Anda di halaman 1dari 29

DAFTAR ISI

ABSTRAK………………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………... ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………….…..1
BAB I……………………………………………………………………………..3
PENDAHULUAN………………………………………………………………..3
Latar Belakang……………………………………………………………3
Rumusan Masalah…………………………………………………….......7
BAB II……………………………………………………………………………8
KAJIAN PUSTAKA………………………………………………………….….8
2.1 Etika…………………………………………………………………........8
1.1.1 Pengertian Etika…………………………………………………………...8
2.2 Etika Kerja……………………………………………………………....10
2.2.1 Pengertian Etika Kerja…………………………………………………...12
2.2.2 Indikator Etika Kerja…………………………………………………….12
2.3 Produktivitas Karyawan…………………………………………………13
2.3.1 Produktif………………………………………………………………….13
2.3.2 Produktivitas………………………………………………………….......13
2.3.3 Faktor yang mempengaruhi produktivitas………………………………..14
2.3.4 Manfaat pengukuran produktivitas……………………………………….14
2.3.5 Indikator produktivitas……………………………………………………15
2.4 Hubungan Etika Kerja dan Produktivitas…………………………………
16
Kajian Pustaka………………………………………………………………........17
BAB III…………………………………………………………………………...18
PEMBAHASAN…………………………………………………………………18
A. Pengaruh etika kerja terhadap produktivitas kerja……………………….18
BAB IV…………………………………………………………………………..22
SIMPULAN………………………………………………………………….. …23

1
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………24
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jurnal Terdahulu………………………………………………….18

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Produktivitas Kaaryawan………………………………………..25

Gambar 2 Produktivitas Karyawan…………………………………………26


Gambar 3 Produktivitas Karyawan…………………………………………27

2
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Setiap perusahaan yang didirikan pasti mempunyai harapan jangka

Panjang akan berkembang lebih baik dan terlihat produktivitasnya dalam bidang

usaha dari perusahaan tersebut. Perusahaan itu pada dasarnya menginginkan

tercapainya produktivitas yang tinggi, maka perusahaan akan memdapatkan

keuntungan. Perusahaan adalah jantung perekonomian bangsa Indonesia karena

dalam mencapai tujuannya mencari laba, harus memenuhi anekaragam kebutuhan

masyarakat.

Perusahaan yang berjalan baik dibawah naungan organisasi atau milik

perorangan merupakan sebuah organisasi yang menggunakan dan mengkoordinir

sumber-sumber ekonomi untuk memproduksi barang dan jasa di dorong untuk

meningkatkan produktivitas usaha sehingga nantinya mampu memaksimalisasikan

laba untuk bertahan dalam jangka yang Panjang.

Bertahan untuk jangka Panjang sebagai bentuk komitmen organisasi untuk

public dalam mempertahankan serta mengembangkan perusahaan sehingga bisa

menjawab tantangan persaingan yang semakin komplek dalam dunia usaha.

Sumber daya manusia yang militan sangat dibutuhkan dan produktivitas kerja

memberikan dampak positif bagi perusahaan untuk melangsungkan serta

memelihara eksistensinya untuk jangka Panjang.

3
Menurut Sinungan dalam Busro (2018:344) Produktivitas kerja merupakan

kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk menghasilkan barang dan

jasa dalam waktu tertentu yang telah ditentukan atau sesuai rencana.

Sedangkan menurut Anoraga (2009) produktivitas adalah menghasilkan

lebih banyak, berkualitas lebih baik, dengan usaha yang sama. Dengan demikian

produktivitas tenaga kerja adalah efisiensi proses menghasilkan dari sumber daya

yang dipergunakan.

Produktivitas kerja merupakan motif ekonomi untuk memperoleh hasil

yang maksimal dengan biaya tertentu, dimana dalam melaksanakannya

produktivitas banyak terletak pada faktor sebagai pelaksana kegiatan perusahaan

yaitu: para anggota, karyawan atau pekerja. Jadi faktor manusia memegang

peranan penting dalam mencapai hasil sesuai dengan tujuan perusahaan, karena

berapapun sempurnanya peralatan kerja tanpa adanya tenaga tenaga manusia tidak

akan berhasil memproduksi barang dan jasa sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai (Saksono, 1988). Produktivitas kerja adalah perbandingan antara hasil

yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu (J. Ravianto, 1986).

Disetiap perusahaan membutuhkan adanya etika kerja. Etika kerja itu

dibuat oleh organisasi ataupun manajer sebagai sebuah langkah untuk

membandingkan apakah yang dilakukan oleh eksekutif perusahaan sesuai dengan

rencana yang dibuat dan ditetapkan. Hal ini menunjukan bahwa etika bisnis akan

menjadi pedoman atau acuan ketika ingin menjalankan dan mengembangkan

bisnis pada perusahaan tersebut. Kesesuaian antara rencana dan tindakan akan

4
bisa dilihat pada etika kerja yang sudah ada. Etika kerja perusahaan menjadi hal

yang sangat penting untuk mengontrol, mengevaluasi, serta menjaga eksistensi

dan produktivitas perusahaan.

Aktivitas keseharian yang dijalankan harus menyesuaikan dengan etika

yang ada diperusahaan. Pengawasan dari seorang manajer akan membantu

terhadap pelaksanaan pekerjaan untuk menyesuaikan dengan ketentuan yang

ditetapkan. Jika perusahaan melaksanakan pengawasan secara baik dan benar

sesuai dengan aturan yang telah dibuat dan ditetapkan serta dilaksanakan sesuai

dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan, maka dengan sendirinya

disiplin kerja karyawan akan baik. Pada umumnya disiplin yang baik terdapat

apabila karyawan datang ke perusahaan ataupun kantor dengan teratur dan tepat

pada waktunya, apabila mereka berpakaian serba baik pada tempat pekerjaannya,

apabila menggunakan bahan-bahan dan perlengkapan dengan hati-hati, apabila

mereka menghasilkan jumlah dan kualitas pekerjaan yang memuaskan, dan

mengikuti cara kerja yang ditetntukan oleh perusahaan dan apabila menyelesaikan

dengan semangat yang baik.

Menurut Sinamo (2022:35) etika kerja adalah seperangkat perilaku kerja

positif dan bermutu tinggi yang berakar pada kesadaran yang jernih dan keyakinan

yang kuat pada paradigma kerja yang saling berkaitan.

Sedangkan menurut K.H Toto Tasmara, etika kerja merupakan

keseluruhan kepribadian seseorang dan juga cara seseorang tersebut

5
mengekpresikan, memandang, meyakini dan juga memberikan makna ada sesuatu

yang mendorong seseorang dalam bertindak dan meraih amal yang optimal.

Pekerjaan yang dilakukan dengan etika akan sangat berbeda dengan

pekerjaan yang dikerjakan berdasarkan kemauan dan cara sendiri-sendiri, orang-

orang akan melakukan pengamatan dan penilaian terhadap kinerja perusahaan.

Perusahaan-perusahaan yang menjalankan etika bisnis dapat mengurangi biaya-

biaya terkaitdengan hukum dan peraturan, meningkatkan pebdapatan dan nilai

pemilik melalui loyalitas pelanggan yang sangat kuat dan reputasi yang bagus.

Perusahaan yang komitmen dengan etika dalam berbisnis telah mendapat reputasi

baik yang dapat mendongkrak profitabilitas dan pertumbuhan bisnis yang digeluti.

Sedangkan perilaku yang tidak etis mengakibatkan kinerja saham yang lebih

rendah daripada yang diharapkan.

Oleh karena itu, manajer harus menerapkan dan menjalankan etika kerja

yang sudah ditetapkan, maka dengan sendirinya disiplin kerja karyawanpun akan

baik sehingga karyawan bisa mencapai prestasi kerja yang optimal dalam bentuk

produktivitas kerja. Para karyawan cenderung kurang pengawasan dari manajer

sehingga sikap disiplin karyawan menjadi kurang. Keadaan ini apabila dibiarkan

terus menerus akan mempengaruhi pula tingkat produktivitas kerja karyawan

sehingga keuntungan perusahaan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Pengaruh etika kerja terhadap karyawan menjadi sangat penting.

Perusahaan perlu melakukan evaluasi kinerja apakah sudah sesuai dengan etika

yang dibuat sehingga akan memacu produktivitas kerja karyawan. Karena apabila

6
etika kerja betul-betul dipakai dan dievaluasi dalam pekerjaan maka semangat

kerja akan timbul dan para karyawan akan bekerja dengan baik, benar, beretika

dan bertanggung jawab sehingga produktivitas kerja akan meningkat dengan

sendirinya.

Fakta yang ada menunjukan adanya gejala-gejala yang cenderung terjadi

penurunan produktivitas kerja para karyawan. Hal ini disebabkan mereka tidak

melakukan dan menggunakan etika bisnis dalam bekerja. Untuk itu dalam

meningktakan produktivitas kerja karyawan, manajer harus melakukan dan

menerapkan etika kerja sehingga aktivitas kerja yang nyaman dan indah akan

hadir dalam diri karyawan. Dengan demikian karyawan akan mengerjakan

pekerjaannya dengan baik, benar dan beretika sehingga perusahaan bisa

merasakan hikmah dan manfaatnya.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh Etika kerja terhadap produktivitas kerja karyawan di PT.

Busana Indah Global?

7
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Etika

2.1.1 Pengertian Etika

Menurut Griffin & Ebert (2010:58) etika merupakan keyakinan mengenai

tindakan yang benar dan yang salah, atau tindakan yang baik dan yang buruk,

yang mempengaruhi hal lainnya. Nilai-nilai dan moral pribadi perorangan dan

konteks sosial menentukan apakah suatu perilaku tertentu dianggap sebagai

perilaku yang etis atau tidak etis. Dengan kata lain, perilaku etis merupakan

perilaku yang mencerminkan keyakinan perseorangan dan norma-norma sosial

yang diterima secara umum sehubungan dengan tindakan-tindakan yang benar

dan baik. Perilaku tidak etis adalah perilaku yang menurut keyakinan

perseorangan dan norma-norma sosial dianggap salah atau buruk.

Menurut Rindjin (2010:10) etika adalah refleksi kritis dan rasional

mengenai norma-norma yang terwujud dalam perilaku hidup manusia baik secara

pribadi maupun kelompok. Memang sifat dasar etika adalah krisis dan rasional

mempersoalkan norma-norma yang berlaku.

Menurut Bertens (2009:35) etika adalah cabang filsafat yang mempelajari

baik buruknya perilaku manusia. Secara etimologis, etika adalah ajaran atau ilmu

tentang adat kebiasaan baik atau buruk yang dapat diterima umum mengenai

sikap, perbuatan, kewajiban, dan sebagainya. Pada hakikatnya moral menunjuk

8
pada ukuran-ukuran yang telah diterima oleh suatu komunitas, sementara etika

umumnya lebih dikaitkan dengan prinsip-prinsip yang dikembangkan diberbagai

wacana etika atau aturan-aturan yang diberlakukan sebagai suatu profesi. Etika

sebenarnya lebih banyak bersangkutan dalam hubungan tingkah laku manusia.

Menurut Agoes (2009:27) arti etika dapat dilihat dari dua hal berikut yaitu:

1. Etika sebagai prakatis sama dengan moral atau moralitas yang berarti adat

istiadat, kebiasaan, nilai-nilai, dan norma-norma yang berlaku dalam

kelompok, orang banyak atau masyarakat.

2. Etika sebagai ilmu atau tata susila adalah pemikiran/penilaian moral. Etika

sebagai pemikiran moral bisa saja mencapai taraf ilmiah bila proses

penalaran terhadap moralitas tersebut bersifat kritis, metodis, dan

sistematis. Dalam taraf ini ilmu etika dapat saja mencoba merumuskan

suatu teori, konsep, asas, atau prinsip-prinsip tentang perilaku manusia

yang dianggap baik atau tidak baik, mengapa perilaku tersebut dianggap

baik atau tidak baik, mengapa menjadi baik itu sangat bermanfaat, dan

sebagainya.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa etika merupakan sesuatu yang berhubungan dengan kelakuan pribadi serta

kewajiban moral dan yang berkaitan dengan hubungan-hubungan manusia

berkenaan dengan persoalan benar dan salah. Etika berhubungan dengan kelakuan

individu -individu serta standar-standar yang mempengaruhi hubungan antar

individu.

9
2.2 Etika Kerja

2.2.1 Pengertian Etika Kerja

Kata “etos” bersumber pada pengertian yang sama dalam etika, yaitu

sumber-sumber nilai yang dapat dijadikan rujukan dalam pemilihan dan

keputusan perilaku. Etika kerja lazimnya dirumuskan dalam kesepakatan nilai dan

moral, atau bisa juga dikatakan dengan kode etik yang akan merujuk dalam

perwujudan perilaku etika dalam melakukan tugas tugas pekerja. Etika kerja

mengandung beberapa unsur antara lain:

1. Disiplin kerja

2. Sikap terhadap pekerja

3. Kebiasaan-kebiasaan bekerja

Berdasarkan unsur diatas, dengan adanya disiplin kerja, seorang pekerja

akan selalu dengan pola yang konsisten untuk melakukan semua pekerjaannya

dengan baik sesuai dengan tuntutan dan kesanggupan. Disiplin yang dimaksud

disini adalah disiplin yang hidup dan aktif sehingga didasari dengan penuh

pemahaman, pengertian dan keiklasan. Sedangkan sikap mendasari arah dan

intensitas unjuk kerja. Secara efektif dan produktif dalam kondisi pribadi yang

sehat dan berkembang. Perwujudan unjuk kerja ini bersumber pada kualitas

kompensasi aspek kepribadian yang mencakup aspek religi, intelektual, sosial,

pribadi, fisik, moral, dan lain sebagainya.

Selain itu, pengertian etika atau “ethos” dapat berarti watak, karakter,

sikap, kebiasaan, serta kepercayaan yang dianut seseorang. Persamaan katanya

10
adalah moral yang berarti kebiasaan juga. Sedangkan Bahasa arabnya adalah

akhlak, bentuk jamak dari mufradhatnya adalah khuluk artinya budi pekerti, selain

itu juga bisa diartikan budi pekerti atau adat kebiasaan, serta tindakan atau sikap

yang dianggap benar ataupun tidak.

Etika kerja adalah sistem nilai atau norma yang digunakan oleh seluruh

karyawan perusahaan, termasuk pimpinan dalam pelaksanaan kerja yang baik

akan memiliki dan mengamalkan nilai-nilai yaitu: kejujuran, keterbukaan,

loyalitas kepada perusahaan, konsisten pada keputusan, Kerjasama yang baik,

disiplin dan bertanggung jawab.

Menurut Muhammad Djakfar, etika kerja adalah sikap dan pandangan

terhadap kerja, kebiasaan kerja yang dimiliki seseorang, suatu kelompok atau

bangsa.

Pada umumnya etika kerja adalah bagian dari etika khusus atau etika

terapan yang membahas masalah etika yang terkait dengan profesi yang dijalani.

Menurut Sumaryono profesi adalah sebuah pekerjaan yang dijalankan dalam

rangka melayani kepentingan umum dan lebih menitikberatkan pada pengabdian.

Etika kerja seorang karyawan tidak selamanya berbentuk tertulis (kode etik) yang

bisa diterapkan oleh setiap Lembaga melainkan berdasarkan kesadaran diri

karyawan atas etika kerja dan tanggung jawab yang dimiliki terhadap perusahaan

baik dalam peningkatan produktivitas maupun kepentingan perusahaan. Tanggung

jawab karyawan ini nantinya bisa diakui oleh pemimpin dan sesama karyawan

11
serta berpengetahuan dan menjalankan profesi sesuai dengan keahlian yang

dimiliki.

2.2.2 Indikator Etika Kerja

Menurut Asifudin, berikut indicator etika kerja:

1) Bertanggung jawab

Setiap pekerjaan membutuhkan tanggung jawab, perhatian, dan

kepedulian. Tanggung jawab berarti memikul semua kewajiban dan beban

pekerjaan sesuai dengan batas-batas yang ada dalam perusahaan.

2) Kerja yang positif

Lingkungan kerja yang positif akan membangun hubungan kerja

yang kuat dengan rekan kerja, sesame karyawan, pemimpin, pelanggan,

dan dengan semua anggota perusahaan. Setiap karyawan yang bekerja

harus mempersiapkan sebuah kebiasaan kerja yang focus pada hal-hal

penting untuk terciptanya etika yang positif dalam bekerja.

3) Disiplin kerja

Sikap disiplin kerja harus ditanamkan semenjak kita lahir ke dunia.

Sikap disiplin kerja mampu menjadikan sebuah pekerjaan lebih

terorganisir, serta membawa nilai-nilai etika yang baik dilingkungan

organisasi saat bekerja. Dengan terorganisirnya pekerjaan dengan baik

maka akan menjadikan produktivitas meningkat.

4) Tekun

12
Seseorang yang memiliki etika kerja akan selalu berperilaku

dengan baik, serta totalitas mendorong dirinya bekerja dan meraih kinerja

yang optimal.

5) Pendidikan

Pendidikan tidak sekedar pengembangan otak tetapi juga

Pendidikan yang memperhatikan nilai-nilai sosial dan religious.

2.3 Produktivitas Karyawan

2.3.1 Produktif

Kata produktif berasal dari kata produk yang berarti hasil (output, a thing

produced) sedang produser sendiri berarti orang atau badan yang memproduksi

sesuatu. Dan arti dari produktif sendiri adalah kata sifat yang diberikan pada

sesuatu yang mempunyai kekuatan atau kemampuan untuk memproduksi sesuatu.

Taliziduhu Ndraha (1999:44).

Sedangkan menurut T. Hani Handoko (2000:6) produktif adalah

pengubahan masukan-masukan sumber daya (bahan mentah, tenaga kerja, modal,

informasi) menjadi barang-barang dan jasa-jasa yang lebih berguna.

2.3.2 Produktivitas

Produktivitas menurut Dewan Produktivitas Nasioanal mempunyai

pengertian yaitu: (Umar,1999:9)

 Sebagai sikap mental yang selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan

hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.

13
 Perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan

sumber daya yang digunakan (input).

Dengan kata lain produktivitas mempunyai 2 (dua) dimensi. Yang pertama

adalah efektivitas yang mengarah pada pencapaian untuk kerja yang maksimal

yaitu: pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu.

Yang kedua yaitu efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input

dengan relisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan dilaksanakan.

2.3.3 Faktor yang mempengaruhi produktivitas karyawan

Kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas akan memiliki pengaruh

penting terhadap perusahaan pada tahun tahun mendatang dan mampu

mempertahankan serta mengembangkan usahanya. Selain itu, produktivitas

manusia sasaran yang strategis karena peningkatan faktor-faktor lain sangat

tergantung pada kemampuan tenaga manusia yang memanfaatkannya waktu yang

lebih singkat. Produktivitas karyawan dapat dirumuskan dengan (Ravianto,

1985:27)

jumlah produk yang dihasilkan


produktivitas karyawan=
satuan waktu

Bila ukuran produktivitas hanya dikaitkan dengan satuan waktu saja, maka jelas

bahwa produktivitas tenaga kerja tergantung pada ketrampilan dan keahlian

tenaga kerja secara fisik.

14
2.3.4 Manfaat pengukuran produktivitas

Pengukuran produktivitas digunakan untuk mengukur tingkat perbaikan

produktivitas kerja karyawan dari waktu ke waktu dengan cara membandingkan

produktivitas standar yang telah ditetapkan pemimpin. Hal ini penting untuk

meningkatkan daya saing dari hasil kerja karyawan.

Menurut Gasperezs bahwa pemanfaatan pengukuran produktivitas dalam

suatu organisasi antara lain:

1) Organisasi dapat menilai efisiensi penggunaan sumber daya manusia agar

dapat meningkatkan produktivitas

2) Perencanaan sumber daya akan lebih efektif dan efisien baik itu jangka

Panjang maupun jangka pendek

3) Perencanaan peningkatan produktivitas dimasa mendatang dapat

dimodifikasi Kembali berdasarkan informasi tingkat produktivitas

sekarang

4) Strategi untuk meningkatkan produktivitas

5) Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan tindakan kompetitif

berupa upaya peningkatan produktivitas terus menerus.

2.3.5 Indikator Produktivitas

Produktivitas merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi para

karyawan yang ada dalam sebuah perusahaan. Dengan adanya produktivitas kerja

diharapkan pekerjaan karyawan akan terlaksana secara efektif dan efisien.

Sehingga ini semua akan sangat diperlukan dalam pencapaian tujuan perusahaan.

15
Untuk mengukur produktivitas kerja karyawan dapat dilakukan dengan indicator

berikut:

1) Kemampuan

Memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan

seorang karyawan sangat tergantung pada keterampilan yang dimiliki serta

profesionalisme mereka dalam bekerja. Ini memberikan daya untuk

menyelesaikan tugas yang diembankan kepada mereka.

2) Meningkatkan hasil yang dicapai

Hasil merupakan salah satu yang dirasakan baik oleh yang

mengerjakan maupun yang menikmati hasil pekerja tersebut. Jadi, upaya

untuk memanfaatkan produktivitas kerja bagi masing-masing yang terlibat

dalam suatu pekerjaan.

3) Semangat kerja

Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin. Indicator

ini dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari

kemudian dibandingkan dengan hari sebelumnya.

4) Pengembangan diri

Pengembangan diri yang dilakukan untuk meningkatkan

kemampuan kerja. Sebab semakin kuat tantangannya, pengembangan diri

mutlak dilakukan.

5) Mutu

16
Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukan kualitas

kerja seorang pegawai. Karena peningkatan mutu dapat memberikan hasil

yang terbaik.

6) Efisiensi

Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan

sumber daya digunakan. Masukan dan keluaran merupakan aspek

produktivitas yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi

karyawan.

2.4 Hubungan Etika Kerja dan Produktivitas Kerja Karyawan

Apabila karyawan memiliki etika kerja yang baik dalam menjalankan

tugas maka akan berdampak positif pada produktivitas kerja karyawan tersebut.

Menurut Idris, produktivitas kerja karyawan akan berjalan sesuai dengan tujuan

yang diharapkan jika seorang karyawan sudah menerapkan etika dengan baik,

sehingga pekerjaan akan dilakukan dengan efektif dan efisien. Dari sini dapat

diketahui bahwa produktivitas karyawan akan meningkat apabila ditunjang

dengan time work yang solid, etos kerja yang tinggi, dan etika kerja yang baik

serta terus menerus dilakukan dan dilaksanakan dimanapun karyawan berada.

Secara umum, peningkatan produktivitas dilakukan dengan peningkatan

pemampuan, disiplin kerja, etos kerja, sikap kerja, kreatif dan inovatif serta

membangun lingkungan yang sehat untuk memicu prestasi.

Kajian Pustaka

Tabel 1.1

17
NO Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian Persamaan dan
dan Tahun Penelitian Perbedaan
1. Erma Aryatik, Pengaruh Berdasarkan Persamaan:

2021 tingkat hasil penelitian Pada variable

Pendidikan, pengaruh tingkat independent

etika kerja, dan Pendidikan, sama sama

kompensasi etika kerja dan membahas

terhadap kompensasi tentang etika

produktivitas perpengaruh kerja dan

karyawan terhadap produktivitas

produktivitas karyawan

karyawan Perbedaan:

Variable yang

digunakan

hanya etika

kerja dan

produktivitas

karyawan saja

2. Sulis Arifah, Pengaruh Berdasarkan uji Persamaan:

2018 disiplin kerja, test diketahui Pada variable Y

motivasi kerja, bahwa disiplin sama-sama

dan komitmen kerja dan membahas

organisasi motivasi kerja produktivitas

terhadap berpengaruh karyawan

18
produktivitas positif Perbedaan:

karyawan signifikan Pada variable X

menggunakan

etika kerja

3. Nuryani Pengaruh Diketahui Persamaan:

Ratnaningsih, motivasi kerja bahwa motivasi Sama-sama

2017 terhadap kerja membahas

produktivitas berpengaruh tentang

karyawan pada positif terhadap produktivitas

PT. Taspen produktivitas kerja karyawan

Kantor Cabang karyawan yang Perbedaan:

Yogyakarta dilihat dari Pada variable X

analiis regresi menggunakan

linier etika kerja

19
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengaruh Etika Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

Menurut Nitisemito mengemukakan bahwa etika kerja merupakan faktor

yang mempengaruhi peningkatan produktivitas. Sedangkan menurut Muhammad

Djakfar , etika kerja adalah sikap dan pandangan terhadap kerja, kebiasaan kerja

yang dimiliki seseorang, suatu kelompok atau bangsa. Menurut Idris,

produktivitas kerja karyawan akan berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan

jika seorang karyawan sudah menerapkan etika dengan baik, sehingga pekerjaan

akan dilakukan dengan efektif dan efisien. Secara umum peningkatan

produktivitas dilakukan dengan peningkatan kemampuan, disiplin kerja, etos

kerja, sikap kerja, kreatif dan inovatif serta membangun lingkungan yang sehat

untuk memicu prestasi.

Penelitian ini sesuia dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Azalia Nabila Putri pada tahun 2019 dengan judul “Pengaruh Etika Kerja, Disiplin

20
Kerja, dan Kompensasi Terhadap Produktivitas Karyawan pada PT. Wangsa Jatra

Lestari Surakarta”. Dengan hasil penelitian yang menyatakan etika kerja

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap produktivitas karyawan pada

PT. Wangsa Jatra Lestari Surakarta.

Untuk meningkatkan produktivitas karyawan maka perusahaan perlu

menjaring karyawan yang memiliki etika yang baik, bertanggung jawab, dan

disiplin sehingga lebih focus dalam mengerjakan tugas yang dibebankan oleh

perusahaan dan mampu mencapai tujuan perusahaan dalam meningkatkan

produktivitas.

21
BAB IV

SIMPULAN

Simpulan

Etika kerja, ketika karyawan memiliki atau menjalankan etika kerjanya

dengan baik maka akan berdampak pada karakter karyawan. Karakter karyawan

akan mulai tumbuh dan akan berpengaruh terhadap produktivitas kerjanya. Maka

dapat disimpulkan bahwa peran etika kerja dalam perusahaan sangat berpengaruh

positif terhadap produktivitas kerja karyawannya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Asifudin, Ahmad Janan. 2010. Etos Kerja Islam, Surakarta: Universitas

Muhammadiyah Press.

Aryatik. Erma. 2021. Pengaruh tingkat Pendidikan, etika kerja, dan kompensasi

terhadap produktivitas karyawan. IAIAN Ponorogo.

Bageate Manik, Marke. 2016. Pengaruh Etika Kerja dan Motivasi Kerja

Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi

Daerah. Universitas Sumatera Utara.

Bambang Widjanarko. 2016. Pengaruh motivasi instrinsik, pengawasan dan

budaya kerja terhadap produktivitas kerja karyawan PTPN IV Dolok Ilir:

Jurnal STIM Sukma Medan.vol 2, no 1, p. 7.

Djakfar, Muhammad. 2012. Etika Bisnis, Jakarta: Niaga Swadaya,

Herwati, Endah. 2016. Pengaruh Sistem Upah Terhadap Produktivitas Kerja

Karyawan. IAIN Purwokerto.

https://materibelajar.co.id/pengertian-etos-kerja-menurut-para-ahli/

23
http://ptpn1.co.id/artikel/pengertian-produktivitas-dan-faktor-faktor-yang-

mempengaruhi-produktivitas

LAMPIRAN

24
Produktivitas Kerja Karyawan PT. Busana Indah Global

25
26
27
Nama lengkap penulis adalah Ledy Sri Hastuti, putri kedua dari pasangan

Bapak Alm. Jaji dan Ibu Almh. Tini Suhartini. Lahir di Sukabumi pada tanggal 15

April 1996. Saat ini tinggal di Kp. Ciseureuh RT 002/RW005 Kelurahan Karang

Tengah Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi Kode Pos 43123.

Penulis menempuh Pendidikan dimulai dari tahun 2001 di Taman

Pendidikan Islam Da’rul Amal dan melanjutkan Pendidikan Sekolah Dasar di SD

Negri Ciseureuh pada tahun 2003 sampai 2009. Penulis Melanjutkan Pendidikan

Sekolah Menengah Pertama di SMP Plus Pondok Pesantren Al-Ittihad Cianjur

dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 dan melanjutkan ke jenjang

Pendidikan Menengah Atas di Madrasah Aliyah Negri 2 Kota Sukabumi dari

tahun 2012 sampai dengan tahun 2015.

Pada tahun 2016 penulis melanjutkan Pendidikan di Universitas

Muhammadiyah Sukabumi Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi. Tahun

2020 penulis menjadi mahasiswa tingkat akhir. Lalu 2021 penulis melanjutkan

Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Sukabumi Fakultas Ilmu Administrasi

dan Humaniora Program Studi Magister Ilmu Administrasi sampai dengan

sekarang.

28
29

Anda mungkin juga menyukai