Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH KEBIJAKAN PENGALAMAN KERJA DAN

DISIPLIN KERJA UMKM TERHADAP UPAH KERJA

Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah


Pendidikan Bahasa Indonesia yang Diampu Oleh Bapak Drs. Pidekso Adi M.Pd

Oleh :
Avena Widia Atika (200431619698)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI PENDIDIKAN EKONOMI
TAHUN 2021
DAFTAR ISI

Halaman Judul...............................................................................................................................i

Daftar Isi.......................................................................................................................................ii

Pendahuluan..................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................2

PEMBAHASAN...........................................................................................................................3
2.1 Pengertian Pengalaman Kerja.................................................................................................3
2.2 Disiplin Kerja..........................................................................................................................3
2.3 Upah Kerja..............................................................................................................................4
2.4 Pengaruh Pengalaman Kerja dan Disiplin Kerja terhadap Upah Kerja..................................5
2.5 Pengaruh Pengalaman Kerja, Disiplin Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan..........6
2.6 Pengaruh Pengalaman Kerja dan Disiplin Kerja Pada Pengaruh Upah Kerja........................7

PENUTUP.....................................................................................................................................7

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................7

DAFTAR ISI.................................................................................................................................8
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki penopang ekonomi salah satunya adalah ialah UMKM atau Usaha
Mikro Kecil dan Menengah. Terbukti dari pada saat Indonesia bisa menghadapi ke-krisis an
ekonomi yang melanda pada tahun 1997-1998. Perusahaan atau usaha yang paling lama bertahan
adalah UMKM ini. Perusahaan besar yang sudah diharapkan dapat bertahan pada masa itu
ternyata tidak dapat bertahan. UMKM sebagai sektor ekonomi kecil yang dikelola oleh warga
dengan skala penjualan lokal, serta pemanfaatan SDL (sumber daya lokal) serta proses produksi
dilakukan melalui proses sederhana, selanjutnya produk tersebut dijual dengan skala lokal, dapat
membuat UMKM mampu berjalan di tengah ketenggangan krisi perekonomian yang melanda.
Dapat diketahui dalam kondisi ini UMKM telah mampu bersikap fleksibel pada saat terjadinya
krisis ekonomi.

UMKM sendiri mempuyai peran yang sangat berguna, yaitu sebagai amanat dari UUD
1945 dalam hal memajukan kesejahteraan masyarakat umum dengan menggunakan landasan
azas kekeluargaan. Maka dari itu diharapkan dengan adanya keberadaan UMKM dapat menjadi
bagian penting dalam perekonomian nasional, serta dapat mempunyai daya saing yang berbasis
IPTEK atau kekinian, dan bisa menaikkan taraf hidup masyarakat. Hal ini, diamanatkan pada UU
No. 17 Tahun 2007 yang berisi mengenai RPJPN atau Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional

Setiap perusahaan mendirikan usahanya, pasti memiliki harapan, yaitu kelak di hari-hari
yang akan datang, mereka dapat mencapai perkembangan yang pesat di perusahaan tersebut.
Setiap perusahaan pastinya menginginkan banyak keuntungan atau keuntungan maksimal pada
setiap kegiatan bisnisnya. Untuk mencapai keuntungan atau hasil yang maksimal tersebut,
pastinya diperlukan ke produktivitasan yang lebih tinggi. Dengan begitu, keberlangsungan
kegiatan perusahaan dan dapat terjamin serta terjaga dengan baik dan perusahaan tersebut pasti
akan dapat mengembangkan produk-produk usahanya, dan menghasilkan keuntungan yang
melimpah.

Faktor manusia adalah variabel yang sangat berpengaruh serta berperan penting untuk
mencapai ke produktivitasan tersebut. Karena, keberhasilan suatu perusahaan sebagian besar
dipengaruhi oleh sifat dan perilaku manusia yang menjalankan atau memegang kendali penuh
pada pekerjaan tersebut. Mengingat pentingnya peran dan posisi SDM sebagai pekerja pada
bisnis suatu perusahaan, memelihara mekanisme kerja yang baik membutuhkan pengalaman dan
disiplin.

Pengalaman kerja mengacu pada kemampuan dan kemampuan untuk melakukan tugas-
tugas yang diberikan kepada seorang pekerja. Pengalaman kerja dapat dilihat tidak hanya dari
segi keahlian, kemampuan dan keahlian, tetapi juga dari segi experience seseorang yang pernah
bekerja pada suatu instansi perusahaan. Semakin banyak pengalaman yang dia miliki, semakin
baik pula dia akan bekerja. Untuk mengukur pengalaman yang sudah mereka lalui, bisa diukur
berdasarkan wawasan dan keterampilan yang diperoleh karyawan.

Semakin banyak pengalaman yang dimiliki seseorang, semakin bagus pula perolehan
keterampilannya. Disiplin kerja di sini adalah sikap loyalitas serta ketaatan kepada seseorang
atau sekelompok orang, yang mencerminkan aturan, baik yang ditulis maupun tidak ditulis dalam
bentuk tingkah laku. Sekalipun seorang karyawan cakap dan ahli di bidangnya, memiliki sikap
disiplin yang tinggi, namun apabila ada kekurangan yaitu kurangnya loyalitas dan kepatuhan
terhadap perusahaan, bisa mempengaruhi produktivitas karyawan itu.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah pengaruh pengalaman kerja dan disiplin kerja terhadap upah kerja?
b. Seberapa besar pengaruh pengalaman kerja dan disiplin kerja terhadap produktivitas
kerja karyawan?
c. Apakah pengalaman kerja dan disiplin kerja akan mempengarhui upah kerja pada
UMKM?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui ada tidaknya pengaruh pengalaman kerja dan disiplin kerja pada upah
kerja di Indonesia.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengalaman kerja dan disiplin kerja
terhadap upah kerja.
3. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja dan disiplin kerja terhadap upah yang
diberikan.
2. PEMBAHASAN
2.1 Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja merupakan proses pengalaman yang termasuk pembentukan ilmu atau
tentang keterampilan metode pekerjaan yang menilai tentang keterlibatan pegawai tadi pada
aplikasi tugas pekerjaan (Manulang, 1984 : 15). Pendapat yang lainnya menjelaskan bahwa
pengalaman kerja merupakan ukuran mengenai usang ketika atau masa kerja yang sudah
ditempuh seorang bisa tahu tugas – tugas suatu pekerjaan & sudah melaksanakan menggunakan
baik (Ranupandojo, 1984 : 71).
Menurut Trijoko, pengalaman kerja merupakan pengetahuan atau keterampilan yang
sudah diketahui & dikuasai seorang yang akibat berdasarkan perbuatan atau pekerjaan yang
sudah dilakukan selama beberapa ketika tertentu (Trijoko, 1980 : 82). Dari penjelasan tadi kita
bisa menyimpulkan, bahwa pengalaman kerja merupakan taraf dominasi ilmu atau wawasan dan
kecakapan seorang pada pekerjaannya yang bisa diukur berdasarkan lama kerja & berdasarkan
taraf pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.
Penguasaan bidang pekerjaan yang diampu oleh karyawan dinilai dari pengalaman kerja
mereka sendiri. Pengalaman kerja pada umumnya dapat diukur dengan melihat seberapa lama
waktu yang mereka tempuh dalam melaksanakan pekerjaan di suatu bidang tertentu. Jika
karyawan memiliki pengalaman kerja yang banyak, maka semakin banyak dan semakin tinggi
pula keterampilan pekerjaan yang mereka punya, sehingga tingkat produktivitasnya pun akan
lebih besar dan tinggi daripada pegawai yang tidak punya banyak pengalaman pekerjaan.

2.2 Disiplin Kerja


Disiplin adalah proses yang dapat memupuk atau membentuk emosi orang yang
memelihara dan mempertahankan tujuan organisasi. Disiplin kerja bertujuan untuk mematuhi
aturan yang telah dibentuk oleh organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. Disiplin Ini
adalah hal utama yang harus dipertahankan oleh seseorang atau karyawan. Untuk menunjukkan
bahwa karyawan atau pegawai dapat memiliki jawaban yang sering diberikan kepadanya atau hal
lainnya ditugaskan kepadanya oleh perusahaan.
Disiplin dalam artian positif adalah sikap seseorang yang berniat untuk menaati peraturan
perusahaan dengan konsisten. Dengan kata lain kedisiplinan disini berartikan tingkah laku atau
sikap yang menunjukan bahwa karyawan sangat taat pada peraturan organisasi atau perusahaan
yang sudah diterapkan di perusahaan tersebut.
Melalui disiplin kerja, pegawai atau karyawan akan dapat meningkatkan produktivitas
tenaga kerja. Disiplin kerja adalah sikap hormati, hargai, patuhi, patuhi aturan valid dan layak,
baik tertulis maupun tidak tertulis, serta jangan menghindari hukuman ketika dia melawan
peraturan yang telah ditetapkan serta tugas dan izin yang diberikan kepadanya Sastrohadiwiryo
(2013: 291).
Penanda ini dapat digunakan untuk ukuran kedisiplinan karyawan yakni:
a. Frekuensi kehadiran
b. Kewaspadaan
c. Kepatuhan terhadap standar ketenagakerjaan
d. Kepatuhan terhadap peraturan ketenagakerjaan dan etika kerja.
Dengan pengertian diatas, bisa diambil kesimpulan bahwa disiplin kerja adalah perilaku
karyawan yang bertujuan atau berniat untuk menaati segala sesuatu peraturan perusahaan
yang dilandasi pada kemauan diri sendiri agar dapat memajukan perusahaan.

2.3 Upah Kerja


Upah kerja sebagai salah satu fungsi utama yang ada dalam manajemen SDA, pada
dasarnya, upah kerja merupakan balas budi yang berbentuk uang dan diterima oleh karyawan
yang telah memberikan kontribusinya dalam mencapai tujuan yang sedang diusahakan oleh suatu
perusahaan atau organisasi. Setiap karyawan pasti akan mendapatkan upah kerja yang sebanding
dengan apa yang sudah mereka kerjakan untuk perusahaan.
Adapula kebijakan pengupahan yang telah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan pada
pasal 88 ayat (3) UU 13/2003. UU Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU 11/2020) serta
PP No 36 tahun 2021, kebijakan pengupahan tersebut meliputi:
1. Struktur dan skala upah
2. Upah kerja lembur
3. Upah minimum
4. Bentuk serta cara pembayaran upah
5. Upah minimum
6. Hal yang dapat dihitung melalui upah
7. Upah digunakan sebagai perhitungan serta pembauaran kewajiban dan hak lainnya.

Komponen upah yang tada pada pasal 7 ayat (1) PP 36/2021 terdiri dari komponen:
1. Upah pokok atau upah tanpa tunjangan
2. Upah pokok dan tunjangan tetap
3. Upah pokok, tunjangan tidak tetap, tunjangan tetap; dan
4. Upah pokok dan tunjangan tidak tetap
Pada poin 2,3, dan 4 diatas atau upah pokok dan tunjangan tetap, ataupun tunjangan tidak
tetap besaran pokoknya paling sedikit adalah 75% daari total upah pokok dan tunjangan tetap
tersebut.

2.4 Pengaruh Pengalaman Kerja dan Disiplin Kerja terhadap Upah Kerja
Pengalaman kerja sendiri merupakan penguasaan secara keseluruhan pada wawasan dan
kecakapan pegawai yang dapat diketahui dari masa lama kerja, keterampilan yang dimiliki
pegawai serta tingkat pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki pegawai. Kemampuan
seseorang akan lebih tertata dan mapan jika seseorang tersebut telah melalui kegiatan yang sama
dalam jangka waktu panjang. Pengalaman kerja sendiri sangat diperlukan karyawan untuk
mendapatkan pekerjaan yang sebanding dengan pengalaman karyawan tersebut.
Karyawan yang tidak memiliki banyak pengalaman kerja serta tidak memiliki kinerja
yang matang, perusahaan akan berpikir dua kali untuk merekrut karyawan tersebut, karena
memang pengalaman kerja tersebut sangat berpemgaruh pada kemajuan suatu perusahaan. Tanpa
adanya pengalaman kerja yang baik dan matang maka kemajuan perusahaan tersebut pun akan
terhambat. Karena pada dasarnya karyawan tersebutlah yang memegang kendali atas perusahaan.
Sedangkan disiplin kerja diartikan sebagai kepatuhan pegawai terhadap peraturan yang
sudah ditetapkan oleh perusahaan. Pegawai dituntut untuk mempertahankan kedisiplinan dalam
melaksanakan tugas-tugas organisasi atau perusahaan. Indikator kedisiplinan dapat diukur
dengan cara melihat frekuensi kehadiran anggota atau karyawan, kewaspadaan karyawan
terhadap tugas yang diberikan, kepatuhan terhadap standar kerja atau ketenagakerjaan, dan
kepatuhan terhadap peraturan kerja serta etika kerja.
Upah kerja merupakan imbalan atau gaji yang diberikan atau diterima oleh para pegawai
atau staff dari atasan atau pemberi kerja untuk pekerjaan yang telah mereka kerjakan. Tingkat
kesejahteraan pegawai diukur dari tinggi atau rendahnya gaji yang diterima oleh masing-masing
pegawai mereka dari para atasan atau pemberi kerja.
Berikut adalah pengaruh pengalaman kerja dan disiplin kerja di atas terhadap upah kerja:
1. Pengalaman kerja menentukan apakah karyawan akan diterima dalam suatu organisasi
atau perusahaan. Jika tidak diterima maka secara otomatis mereka tidak mendapatkan
pekerjaan dan tidak akan mendapatkan upah kerja
2. Pengalaman kerja menentukan dimana karyawan akan diposisikan (menjadi manager,
anggota, atau kepala perusahaan) dimana perbedaan tingkat akan mempengaruhi pula
upah kerja yang diberikan
3. Disiplin kerja yang diikuti oleh pengalaman kerja sangat berpengaruh terhadap upah kerja,
karena walaupun karyawan telah melaksanakan tugasnya dengan benar, namun tidak
diikuti oleh disiplin kerja maka karyawan tersebut dapat diturunkan jabatannya bahkan di
PHK atau pemutusan hubungan kerja.

2.5 Pengaruh Pengalaman Kerja, Disiplin Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
Produktivitas kerja pegawai adalah suatu faktor yang berperan penting dalam mencapai
tujuan perusahaan atau organisasi. Produktivitas karyawan yang besar atau tinggi akan sangat
menguntungkan usaha atau perusahaan, baik bagi pengusaha itu sendiri dan bahkan karyawan
tersebut. Produktivitas juga memperlihatkan bagaimana etos kerja pegawai yang dalam etos kerja
tersebut, juga akan tercerminkan mental karyawan yang baik
Setelah dibahas pada halaman sebelumnya, jika pengalaman kerja seorang karyawan
sudah sangat banyak, yang artinya karyawan tersebut sudah terbiasa melakukan kegiatan yang
sama secara berulang-ulang. Maka seharusnya karyawan tersebut sudah terbiasa dengan
produktivitas serta kedisiplinan kerja yang sudah biasa mereka lakukan karena mereka telah
melalui banyak pengalaman kerja.
Kedisiplinan dalam menjalankan produktivitas juga sangat berpengaruh. Seperti disiplin
patuh akan jam kerja (datang dan pulang sesuai jadwal yang sudah diberikan oleh perusahaan,
tidak mencuri waktu kerja), upaya taat pada peraturan perusahaan tidak karena karyawan
tersebut takut akan sanksi yang akan diberikan, akan tetapi kesadaran dalam diri mereka untuk
menaati dan menekuni peraturan yang ada demi menjaga produktivitas kerja dengan tidak
membuang-buang waktu.

2.6 Pengaruh Pengalaman Kerja dan Disiplin Kerja Pada Pengaruh Upah Kerja
Usaha UMKM masih menunjukkan balas jasa yang diterapkan masih kurang baik. hal
tersebut dibuktikan dari kurangnya reward atau apresiasi kepada pekerja yang lebih disiplin,
seperti kenaikan jabatan maupun kenaikan gaji, hal tersebut yang mengakibatkan para pekerja
menjadi malas untuk berbuat lebih. Jadi pekerja UMKM akan lebih disiplin dalam bekerja
apabila ada reward atau apresiasi lebih dari pemilik perusahaan tersebut.
Upah kerja yang diberikan pada UMKM tidak akan bergantung dari pengalaman lamanya
bekerja, tetapi dari hasil target produksi yang terpenuhi dan sudah termasuk sebagai pekerja yang
sudah lama bekerja ditempat tersebut. Jadi upah kerja akan lebih dipengaruhi oleh seberapa
lamanya karyawan tersebut pekerja di perusahaan tersebut, karena semakin lama bekerja maka
semakin banyak pula pencapaian yang mereka capai dan secara otomatis upah kerja akan lebih
tinggi.

3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penopang perekonomian atau UMKM adalah salah satu yang menopang perekonomian di
Indonesia. Terbukti dari pada saat Indonesia mampu menghadapi kegentingan ekonomi yang
terjadi tahun 1997-1998. UMKM sendiri mempuyai peran sangat penting, yaitu sebagai amanat
dari Undang-Undang Dasar tahun 1945 dalam hal memajukan kesejahteraan masyarakat umum
dengan menggunakan landasan azas kekeluargaan.
Pengalaman kerja dan disiplin kerja sendiri memiliki peran penting dalam menentukan upah
bagi pekerja di indonesia. tetapi hal tersebut cenderung terjadi pada perusahaan perusahaan
dibanding pada umkm. perusahaan akan dengan senang hati memberikan reward kepada
karyawan yang memiliki pengalaman dan disiplin kerja yang tinggi, apresiasi bisa diberikan
dalam bentuk bonus maupun kenaikan jabatan. hal tersebut tidak selalu terjadi pada umkm,
owner umkm lebih mementingkan target produksi yang harus tercapai sesuai target dibanding
memberikan reward kepada karyawan. dengan kurangnya apresiasi dari owner membuat para
karyawan akan malas untuk memberikan lebih sehingga mereka bekerja apa adanya asal target
produksi terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Chambali, Imam. 2011. Pendidikan Latihan dan Pengalaman Kerja Terhadap Prestasi Kerja
Karyawan. Songgalan Solo.
Herdiansyah, Rizki. 2011. Pengaruh Pengalaman Kerja dan Tingkat Upah Terhadap
Produktivitas Pekerja di UD. Farley’s Kota Mojokerto. Diunduh dari academia.edu.
Isa, Muhammad. 2017. Pengaruh Etika Kerja, Pengalaman Kerja dan Budaya Kerja Terhadap
Prestasi Kerja Pegawai Kecamatan Binjay Selatan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPPB
Lestari, Ratih Widi. 2011. Pengaruh Upah, Tingkat Pendidikan dan Teknologi Terhadap
produktivitas Tenaga Kerja pada Industri Kecap Di Kecamatan Pati Kab. Pati. Jurusan
Ekonomi Fakultas Ekonomi UNS
Nusela, Pipit. 2012. Pengaruh Disiplin Kerja dan Insentif Terhadap Perstasi Kerja Karyawan.
Cirebon.
Priadana, Sidik. 2010. Analisis Faktor Penentu Keberhasilan serta Dampak dari Kelompok
Usaha Bersama di Jawa Barat. Trikonomika, 9(2): 78-86.
Priadana, Sidik. 2010. Analisis Faktor Penentu Keberhasilan serta Dampak dari Kelompok
Usaha Bersama di Jawa Barat. Trikonomika, 9(2): 78-86.
Rofi, Ahmad Nur. 2011. Pengaruh Disiplin Kerja dan Pengalaman Kerja Terhadap Prestasi Kerja
karyawan. Semarang.
Sinungan, Muchdarsyah. 2003. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara.
Sumiati. 2016. Pengaruh Kedisiplinan Kerja dan Pengalaman Kerja Terhadap Prestasi Kerja
Karyawan pada PT.Telkomunikasi I, TBK Makassar. Makasar.

Anda mungkin juga menyukai