Anda di halaman 1dari 8

TUGAS EKONOMI

“UPAYA PENINGKATAN SISTEM KETENAGAKERJAAN DAN SISTEM


UPAH”

Kelas:XI MIPA 1
Mapel:Ekonomi

KELOMPOK 3
Nama Anggota:
Safira Zahra Wardani
Rizqi Eva Widiana
Gilang Wibisono
Putri Arimbi
Mutia Syakira
Gabriel

TAHUN AJARAN 2021/2022


A. Upaya Peningkatan Sistem Ketenagakerjaan

Pada era globalisasi dan perdagangan bebas, tenaga kerja dari luar merupakan saingan dan ancaman
yang di anggap cukup penting oleh tenaga-tenaga kerja lokal. Namun di samping itu, sebenarnya ada hal
positifnya. Tenaga-tenaga kerja lokal kita bisa mencuri sebagian keterampilan dan keahlian dari para
pekerja luar, yang penting harus mempunyai daya saing tinggi.

Akan tetapi, di sisi lain, tenaga kerja Indonesia saat ini masih bisa dibilang kalah saing dengan tenaga
kerja dari luar negeri. Sebabnya banyak, mulai dari pendidikan dan pelatihan yang kurang baik, tidak
tersedianya lapangan kerja yang cukup, dan belum meratanya pembangunan. Semua itulah yang
menjadi faktor hambatan kualitas tenaga kerja Indonesia.

Fenomena tersebut sebenarnya bisa ditanggulangi secara bersama oleh pihak-pihak yang terlibat dan
bertanggungjawab. Beberapa pihak yang terlibat dan bertanggung jawab adalah:

1. Pemerintah

Banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu kualitas tenaga kerja di
Indonesia, antara lain

a. Mengadakan pelatihan tenaga kerja.


Upaya ini harus dibarengi pula dengan kualitas tenaga ahli sebagai pembimbing atau
instrukturnya.Hal ini dilakukan untuk menciptakan tenaga kerja yang terampil,inisiatif dan
kreatif.
b. Meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan formal.
Misalnya memperbaiki sarana dan prasarana sekolah.
c. Mengadakan latihan kerja bagi para tenaga kerja.
Latihan ini ditujukan supaya calon tenaga kerja mempunyai gambaran tentang dunia kerja yang
akan dihadapinya.
d. Meningkatkan kualitas dan keterampilan tenaga ahli dalam mengajar atau memberi materi pada
calon tenaga kerja. Supaya keahlian dan keterampilan tenaga kerja dapat meningkat.

2. Pihak Swasta(perusahaan)

Ada beberapa hal yang bisa pihak swasta lakukan untuk menyejahterakan dan meningkatkan
mutu tenaga kerjanya, hal ini perlu dilakukan untuk menciptakan perusahaan yang produktif dan
menghasilkan. Beberapa contoh yang dapat dilakukan dapat dilihat di bawah ini.

a. Membuka Kesempatan Magang


Magang ditujukan dalam rangka pengembangan kompetensi teknis dan transfer aplikasi
teknologi . Tujuannya agar budaya kerja dan standar operasional manajemen perusahaan dapat
diserap oleh orang yang melaksanakan program magang , untuk selanjutnya diterapkan pada
perusahaan tempat mereka bekerja .
b. Pengelolaan Produktivitas dan Prestasi Tenaga Kerja
Pengelolaan produktivitas tenaga kerja dilakukan melalui peningkatan gizi , kesehatan ,
kualitas mental , serta spiritual . Tenaga kerja yang berkualitas merupakan tenaga kerja yang
memiliki kemampuan tinggi serta memiliki perilaku jujur , disiplin , bertanggung jawab , peduli ,
santun , responsif , dan proaktif untuk selalu meningkatkan wawasan dan kemampuannya .
Adapun pengelolaan prestasi tenaga kerja dilakukan dengan meningkatkan profesionalisme
kerja dan pemberian penghargaan kepada tenaga kerja berprestasi . Tujuannya agar
pengelolaan prestasi dapat menjadi sumber inspirasi bagi tenaga kerja lainnya untuk
meningkatkan kualitas kerja .
c. Memperbanyak seminar dan workshop yang berkaitan dengan pekerjaan
Dengan adanya pelatihan yang berkaitan dengan pekerjaannya, maka tenaga kerja akan
semakin mahir dalam mengerjakan pekerjaan yang diberikan dan dapat meningkatkan produksi.

3. Individu
Nah yang terakhir adalah individu itu sendiri, bagaimana dia melihat dirinya sebagai tenaga
kerja dan dapat menghargai dirinya untuk sebuah perusahaan, berikut adalah langkah yang
dapat dilakukan seorang individu.
a. Individu merupakan pemegang kendali penuh atas dirinya sendiri.
Tidak mungkin seseorang menjadi lebih baik tanpa usaha dirinya sendiri. Hal ini lah juga
beraku bagi seorang pekerja, tidak mungkin dia akan mendapatkan pekerjaan untuk memenuhi
kebutuhannya jika dia tidak meningkatkan kualitas dirinya. Oleh karena itu seorang pekerja
harus senantiasa meningkatkan kualitas dirinya agar dapat menghadapi persaingan dan
memenuhi kebutuhan hidupnya.
b. Seorang individu hendaknya memiliki persiapan untuk menentukan masa depannya.
Persiapan yang harus dilakukan adalah meningkatkan kemamupuan dalam hal keterampilan,
bahasa serta wawasan. Ketiga kemampuan tersebutlah yang akan membentuk indivdu (tenaga
kerja) yang berkualitas. Dimanapun dia bekerja, dia akan selalu dapat beradaptasi terhadap
berbagai macam situasi seperti tempat kerja, fasilitas yang baik,rekan kerja dan sebagainya.
c. Membekali diri dengan hal yang dikehendaki oleh perusahaan.
Walaupun sudah berpengalaman dan mempunyai prestasi, jika tidak memiliki hal yang
diharapkan oleh perusahaan maka sama saja percuma.
d. Menanamkan jiwa wirausaha, jika tidak atau belum bekerja kepada suatu perusahaan,
tanamkanlah jiwa gigih, ulet, dan kreatif, karena jika kamu bisa menguasainya maka kamu bisa
menciptakan peluang kamu sendiri.

Nah itu adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga
kerja, tetapi semua tetap tergantung pada individu tenaga kerja itu sendiri. Tenaga kerja lokal harus
yakin untuk dapat menyaingi tenaga kerja asing, karena jika semua syarat sudah dipenuhi tetapi tidak
ada kepercayaan diri dari tenaga kerja lokal, maka akan sama saja jadinya.

B. Sistem Upah

1. Pengertian Upah

Upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari
pengusaha atau pemberi kerja. Upah merupakan bentuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas
suatu pekerjaan yang telah atau akan dilaksanakan.upah tidak selalu diberikan dalam bentuk uang dan
tidak diberikan dalam waktu tetap. Pekerja bisa menerima upah dalam bentuk barang berharga lain
seperti emas. Bahkan, kadang upah diberikan dalam bentuk makanan.Waktu pemberiannya pun tidak
selalu satu bulan. Sebagai contoh, pekerjaan selesai dalam waktu tiga hari, upah bisa saja langsung
diterima oleh pekerja.

Sistem upah merupakan kerangka pengelolaan peraturan dan ketetapan. Sistem upah di Indonesia
pada umumnya didasarkan pada tiga fungsi , yaitu :

a. menjamin kehidupan yang layak bagi pekerja dan keluarga


b. mencerminkan imbalan atas hasil kerja seseorang
c. menyediakan insentif untuk mendorong meningkatkan produktivitas keria

 Perbedaan Gaji dan Upah

Setidaknya, ada enam perbedaan gaji dan upah yaitu :

1. Status Kepegawaian
Pemberian gaji atau upah salah satunya ditentukan oleh status kepegawaian. Biasanya, perusahaan
memberikan gaji kepada karyawan tetap atau karyawan kontrak. Lalu, untuk pekerja lepas, pekerja
harian, pekerja musiman, dan pekerja borongan umumnya perusahaan memberikan upah.
2. Jabatan
Namun dalam jabatan ada perbedaan tingkat jabatan dengan hak dan tanggung jawab yang berbeda
pula.Selain berdasarkan status kepegawaian, pemberian gaji juga biasanya menyesuaikan dengan
tingkat jabatan. Sebut saja, tingkat jabatan menengah ke atas seperti manajer, sudah pasti menerima
gaji.Akan tetapi, cukup banyak karyawan dengan tingkat jabatan yang tidak terlalu tinggi menerima
kompensasi dalam bentuk upah.
3. Rentang Waktu Kerja
Poin lain yang menjadi perbedaan gaji dan upah ialah rentang waktu kerja. Seperti telah disebutkan
sebelumnya, gaji merupakan kompensasi yang biasanya diberikan dalam rentang waktu satu bulan.
Di sisi lain, waktu pemberian upah cenderung tidak tetap tergantung pada lamanya waktu bekerja.
4. Nominal atau Jumlah yang Diterima
Jumlah gaji umumnya tetap sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati. Sementara itu,
nominal upah cenderung tidak tetap dan dipengaruhi oleh kualitas serta kuantitas kerja.
5. Komponen Penyusunnya
Umumnya, gaji yang diterima oleh karyawan tidak hanya gaji, tetapi juga ada tunjangan-tunjangan,
misalnya tunjangan jabatan, tunjangan kesehatan, tunjangan transportasi, dan lain-lain.Sebaliknya, upah
biasanya bersifat tunggal, tidak ada tambahan nominal dalam bentuk tunjangan.

2. DEWAN PENGUPAHAN
Sistem pengupahan di Indonesia di atur dalam UU No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.
Sistem pengupahan juga diatur dalam keputusan presiden nomor 107 Tahun 2004 tentang Dewan
Pengupahan, serta Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.KEP-23/MEN/2003.
Dewan Pengupahan adalah suatu lembaga non-struktural yang bersifat tripartit. Secara
struktural,dewan pengupahan terbagi menjadi tiga yaitu :
a. Dewan Pengupahan Nasional (Depenas) yang dibentuk oleh Presiden.
b. Dewan Pengupahan Provinsi (Depeprov) yang dibentuk oleh Gubernur.
c. Dewan Pengupahan Kota/Kabupaten (Depeko/Depekab) yang dibentuk oleh Bupati/Walikota
Tugas Dewan Pengupahan adalah memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah dalam
rangka perumusan kebijakan pengupahan dan pengembangan sistem pengupahan
nasional/provinsi/kabupaten/kota. Misalnya dalam penentuan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Upah
Minimum Kota/Kabupaten (UMK).

3.Upah Minimum

Tentu kalian sering mendengar istilah upah minimun . Apa itu upah minimum ? Ketentuan upah
minimum diatur melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 7 tahun 2013 tentang
Upah Minimum .

Upah minimum menurut peraturan tersebut adalah upah minimum terendah yang terdiri atas upah
pokok dan tunjangan tetap . Upah minimum terdiri atas Upah Minimum Provinsi ( UMP ) , Upah
Minimum Sektoral Provinsi ( UMS Provinsi ) , Upah Minimum Kota / Kabupaten ( UMK ) , dan Upah
Minimum Sektoral Kabupaten / Kota .

Upah Minimum Provinsi ( UMP ) adalah upah minimum yang berlaku untuk seluruh kabupaten /
kota di suatu provinsi . Adapun Upah Minimum Sektoral Provinsi ( UMSP ) adalah upah minimum yang
berlaku secara sektoral di seluruh kabupaten / kota di suatu provinsi .

Berikut merupakan contoh upah minimum provinsi di Indonesia pada tahun 2014-2018
Upah Minimum Kabupaten / Kota ( UMK ) adalah upah minimum yang berlaku di daerah
kabupaten / kota , sedangkan Upah Minimum Sektoral Kabupaten / Kota ( UMSK ) adalah upah
minimum yang berlaku secara sektoral di daerah kabupaten / kota .

4. Struktur dan Skala Upah

Ketentuan tentang struktur dan Skala Upah di Indonesia diatur dalam keputusan menteri tenaga kerja
dan transmigrasi Nomor KEP.49/MEN/IV/2004 tentang ketentuan struktur dan Skala Upah.Struktur upah
adalah susunan tingkat upah dari yang terendah sampai yang tertinggi atau dari yang tertinggi sampai
yang terendah. Adapun skala upah adalah kisaran nilai nominal upah untuk setiap kelompok jabatan.

Dasar pertimbangan dalam menyusun struktur upah terdiri atas :

a. Struktur organisasi

b. Rasio perbedaan bobot pekerjaan antar jabatan

c. Kemampuan perusahaan

d. Biaya keseluruhan tenaga kerja

e. Upah minimum

f. Kondisi pasar

Penyusunan skala upah dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu skala tunggal dan Skala ganda.

a. Skala tunggal, yaitu skala upah dengan ketentuan setiap jabatan pada golongan yang sama memiliki
upah yang sama.

b. Skala ganda,yaitu skala upah dengan ketentuan setiap golongan jabatan memiliki nilai upah nominal
terendah dan tertinggi.

Besar kecilnya upah sangat relatif bagi setiap orang . Ada yang menganggap upah lima juta itu kecil ,
ada pula yang menganggap besar . Hal terpenting , yaitu melakukan pengelolaan uang yang diterima
dari upah dengan bijak serta senantiasa bersyukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa berupa upah yang
diterima . etiap pengusaha biasanya akan berbeda - beda dalam menentukan upah pekerjaannya .
Berikut beberapa pendekatan yang biasa digunakan pengusaha dalam menentukan sistem upah , yaitu
sebagai berikut .

5. Macam-macam Sistem Upah

Setiap pengusaha biasanya akan berbeda - beda dalam menentukan upah pekerjaannya . Berikut
beberapa pendekatan yang biasa digunakan pengusaha dalam menentukan sistem upah , yaitu sebagai
berikut .

a. Sistem upah menurut waktu

Sistem ini mendasarkan pembayaran upah menurut waktu kerja seorang pekerja. Satuan waktunya
dapat ditentukan per jam, per hari, per Minggu, atau per bulan.

Kebaikan sistem upah menurut waktu adalah sebagai berikut:


1). Pekerja tidak perlu bekerja terburu-buru.

2). Pekerja tahu dengan pasti jumlah upah yang akan diterima .

Adapun Keburukan sistem upah menurut waktu yaitu pekerja biasanya kurang giat dan kurang teliti
karena besarnya upah tidak didasarkan atas prestasi kerja.

b. Sistem Upah Borongan

Sistem ini merupakan pemberian upah berdasarkan balas jasa atas suatu pekerjaan yang di
paketkan atau di borongkan. Contohnya, upah untuk membangun tower sebuah operator seluler,
pembuatan nya diborongkan kepada perusahaan yang bergerak di bidangnya.

Kebaikan sistem upah borongan yaitu, sebagai berikut:

1). Pekerja mengetahui dengan pasti jumlah upah yang akan diterima.

2). Bagi pemilik, tidak perlu berhubungan langsung dengan pekerja dan mengetahui dengan pasti berapa
jumlah upah yang harus dibayarkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

Keburukan sistem upah borongan, yaitu jika terjadi salah perhitungan,pekerjaan tidak dapat
diselesaikan dan terhenti di tengah jalan.

c. Sistem Co-Partnership

Sistem ini memberikan upah kepada pekerja nya berupa saham atau obligasi perusahaan. Dalam
sistem ini, pengusaha dan pekerja bertindak sebagai partner atau mitra usaha.

Kebaikan sistem Co-Partnership, yaitu jika perusahaan mendapatkan keuntungan besar, pekerja
menerima keuntungan yang besar pula. Sementara keburukan sistem Co-Partnership yaitu ketika
perusahaan mendapatkan kerugian, uang yang ditanamkan dalam bentuk saham tidak memberikan
keuntungan bagi pekerja.

d. Sistem Upah Bagi Hasil

Sistem ini memberikan upah kepada setiap pekerja dengan sistem bagi hasil, biasanya digunakan
dalam penggarapan lahan pertanian. Pemilik lahan dan penggarap lahan membagi hasil pertaniannya
dengan persentase tertentu sesuai dengan kesepakatan bersama.

e . Sistem Upah Menurut Prestasi

Sistem ini menentukan upah berdasarkan prestasi kerja yang diperoleh para pekerja . Dengan
demikian , besarnya upah yang diperoleh seorang pekerja bergantung kepada banyak sedikitnya hasil
yang dicapai dalam waktu tertentu .

f . Sistem Upah Skala

Sistem ini menentukan besaran upah berdasarkan tingkat kemajuan dan kemunduran hasil penjualan .
Jika hasil penjualan meningkat , upah akan bertambah . Sebaliknya , jika penjualan menurun , upah akan
berkurang .
Kebaikan dari sistem ini , yaitu pekerja giat bekerja dan produktivitasnya meningkat . Sementara
keburukan sistem ini , yaitu kualitas kerja kadang kurang diperhatikan karena pekerja terlalu bekerja
keras dan jumlah upah tidak tetap .

g . Sistem Upah Premi

Sistem ini merupakan kombinasi sistem upah prestasi ditambah dengan sejumlah premi tertentu .
Contohnya , jika Maya sebagai pekerja menyelesaikan 200 potong pakaian dalam 1 jam , ia dibayar
Rp5000,00 . Jika terdapat kelebihan dari 200 potong , Maya diberikan premi .

Misalnya , prestasi kerjanya 210 potong per jam , Maya akan mendapatkan Rp5000,00 ditambah
( 10/200 x Rp5000,00 ) = Rp5250,00 dan seterusnya .

h . Sistem Bonus

Sistem ini memberikan upah tambahan kepada pekerja dari sebagian keuntungan perusahaan pada
akhir periode keuangan . Jadi , selain upah tetap bulanan , pekerja mendapatkan upah tambahan
sebagai bonus atas partisipasinya dalam membangun perusahaan sehingga mendapatkan keuntungan .

Kebaikan sistem ini , yaitu pekerja ikut bertanggung jawab bahkan berkepentingan atas kemajuan
perusahaan . Sementara keburukan sistem ini , yaitu tidak semua pekerja mampu menunjukkan hasil
yang telah dicapainya bagi kemajuan perusahaan .

i . Sistem Upah

Indeks Biaya Hidup Sistem ini mengaitkan pemberian upah dengan turun naiknya biaya hidup . Jika
biaya hidup meningkat , upah pekerja dinaikkan . Namun sebaliknya , jika biaya hidup turun , upah
pekerja diturunkan . Dalam sistem ini , upah dapat dibayarkan dalam bentuk barang , seperti sembako .

Anda mungkin juga menyukai