PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
manusia yang berkualitas untuk memperoleh hasil yang diinginkan dan visi
Produktivitas kerja diukur berdasarkan jumlah output atau hasil yang dihasilkan
dalam satu periode waktu tertentu dibandingkan dengan jumlah input atau sumber
daya yang diterapkan dalam proses tersebut. Output yang dihasilkan dalam
produktivitas kerja bisa berupa barang atau jasa, dan inputnya dapat berupa waktu,
tenaga kerja, uang, atau sumber daya lainnya. Tujuan dari meningkatkan
motivasi kerja yaitu beberapa elemen yang memiliki pengaruh terhadap efisiensi
keahlian seseorang dalam menjalankan tugas pekerjaan positif dan sesuai dengan
1
1
standar perusahaan atau organisasi disebut profesionalitas. Ini melibatkan
pemahaman, keahlian, dan sikap kerja yang positif. Seorang yang profesional
untuk mencapai tujuan khusus dan meraih kesuksesan dalam pekerjaan mereka.
Motivasi ini dapat berasal dari dalam diri sendiri (motivasi intrinsik) atau dari
yang memiliki motivasi kerja biasanya lebih produktif karena mereka memiliki
Jadi, kedua faktor tersebut, dalam hal ini profesionalitas kerja dan motivasi
Ketika seseorang memiliki fase profesionalitas kerja yang tinggi dan motivasi
kerja yang kuat, mereka akan lebih efektif dalam melakukan tugas-tugas mereka.
Hal ini dapat membantu meningkatkan efisiensi dan kualitas pekerjaan mereka,
serta menghasilkan lebih banyak hasil dalam waktu yang lebih singkat.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) ialah salah satu
yang semakin ketat, Dinas PUPR perlu meningkatkan produktivitas kerja para
pegawainya agar dapat mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif. Oleh
2
karena itu, penting untuk mengevaluasi sejauh mana profesionalisme dan motivasi
profesionalitas kerja dan motivasi kerja pegawai di Dinas PUPR Kota Palembang.
mereka dan tidak mendapatkan pelatihan yang cukup cenderung merasa tidak
Suasana kerja yang tidak nyaman, berkonflik, atau terlalu stres dapat
Insentif, seperti bonus atau promosi. Ketika pegawai merasa bahwa hasil kerja
mereka tidak dihargai atau bahwa tidak ada kemungkinan untuk naik pangkat,
kerja, dan konteks kerja memiliki dampak positif dan signifikan terhadap kinerja
3
turunnya produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi kerja Artinya jika motivasi
kerja naik maka akan diikuti dengan kenaikan produktivitas kerja pegawai di
terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Palembang.
Ruang Palembang. ?
4
1.4 Tujuan Penelitian
Palembang. ?
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.1 Profesionalitas
Profesionalitas bermula dari kata dasar yaitu profesi yang memiliki arti
segala sesuatu hal yang berkaitan dengan suatu domain kerja yang dipengaruhi
Dengan demikian orang yang menekuni suatu profesi atau pekerjaan dengan
mempunyai makna yang mengarah pada sebutan orang yang menjalani suatu
orang lain beserta imbalan dan gaji yang ditentukan. Seorang individu hanya
dapat menjalankan pekerjaan atau jabatan tersebut jika sudah memperoleh ijazah
keahlian yang sesuai. Contoh pekerjaan yang termasuk dalam kategori profesi
6
Profesionalitas mengacu pada kemampuan individu dalam meningkatkan
2018:16).
Pekerjaan dapat dikatakan sebagai suatu profesi atau bukan, perlu kita
yaitu:
4. Menerapkan aturan yang berlaku bagi semua anggotanya dan biasanya tidak
6. Profesi dibentuk oleh komunitas intelektual yang terdiri dari anggota yang
bahwasanya secara umum karakteristik atau atribut yang terkait dengan suatu
dan pengalaman yang kompeten. Profesionalitas dalam profesi yang sedang kita
jalankan ialah suatu yang sangat krusial karena memiliki dampak yang tidak
hanya kepada diri kita sendiri yang mana kita bisa meningkatkan kemampuan atau
7
jabatan ke tingkat yang lebih baik, akan tetapi bisa berdampak juga pada
2014:19).
pengetahuan yang cocok dengan pekerjaan yang mereka lakukan agar dapat
diperhatikan meliputi
a. Keahlian.
b. Penguasaan iformasi.
2. Efektivitas mengacu pada evaluasi sejauh mana tujuan (baik dalam hal
a. Jumlah pekerjaan.
8
c. Waktu yang digunakan.
dimasukkan dengan apa yang dihasilkan, baik itu dalam hal tenaga, biaya,
menilai efisiensi:
a. Pengeluaran.
b. Durasi.
menjalankan tugas yang dibagikan dengan berhasil, tepat waktu, dan memiliki
meliputi:
9
melaksanakan langkah-langkah atau kegiatan dengan tujuan mencapai tujuan
tertentu.
motivasi kerja merupakan motivasi internal untuk bekerja secara optimal dan
motivasi kerja ialah energi atau motivasi yang ada dalam diri individu yang
memengaruhi cara kerja dan performa, baik dalam mencapai tujuan pribadi
yaitu:
untuk mencapai tujuan tertentu. Dorongan ini bisa bersifat fisik, psikologis,
atau sosial.
Tujuan atau sasaran ialah bentuk yang ingin dicapai oleh seseorang dalam
rentang waktu yang telah ditentukan. Tujuan yang jelas dan terukur dapat
10
Penghargaan atau reward yaitu suatu apresiasi yang dikasih oleh pimpinan
perusahaan bagi karyawan yang berprestasi atau mencapai target kerja. Bentuk
lainnya.
4. Lingkungan kerja
Suasana kerja, interaksi antar rekan kerja, dan kondisi fisik ruang kerja
meningkat.
6. Kepemimpinan
1. Kebutuhan fisik
11
Faktor-faktor seperti gaji, tunjangan, dan fasilitas kerja yang memadai sangat
2. Kebutuhan psikologis
3. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang mendukung, baik secara fisik maupun sosial, dapat
5. Kepemimpinan
bekerja secara optimal. Karyawan yang merasa diperlakukan dengan baik oleh
Tujuan dan target yang jelas dan terukur dapat menjadi pemicu motivasi kerja
12
7. Penghargaan atau reward
saling berkaitan satu sama lain. Untuk menciptakan motivasi kerja yang optimal,
optimal.
1. Tindakan inisiatif
2. Konsistensi kinerja
3. Kreativitas:
kreatif dan inovatif untuk menemukan solusi yang tidak konvensional dan
4. Proaktif:
13
Karyawan yang termotivasi umumnya menunjukkan tingkat dedikasi yang
7. Kepercayaan diri
8. Peningkatan diri:
Karyawan yang termotivasi cenderung fokus pada tujuan kerja dan berusaha
untuk mencapainya.
Karakteristik motivasi kerja yang memiliki sifat yang kuat dan positif
tidak hanya memberikan manfaat kepada karyawan, tetapi juga berdampak positif
bagi perusahaan
mengidentifikasi aspek-aspek yang dapat diukur dalam motivasi kerja, yang salah
satunya adalah dorongan untuk mencapai prestasi. Berikut adalah beberapa tanda
14
1) Motivasi intrinsik: Motivasi kerja yang berasal dari internal seseorang
diri.
Indikator:
b) Ingin tahu lebih banyak tentang pekerjaan atau bidang kerja tertentu
Indikator:
Indikator:
tempat kerja, baik dalam hal imbalan, promosi, atau penilaian kinerja.
Indikator:
dihasilkan
15
b) Merasa bahwa penilaian kinerja yang diterima adil dan berdasarkan pada
Indikator:
pekerjaan
dalam mencapai hasil yang diinginkan Saat ini, perusahaan secara terus-menerus
16
meningkatkan kualitas karyawan dan produktivitas kerja mereka agar dapat
bersaing dengan perusahaan lain yang semakin ketat. Tingkat produktivitas kerja
dan fisik karyawan, interaksi antara manajer dan anggota tim, motivasi kerja,
tingkat pendidikan, ketepatan waktu, keahlian, sikap, dan lingkungan kerja para
pekerja.
kerja. Sementara itu, Bukit et al. (2017:64) berpendapat bahwa produktivitas kerja
merupakan hasil yang diperoleh ketika pegawai memenuhi persyaratan kerja yang
bahan, dan tenaga, serta perbaikan dalam metode kerja, teknik produksi, dan
yaitu hasil dari semangat dan upaya individu untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik dengan memanfaatkan sumber daya dengan cara efisien, dan ini dinilai
melalui penggunaan input yang optimal untuk mencapai hasil yang terbaik.
17
bahwa produktivitas kerja mencakup kapabilitas individu atau tim dalam
menghasilkan output berupa produk dan layanan yang disampaikan dalam periode
yang telah dijadwalkan atau sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
3) Ketertiban kerja
4) Kemahiran
18
9) Lingkungan dan suasana kerja
berdasarkan prestasi kerja mereka yang terlihat dari hasil yang dihasilkan, baik itu
dalam bentuk jumlah atau kualitas produk atau layanan, yang diselesaikan tepat
waktu sesuai dengan target perusahaan. Motivasi kerja, tingkat disiplin, serta
meliputi:
a. Kemampuan
pekerjaan.
19
Melakukan upaya untuk memperbaiki pencapaian outcome. Outcome adalah
sesuatu yang dapat dirasakan baik oleh pelaksana maupun penerima manfaat
dari hasil kerja tersebut. Itulah sebabnya, sangat penting untuk meningkatkan
efisiensi kerja bagi semua orang yang terlibat dalam suatu pekerjaan.
c. Semangat kerja
semangat kerja dan prestasi yang diperoleh dalam suatu hari kemudian diukur
d. Pengembangan diri
e. Mutu
Kualitas ialah hasil dari pekerjaan yang menunjukkan tingkat prestasi seorang
untuk mencapai hasil terbaik yang akan memberikan manfaat signifikan, baik
f. Efisiensi
20
Penelitian sebelumnya digunakan untuk mengidentifikasi keunikan
menentukan fokus utama penelitian, relevansinya dengan kondisi saat ini, dan
Tabel. 2.1
Penelitihan Terdahulu
Nama
Judul Persamaan Perbedaan Hasil
(Tahun)
Usman, dan Pengaruh Variabel Variabel Hasil penelitian
Yanti (2020) Profesionalisme Profesionalism Motivasi menunjukkan bahwa
Terhadap edan kerja tingkat
profesionalitas
Produktivitas Produktivitas
karyawan di Badan
Pegawai Pada Kerja Pusat Statistik
Badan Pusat Sulawesi Selatan
Statistik Provinsi memiliki dampak
Sulawesi Selatan yang signifikan
terhadap tingkat
produktivitas
mereka.
Budiwati Susi, Pengaruh Variabel Variabel Berdasarkan hasil
dan Shinuranti Motivasi kerja Motivasi kerja Profesionalitas perhitungan
Indriana terhadap dan analisis signifikan
(2019) Produktivitas Produktivitas sikorelasi
Kerja Pegawai Kerja Didapatkan hasil thit
Negeri Sipil. > ttab Dengan
(PNS). demikian, hasil uji
statistik
mengindikasikan
penolakan terhadap
hipotesis nol (Ho)
dan penerimaan
terhadap hipotesis
alternatif (Ha) Hal
inimengindikasikan
bahwa motivasi
berprestasi
memberikan
dampak positif
terhadap tingkat
produktivitas kerja.
21
Fiera Zelinsha Pengaruh Variabel Variabel Berdasarkan hasil
Laisa, dan Motivasi Motivasi kerja Profesionalitas pengujian
Valentina Terhadap dan menggunakan uji t,
Monoarfa Produktivitas Produktivitas dapat disimpulkan
(2018) Kerja Karyawan Kerja bahwa motivasi
Pada PT. kerja memiliki
Primarindo dampak yang
Kencana. signifikan dan
positif terhadap
tingkat
produktivitas kerja
karyawan
Falentina K. Pengaruh Variabel Variabel Berdasarkan hasil
G. Rani, Integritas, Profesionalisme Motivasi kerja uji hipotesis,
Linda Kompetensi, dan dan ditemukan bahwa
Lambey, dan Profesionalisme Produktivitas tingkat keahlian
Sherly Pinatik Terhadap Kerja dan kompetensi
(2018) Produktivitas kerja karyawan di
Kerja Karyawan bagian akuntansi
Bagian Akuntansi PT. Bank Mandiri
Pada PT. Bank (Persero) Tbk
Mandiri (Persero) Manado memiliki
Tbk Manado. pengaruh terhadap
produktivitas kerja.
ini adalah:
22
2.3.1 Pengaruh Profesionalitas terhadap Produktivitas Kerja
tugas dengan efektif dan efisien, dalam hal ini berbicara tentang output kerja yang
dihasilkan.
kerjanya karena dia mampu menyelesaikan tugasnya dengan lebih baik dan
akan terbatas dan kemungkinan besar produktivitas kerjanya juga akan menurun.
23
Ketika seseorang merasa termotivasi untuk menggapai tujuan dan target
yang lebih tinggi. Mereka akan cenderung mencari cara untuk mengatasi
hambatan atau kesulitan dalam pekerjaan mereka, dan akan terus mencari cara
untuk meningkatkan kinerja mereka. Semua ini dapat mengarah pada peningkatan
produktivitas kerja.
Selain itu, motivasi kerja juga dapat mendorong seseorang untuk mencari
tugas yang lebih menantang dan kompleks, yang dapat meningkatkan kemampuan
dan keterampilan mereka. Hal ini dapat meningkatkan kualitas pekerjaan mereka
diberikan.
Kerja
dan teratur, serta menghargai etika dan nilai-nilai yang berlaku dalam lingkungan
24
kehidupannya. Individu yang memiliki motivasi kerja akan menunjukkan
semangat yang kuat dalam menjalankan tugasnya, mengambil langkah awal dan
risiko yang diperlukan, serta bertanggung jawab atas hasil yang dicapainya
kerja dapat tercapai dengan lebih optimal. Seorang profesional yang memiliki
berkualitas dan memuaskan. Sementara itu, motivasi kerja yang didukung oleh
2.4 Hipotesis
Hipotesis ialah dugaan atau estimasi tentang suatu hal yang digunakan
25
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan tentang beberapa aspek realitas yang
digunakan untuk menjelaskan realitas itu dan kemudian sering diuji. Jika
dimanfaatkan untuk memeriksa korelasi antara dua variabel atau lebih. Metode ini
atau sengaja, dan kemudian menganalisis informasi tersebut secara statistik untuk
adalah contoh metode asosiasional. Pendekatan ini sering digunakan dalam studi
variabel yang saling tergantung dalam ilmu sosial, ekonomi, psikologis, dan
lainnya.
26
3.3 Variabel dan Definisi Operasional Penelitian
terakhir. Profesionalisme (X1), Motivasi Kerja (X2), dan Variabel Dependen yang
independen Y.
27
yang telah dicanangkan Khairani, 2014)
(Hasibuan, 2017:59).
3.4.1 Populasi
atau subyek dengan karakteristik khusus yang telah ditentukan melalui penelitian
penelitian ini, 105 tenaga kerja dari cabang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
3.4.2 Sampel
pengumpulan data untuk suatu penelitian, sering digunakan teknik yang disebut
Palembang saja, sehingga jumlah pegawai PNS yang menjadi sampel penelitian
adalah 64 orang.
28
3.5 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
berikut:
Sumber informasi pertama dalam Data Primer adalah wawancara, dokumen, dan
observasi yang dilakukan di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR)
di Palembang, Sumatera Selatan. Data generasi kedua adalah data yang berasal
dari sumber selain sampel penelitian. Sastra, buku, jurnal, majalah, dan publikasi
dan dokumentasi.
1. Kuesioner
2. Dokumentasi
masa lalu dapat diperiksa kembali, apakah informasi itu berupa teks, gambar,
29
(2018:161), dokumentasi penelitian sangat penting untuk memperkuat
Likert adalah yang digunakan untuk tujuan ini. Menurut Sugiyono (2018:160),
skala Likert sebagai alat untuk mengevaluasi pendapat individu dan kelompok
pernyataan tersebut.
TABEL3.2
Skor SkalaLikert
dapat dipercaya atau tidak. Alat pengukur dianggap andal jika dapat secara akurat
Ghozali.
30
Kebenaran data ditentukan dengan menggunakan uji validitas yang
menentukan reliabilitas suatu angket atau kuesioner tertentu. Dalam penelitian ini,
Data yang dihasilkan akan dibandingkan dengan nilai kritis pada tabel r
instrumen ini ditentukan jika nilai koefisien korelasi momen yang dihitung
melebihi nilai kritis (rtabel). Ketika skor item lebih rendah dari nilai kritis (tabel),
2018:148):
yang sama pada waktu yang berbeda, secara konsisten memberikan hasil yang
sama. (2019:35) Ghozali. Ketepatan alat pengukur sangat penting agar diperoleh
hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, dilakukan pengujian
31
Jika skor reliabilitas konstruk suatu variabel lebih besar atau sama dengan
0,60, maka variabel tersebut dikatakan reliabel. Menurut Suyuti (2018), penguji
hipotesis yang terpercaya memiliki nilai alpha lebih dari 0,6. Oleh karena itu,
Analisis data penelitian ini terdiri dari uji t (parsial) dan F (simultan)
variabel yang diteliti Oleh karena itu, regresi sederhana tidak dapat digunakan
untuk mengevaluasi atau memperkirakan masalah dengan lebih dari satu variabel
independen. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain regressi
berikut:
Y=a+b1X1+b2X2+. . . bnXn
Keterangan:
32
besarnya perubahan variabel dependen sebagai akibat dari
menyebabkan penurunan.
Rumus:
R2 = r2 x 100 %
Keterangan :
R2 = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi
profesionalitas (X1) dan motivasi kerja (X2) terhadap produktivitas (Y) memiliki
makna yang signifikan atau tidak. Standar penilaian yang digunakan mengacu
(1) Jika t hitung lebih kecil dari t tabel, maka Ho diterima, yang berarti
33
berpengaruh nyata terhadap output pada Dinas Pekerjaan Umum dan
(2) Jika t hitung lebih besar dari t tabel, maka H ditolak dan H diterima; ini
(1) Jika t hitung lebih kecil dari t tabel, maka Ho diterima, yang berarti
(2) Jika t hitung lebih besar dari t tabel, maka H ditolak dan H diterima; ini
berarti bahwa pendidikan dan lokasi tempat kerja tidak memiliki pengaruh
yang nyata terhadap pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
(PUPR) di Palembang.
34
BAB IV
Posisi, Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas yang Terkait dengan
Regulasi Pekerjaan Infrastruktur Jalan dan Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA)
melaksanakan tugas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pengelolaan Sumber Daya
terletak di Jalan Slamet Riyadi No. 213, adalah lembaga yang menjadi bagian dari
infrastruktur jalan dan jembatan, serta meningkatkan kualitas pasokan air di kota.
Umum memiliki tanggung jawab atas semua urusan yang terkait dengan pekerjaan
35
Baru pada tahun 1974 tugas dan tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum dibagi
lagi, kali ini menjadi entitas terpisah yang sekarang dikenal sebagai Dinas
6/Perda/DPRD/1973-
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum Kotama 1977) dan
Indonesia Indonesia (1985), No. 9). Selanjutnya susunan Organik Dinas Pekerjaan
Tahun 1995 tentang Organisasi dan Susunan Dinas Pelayanan Umum Daerah
mengadopsi Standar Pelayanan Maksimum pada tahun 1995. Pada tahun 2001,
36
Selanjutnya, Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Kota Palembang
kemudian dibagi menjadi dua sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Palembang
Nomor 5 Tahun 2005. Contohnya adalah instansi pemerintah yang dikenal dengan
nama asli mereka, yakni Dinas Pekerjaan Umum Kota Palembang. Aturan
tersebut juga mengatur mengenai pendirian, status, tanggung jawab utama, peran,
dan struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Palembang. Di samping itu,
terdapat juga Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 2 Tahun 2005 juga
Visi
Visi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Palembang adalah
Misi
dan berkelanjutan
37
3. Meningkatkan infrastruktur pengendalian banjir.
Evaluasi instrumen terdiri dari penilaian validitas dan reliabilitas. Hasil evaluasi
keabsahan dan keandalan yang telah diuji pada sampel yang terdiri dari 30
kesimpulan dianggap valid jika nilai korelasi total item yang dikoreksi dengan
masing-masing bukti lebih besar dari nilai rkritis. Hasil pemeriksaan validitas
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Instrumen
Standar
Item Corrected Item
Variabel Nilai Keterangan
Pertanyaan Total Corelation
Validitas
Produktivitas Kerja (Y) Y.1 0,547 0,361 Valid
Y.2 0,668 0,361 Valid
Y.3 0,567 0,361 Valid
Y.4 0,534 0,361 Valid
Y.5 0,511 0,361 Valid
Y.6 0,548 0,361 Valid
Y.7 0,506 0,361 Valid
Y.8 0,525 0,361 Valid
Y.9 0,509 0,361 Valid
Y.10 0,503 0,361 Valid
38
Y.11 0,576 0,361 Valid
Y.12 0,636 0,361 Valid
X1.1 0,685 0,361 Valid
X1.2 0,464 0,361 Valid
X1.3 0,845 0,361 Valid
X1.4 0,856 0,361 Valid
Profesionalitas (X1)
X1.5 0,843 0,361 Valid
X1.6 0,646 0,361 Valid
X1.7 0,744 0,361 Valid
X1.8 0,747 0,361 Valid
X2.1 0,411 0,361 Valid
X2.2 0,659 0,361 Valid
X2.3 0,803 0,361 Valid
X2.4 0,461 0,361 Valid
Motivasi Kerja (X2)
X2.5 0,658 0,361 Valid
X2.6 0,826 0,361 Valid
X2.7 0,496 0,361 Valid
X2.8 0,505 0,361 Valid
Sumber : Data diolah SPSS versi 26
Semua pertanyaan pada Tabel 4.1 memiliki nilai positif untuk korelasi
dianggap sah.
diukur dengan melihat nilai alfa Cronbach untuk setiap variabel individu.
Instrumen yang reliabel atau dapat dipercaya untuk mengukur variabel individu
adalah yang memiliki cronbach alpha lebih besar dari 0,6 (Sayuti, 2018). Hasil uji
Tabel 4.2
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas Cronbach’s
Variabel r-kritis Keterangan
Coefficient Alpha
Produktivitas Kerja (Y) 12 item pertanyaan 0,859 0,60 Reliabel
Profesionalitas (X1) 8 item pertanyaan 0,913 0,60 Reliabel
39
Motivasi Kerja (X2) 8 item pertanyaan 0,855 0,60 Reliabel
Sumber : Data diolah SPSS versi 26
Setiap variabel individu memiliki nilai alpha Cronbach lebih besar dari
0,60%, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.2. Dengan demikian reliabilitas
variabel produktivitas kerja (Y), profesionalisme (X1), dan motivasi kerja (X2)
dapat ditetapkan.
berikut.
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Jumlah
No Usia
(Orang) (%)
1 18 s/d 25 Tahun 2 3,1
2 26 s/d 35 Tahun 10 15,6
3 36 s/d 45 Tahun 22 34,4
4 > 45 Tahun 30 46,9
Jumlah 64 100,00
Sumber: Data diolah SPSS versi 26
oleh kelompok yang lebih kecil (22 orang) antara usia 36 dan 45 (34%), kelompok
yang lebih besar (10 orang) antara usia berusia 26 dan 35 tahun (15,6%), dan
Tabel 4.4
40
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah
No Jenis Kelamin
(Orang) (%)
1 Laki-laki 42 65,6
2 Perempuan 22 34,4
Jumlah 64 100,00
Sumber: Data diolah SPSS versi 26
berikut: 42 laki-laki (65,6% dari sampel) dan 22 perempuan (34,4% dari sampel).
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Jumlah
No Pendidikan
(Orang) (%)
1 Diploma (D3) 0 0
2 Sarjana S1 48 75,0
3 Pascasarjana (S2) 16 25,0
Jumlah 64 100,00
Sumber: Data diolah SPSS versi 26
Berdasarkan Tabel 4.5, sebagian besar responden (48 dari 75) memiliki
tingkat pendidikan Sarjana S1, sedangkan hanya 16 dari 75 (25%) adalah pekerja
dengan tingkat pendidikan Pascasarjana (S2). Tidak ada karyawan dengan tingkat
Tabel 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
41
Jumlah
No Masa Kerja
(Orang) (%)
1 0 s/d 5 Tahun 1 1,6
2 6 – 10 Tahun 16 25,0
3 11 – 15 Tahun 10 15,6
4 > 20 Tahun 37 57,8
Jumlah 64 100,00
Sumber: Data diolah SPSS versi 26
57,8%) telah bekerja paling sedikit 20 tahun, sedangkan kelompok terkecil (satu
Tes Normalitas (Uji Normalitas) akan memberi tahu Anda apakah data
Anda mengikuti distribusi tipikal. Ada dua metode yang menggunakan uji
1) Dta dianggap berdistribusi normal jika nilai signifikansi atau probabilitas Sig.
> ( = 0,05).
2) Data dinyatakan tidak berdistribusi normal jika nilai signifikan atau nilai
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas Data
42
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Profesionalitas Motivasi Kerja Produktivitas Kerja
(X1) (X2) (Y)
N 64 64 64
a,,b
Normal Parameters Mean 29.98 30.98 45.88
Std. Deviation 5.202 3.498 6.538
Most Extreme Absolute .189 .145 .226
Differences Positive .156 .094 .123
Negative -.189 -.145 -.226
Kolmogorov-Smirnov Z 1.510 1.164 1.811
Asymp. Sig. (2-tailed) .064 .133 .121
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data diolah SPSS versi 26
semuanya lebih dari 0,05. Diketahui bahwa jika Asymptotic Significance Level
(2-tailed) lebih dari 0,05, maka data berdistribusi normal, begitu pula sebaliknya
jika nilainya kurang dari 0,05. Dengan demikian, data variabel Produktivitas
Tingkat Signifikansi Asimtotik (Asymptotic Sig. Level) lebih besar dari 0,05.
1. Jika nilai signifikansi linearitas kurang dari 0,05, hal tersebut menunjukkan
bahwa terdapat korelasi linier yang signifikan antara variabel bebas dan
variabel terikat.
43
2. Linearitas tidak signifikan secara statistik antara variabel independen dan
Tabel 4.8
Uji Linearitas
ANOVA Table
Sig.
Produktivitas Kerja (Y) * Between Groups (Combined) .008
Profesionalitas (X1) Linearity .002
Deviation from Linearity .059
Produktivitas Kerja (Y) * Between Groups (Combined) .000
Motivasi Kerja (X2) Linearity .000
Deviation from Linearity .021
Sumber : Data diolah SPSS versi 26
Produktivitas Kerja (Y) dihitung sebesar 0,002 pada tingkat signifikansi 5% dan
Motivasi Kerja (X2) dan Produktivitas (Y) dihitung sebesar 0,000 pada tingkat
5%. signifikansi menggunakan data pada Tabel 4.8 di atas. Menurut kriteria
independen dan variabel dependen jika tingkat signifikansi linearitas kurang dari
Apabila terdapat hubungan linier yang sangat kuat atau hampir kuat antara
tiga atau lebih variabel independen dalam model regresi, maka dapat dikatakan
merupakan prasyarat untuk model regresi yang baik. Anda dapat mengetahui
apakah terdapat multikolinearitas yang luas dengan memeriksa nilai Toleransi dan
VIF pada hasil garis regresi. Uji Multikolinearitas menggunakan Nilai Toleransi
44
dan Variansi Fungsi Interaksi. Menurut metode pengambilan keputusan yang
Tabel 4.9
Hasil Uji Mutikolinieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Profesionalitas (X1) .761 1.315
Motivasi Kerja (X2) .761 1.315
a. Dependent Variable: Produktivitas Kerja (Y)
Sumber : Data diolah SPSS versi 26
Toleransi terhadap Motivasi Kerja (X2) sebesar 0,761. Nilai variabel kedua,
Toleransi, lebih besar dari 0,10. Sedangkan nilai VIF untuk profesionalisme
sebesar 1,315 dan nilai VIF untuk motivasi kerja sebesar 1,315. Kedua variabel
tersebut memiliki VIF yang kurang dari 10. Tidak adanya efek multikolinearitas
45
(Statistical Package for the Social Science). Analisis regresi linier pada data dapat
Tabel 4.10
Hasil Output Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 11.143 6.000 1.857 .068
Profesionalitas (X1) .386 .146 .307 2.642 .010
Motivasi Kerja (X2) .748 .217 .400 3.446 .001
a. Dependent Variable: Produktivitas Kerja (Y)
Sumber: Data diolah SPSS versi 26
seperti berikut:
Dimana:
Konstanta = 11,143
X1 = Profesionalitas (0,386)
berikut:
2)
46
4.1.5.2 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Hasil uji koefisien determinasi (R2) penelitian ini dapat dilihat pada Tabel
Tabel 4.11
Hasil Uji Koefisien Korelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 .612a .374 .354 5.256
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja (X2), Profesionalitas (X1)
b. Dependent Variable: Produktivitas Kerja (Y)
Sumber: Data diolah SPSS versi 26
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai 0,612 dapat diprediksi dari korelasi
antara variabel Profesionalisme (X1) dan Motivasi Kerja (X2) dan Produktivitas
kekuatan hubungan antara dua variabel bebas (dalam hal ini Profesionalisme dan
Motivasi Kerja) dan satu variabel terikat (Produktivitas Kerja). Nilai Adjusted R
Square = 0,354, seperti terlihat pada Tabel 4.11. Hal ini menunjukkan bahwa
dependen (produktivitas kerja dalam hal ini), terhitung sebesar 35,4%. Namun
faktor lain seperti disiplin kerja, motivasi, dan sikap berpengaruh sebesar 64,6%
terhadap produktivitas.
terikat (Produktivitas Kerja) antara pegawai Pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan
47
metode Uji-t untuk menguji hipotesis dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil
Tabel 4.12
Hasil Uji t (Parsial)
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 11.143 6.000 1.857 .068
Profesionalitas (X1) .386 .146 .307 2.642 .010
Motivasi Kerja (X2) .748 .217 .400 3.446 .001
a. Dependent Variable: Produktivitas Kerja (Y)
Sumber: Data diolah SPSS versi 26
Dari hasil yang terdapat pada Tabel 4.12, dapat disimpulkan bahwa
variabel dependen yang telah ditetapkan, sehingga hipotesis yang diajukan dapat
diuji
1) Hipotesis 1
tingkat signifikansi 0,010 0,05. Temuan penelitian ini mendukung hipotesis nol
2) Hipotesis 2
Berdasarkan hasil analisis dalam Tabel 4.12 pada uji hipotesis kedua, ditemukan
bahwa nilai t untuk faktor motivasi kerja adalah 3.446 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,001 (p < 0,05). Hal ini mengindikasikan adanya pengaruh yang
48
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Palembang, sesuai dengan
hipotesis kedua.
independen (Profesionalisme dan Motivasi Kerja) berinteraksi satu sama lain dan
Uji F bertujuan untuk mengukur efisiensi keseluruhan regresi dari variabel bebas
Tabel 4.13
Hasil Uji F (Simultan)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean F Sig.
Square
1 Regression 1008.140 2 504.070 18.250 .000a
Residual 1684.860 61 27.621
Total 2693.000 63
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja (X2), Profesionalitas (X1)
b. Dependent Variable: Produktivitas Kerja (Y)
Sumber: Data diolah SPSS versi 26
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai Fhitung untuk model regresi adalah
signifikansi model regresi lebih rendah dari tingkat signifikansi sebenarnya dari
49
Dengan kata lain, baik profesionalitas maupun motivasi kerja secara bersama-
4.2 Pembahasan
Penataan Ruang (PUPR) Palembang. Hal ini merupakan korelasi yang kuat antara
melaksanakan tanggung jawab dan tugasnya sesuai dengan standar profesi yang
produktivitas kerja yang lebih tinggi. Profesionalisme dalam konteks ini dapat
tekanan.
50
Hal ini berpotensi meningkatkan produktivitas secara keseluruhan dan
Jelas bahwa tingkat profesionalisme yang tinggi dapat meningkatkan hasil kerja
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat produktivitas kerja mereka. Ini berarti
bahwa karyawan yang mempunyai motivasi kerja yang tinggi cenderung memiliki
tingkat produktivitas kerja yang lebih tinggi. Temuan penelitian ini menunjukkan
bahwa pegawai di Dinas PUPR Palembang dengan tingkat motivasi intrinsik yang
lebih baik. Motivasi dan produktivitas tempat kerja telah terbukti memiliki
51
korelasi positif, menyoroti perlunya mengatasi faktor motivasi intrinsik di tempat
kerja. Hal ini dapat berupa pujian dan penghargaan atas prestasi kerja, kesempatan
untuk belajar dan berkembang, dukungan sosial dari kolega dan pimpinan
langkah yang dapat diambil antara lain memberikan pengakuan atas upaya
profesional dan dorongan memiliki dampak yang penting terhadap kinerja yang
efektif di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Palembang. Ini
secara efektif dan efisien. Motivasi di tempat kerja juga penting untuk
berhasil dalam pekerjaan mereka dan melakukan segala upaya untuk memberikan
52
dan upaya pekerja, yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas.
hasil yang memuaskan dan berkualitas tinggi bagi pemberi kerja mereka.
53
BAB V
5.1 Kesimpulan
berikut:
motivasi dan hasil kerja pegawai di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
5.2 Saran
54
a. Memberikan pelatihan dan pengembangan keterampilan yang relevan
ketika melakukan penelitian terhadap staf mereka. Hal ini akan membantu
2. Penelitian di masa depan idealnya mencakup survei sampel yang lebih besar
dari hanya pekerja PNS, seperti karyawan di Dinas Pekerjaan Umum dan
ke dalam rentang faktor yang lebih luas dapat memberikan hasil yang lebih
dapat diandalkan.
55