan temperatur (∆T) dan waktu yang ditempuh dalam mencapai
temperatur tertentu (t) [13], dapat diperoleh menggunakan Persamaan (1).

881
Sufiyanto et al. Rekayasa Mesin, Vol. 14, No. 3, 2023

𝑚.𝐶𝑝 .∆T
𝑄= (1)
𝑡.𝜂

dengan,  adalah faktor koreksi yang perlu dipertimbangkan dalam desain dengan nilai
efisiensi berkisar 0,1- 0,5.

3. HASIL DAN DISKUSI

3.1. Identifikasi kebutuhan dan pengumpulan informasi (analisis pasar).


Pada tahap awal dilakukan identifikasi dan temuan dari barang yang sudah tersedia di
pasaran yang dapat memberi petunjuk dalam pengembangan produk. Sebagai tahap awal
yang telah dilakukan peneliti adalah menetapkan komponen utama yang sangat penting agar
mesin dapat berfungsi sesuai dengan output yang diinginkan. Hasil survei diperoleh bahwa
komponen utama yang sangat perlu dalam pembuatan mesin Injection Molding antara lain:
Band Heater, barrel, hopper, PID temperature controller dan Sensor Thermocouple.

3.2. Identifikasi Customer Requirements


Setelah analisis pasar dilakukan, maka tim desain mengidentifikasi kebutuhan para customer.
Adapun customer tersebut diperoleh dari para pelaku usaha daur ulang sampah plastik yang
ada di Kota Jambi. Peneliti sebagai tim desain melakukan wawancara langsung dengan
pelaku usaha daur ulang sampah plastik yang ada di Kota Jambi yaitu di Bank Sampah Sinar
Kenali dan Usaha Daur Ulang Plastik Paulus. Permintaan atau kebutuhan dari customer
tersebut dijadikan sebagai persyaratan desain. Tim desain mempertimbangkan persyaratan
tersebut dengan cara membuat skala prioritas apakah setiap persyaratan merupakan
Permintaan (Demand) dilambangkan dengan huruf ”D” atau harapan (Wishes) dilambangkan
dengan huruf “W” seperti yang diberikan pada Tabel 1. Huruf D selalu diberi nilai peringkat
teratas =10, sedangkan W diberi nilai bervariasi dari 1 hingga 10 sesuai pertimbangan tim
desain.

Tabel 1. List of requirements dan skala prioritas Desain Purwarupa Mesin Vertical Injection Molding
[14a].

TINGKAT
PERSYARATAN KODE
KEPENTINGAN
Tidak mudah berkarat D 10
Portabel mudah dibawa dan dipindahkan W 8
Dapat mencairkan plastik dengan cepat W 7
Temperatur pemanas bisa diatur (otomatis) D 10
Tampilan modis (model baru/ kekinian) W 6
Aman digunakan D 10
Penggantian komponen mudah didapat D 10
Mudah dioperasikan D 10
Penekanan injeksi tidak terlalu berat W 8
Pemanas tidak mudah terkena tangan operator D 10
Tahan lama W 7
Biaya perawatan yang rendah W 6
Biaya listrik rendah D 10

882
Sufiyanto et al. Rekayasa Mesin, Vol. 14, No. 3, 2023

Untuk mempermudah melakukan penilaian dan pembobotan saat tahapan pemilihan konsep,
maka daftar persyaratan yang ada pada Tabel 1 dikelompokan menjadi beberapa aspek
bidang kebutuhannya seperti bidang: kemampuan, keselamatan, penampilan, kualitas,
kenyamanan dan ekonomis sebagaimana ditampilkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Aspek bidang daftar kebutuhan produk (list of requirement) Mesin Vertical Injection
Molding [14b].
PERFORMANCE SAFETY APPEARANCE QUALITY CONVENIENCE ECONOMICAL

Tampilan modis Tdak Portabel mudah


Dapat mencairkan Aman Biaya perawatan
(model baru/ mudah dibawa dan
plastik dengan cepat digunakan yang rendah
kekinian) berkarat dipindahkan

Pemanas tidak
mudah Penggantian
Penekanan injeksi Tahan Mudah
terkena komponen
tidak terlalu berat lama dioperasikan
tangan mudah didapat
operator

Temperatur pemanas Biaya listrik


bisa diatur (otomatis) rendah

Dari aspek Bidang yang ada pada Tabel 2, untuk membantu memperjelas tujuan disain maka
disusun sebuah diagram pohon yang biasa disebut dengan pohon tujuan (objective tree) [14c]
sebagimana ditampilkan pada Gambar 2.

Perancangan
Injection Molding
Vertical

Performance Safety Appearanc Quality Convenience Economica


e l

Dapat Aman Tampilan Tidak Portabe Biaya


mencairkan digunakan modis mudah l mudah perawatan
plastik dengan (model berkara dibawa yang rendah
cepat baru/ t Mudah
Pemanas
kekinian) Tahan dioperasika Penggantian
tidak mudah
Penekanan lama n komponen
terkena
injeksi mudah
tangan
tidak terlalu didapat
operator
berat
Biaya
Temperatur listrik
pemanas rendah
bisa diatur
(otomatis
Gambar 2. Diagram pohon Desain Purwarupa Mesin Vertical Injection Molding.

3.3. Struktur Fungsional


Membangun struktur fungsional dilakukan dengan cara mengubah kebutuhan para pengguna
menjadi fungsi. Adapun fungsi tersebut dapat dibagi menjadi sub-fungsi dalam bentuk
diagram pohon fungsi yang mengidentifikasi tindakan komponen mesin injection molding
yang dibutuhkan. Adapun struktur fungsi dari purwarupa mesin injection molding
ditampilkan pada Gambar 3.

883
Sufiyanto et al. Rekayasa Mesin, Vol. 14, No. 3, 2023

Gambar 3. Struktur Fungsi Desain Purwarupa Mesin Vertical Injection Molding.

3.4. Performansi Spesifikasi


Pohon tujuan dan fungsi struktural yang telah diperoleh masih belum bisa menetapkan
batasan khusus pada fungsi komponen. Pohon tujuan atau struktur fungsi adalah pernyataan
tentang apa yang harus dicapai atau dilakukan oleh desain, tetapi tidak memberi batasan yang
tepat, seperti yang dilakukan oleh spesifikasi kinerja [15]. Spesifikasi kinerja yang
diperhitungkan dalam penelitian ini adalah menentukan batasan ukuran gaya, daya dan
sumber energi yang dibutuhkan. Sebagian contoh perhitungan batasan ukuran daya pemanas
dengan pertimbangan data teknis maksimum massa tabung pemanas (barrel) sebesar 0,5 kg
dan temperatur pemanasan maksimum sebesar 2500C [16] dengan waktu pemanasan
maksimum dibutuhkan selama 0,5 jam maka dengan menggunakan persamaan (1) daya
heater yang dibutuhkan sebagai berikut:
0,5 𝑘𝑔×0,11 kcal/kg℃ ×(250 ℃−31 ℃)
𝑄=
860×0,5×0,3

= 0,093 kW

= 93 Watt

Dari hasil perhitungan diperoleh daya yang dibutuhkan untuk memanaskan barrel yang
memiliki massa 0,5 kg agar mencapai temperatur maksimum 250 ℃ selama 0.5 jam yaitu
sebesar 93 Watt. Adapun ketersediaan heater yang ada dipasaran adalah sebesar 120 Watt.

Tabel 3. Performansi Spesifikasi Mesin Vertical Injection Molding


PERFORMANSI SPESIFIKASI

Dimensi 300 x 200 x350 mm

Berat 20 kg

Temperatur Max 2500C

Daya Heater 120 Watt

3.5. Desain Konsep


Pada tahapan ini dilakukan brainstorming dalam satu tim penelitain untuk memperoleh
model yang dapat menghasilkan beberapa alternatif desain mesin injection molding,
kemudian setiap fungsi dibuat dalam katalog desain atau bagan morfologi yang berisi semua
kemungkinan dan solusi. Berdasarkan struktur fungsi yang tertera pada Gambar 3, maka
perancang membuat Bagan Morfologi untuk memberikan berbagai opsi apa saja mekanisme

884
Sufiyanto et al. Rekayasa Mesin, Vol. 14, No. 3, 2023

yang perlu di ajukan untuk memberi solusi dari sub fungsi tersebut. Adapun bagan morfologi
mesin penghancur kaleng aluminium dapat dilihat pada pada Tabel 3.

Tabel 3. Diagram Morfologi Desain Mesin Vertical Injection Molding.

Dari penggabungan antar sub fungsi dan berbagai opsi yang ada pada bagan morfologi maka
diperoleh beberapa sketsa rakitan (assembly sketches) sebagaimana ditampilkan pada
Gambar 4.

Gambar 4. Sketsa rakitan Vertical Injection Molding : a. Assembly Sketch 1, b. Assembly Sketch 2, c.
Assembly Sketch 3.

885
Sufiyanto et al. Rekayasa Mesin, Vol. 14, No. 3, 2023

Berdasarkan Gambar 4, sketsa rakitan Assembly Sketch diperoleh dari kombinasi komponen
yang ada dalam tabel diagram morfologi adalah sebagai berikut:
Konsep alternatif A (Assembly Sketch 1) : F1 O2, F2 O2 , F3 O2, F4 O3 , F5 O3.
Konsep alternatif B (Assembly Sketch 2) : F1 O2, F2 O3 , F3 O2, F4 O2 , F5 O2.
Konsep alternatif C (Assembly Sketch 3) : F1 O3, F2 O1 , F3 O1, F4 O2 , F5 O1.

3.6. Pemilihan Konsep berdasarkan matriks keputusan


Pada penelitian ini, prosedur pemilihan konsep dan evaluasi menggunakan metode Matriks
keputusan (decision matrix). Penentuan konsep referensi sebagai datum diperoleh dari
produk eksisting yang sudah ada dipasaran atau industri. Penilaian setiap kriteria desain
dilakukan dengan memberikan skor/factor rating dalam skala 1 s/d 10 untuk setiap kriteria
desain jika dikomparasikan dengan kriteria desain pada datum [17]. Penentuan konsep terpilih
berdasarkan nilai tertinggi hasil jumlah dari skor dikali bobot. Adapun kriteria penilaian
konsep dari penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Pemilihan Konsep berdasarkan matriks keputusan

KONSEP KONSEP KONSEP KONSEP


KRITERIA
BOBOT ALTERNATIF ALTERNATIF ALTERNATIF REFERENSI
DESAIN
A B C (DATUM)
2 1 3
Performance 0.30
0.60 0.30 0.90 0.00
5 5 5
Safety 0.20
1.00 1.00 1.00 0.00
1 3 5
Appearance 0.10
0.10 0.30 0.50 0.00
5 3 5
Quality 0.20
1.00 0.60 1.00 0.00
1 5 3
Convenience 0.10
0.10 0.50 0.30 0.00
5 3 1
Economical 0.10
0.50 0.30 0.10 0.00
Jumlah 1.00 3.30 3.00 3.80 0.00

3.7. Desain Perwujudan (Embodiment Design)


Berdasarkan Tabel 4 bahwa desain konsep yang memiliki skor tertinggi adalah Konsep
Alternatif C dengan jumlah nilai sebesar 3,8. Oleh karena itu konsep terpilih yang masih
dalam bentuk sketsa tersebut diwujudkan dalam gambar desain. Pembuatan gambar rakitan
perwujudan rancangan bertujuan untuk menunjukkan seluruh komponen berpasangan
seluruhnya dan diengkapi Bill of Materials (BoMs). Gambar rakitan (assembly) dalam
penelitian ini dibuat dalam bentuk gambar 3D menggunakan aplikasi Autodesk Inventor
student license.

886
Sufiyanto et al. Rekayasa Mesin, Vol. 14, No. 3, 2023

Gambar 5, Desain 3D Purwarupa Mesin Vertical Injection Molding: a. Assembly, b. Part

3.8. Desain Terperinci (Detail Design)


Dalam desain terperinci dibuat suatu Gambar desain yang dilengkapi dengan nama
komponen, ukuran beserta urutan dalam melakukan assembly. Sebagian contoh hasil desain
terperinci dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Desain Terperinci Purwarupa Mesin Vertical Injection Molding

4. KESIMPULAN
Hasil penelitian ini diperoleh suatu desain Purwarupa Mesin Vertical Injection Molding.
Perwujudan desain tersebut tidak hanya langsung ditentukan oleh tim desain maupun tim
manufaktur, akan tetapi diperoleh dari permintaan customer yang diterjemahkan dalam

887
Sufiyanto et al. Rekayasa Mesin, Vol. 14, No. 3, 2023

spesifikasi teknik. Pada tahapan desain konsep diajukan sebanyak 5 sub fungsi dan masing
fungsi memiliki 3 hingga 4 opsi. Dari kombinasi sub fungsi dan opsi tersebut diperoleh 3
sketsa rakitan sehingga diperoleh 3 alternatif konsep desain. Dari hasil penilaian konsep
diperoleh desain konsep C merupakan konsep terpilih dari beberapa konsep alternatif.

PERNYATAAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian
Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang telah mendanai penelitian
ini dalam Hibah Penelitian Dosesn Pemula Tahun Anggaran 2022, Nomor SP DIPA-
023.17.1.690523/2022 revisi ke-02 tanggal 22 April 2022.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Badan Pusat Statistik (BPS)., Statistik lingkungan hidup indonesia, Katalog BPS
3305001, 2021.
[2] Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN)., Komposisi sampah,
https://sipsn.menlhk.go.id. Diakses: Februari 2022.
[3] Pemerintah Republik Indonesia., Pengelolaan sampah spesifik, Peraturan Pemerintah
No. 27 Tahun 2020.
[4] Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi., Rencana Induk Riset Nasional
(RIRN) Tahun 2017-2045, 2017.
[5] Brydson, J.A., Plastics materials, 7 ed., London, Butterworth Heinemann, 1999.
[6] Ni’am, L.K.M., Budiyantoro, C., Rahman, M.B.N., “Desain dan optimasi injection
mold sistem slider pada produk preform stick T15”, Jurnal Rekayasa Mesin
Universitas Brawijaya, v.8, n.3, pp.155-165, Dec.2017.
[7] Pemerintah Republik Indonesia., Undang-Undang Republik Indonesia No. 12 Tahun
2012, Agustus 2012.
[8] Huang, P. W., Peng, H. S., “Number of times recycled and its effect on the
recyclability, fluidity and tensile properties of polypropylene injection molded parts”,
Sustainability Switzerland, v. 13, n.19, pp. 2-13, Oct. 2021.
[9] Meekers, I., Refalo, P., Rochman, A., “Analysis of process parameters affecting
energy consumption in plastic injection moulding”, in: 25th CIRP Life Cycle
Engineering (LCE) Conference, pp 342–347, Copenhagen, Denmark 30 April - 2 May
2018.
[10] Sufiyanto., Marfizal., Salim, A.T., Quentara, L.T, “Optimasi multi respon parameter
proses injection molding material biokomposit menggunakan metode taguchi - PCR
TOPSIS, Journal of Electrical Electronics Control and Automotive Engineering, v.
6, n. 2, pp. 35–40, Nov. 2021.
[11] Sufiyanto., Adriyan., Marfizal., “Design concepts of a shredder-extruder machine in
single main mover with Quality Function Deployment ( QFD ) approach”, in: Seminar
Nasional Tahunan Teknik Mesin, pp. 1–7, Universitas Trisakti, Jakarta, 9-10 Oct.
2019.
[12] Szabo, F., Suplicz, A., Kovács, J.G., Development of injection molding simulation
algorithms that take into account segregation, Powder Technology, v. 389, pp. 368–
375, Sept. 2021.

888
Sufiyanto et al. Rekayasa Mesin, Vol. 14, No. 3, 2023

[13] Rinanto, A., Sukanto, H and Raharjo, W.P., “Desain ulang unit pemanas dan
pengendali kecepatan injeksi mesin molding”, Jurnal Mekanika, v. 11, n.1, pp. 45–51,
Sept. 2012.
[14] Haik, Y., Shahin, T., Engineering design Process, 2nd ed., Cengage Learning, 2011.
[15] Dieter, G. E., Schmidt, L. C., Engineering design, 5th ed., New York, McGraw-Hill,
2013.
[16] Bryce, D. M., Plastic injection molding: Fundamentals of Injection Molding, Volume
4., Dearborn, Michigan, Society of Manufacturing Engineers, 1999.
[17] Widodo., Hakim, R., “Pengembangan alat bantu arbor untuk pembuatan roda gigi
pada mesin frais vertikal”, Jurnal Rekayasa Mesin Universitas Brawijaya, v.12, n.2,
pp.287-296, Sept.2021.

889

Anda mungkin juga menyukai