Anda di halaman 1dari 9

PROFESIONALISME KERJA PEGAWAI DALAM

PELAYANAN PUBLIK PADA BADAN KESATUAN BANGSA


DAN POLITIK KABUPATEN PANGANDARAN

Siti Maryani

Universitas Galuh, Ciamis, Indonesia

E-mail: sitimar872@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang optimalnya profesionalisme pegawai.


Hal itu terlihat dari indikator-indikator masalah antara lain kurangnya rasa
tanggung jawab pegawai yang sering menunda pekerjaan yang diberikan dan
kurangnya kemahiran dalam mengoperasikan aplikasi. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: Bagaimanakah Profesionalisme Kerja Pegawai Dalam
Pelayanan Publik Pada Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik (Bakesbangpol)
Kabupaten Pangandaran?. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak 10 orang.
Adapun teknik pengumpulan datanya yaitu wawancara, observasi dan
dokumentasi. Teknik pengolahan/analisis data dalam penelitian ini yaitu reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian
bahwa profesionalisme kerja pegawai dalam pelayanan publik pada Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Pangandaran masih kurang optimal.
Adapun hambatan-hambatan yang dihadapi untuk meningkatkan profesionalisme
pegawai berupa kurangnya keinginan pegawai untuk membuka jendela informasi,
kemampuan sumber daya manusia pegawai yang kurang memadai dan kurang
dapat mengatur waktu kerja. Untuk itu upaya-upaya yang telah dilakukan yaitu
melalui pemberian petunjuk teknis pengoperasian alat bantu pekerjaan dan
mengikutsertakan pegawai dalam penyelenggaraan pelatihan, meminta pegawai
untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan penuh ketelitian dan cepat,
diberikannya arahan walaupun tidak rutin pada pegawai agar mau
memanfaatkan waktu kerja dengan sebaik-baiknya dan dilakukannya sidak pada
waktu bekerja sedang berlangsung.

Kata Kunci: Profesionalisme, Pelayanan Publik.

PENDAHULUAN memberikan pelayanan secara langsung


Undang-Undang Nomor 25 maupun tidak langsung wajib
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik menyusun, menetapkan, dan
menegaskan “Setiap Penyelenggaraan menerapkan standar pelayanan untuk
pelayanan publik, baik yang setiap jenis pelayanan sebagai tolok

4890
ukur dalam penyelenggaraan pelayanan Profesionalisme kerja pegawai
dilingkungan masing-masing”. Sebagai ditentukan oleh tingkat kemampuan
tindak lanjut dari pelaksanaan Undang- pegawai yang tercermin dalam perilaku
Undang tentang pelayanan publik sehari-hari. Hal tersebut mengacu pada
tersebut, maka telah ditetapkan potensi pegawai dalam mengerjakan
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun tugas-tugas yang diembannya. Seorang
2012 sebagai penjabaran dari Undang- pegawai atau aparatur sipil negara yang
Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang profesional adalahseseorang yang taat
Pelayanan Publik. hukum, netral, rasional, demokratif,
Salah satu upaya untuk inovatif, mandiri, memiliki integritas
mewujudkan good governance adalah tinggi, juga menjunjung etika
melakukan pelayanan publik yang baik. administrasi publik publik dalam
Dalam penerapan pelayanan publik memberikan pelayanan kepada
yang baik dituntut adanya komitmen masyarakat. Undang-Undang Nomor 5
dari pemberi pelayanan untuk Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
memberikan pelayanan terbaik agar Negara pasal 11 menyatakan bahwa:
kebutuhan dari penerima pelayanan ”Pegawai Aparatur Sipil Negara
dapat terpenuhi. Hal tersebut bertugas memberikan pelayanan publik
mengisyaratkan bahwa profesionalisme yang profesional dan berkualitas”.
kerja pegawai dalam hal ini aparatur Berdasarkan hasil studi
negara sangat dibutuhkan agar kualitas pendahuluan ditemukan permasalahan
pelayanan publik bisa berjalan sesuai mengenai Profesionalisme Kerja
dengan yang diharapkan. Namun dalam Pegawai pada Badan Kesatuan Bangsa
kenyataannya dilapangan tidak semua dan Politik Kabupaten Pangandaran,
pemberi pelayanan publik memahami hal ini dapat di lihat dari indikator-
tugas dan kewajibannya sebagai indikator masalah sebagai berikut:
pelayan publik, sehingga masih adanya 1. Kurangnya kualitas kerja dari
pelayanan publik yang kurang optimal. pihak Badan Kesatuan Bangsa
Setiap pegawai yang dan Politik yang ditunjukkan oleh
profesional dituntut untuk senantiasa pegawai seperti kurang telitinya
berpegang teguh pada nilai moral, dalam persyaratan yang
komitmen dan tanggungjawah pada dibutuhkan untuk pembuatan
pelayanan publik sehingga dalam surat ijin. Secara tidak langsung
melakukan tugas profesi para pegawai masalah yang muncul tersebut
profesional mampu bertindak objektif. akan menghambat proses
Dengan demikian, seorang profesional pembuatan surat, cepat atau
adalah seseorang yang memiliki profesi lambatnya pembuatan suarat izin
tertentu yang diperoleh melalui dan akan berdampak pada
pendidikan dan pelatihan khusus untuk kepuasan pelayanan yang
mendukung tugas profesinya. diterima oleh pihak masyarakat.

4891
2. Kurangnya rasa tanggung jawab tinggi, waktu yang tepat, cermat, dan
sering menunda pekerjaan yang dengan prosedur yang mudah dipahami
diberikan, kondisi ini dan diikuti oleh pelanggan”.
menyebabkan terjadinya Profesionalisme adalah suatu
ketidaktepatan waktu dalam pandangan terhadap keahlian
pemberian pelayanan. tertentu yang diperlukan dalam
3. Di dalam melaksanakan pekerjaan tertentu, yang mana
pekerjaan pegawai kurangnya keahlian itu hanya diperoleh
kemahiran dalam melalui pendidikan khusus atau
mengoperasikan aplikasi. Ini latihan khusus. Jadi
dapat dilihat dari masih ada profesionalisme mengarah
pegawai Badan Kesatuan Bangsa kepada komitmen para anggota
dan Politik yang ketika suatu profesi untuk meningkatkan
masyarakat bertanya tentang kemampuan profesionalnya dan
bagaimana cara agar masuknya terus- menerus mengembangkan
data untuk persyarat dalam strategi-strategi yang
membuat surat ijin, namun digunakannya dalam melakukan
pegawai tidak mampu pekerjaan yang sesuai dengan
menjelaskan secara baik sehingga profesi yang diembanya.
membuat masyarakat tidak Menurut Imawan (2014:77)
paham dan berurusan berulang mengatakan bahwa:
kali. Profesionalisme menunjukkan
Untuk dapat memudahkan dalam hasil kerja yang sesuai sesuai
penelitian ini dan agar penelitian ini dengan standar teknis atau etika
memiliki arah yang jelas dalam sebuah profesi. Aktivitas kerja itu
menginterpretasikan fakta dan data ke lazim berhubungan dengan
dalam penulisan skripsi maka saya penghasilan dalam bentuk uang.
merumuskan masalah dalam penelitian Untuk menciptakan kadar
ini sebagai berikut: Bagaimanakah profesionalitas dalam
Profesionalisme Kerja Pegawai Dalam melaksanakan misi institusi
Pelayanan Publik Pada Badan Kesatuan persyaratan dasarnya adalah
Bangsa Dan Politik (Bakesbangpol) tersedianya sumber daya manusia
Kabupaten Pangandaran? yang andal, pekerjaan yang
terprogram dengan baik, dan
KAJIAN PUSTAKA waktu yang tersedia untuk
1. Pengertian Profesionalisme melaksanakan program tersebut
Menurut Siagian (2010:63) serta adanya dukungan dana yang
profesionalisme adalah: "Keandalan memadai dan fasilitas yang
dan keahlian dalam pelaksanaan tugas memadai dan fasilitas yang
sehingga terlaksana dengan mutu mendukung

4892
Selanjutnya Sedarmayanti pemerintah atau lembaga lain yang
(2019:57) mengungkapkan tidak termasuk badan usaha swasta,
bahwa: "Profesionalisme adalah yang tidak berorientasi pada laba
suatu sikap atau keadaan dalam (profit)”
melaksanakan pekerjaan dengan
memerlukan keahlian melalui METODE
pendidikan dan pelatihan tertentu Penelitian ini menggunakan
dan dilakukan sebagai suatu metode deskriptif dengan pendekatan
pekerjaan yang menjadi sumber kualitatif, karena peneliti bermaksud
penghasilan”. untuk mengungkapkan, menelaah dan
Ukuran profesionalisme menganalisis permasalahan dengan
Sedarmayanti, (2019:348) adalah: menggambarkan peristiwa atau
“Kompetensi, efektivitas, dan efisiensi fenomena-fenomena yang terjadi yang
serta bertanggungjawab”. berdasarkan fakta dalam objek
2. Pengertian Pelayanan Publik penelitian.
Menurut Barata, (2014:30 ) Adapun fokus kajian dalam
bahwa : “Suatu pelayanan akan penelitian ini yaitu ukuran
terbentuk karena adanya proses profesionalisme Sedarmayanti,
pemberian layanan tertentu dari pihak (2019:348) adalah: “Kompetensi,
penyedia layanan kepada pihak yang efektivitas, dan efisiensi serta
dilayani”. Sedangkan menurut Kotler, bertanggungjawab”.
(2014:261) bahwa: “Pelayanan adalah Sumber data primer yaitu
setiap tindakan atau kegiatan yang informan berjumlah 10 orang terdiri
dapat ditawarkan oleh suatu pihak dari Kepala Badan sebanyak 1 orang,
kepada pihak lain yang pada dasarnya Sekretaris Badan sebanyak 1 orang,
tidak berwujud dan tidak Sub Bagian Umum dan kepegawaian
mengakibatkan kepemilikan apapun”. sebanyak 1orang, Sub Bidang Ideologi
Beberapa pakar yang dan Wawasan Kebangsaan sebanyak 1
memberikan pengertian mengenai orang, Pegawai sebanyak 2 orang dan
pelayanan publik diantaranya adalah Masyarakat penerima layanan
Kurniawan (2015:6), mengatakan sebanyak 4 orang.
bahwa : “Pelayanan publik adalah Sumber data sekunder yaitu
pemberian pelayanan (melayani) profesionalisme kerja pegawai dalam
keperluan orang lain atau masyarakat pelayanan publik pada Badan Kesatuan
yang mempunyai kepentingan pada Bangsa dan Politik Kabupaten
organisasi itu sesuai dengan aturan Pangandaran. Teknik pengumpulan
pokok dan tata cara yang ditetapkan”. data dalam penelitian ini yaitu
Hutasoit, (2013: 13) bahwa: wawancara, observasi dan
“Pelayanan publik adalah pelayanan dokumentasi.
yang dilakukan oleh birokrasi

4893
Teknik analisis data mengunakan upaya melalui pemberian petunjuk
teknik analisis data kualitatif. Teknik teknis pengoperasian alat bantu
analisis data dalam penelitian ini yaitu: pekerjaan dan mengikutsertakan
reduksi data, penyajian data dan pegawai dalam penyelenggaraan
penarikan kesimpulan. pelatihan.
Kompetensi merupakan
HASIL DAN PEMBAHASAN karakteristik yang mendasari seseorang
Berikut peneliti sajikan hasil berkaitan dengan efektivitas kinerja
penelitian dan pembahasan mengenai individu dalam pekerjaannya atau
profesionalisme kerja pegawai dalam karakteristik dasar individu yang
pelayanan publik pada Badan Kesatuan dimiliki hubungan kausal atau sebagai
Bangsa dan Politik Kabupaten sebab akibat dengan kriteria yang
Pangandaran: dijadikan acuan, efektif atau berkinerja
1. Kompetensi prima atau superior ditempat kerja atau
Berdasarkan hasil penelitian pada pada situasi tertentu.
dimensi kompetensi kurang berjalan Dengan demikian hasil penelitian
optimal, hal ini ditunjukan dari tersebut kurang sesuai dengan pendapat
pelaksanaan indikator sebagai alat yang dikemukakan Wibowo,
ukurnya seperti pegawai kurang (2014:110) yang menyatakan bahwa:
didukung dengan wawasan dan “Kompetensi adalah kemampuan untuk
pengetahuan yang luas dalam melaksanakan atau melakukan suatu
melaksanakan pekerjaannya, hal ini pekerjaan atau tugas yang dilandasi
mengindikasikan bahwa ada faktor atas keterampilan dan pengetahuan
penghambat yang dihadapi pegawai seseorang oleh sikap kerja yang
untuk memiliki wawasan dan dituntut oleh pekerjaan tersebut”.
pengetahuan dalam bidang Berdasarkan uraian di atas bahwa
pekerjaannya seperti kurangnya kekurangsesuaian hasil penelitian
keinginan pegawai untuk membuka dengan teori pendapat ahli tersebut
jendela informasi perkembangan situasi disebabkan dalam pelaksanaan dimensi
dan kondisi politik, sosial dan kompetensi terdapat hambatan-
kemasyarakatan. Kemudian pegawai hambatan yang dihadapi berupa
kurang memiliki keterampilan dalam kurangnya keinginan pegawai untuk
menyelesaikan pekerjaan. Hal ini membuka jendela informasi, kurangnya
disebabkan adanya faktor kendala yang pemberian pemberian arahan dan
dihadapi berupa kemampuan sumber petunjuk pelaksanaan pekerjaan dan
daya manusia pegawai yang kurang belum memadainya sumber daya
memadai sehingga kurang menguasai manusia pegawai. Oleh karena itu
dalam menggunakan alat bantu dilakukan upaya berupa mengajak
pekerjaan terutama fasilitas berbasis pegawai untuk selalu meningkatkan
teknologi. Untuk itu telah dilakukan wawasan ilmu pengetahuannya dengan

4894
meningkatkan budaya baca ataupun tepat waktu yang telah ditentukan,
membuka jendela informasi melalui artinya pelaksanaan suatu pekerjaan
internet, diberikannya arahan dan dinilai baik atau tidak sangat
petunjuk teknis pelaksanaan pekerjaan tergantung pada penyelesaian tugas
dan mengikutsertakan pegawai dalam tersebut, cara melaksanakan, dan biaya
pengembangan sumber daya manusia yang dikeluarkan untuk pelaksanaan
seperti pelatihan. pekerjaan tersebut.
2. Efektivitas 3. Efisiensi
Berdasarkan hasil penelitian pada Berdasarkan hasil penelitian
dimensi efektivitas belum berjalan diketahui bahwa pelaksanaan dimensi
dengan efektif. Hal ini ditunjukan dari efisiensi bahwa pegawai dapat
pelaksanaan indikator sebagai alat menghemat biaya dalam penyelesaian
ukurnya seperti pegawai kurang dapat pekerjaan terlihat pegawai telah
menyelesaikan pekerjaan dengan penuh mampu melaksanakannya. Hal ini
ketelitian seperti kurang sesuai dengan ditunjukan dengan diselesaikannya
waktu yang dijanjikan karena harus ada pekerjaan secara cepat dan tepat
perbaikan kembali atas sehingga pekerjaan yang diselesaikan
kekurangtelitian pegawai dalam langsung sekali jadi artinya
menyelesaiakan pekerjaannya. penyelesaian pekerjaan tersebut dapat
Kemudian pegawai kurang memiliki menghemat biaya. Kemudian pegawai
kecepatan dalam menyelesaikan dalam memanfaatkan waktunya masih
pekerjaan seperti dalam menyelesaikan kurang dapat melaksanakanya. Hal ini
pekerjaan pelaporan hasil pelaksanaan dapat ditunjukan dengan masih adanya
tugas sub bagian umum dan pegawai setelah menyelesaikan salah
kepegawaian secara tertulis sebagai satu pekerjaannya tidak langsung
pertanggungjawaban kepada sekretaris. mengerjakan pekerjaan yang
Dengan demikian hasil penelitian berikutnya, justru membuka alat
di atas kurang sesuai dengan pendapat komunikasinya dan ada juga yang
yang disampaikan Siagian (2010:63) keluar ruangan bahkan keluar kantor
profesionalisme adalah: "Keandalan dengan tujuan yang kurang begitu jelas
dan keahlian dalam pelaksanaan tugas Dengan demikian hasil penelitian
sehingga terlaksana dengan mutu kurang sesuai pendapat Simon,
tinggi, waktu yang tepat, cermat, dan (2014:263) yang mengemukakan
dengan prosedur yang mudah dipahami bahwa: “Efisiensi diartikan sebagai
dan diikuti oleh pelanggan”. perbandingan antara input dan output,
Profesionalisme pegawai tenaga dan hasil, perbelanjaan dan
dibangun melalui efektivitas kerja yang pemasukan, biaya dan kesenangan
secara nyata diperlukan dalam yang dihasilkan”.
menyelesaikan pekerjaan. Efektivitas Efisiensi merupakan
kerja adalah penyelesaian pekerjaan perbandingan antara kegiatan dengan

4895
hasil yang saling berkaitan satu sama hidup, dan siap menghadapi
lain. Dalam rangka untuk konsekuensi atas pilihan yang sudah
meningkatkan kualitas usahanya dilakukan. Dengan demikian, segala
efisiensi dapat dijadikan sebagai sesuatu yang telah dilakukan
parameter kinerja suatu lembaga seharusnya harus dipertimbangkan
ataupun organisasi. Di dalam efisiensi dahulu secara mendalam dan tidak
terdapat beberapa faktor yaitu ketika terburu-buru. Dengan rasa tanggung
input yang dibutuhkan lebih kecil, dan jawab, orang yang bersangkutan akan
dapat menghasilkan output yang sama, selalu berusaha memenuhi
atau juga dengan input yang sama kewajibannya melalui seluruh potensi
dapat menghasilkan output yang lebih dirinya. Orang yang bertanggung jawab
besar, dan ketika penggunaan input adalah orang mau berkorban untuk
yang besar dapat menghasilkan output kepentingan orang lain ataupun orang
yang jauh lebih besar juga. banyak.
4. Tanggung Jawab Profesionalisme pegawai pada
Berdasarkan hasil penelitian pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
dimensi tanggung jawab belum Kabupaten Pangandaran pada
dilaksanakan secara optimal. Hal ini umumnya masih belum optimal. Dari 4
ditunjukan dengan pelaksanaan dimensi yang terdiri dari 9 (sembilan)
indikator sebagai alat ukurnya seperti indikator, 3 (tiga) indikator telah
pegawai memiliki kesungguhan dalam dilaksanakan dengan baik dan 6 (enam
melaksanakan pekerjaan dan pegawai indikator) kurang dilaksanakan dengan
kurang dapat menyelesaikan pekerjaan baik seperti pegawai kurang memiliki
sesuai dengan yang waktu yang wawasan dan pengetahuan dalam
ditetapkan. melaksanakan pekerjaan, kurang
Dengan demikian uraian hasil memiliki keterampilan dalam
penelitian di atas kurang sesuai dengan menyelesaikan pekerjaan, kurang dapat
pendapat yang disampaikan menyelesaikan pekerjaan dengan penuh
Kumorotomo, (2012:341) yang ketelitian, kurang memiliki kecepatan
menyatakan bahwa: dalam menyelesaikan pekerjaan,
Tanggung jawab berarti kurang dapat memanfaatkan waktu
kesanggupan seorang pegawai untuk dalam bekerja dan kurang memiliki
menyelesaikan pekerjaan yang kesungguhan dalam melaksanakan
diserahkan kepadanya dengan sebaik- pekerjaan.
baiknya tepat pada waktunya dan Kurang optimalnya
berani mengambil resiko atas profesionalisme pegawai pada Badan
keputusan yang dibuatnya Kesatuan Bangsa dan Politik
Tanggung jawab merupakan Kabupaten Pangandaran disebabkan
suatu sikap siap untuk memilih suatu adanya hambatan-hambatan yang
pilihan yang ingin dilakukan dalam dihadapi berupa kurangnya keinginan

4896
pegawai untuk membuka jendela memanfaatkan waktu dalam bekerja
informasi, kemampuan sumber daya dan kurang memiliki kesungguhan
manusia pegawai yang kurang dalam melaksanakan pekerjaan.
memadai dan kurang dapat mengatur Adapun hambatan-hambatan
waktu kerja. Dengan adanya hambatan- yang dihadapi untuk meningkatkan
hambatan tersebut telah dilakukan profesionalisme pegawai berupa
upaya-upaya seperti diberikannya kurangnya keinginan pegawai untuk
petunjuk teknis pengoperasian alat membuka jendela informasi,
bantu pekerjaan pada pegawai dan kemampuan sumber daya manusia
mengikutsertakan pegawai dalam pegawai yang kurang memadai dan
penyelenggaraan pelatihan, meminta kurang dapat mengatur waktu kerja.
pegawai untuk dapat menyelesaikan Untuk itu upaya-upaya yang telah
pekerjaan dengan penuh ketelitian dan dilakukan yaitu melalui pemberian
cepat, diberikannya arahan walaupun petunjuk teknis pengoperasian alat
tidak rutin pada pegawai agar mau bantu pekerjaan dan mengikutsertakan
memanfaatkan waktu kerja dan pegawai dalam penyelenggaraan
dilakukannya inspeksi mendadak pada pelatihan, meminta pegawai untuk
saat jam kerja dapat menyelesaikan pekerjaan dengan
penuh ketelitian dan cepat,
KESIMPULAN diberikannya arahan walaupun tidak
Berdasarkan hasil penelitian, rutin pada pegawai agar mau
dapat disimpulkan bahwa memanfaatkan waktu kerja dengan
profesionalisme kerja pegawai dalam sebaik-baiknya dan dilakukannya sidak
pelayanan publik pada Badan Kesatuan pada waktu bekerja sedang
Bangsa dan Politik Kabupaten berlangsung.
Pangandaran masih kurang optimal.
Hal ini ditunjukan dari hasil DAFTAR PUSTAKA
wawancara dan observasi terdapat Buku-buku
pelaksanaan indikator yang kurang Barata, Atep Adya. 2014. Dasar Dasar
sesuai dengan ukuran profesionalisme Pelayanan Prima. Jakarta: PT
yaitu kompetensi, efektivitas, efisiensi Elex Media. Komputindo
dan tanggung jawab seperti pegawai
kurang memiliki wawasan dan Hutasoit. 2013. Pelayanan publik teori
pengetahuan dalam melaksanakan dan aplikasi. MAGNAScript.
pekerjaan, kurang memiliki Jakarta
keterampilan dalam menyelesaikan Imawan Riswandha. 2014. Membedah
pekerjaan, kurang dapat menyelesaikan Politik Orde Baru. Jakarta:
pekerjaan dengan penuh ketelitian, Pustaka Pelajar.
kurang memiliki kecepatan dalam
menyelesaikan pekerjaan, kurang dapat

4897
Kotler, Philip.2014. Manajemen Simon, A. Herbert, 2014.
Pemasaran. Edisi kesebelas, Administrative Behavior,
Jakarta: Indeks kelompok Perilaku Administrasi : Suatu
Gramedia. Studi tentang Proses
Pengambilan Keputusan dalam
Kumorotomo Wahyudi, 2012. Organisasi Administrasi, Edisi
Akuntabilitas Birokrasi Publik, Ketiga, Cetakan Keempat, Alih
Sketsa Pada Masa Transisi, Bahasa ST. Dianjung, Bumi
Magister Administrasi Publik Aksara, Jakarta.
(MAP) dan Pustaka
Pelajar,Yogyakarta. Wibowo, 2014. Manajemen Kinerja.
Jakarta: PT. Raja Grafindo
Kurniawan, Agung. 2015. Persada
Transformasi Pelayanan Publik.
Yogyakarta. Penerbit. Dokumen
Pembaharuan. Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2009 tentang Pelayanan Publik.
Sedarmayanti. 2019. Manajemen
Sumber daya Manusia, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Reformasi Birokrasi dan tentang Aparatur Sipil Negara.
Manajemen Pegawai Negeri
Sipil. Bandung: Refika Aditama. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun
2012 sebagai penjabaran dari
Siagian P. Sondang. 2010. Kiat Undang-undang Nomor 25 Tahun
Meningkatkan Produktivitas 2009 tentang Pelayanan Publik.
Kerja. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

4898

Anda mungkin juga menyukai