Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH AKUNTANSI KEBERLANJUTAN

PRINSIP – PRINSIP PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN STANDAR GRI G4

Dosen Pengampu : Dr. Desak Nyoman Sri Werastuti, S.E., Ak., M.Si.

DISUSUN OLEH:

I Kadek Widiantara (2217051105)


Kadek Dwina Yudika Putra (2217051138)
Agiel Yusuf Saputra (2217051152)
Putu Setiawan (2217051231)
Ni Putu Pratiwi Utami Sudhakumara (2217051248)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karna berkat
rahmat-Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "
Prinsip – Prinsip Pelaporan Dan Pengungkapan Standar GRI G4" dengan baik dan lancar.
Kami menyusun makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
presentasi Akuntansi Manajemen. Makalah ini juga dibuat untuk mengetahui lebih
dalam mengenai wawasan tentang Prinsip – Prinsip Pelaporan Dan Pengungkapan
Standar GRI G4.
Kami sebagai penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Desak
Nyoman Sri Werastuti, S.E., Ak., M.Si. Sebagai Dosen Pengampu mata kuliah
Akuntansi Keberlanjutan. Atas tugas yang diberikan, di rasa kami bisa memahami
materi Akuntansi Keberlanjutan. Atas bantuan dan dukungan yang diberikan kepada
kami untuk dapat menyelesaikan makalah dengan baik. Selain itu, kami selaku penulis
juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu
menyelesaikan makalah ini.
Tentu, kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami sebagai penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
para pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Singaraja, 02 April 2024

(TTD)

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2
2.1 Memahami Prinsip – prinsip pelaporan .......................................................... 2
2.2 Memahami pengungkapan standar umum ...................................................... 4
2.3 Memahami pengungkapan standar spesifik .................................................... 6
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam era globalisasi yang semakin berkembang pesat, transparansi dan
akuntabilitas menjadi landasan utama bagi perusahaan dalam menjalin hubungan dengan
para pemangku kepentingan (stakeholders). Hal ini menuntut perusahaan untuk melakukan
pelaporan yang komprehensif dan transparan terkait kinerja sosial, lingkungan, dan
ekonomi mereka.
Salah satu standar pelaporan yang telah diakui secara internasional adalah Standar
Pelaporan Global Reporting Initiative (GRI) Generasi ke-4 (G4). Standar ini telah menjadi
rujukan utama bagi perusahaan di seluruh dunia dalam menyusun laporan keberlanjutan
mereka. GRI G4 menetapkan prinsip-prinsip pelaporan dan pengungkapan yang bertujuan
untuk memberikan informasi yang relevan, kredibel, dan berkelanjutan kepada semua
pihak yang berkepentingan.
Prinsip-prinsip pelaporan dan pengungkapan dalam GRI G4 mencerminkan upaya
untuk memperkuat integritas informasi yang disampaikan oleh perusahaan, sekaligus
mendorong adopsi praktik bisnis yang berkelanjutan. Oleh karena itu, pemahaman
mendalam terhadap prinsip-prinsip ini menjadi krusial bagi perusahaan agar dapat
menjalankan praktik pelaporan yang efektif dan bermanfaat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu prinsip – prinsip pelaporan keberlanjutan
2. Apa itu pengungkapan standar umum
3. Apa itu pengungkapan standar spesifik

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui prinsip – prinsip pelaporan keberlanjutan
2. Untuk mengetahui pengungkapan standar umum
3. Untuk mengetahui pengungkapan standar spesifik

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Prinsip – Prinsip Pelaporan


Dalam menyusun laporan keberlanjutan penting bagi Semua organisasi menerapkan prinsip
pelaporan untuk mencapai transparansi. Prinsip Pelaporan dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
1. Prinsip – Prinsip Untuk Menentukan Konten Laporan
Prinsip ini menjelaskan proses yang harus diterapkan untuk mengidentifikasi konten
laporan yang harus dibahas dengan mempertimbangkan aktivitas, dampak, dan harapan
serta kepentingan yang substantif dari para pemangku kepentingan. Prinsip – prinsip
Pelaporan untuk menentukan isi laporan terdiri atas :
1) Inklusivitas Pemangku Kepentingan
Prinsip ini menekankan pentingnya memasukkan informasi yang relevan bagi
semua pihak yang memiliki kepentingan dalam perusahaan atau entitas yang
dilaporkan. Pemangku kepentingan ini bisa meliputi pemegang saham, karyawan,
pelanggan, pemasok, komunitas lokal, dan pihak lain yang terpengaruh oleh
aktivitas dan keputusan perusahaan.
2) Konteks Keberlanjutan
Konteks keberlanjutan mengacu pada integrasi informasi keberlanjutan ke dalam
laporan keuangan dan non-keuangan. Ini berarti melaporkan tidak hanya kinerja
finansial, tetapi juga dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi jangka panjang dari
aktivitas perusahaan. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran yang
komprehensif tentang bagaimana perusahaan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
faktor-faktor sosial dan lingkungan.
3) Materialitas
Prinsip materialitas menekankan bahwa informasi yang disajikan dalam laporan
harus signifikan atau material bagi para pemangku kepentingan untuk membuat
keputusan yang tepat. Artinya, informasi yang disajikan harus cukup penting untuk
mempengaruhi penilaian atau keputusan para pemangku kepentingan. Materialitas
diukur dengan mempertimbangkan dampak potensial informasi terhadap keputusan
ekonomi yang dibuat oleh para pemangku kepentingan.

2
4) Kelengkapan
Kelengkapan mengacu pada keharusan untuk menyajikan semua informasi yang
relevan dan penting yang diperlukan untuk memahami kondisi keuangan, kinerja,
dan posisi suatu perusahaan secara menyeluruh. Ini berarti tidak hanya menyajikan
informasi yang dipilih secara selektif, tetapi juga memastikan bahwa informasi
yang diberikan cukup lengkap dan terperinci sehingga pemangku kepentingan
dapat membuat penilaian yang akurat.

Dengan memperhatikan dan menerapkan prinsip-prinsip ini, perusahaan dapat


menghasilkan laporan yang lebih informatif, relevan, dan bermanfaat bagi para pemangku
kepentingan mereka.

2. Prinsip – Prinsip Untuk Menentukan Kualitas Laporan.


Prinsip-prinsip untuk Menentukan Kualitas Laporan memberikan arahan berupa pilihan-
pilihan untuk memastikan kualitas informasi dalam laporan keberlanjutan, termasuk
penyajian yang tepat. Kualitas informasi adalah hal yang penting untuk memungkinkan
para pemangku kepentingan dapat membuat asesmen kinerja yang masuk akal serta
mengambil tindakan yang tepat. Prinsip-prinsip pelaporan untuk menentukan kualitas
laporan terdiri atas:
1) Akurasi
Informasi yang dilaporkan harus akurat dan terperinci bagi stakeholders untuk
menilai kinerja organisasi pelapor. Respon atas pengungkapan pendekatan
manajemen (DMA) dan Indikator ekonomi, lingkungan, dan sosial dapat
disampaikan melalui berbagai cara, mulai dari tanggapan kualitatif sampai
pengukuran kuantitatif yang detail.
2) Keseimbangan
Informasi yang dilaporkan harus mencerminkan aspek positif dan negatif dari
kinerja organisasi pelapor untuk memungkinkan penilaian yang beralasan atas
kinerja secara keseluruhan. Keseluruhan penyajian konten laporan harus
memberikan gambaran yang objektif tentang kinerja organisasi.
3) Kejelasan

3
Informasi yang dilaporkan harus mencerminkan aspek positif dan negatif dari
kinerja organisasi pelapor untuk memungkinkan penilaian yang beralasan atas
kinerja secara keseluruhan.
4) Keterbandingan
Organisasi pelapor harus memilih, menyusun, dan melaporkan informasi secara
konsisten. Informasi yang dilaporkan harus disajikan dengan cara yang
memungkinkan untuk menganalisis perubahan kinerja organisasi dari waktu ke
waktu dan yang bisa mendukung analisis relatif terhadap organisasi lainnya.
5) Keandalan
Organisasi pelapor harus mengumpulkan, mencatat, menyusun, menganalisis, dan
melaporkan informasi serta proses yang digunakan dalam persiapan laporan dengan
cara yang dapat diperiksa dan memiliki kualitas dan materialitas informasi.
6) Ketepatan Waktu
Organisasi harus membuat laporan dengan jadwal yang teratur sehingga informasi
tersedia tepat waktu bagi para pemangku kepentingan untuk membuat keputusan
yang tepat.

2.2 Pengungkapan Standar Umum


Pengumpulan standar umum yang mana berlaku pada semua organisasi yang menyiapkan
laporan keberlanjutan. Dalam pengungkapan standar umum ini yang mana dibagi menjadi 7
bagian. Diantaranya;
1. Strategi dan analisis
Pengungkapan standar berikut ini memberikan gambaran strategis umum tentang
keberlanjutan perusahaan. Strategi dan analisis ini bisa mencakup fokus utama strategi
keberlanjutan perusahaan, misalnya memastikan adanya strong leadership. Uuntuk
upaya pengembangan potensi bisnis perusahaan melalui innovasi-inovasi dan juga
terobosan dengan basis Internet of Things (IoT) dan juga dapat menjadi contoh dalam
penjabaran strategi dan analisis.

2. Profil organisasi
Pengungkapan standar ini merupakan gambaran keseluruhan mengenai karakteristik
perusahaan. yang mana Tujuannya untuk memberikan konteks bagi rincian-rincian
dalam laporan keberlanjutan.

4
3. Aspek material dan boundary
Pengungkapan standar ini memberikan gambaran keseluruhan tentang proses yang telah
diikuti oleh organisasi untuk menentukan konten laporan, aspek
material, boundary teridentifikasi, dan pernyataan ulang. Pada bagian ini, perusahaan
bisa menuliskan pengidentifikasian dan juga memperhatikan aspek serta isu-isu
keberlanjutan yang penting yang mempengaruhi strategi perusahaan.
Secara spesifik, proses penentuan isi laporan dan batasan topik melalui empat tahapan
sebagai berikut:

➢ Identifikasi

Dalam tahap ini, perusahaan menentukan topik yang berhubungan dengan


konteks keberlanjutan (sustainability context) dari aspek ekonomi, lingkungan,
dan sosial.

➢ Prioritas

Dalam tahap ini, perusahaan menerapkan prinsip materiality untuk memilih topik
keberlanjutan yang signifikan menurut pemangku kepentingan.

➢ Validasi

Prinsip completeness diterapkan untuk memastikan kelengkapan dari ruang


lingkup, batasan, dan waktu dari topik material yang diteapkan dari tahap
sebelumnya

➢ Kajian

Prinsip stakeholder inclusiveness kembali diterapkan untuk memastikan bahwa


isi laporan sesuai dengan konteks keberlanjutan.

4. Hubungan Dengan Pemangku Kepentingan


Hubungan dengan pemangku kepentingan Ini merupakan gambaran keseluruhan tentang
hubungan dengan pemangku kepentingan perusahaan selama periode pelaporan.
Pengungkapan standar ini tidak hanya terbatas pada keterlibatan yang dilakukan untuk
tujuan penyusunan laporan, namun lebih luas daripada itu.
Pemangku kepentingan perusahaan ialah seluruh pihak yang terkena dampak dari pihak-
pihak yang memberikan dampak terhadap operasi perusahaan.
Dampak tersebut bisa dilihat dari tiga aspek, yakni ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Berbagai metode pelibatan dilakukan perusahaan, seperti menggunakan kuesioner
kepuasan pelanggan. Tujuan dari penyebaran kuesioner tersebut adalah untuk
mengetahui pendapat para pemangku kepentingan mengenai tingkat kepuasan terhadap
pelayanan dan produk perusahaan. Informasi semacam ini perlu dimasukkan dalam
laporan keberlanjutan. Selain kuesioner di atas, perusahaan juga secara rutin melakukan
survei karyawan, mempublikasikan media internal, komunikasi melalui email dan
intranet serta portal.

5
5. Profil Laporan
Jadi dalam Pengungkapan standar ini menyajikan gambaran keseluruhan tentang
informasi dasar mengenai laporan, Indeks Konten GRI, dan pendekatan untuk
memperoleh assurance eksternal.

6. Tata Kelola
Jadidalam tata Kelola Pengungkapan standar ini memberikan gambaran keseluruhan
terkait:
a. Struktur tata Kelola dan komposisinya
b. Peran badan tata kelola tertinggi dalam menetapkan tujuan, nilai, dan strategi
organisasi
c. Kompetensi dan evaluasi kinerja badan tata kelola tertinggi
d. Peran badan tata kelola tertinggi dalam manajemen risiko
e. Peran badan tata kelola tertinggi dalam pelaporan keberlanjutan
f. Peran badan tata kelola tertinggi dalam mengevaluasi kinerja ekonomi, lingkungan,
dan sosial
g. Remunerasi dan insentif

7. Etika dan integritas


Pengungkapan standar ini merupakan gambaran keseluruhan terkait dengan:
1. Nilai, prinsip, standar, dan norma di perusahaan
2. Mekanisme internal dan eksternal untuk memperoleh masukan mengenai perilaku etis
dan taat hukum
3. Mekanisme internal dan eksternal untuk melaporkan permasalahan tentang perilaku
yang tidak etis atau melanggar hukum dan masalah integritas

Menjalankan etika bisnis dan integritas perusahaan tentu saja akan memberikan manfaat
yang banyak bagi perusahaan, yakni

a. Memberikan citra positif dan nilai tambah bagi perusahaan

b. Mengurangi biaya akibat tidak terjadinya gesekan, friksi, atau konflik, baik internal
maupun eksternal perusahaan

c. Meningkatkan motivasi untuk semua pihak yang terlibat, dan lain sebagainya

d. Memperoleh cakupan pemberitaan yang luas dan cepat, terutama di mata target
konsumen perusahaan

2.3 Pengungkapan Standar Spesifik

Pengungkapan ini mengatur kedalam tiga kategori yakni ekonomi, lingkungan dan sosial:
1. kategori ekonomi

6
Dalam kategori ini berkaitan dengan dampakorganisasi terhadap keadaan ekonomi
dari para pemangku kepentingannya, dan terhadap sistem ekonomi di tingkat lokal,nasional dan
global. Kategori ekonomi menggambarkan arus modal diantara pemangku yang berkepentingan,
dan dampak ekonomi utama dari organisasi di seluruh lapisan masyarakat.
a. aspek kinerja ekonomi.
G4-EC1: Nilai ekonomi langsung yang dihasilkan dan didistribusikan
G4-EC2: Implikasi finansial dan risiko serta peluang lainnya kepada kegiatan organisasi
karena perubahan iklim
G4-EC3: Cakupan kewajiban organisasi atas program imbalan pasti
G4-EC4: Bantuan finansial yang diterima dari pemerintah Panduan
b. aspek keberadaan di pasar
G4-EC5: Rasio upah standar pegawai pemula (entry level) menurut gender dibandingkan
dengan upah minimum regional di lokasi-lokasi operasional yang signifikan
G4-EC6: Perbandingan manajemen senior yang dipekerjakan dari masyarakat lokal di
lokasi operasi yang signifikan
c. aspek dampak ekonomi tidak langsung
G4-EC7: Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur dan jasa yang diberikan
G4-EC8: dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan, termasuk besarnya damppak
d. sapek praktik pengadaan
G4-EC9: perbandingan pembelian dari pemasok lokal di lokasi operasional yang signifikan

2. kategori lingkungan
Dalam kategori ini berkaitan dengan organisasi pada sistem alam yang hidup dan tidak
hidup, termasuk tanah, air, udara, dan ekosistem. Kategori ini juga meliputi dampaki input,
output, serta keanekaragaman hayati, transportasi, dan dampak yang berkaitan dengan
produk dan jasa.
a. aspek bahan
G4-EN1: Bahan yang digunakan berdasarkan bobot atau volume
G4-EN2: Persentase bahan yang digunakan yang merupakan bahan input daur ulang
B. aspek energi
G4-EN3: Konsumsi energi dalam organisasi

7
G4-EN4: Konsumsi energi di luar organisasi
G4-EN5: Intensitas energy
G4-EN6: Pengurangan konsumsi energy
G4-EN7: Pengurangan kebutuhan energi pada produk dan jasa
c. aspek air
G4-EN8: Total pengambilan air berdasarkan sumber
G4-EN9: Sumber air yang secara signifikan dipengaruhi oleh pengambilan air
G4-EN10: Persentase dan total volume air yang didaur ulang dan digunakan kembali
d. aspek keanekaragaman hayati
G4-EN11: Lokasi lokasi operasional yang dimiliki. disewa, dikelola di dalam, atau yang
berdekatan dengan, kawasan lindung dan kawasan dengan nilai keanekaragaman hayati
tinggi di luar kawasan lindung
G4-EN12: Uraian dampak signifikan kegiatan, produk. dan jasa terhadap keanekaragaman
hayati di kawasan lindung dan kawasan dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi di luar
kawasan lindung
G4-EN13: Habitat yang dilindungi atau dipulihkan
G4-EN14: Jumlah total spesies dalam IUCN Red List dan spesies dalam daftar spesies
yang dilindungi nasional dengan habitat di tempat yang dipengaruhi operasional,
berdasarkan tingkat risiko kepunahan
e. Aspek emisi
G4-EN15: Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Langsung (cakupan 1)
GN-EN20: Emisi Bahan Perusak Oson (BPO)
GN-EN21: NOx, SOx, dan Emisi Udara Signifikan Lainnya
f. Aspek Fluen dan Limbah
G4-EN22: Total Air yang Dibuang Berdasarkan Kualitas Air dan Tujuan
G4-EN23: Bobot Total Ilmiah Berdasarkan Jenis dan Metode Pembuangan
G4-EN24: Jumlah dan volume total tumpahan signifikan
G4-EN25: Bobot ilmiah yang dianggap berbahaya menurut ketentuan konvensi basel
lampiran I,II,III dan VIII yang diangkut, di import, di eskpor, atau diolah, dan presentasi
limbah yang diangkut untuk pengiriman internasional

8
G4-EN26: Identitas, ukuran, status lindung, dan nilai keanekaragaman hayati dari badan
air dan habitat terkait yang secara signifikan terkena dampak dari pembuangan dan air
limpasan dari organisasi
g. Aspek Produk dan Jasa
G4-EN27: Tingkat mitigasi dampak terhadap dampak lingkungan produk dan jasa
GN-EN28: Persentase produk yang terjual dan kemasan yang direklamase menurut
kategori
h. Aspek kepatuhan
G4-EN29: Nilai moneter denda signifikan dan jumlah total sangsi non moneter atas ketidak
patuhan terhadap UU dan peraturan lingkungan
i. Aspek Transportasi
G4-EN30: Dampak lingkungan signifikan dari pengangkutan produk dan barang lain serta
bahan untuk operasional organisasi dan pengangkutan tenaga kerja
j. Aspek Lain-lain
G4-EN31: Total pengeluaran dan investasi perlindungan lingkungan berdasarkan jenis
k. Aspek Asesmen pemasok Atas Lingkungan
G4-EN32: Presentase penetapan pemasok baru menggunakan kreteria lingkungan
G4-EN33: Dampak lingkungan negative signifikan actual dan potensial dalam rental
pasokan dan tindakan yang diambil
l. Aspek Mekanisme Pengaduan Masalah Lingkungan
G4-EN34: Jumlah pengaduan tentang dampak lingkungan yang diajukan ditangani dan
diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi

3. Kategori Sosial
Dalam kategori ini berkaitan dengan dampak yang dimiliki organisasi terhadap sistem
sosial di mana organisasi beroperasi.
a.Praktik Ketenagakerjaan dan kenyamana kerja
• Aspek Kepegawaian
G4-LA1: Jumlah total dan tingkat perekrutan karyawan baru dan turnover
karyawan menurut kelompok umur, gender, dan wilayah
G4-LA2: Tunjangan yang diberikan bagi karyawan purna waktu yang tidak
diberikan bagi karyawan sementara atau paruh waktu, berdasarkan lokasi operasi
yang signifikan

9
G4-LA3: Tingkat kembali bekerja dan tingkat retensi setelah cuti melahirkan,
menurut gender
• Aspek Hubungan Industrial
G4-LA4: Jangka waktu minimum pemberitahuan mengenai perubahan operasional,
terimasuk apakah hal tersebut tercantum dalam perjanjian bersama
• Aspek Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
G4-LA5: Persentase total tenaga kerja yang diwakili dalam komite bersama formal
manajemen pekerja yang membantu mengawasi dan memberikan saran program
kesehatan dan keselamatan kerja
G4-LA6: Jenis dan tingkat cedera, penyakit akibat kerja, hari hilang, dan
kemangkiran, serta jumlah total kematian akibat kerja, menurut daerah dan gender
G4-LA7: Pekerja yang sering terkena atau berisiko tinggi terkena penyakit yang
terkait dengan pekerjaan mereka
G4-LA8: Topik kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam perjanjian formal
dengan serikat pekerja
• Aspek Pelatihan dan pendidikan
G4-LA9: Jam pelatihan rata-rata per tahun per karyawan menurut gender, dan
menurut kategori karyawan
G4-LA10: Program untuk manajemen keterampilan dan pembelajaran seumur
hidup yang mendukung keberkelanjutan kerja karyawan dan membantu mereka
mengelola purna bakti
G4-LA11: Persentase karyawan yang menerima review kinerja dan pengembangan
karier secara reguler, menurut gender dan kategori
• Keberagaman dan Kesetaraan Peluang
G4-LA12: Komposisi badan tata kelola dan pembagian karyawan per kategori
karyawan menurut gender, kelompok usia, keanggotaan kelompok minoritas, dan
indikator keberagaman lainnya
• Aspek Kesetaraan Remunerasi Perempuan dan Laki-laki
G4-LA13: Rasio gaji pokok dan remunerasi bagi perempuan terhadap laki-laki
menurut kategori karyawan, berdasarkan lokasi operasional yang signifikan
• Aspek Asesmen Pemasok atas Praktik Ketenagakerjaan
G4-LA14: Persentase penapisan pemasok baru menggunakan ketenagakerjaan
kriteria praktik
G4-LA15 Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap praktik
ketenagakerjaandalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil
• Aspek Mekanisme Pengaduan Masalah Ketenagkerjaan
G4-LA16: Jumlah pengaduan teritang praktik ketenagakerjaanyang diajukan,
ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi

10
b.Hak Asasi Manusia
• Aspek Investasi
G4-HRI: Jumlah total dan persentase perjanjian dan kontrak investasi yang
signifikan yang menyertakan klausul terkait hak asasi manusia atau penapisan
berdasarkan hak asasi manusia
G4-HR2: Jumlah waktu pelatihan karyawan tentang kebijakan atau prosedur hak
asasi manusia terkait dengan Aspek hak asasi manusia yang relevan dengan operasi,
termasuk persentase karyawan yang dilatih
• Aspek non- diskriminasi
G4-HR3 Jumlah total insiden diskriminasi dan tindakan korektif yang diambil
• Aspek Kebebasan Berserikat dan Perjanjian Kerja Bersama
G4-HR4: Identifikasi aktivitas operasi dan pemasok yang memiliki hak kebebasan
untuk berserikat dan berkumpul dapat dilanggar dan beresiko serta tindakan untuk
mendukung hak-hak ini
• Aspek Pekerja Anak
G4-HR5: Operasi dan pemasok yang diidentifikasi berisiko tinggi melakukan
eksploitasi pekerja anak dan tindakan yang diambil untuk berkontribusi dalam
penghapusan pekerja anak yang efektif
• Aspek Pekerja Paksa atau Wajib Kerja
G4-HR6: Operasi dan pemasok yang diidentifikasi berisiko tinggi melakukan
pekerja paksa atau wajib kerja dan tindakan untuk berkontribusi dalam
penghapusan segala bentuk pekerja paksa atau wajib kerja
• Aspek pengamanan
G4-HR7: Persentase petugas pengamanan yang dilatih dalam kebijakan atau
prosedur hak asasi manusia di organisasi yang relevan dengan operasi
• Aspek Hak Adat
G4-HR8: Jumlah total insiden pelanggaran yang melibatkan hak-hak masyarakat
adat dan tindakan yang diambil
• Aspek Asesmen
G4-HR9: Jumlah total dan persentase operasi yang telah melakukan reviu atau
asesmen dampak hak asasi manusia
• Aspek Asesmen Pemasok atas Hak Asasi Manusia
G4-HR10: Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria hak asasi
manusia
G4-HR11: Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap hak asasi
manusia dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil
• Aspek Mekanisme Pengaduan Masalah Hak Asasi Manusia
G4-HR12: Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap hak asasi manusia yang
diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan formal

11
c. Masyarakat
• Aspek Masyarakat Lokal
G4-SO1: Persentase operasi dengan pelibatan masyarakat lokal, asesmen dampak,
dan program pengembangan yang Diterapkan
G4-SO2: Operasi dengan dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan
terhadap masyarakat lokal
• Aspek Anti-korupsi
G4-SO3: Jumlah total dan persentase operasi yang dinilai terhadap risiko terkait
dengan korupsi dan risiko signifikan yang teridentifikasi
G4-SO4: Komunikasi dan pelatihan mengenai kebijakan dan prosedur anti-korupsi
G4-SO5: Insiden korupsi yang terbukti dan tindakan yang diambil
• Aspek Kebijakan Publik
G4-SO6: Nilai total kontribusi politik berdasarkan negara dan penerima/penerima
manfaat
• Aspek Anti Persaingan
G4-SO7: Jumlah total tindakan hukum terkait Anti Persaingan, anti-trust. serta
praktik monopoli dan hasilnya
• Aspek Kepatuhan
G4-SO8: Nilai moneter denda yang signifikan dan jumlah total sanksi non-moneter
atas ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan
• Aspek Asesmen Pemasok atas Dampak pada Masyarakat
G4-SO9: penapisan pemasok baru Persentase menggunakan kriteria untuk dampak
terhadap masyarakat
G4-SO10: Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap
masyarakat dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil
• Aspek Mekanisme Pengaduan Dampak terhadap Masyarakat
G4-SO11: Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap masyarakat yang diajukan.
ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi
d. Tanggung jawab atas produk
• Aspek Kesehatan dan Keselamatan Pelanggan
G4-PR1: Persentase kategori produk dan jasa yang signifikan dampaknya terhadap
kesehatan dan keselamatan yang dinilai untuk peningkatan
G4-PR2: Total jumlah insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda
sukarela terkait dampak kesehatan dan keselamatan dari produk dan jasa sepanjang
daur hidup. menurut jenis hasil
• Aspek Pelabelan Produk dan Jasa

12
G4-PR3: Jenis informasi produk dan jasa yang diharuskan oleh prosedur organisasi
terkait dengan informasi dan pelabelan produk dan jasa, serta persentase kategori
produk dan jasa yang signifikan harus mengikuti persyaratan informasi sejenis
G4-PR4: Jumlah total Insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda sukarela
terkait dengan informasi dan pelabelan produk dan jasa, menurut jenis hasil
G4-PR5: Hasil survei untuk mengukur kepuasan pelanggan
• Aspek Komunikasi Pemasaran
G4-PR6: Penjualan produk yang dilarang atau disengketakan
G4-PR7: Jumlah total Insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda sukarela
tentang komunikasi pemasaran, termasuk iklan, promosi, dan sponsor, menurut
jenis hasil
• Aspek Privasi Pelanggan
G4-PR8: Jumlah total keluhan yang terbukti terkait dengan pelanggaran privasi
pelanggan dan hilangnya data Pelanggan
• Aspek Kepatuhan
• G4-PR9: Nilai moneter denda yang signifikan atas ketidakpatuhan terhadap
undang-undang dan peraturan terkait penyediaan dan penggunaan produk dan jasa

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Prinsip-prinsip transparansi sangat penting bagi organisasi untuk mencapai
transparansi dalam proses pelaporan mereka. Prinsip-prinsip ini terdiri dari
beberapa komponen, diantaranya:
1. Penyertaan pemangku kepentingan, yang melibatkan penyediaan informasi
yang relevan kepada seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam
proses pelaporan, termasuk pemegang saham, karyawan, pelanggan,
pemasok, dan komunitas lokal.
2. Koneksi pemangku kepentingan, yang melibatkan pengintegrasian
informasi yang relevan ke dalam laporan keuangan dan non-keuangan. Hal
ini melibatkan penyediaan informasi komprehensif tentang pengaruh dan
dampak perusahaan terhadap faktor sosial dan lingkungan.
3. Materialitas, yang menekankan pentingnya menyediakan informasi yang
relevan dan berharga kepada pemangku kepentingan untuk pengambilan
keputusan yang akurat.
4. Kepemimpinan, yang melibatkan penyediaan informasi yang relevan dan
berharga kepada pemangku kepentingan untuk pengambilan keputusan
yang akurat.
Prinsip kualitas pelaporan meliputi akuntabilitas, transparansi, kejelasan,
konsistensi, dan efektivitas. Informasi harus disajikan dengan jelas dan ringkas,
sehingga memungkinkan pemangku kepentingan memahami kinerja organisasi dan
mengambil keputusan yang tepat. Organisasi juga harus memberikan informasi
yang konsisten, menganalisis perubahan organisasi dari waktu ke waktu, dan
memastikan bahwa informasi tersedia pada waktu yang tepat bagi para pemangku
kepentingan untuk membuat keputusan yang tepat. Prinsip tanggung jawab
universal sangat penting bagi organisasi untuk memastikan transparansi dalam
proses pelaporan mereka. Hal ini mencakup memastikan bahwa seluruh pemangku
kepentingan menyadari komitmen organisasi terhadap transparansi dan

14
akuntabilitas, dan memastikan bahwa proses pelaporan organisasi bersifat
transparan dan akuntabel.

15
DAFTAR PUSTAKA

Lingkungan, B. A. (2024). Ni Wayan Yulianita Dewi. Universitas Pendidikan Ganesha.


SUKAHARSONO, Eko Ganis; ANDAYANI, Wuryan. Akuntansi Keberlanjutan. Universitas Brawijaya

Press, 2021.

Awaliyah, M., & Vestari, M. (2018). Analisis pengungkapan corporate social responsibility
perbankan syariah di indonesia. Magisma: Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis, 6(2), 52-66.

Suryadi, Nanda, and Sri Lestari. "Pengaruh profitabilitas, penghargaan, dan Islamic governance
score terhadap pengungkapan Islamic social reporting (Studi empiris pada bank umum syariah yang
terdaftar di ojk periode 2012-2016)." Jurnal Tabarru': Islamic Banking and Finance 1.2 (2018): 46-57.

ARIFIANTI, Nadhila Putri; WIDIANINGSIH, Luky Patricia. Kualitas Pengungkapan SDGs: Apakah
Berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Sektor Energi dan Bahan Baku di
Indonesia?. Jurnal Reviu Akuntansi Dan Keuangan, 2023, 13.2: 269-288.

16

Anda mungkin juga menyukai