Anda di halaman 1dari 4

A.

Latar Belakang
Pekerjaan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi manusia, yaitu
dapat memberikan kepuasan dan tantangan dapat pula menjadi ancaman dan gangguan.
Pekerjaan dilakukan oleh manusia memiliki tujuan tertentu yaitu untuk mempertahankan
hidupnya. Sedangkan, Pekerjaan utama adalah pekerjaan yang dilakukannya dengan
waktu terbanyak yang memberi penghasilan terbesar. Dalam Badan Pusat Statistik
sendiri Indonesia tercatat memiliki pekerjaan utama iyalah di bidang pertanian tanaman
padi dan palawija yang sangat sesuai dengan geografis di Indonesia yang seharusnya
dapat menguntungkan Indonesia sendiri baik dari sektor pendapatan maupun pada sektor
pangan.
Namun, masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja merupakan salah satu diantara
banyak permasalahan yang ada di Indonesia. Kecenderungan penduduk angkatan kerja
pedesaan urbanisasi ke perkotaan karena mereka beranggapan peluang lapangan kerja
dan usaha lebih terbuka dibanding dipedesaan, sedangkan potensi potensi ekonomi yang
ada dipedesaan masih banyak yang belum dikembangkan untuk peningkatan ekonomi
masyarakat pedesaan . Terkait dengan itu , sebenarnya sudah ada aktivitas yang
mengarah pada proses peningkatan kualitas hidup melalui pelatihan / kursus yang
diadakan oleh Lembaga Kursus dan lembaga lainnya . Namun kegiatan tersebut belum
dilaksanakan secara optimal. Oleh karena itu, dalam pembahasan ini akan membahas
lebih lanjut mengenai pekerjaan utama yang ada di Indonesia.

B. Tenaga Profesional
Tenaga kerja pada hakikatnya mengandung aspek profesionalisme yang artinya tenaga
kerja tersebut memiliki kemampuan dan keterampilan kerja atau kejujuran dalam bidang
tertentu. Dengan kemampuan dan keterampilan tersebut, seorang pekerja dapat
mengabdikan dirinya dalam lapangan kerja tertentu dan menciptakan hasil yang baik
secara optimal. Dengan demikian, tenaga kerja profesional diartikan sebagai kepandaian
atau keahlian khusus yang dimiliki seorang pekerja dalam melakukan suatu pekerjaan
secara efektif dan efisien dengan tingkat keahlian tinggi sehingga dapat mencapai tujuan
perusahaan dengan baik. Contoh dari tenaga kerja profesional yaitu dokter di rumah sakit
atau auditor di kantor pajak, orang-orang tersebut melakukan pekerjaan tersebut karena
ahli dalam bidang pekerjaannya serta mau meluangkan waktu, tenaga dan perhatiannya
untuk melakukan pekerjaan tersebut. Tenaga kerja atau pekerja profesional adalah
pekerja yang banyak dicari perusahaan, karenanya banyak perusahan yang memberikan
tunjangan profesi kepada karyawan-karyawan profesionalnya.
1. Menurut Anoraga karakteristik Tenaga Kerja Profesional, terdapat lima ciri-
ciri dari dasar profesionalisme yaitu:
 Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil,
sehingga dituntut untuk selalu mencari peningkatan mutu.
 Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang
hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan.
 Profesionalisme menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak
mudah puas atau putus asa sampai hasil tercapai.
 Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan
oleh “keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan
kenikmatan hidup.
 Profesionalisme memerlukan adanya kebutuhan pikiran dan
perbuatan, sehingga terjaga efektivitas kerja yang tinggi.

2. Faktor-Faktor Sikap Profesional Tenaga Kerja


Menurut Andriyanu, terdapat empat faktor yang dapat mempengaruhi sikap
profesional tenaga kerja pada sebuah perusahaan. Keempat faktor tersebut
adalah performance, akuntabilitas pegawai, loyalitas pegawai dan
kemampuan pegawai yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Performance
Faktor yang pertama adalah performance atau prestasi kerja, hasil
akhir yang paling diinginkan oleh seseorang atau perusahaan terhadap
karyawannya. Prestasi kerja sendiri dapat dilihat dari kuantitas kerja,
kualitas kerja, pengetahuan tentang pekerjaan dan pendapat atau
pernyataan yang disampaikan terkait dengan pekerjaan yang
dilakukan.
 Akuntabilitas
Faktor kedua yang mempengaruhi sikap profesional tenaga kerja
adalah akuntabilitas, yang dimaksud dengan akuntabilitas disini
adalah kebijakan strategis yang dapat diimplementasikan untuk
menciptakan kepatuhan pelaksanaan tugas dan kinerja pegawai.
 Loyalitas
Faktor berikutnya yang dapat mempengaruhi sikap profesional tenaga
kerja adalah loyalitas pegawai dengan maksud kesetiaan kepada
konstitusi, hukum, pimpinan, bawahan dan rekan kerja yang saling
berkaitan satu dan lainnya.
 Kemampuan
Faktor yang terakhir yang dapat memengaruhi sikap profesional
tenaga kerja adalah kemampuan yang dimiliki oleh karyawan atau
tenaga kerja itu sendiri, hal ini terkait dengan potensi yang dimiliki
karyawan dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya. Mengenai
sertifikasi kompetensi atau kemampuan sendiri telah dijelaskan di
dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan No 13 Tahun 2003 Pasal 18
yang berbunyi:
a. Tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan kompetensi kerja
setelah mengikuti pelatihan kerja yang diselenggarakan lembaga
pelatihan kerja pemerintah, lembaga pelatihan kerja swasta atau
pelatihan di tempat kerja.
b. Pengakuan kompetensi kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dilakukan melalui sertifikasi kompetensi kerja.
c. Sertifikasi kompetensi kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
dapat pula diikuti oleh tenaga kerja yang telah berpengalaman.
d. Untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja dibentuk badan
nasional sertifikasi profesi yang independen.
e. Pembentukan badan nasional sertifikasi profesi yang independen
sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.

C. Kepemimpinan atau ketatalaksanaan


Gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin,
baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya. pekerja manajerial
(white collar)yang merepresentasikan pekerja sektor formalterdiri dari tenaga
professional, teknisi dan sejenisnya, tenaga kepemimpinan danketatalaksanaan, tenaga
tata usaha dan sejenisnya, tenaga usaha penjualan, tenaga usaha jasa. Pada beberapa
tahun terakhir tercermin adanya kecenderungan penurunan peran pekerja blue collar
dan sedikit peningkatan pekerja white collar. Ini merupakan sinyalkemajuan
perekonomian dan juga kemajuan pendidikan karena pekerja white collar secara
umum membutuhkan tingkat pendidikan yang memadai. Dalam analisis pembagian
pekerja menjadi pekerja sektor formal dan pekerja sektor informal sering terkendala
dengan data yang tersedian. Gaya kepemimpinan memiliki iga pola dasar yaitu:
mementingkan pelaksanaan tugas, mementingkan hubungan kerja sama, dan
mementingkan hasil yang dapat di capai.
Referensi:
PT Mid Solusi Nusantara. (2022). Tunjangan Profesi Pekerja Profesional, Perlukah.
https://www.talenta.co/blog/insight-talenta/tunjangan-profesi-pekerja-profesional/.
Diakses tanggal 31 Agustus 2022.
Fudjaja, L. (2002). Dinamika Kesempatan Kerja Sektor Pertanian dan Industri di Sulawesi
Selatan.
Badan Pusat Statistik. (2022). Lapangan Usaha atau Bidang Pekerjaan (Utama).
https://sirusa.bps.go.id/sirusa/index.php/variabel/85. Diakses tanggal 31 Agustus
2022.
Soleh, A. (2017). Masalah ketenagakerjaan dan pengangguran di Indonesia. Jurnal Ilmiah
Cano Ekonomos, 6(2), 83-92.
Azhar, C. (2017). Manajemen pengembangan pendidikan Islam perspektif al-Quran. Tarjih:
Jurnal Tarjih Dan Pengembangan Pemikiran Islam, 14(1), 1-18.

Anda mungkin juga menyukai