Dosen Pengampu :
OLEH :
KELOMPOK 7 :
UNIVERSITAS UDAYA NA
2020/2021
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat-nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah dari mata kuliah Perencanaan Sumber Daya Manusia yang
membahas tentang “Strategi Manajemen Kinerja, Strategi Kolaborasi dengan serikat
Pekerja,High Performing Work Enironment,Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)”
Kami harap paper ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
memaha mi hal yang berhubunga n dengan perencanaan sumber daya manusia. Kami
menyadari bahwa paper ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat memba ngun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
paper ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan paper ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa memberkati kita semua dalam segala usaha kita.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................. 1
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
` Jumlah sumber daya manusia yang banyak juga belum dapat digunakan
sebagai pegangan bahwa sebuah organisasi akan maju, jika SDM yang ada
tersebut kualitasnya rendah atau tidak produktif, bahkan disebuah organisasi yang
jumlah manusia banyak namun tidak produktif justru dapat menjadi benalu untuk
memberatkan organisasi. Untuk itu yang diperlukan adalah manusia yang
berkualitas, dan manusia yang berkualitas tersebut berhimpitan langsung dengan
Strategi Manajemen SDM.
1
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sebuah perusahaan dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan ketika
perusahaan tersebut memiliki manajemen kinerja yang terarah. Pada dasarnya,
manajemen kinerja adalah proses yang berkaitan dengan perencanaan,
pengelolaan dan penerapan hukum dalam perusahaan dalam kaitannya dengan
setiap karyawan yang bekerja sesuai tugas mereka. Kunci utama untuk mengukur
manajemen kinerja yang baik adalah mengetahui dan
mengidentifikasi hard dan soft elemen yang ada. Maka dari itu, sebagai pemilik
perusahaan kita harus jeli dalam menentukan strategi manajemen kerja agar bisa
diterapkan dan dijalankan oleh seluruh aspek perusahaan agar dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Beberapa hal yang penting dalam membuat strategi
manajemen kinerja diantaranya:
3
untuk mengetahui sejauh mana tujuan perusahaan tersebut dijalankan.
Hal ini penting dilakukan untuk menghindari kejutan yang ada ketika
menjalankan operasional perusahaan. Feedback dilakukan dengan tujuan
sebagai pembinaan kinerja baik bagi para karyawan, maupun jajaran
direksi perusahaan. Sebab, tidak jarang perusahaan tertentu ketika
mengalami permasalahan cenderung menyalahkan karyawan, padahal
sebenarnya bukan karena hal tersebut. Maka, penting kiranya untuk
mendengarkan feedback dari karyawan.
Menggunakan Teknologi.
4
waktu yang telah ditentukan. Dengan adanya evaluasi ini perusahaan
menjadi mengetahui apa sajakah hambatan dan tantangan yang dihadapi
oleh para karyawan, jajaran direksi, dan semua aspek di perusahaan
dalam mencapai sebuah target yang ditentukan. Jika dirasa ada hal-hal
kurang efektif maka perlu adanya perubahan.
5
aturan ketenagakerjaan secara universal adalah mendorong kedua belah pihak
untuk mampu menyatukan dan menyelesaikan berbagai perbedaan dan konflik
industrialnya dalam perspektif kolaboratif. Untuk itu, perlu dibangun dan dipupuk
relasi yang baik dengan menjunjung tinggi prinsip-prinsip keadilan, rasa hormat,
dan penghargaan terhadap HAM. Semaksimal mungkin, konflik yang muncul
harus dapat diselesaikan di antara karyawan dengan atasannya. Perlu dibangun
lingkungan industrial yang responsif di mana setiap permasalahan yang muncul,
khususnya masalah industrial, harus segera diatasi dan menjadi concern semua
pihak.
6
Kolaborasi manajemen-serikat pekerja akan menjadi media efektif untuk
membangun dan menerapkan perbaikan-perbaikan di tempat kerja dan sekaligus
membangun relasi yang baik dengan berbagai stakeholders lainnya, seperti
pemasok, pelanggan, pemerintah, dan masyarakat. Perlu mekanisme pembelajaran
bersama antara unsur serikat pekerja dan mitra manajemen guna mengeksplorasi
berbagai potensi manfaat dari kolaborasi manajemen-serikat pekerja dan
membekali mereka dengan berbagai kajian dan proses untuk menerapkan
kolaborasi ini di lingkungan kerjanya.
7
Kehidupan psikologis adalah interaksi perilaku-perilaku karyawan dalam
suatu perusahaan dimana mereka bekerja. Setiap orang dalam suatu perusahaan
membawa suatu harapan akan pemenuhan kebutuhan dan keinginan. Adanya
kebutuhan dan keinginan itu mendorong mereka berperilaku untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginannya ( Komarudin 1983).
work environment)
Dalam kaitan ini, kinerja unggul, yang merupakan salah satu bentuk dari
perilaku, ditentukan oleh faktor kemampuan individu (yang dipastikan dalam
rekrutmen) dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan dapat menyangkut budaya
kerja, hubungan antar individu, termasuk relasi dengan atasan, sistim reward-
punishment, dll. Nah, sudah terjawab bukan mengapa sering ditemui orang-orang
dengan bakat dan kompetensi unggul yang sudah terseleksi secara ketat belum
tentu berkinerja unggulan pula. Kuncinya adalah faktor lingkungan (dengan
asumsi rekrutmen sudah mampu menjaring SDM berkualitas). Sekarang,
lingkungan kerja seperti apa yang diharapkan karyawan sehingga karyawan akan
merasa termotivasi untuk menampilkan kinerja terbaiknya.
8
Gallup Organisation, lembaga riset perilaku terbesar di US (juga
penyelenggara Polling US Election), mendefinisikan lingkungan kerja yang baik
adalah lingkungan kerja yang membuat karyawan merasa pusat dengan dengan
pekerjaannya dan memberikan hasil akhir bisnis yang positif. Temuan penting
dari Gallup adalah bahwa peran atasan menjadi kunci utama dalam menciptakan
kinerja unggulan. Lebih lanjut dikatakan, tidak ada sistim, proses, atau tim yang
bisa jalan sendiri betapapun modernnya, yang dapat menggantikan peran atasan
langsung.
3. Mudah diakses. Atasan yang baik adalah yang mau meluangkan waktunya
untuk mendengar apa saja keluhan atau uneg2 karyawan dan tidak mudah
memberikan penilaian negatif pada karyawan.
5. Atasan yang sukses adalah yang mampu menciptakan suasana respek pada
setiap karyawan, menghargai setiap usaha yang telah dilakukan,
melibatkan dalam pengambilan keputusan.
9
kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha
preventif atau kuratif terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan serta terhadap penyakit umum
Program kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan
fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko
kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi
periode waktu yang ditentukan, Lingkungan yang dapat membuat stress emosi
atau gangguan fisik Mangkunegara (2000:161). Perlindungan tenaga kerja
meliputi beberapa aspek dan salah satunya yaitu perlindungan keselamatan,
Perlindungan tersebut bermaksud agar tenaga kerja secara aman melakukan
pekerjaannya sehari-hari untuk meningkatkan produksi dan produktivitas. Tenaga
kerja harus memperoleh perlindungan dari berbagai soal disekitarnya dan pada
dirinya yang dapat menimpa atau mengganggu dirinya serta pelaksanaan
pekerjaannya. Program kesehatan fisik yang dibuat oleh perusahaan sebaiknya
terdiri dari salah satu atau keseluruhan elemen-elemen menurut Ranupandojo dan
Husnan (2002:263) berikut ini :
10
Pemeriksaan sistematis dan periodic terhadap persyaratan sanitasi yang
baik.
Selain melindungi karyawan dari kemungkinan terkena penyakit
atau keracunan, usaha menjaga kesehatan fisik juga perlu memperhatikan
kemungkinan-kemungkinan karyawan memperoleh ketegangan atau
tekanan selama mereka bekerja. Stress yang diderita oleh karyawan selama
kerjanya, sumbernya bisa dikelompokkan menjadi empat sebab:
1) Yang bersifat kimia,
2) Yang bersifat fisik,
3) Yang bersifat biologis,
4) Yang bersifat sosial.
11
2.4.3 Alasan Pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Manajemen kinerja adalah proses yang berkaitan dengan perencanaan, pengelolaan dan
penerapan hukum dalam perusahaan dalam kaitannya dengan setiap karyawan yang
bekerja sesuai tugas mereka. Kunci utama untuk mengukur manajemen kinerja yang
baik adalah mengetahui dan mengidentifikasi hard dan soft elemen yang ada.
2. Fungsi serikat pekerja sebagai representasi dari para karyawan. Sebaliknya, serikat
pekerja juga harus memberi respek kepada manajemen untuk mengelola kegiatan
operasional perusahaan dan mengarahkan aktivitas karyawannya
4. Kesehatan dan Keslamatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja
pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju
masyarakat adil dan makmur.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://rushvanjava.blogspot.com/2017/02/manajemen-kinerja-strategis-strategic.html?m=1
https://www.google.co.id/amp/s/amp.wartaekonomi.co.id/berita257045/membangun-
kolaborasi-manajemen-serikat-pekerja-secara-produktif
https://orangkantoran.wordpress.com/2010/02/14/menciptakan-lingkungan-kerja-berkinerja-
tinggi- high-performance-workplace/
http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-keselamatan-dan-kesehatan.html
http://media.unpad.ac.id/thesis/120820/2011/120820110040_2_9849.pdf
http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/689/2/BAB%20II.pdf
14