Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Mozaik

Vol. IX Edisi 2 E-ISSN: 2614-8390


Desember 2017 P-ISSN: 1858-1269

ANALISIS OPTIMALISASI SISTEM PENEMPATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BERBASIS


KOMPETENSI PADA INSPEKTORAT KOTA TANGERANG

NANA IDRIATI
1)
Dosen STISIP Yuppentek
E-mail: nanaindriati@gmail.com1)

ABSTRAK

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa optimalisasi system penempatan pegawai negeri
sipil berbasis kompetensi pada Inspektorat Kota Tangerang sudah dilakukan dengan baik, yaitu
dengan menentukan analisis jabatan, analisis beban kerja dan penetapan kualifikasi jabatan sesuai
deng PP Nomor 13 Tahun 2002. Hasil dari analisis jabatan yang dilakukan agar sesuai dengan
kompetensi sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan
yang ditugaskannya. Dalam pelaksanaan analisis beban kerja, diketahui bahwa tidak semua daerah
yang ada di Kota Tangerang mendapatkan pengarahan dan manfaatnya. Lebih jauh lagi, kualifikasi
pegawai sudah sesuai dengan jabatan yang diemban, namun perlu adanya peningkatan. Factor-faktor
yang mempengaruhi jalannya penempatan pegawai di Kota Tangerang yaitu faktor situasional,
pendidikan dan kompetensi pegawai, serta kualifikasi tim analisis jabatan. Untuk itu perlu adanya
analisis kembali atau evaluasi terhadap hasil dari analisis jabatan dan beban kerja. Lebih lanjut lagi,
setiap pegawai wajib diseleksi atas dasar kualifikasi profesionalitasnya melalui ujian kompetitif.
Pengurangan diklat stuktural yang diiringi oleh pelaksanaan diklat tenaga terampil, serta perlu adanya
transparansi terhadap kualifikasi tim analisis jabatan dan dan tim analisis beban kerja.

Kata Kunci : Optimalisasi, Penempatan Pegawai, Kompetensi

PENDAHULUAN unit kerja yang pegawainya ikut mengalami


Menurut Hariwijaya dan Triton (2008: mutasi/rotasi. Karenanya didalam penempatan
16) bahwa dalam pembuatan skripsi, rumusan tersebut, banyak factor yang harus diperhatikan,
permasalahan merupakan kegiatan mencari antara lain : 1) kemampuan dan keterampilan
sebanyak-banyaknya masalah. Rumusan pegawai yang bersangkutan deng sifat tugas
permasalahan berdasarkan pada masalah pokok dimana pegawai tersebut akan ditempatkan; 2)
yang terdapat pada bagian latar belakang sarana kerja termasuk didalamnya fasilitas kerja
masalah. Masalah-masalah yang hendak berupa penyediaan kursi dan meja untuk
dikemukanan pada bagian ini dirumuskan pegawai yang bersangkutan. Hal ini
dalam kalimat pertanyaan yang singkat dan mengharuskan pegawai dengan latar belakang
sederhana. (7) pendidikan di luar akutansi juga bisa
Demi meratanya sumberdaya manusia ditempatkan pada bidan tugas pemeriksaan.
yang baik dan terjaganya independensi, Disamping itu, kebutuhan pegawai untuk
integritas dan profesionalisme pegawai, maka memenuhi bidan kerja tertentu ditambah
kebijakan mutasi/ rotasi pegawai menjadi hal dengan keterbatasan jumlah pegawai
yang tidak dapat dihindarkan di Inspektorat memungkinkan untuk ditempatkannya pegawai
Kota Tangerang. Namun disisi lain, pada bidang kerja yang tidak sesuai dengan
mutasi/rotasi pegawai ini menimbulkan latar belakan pendidikannya.
konsekuensi tersendiri. Mutasi/rotasi pegawai Berdasarkan latar belakan masalah dan
akan menimbulkan konsekuensi tertentu pada penjelasan diatas, maka rumusan

131
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 2 E-ISSN: 2614-8390
Desember 2017 P-ISSN: 1858-1269

permasalahannya adalah : “Bagaimana perilaku manusia yang berkolerasi kuat dengan


pelaksanaan dalam penempatan pegawai kinerja yang efektif atau superior. Dengan kata
di Inspektorat Kota Tangerang?” lain competence lebih mengarah pada job
KONSEP KOMPETENSI specification dan competency lebih kepada
person specification.
Pengertian kompetensi (17 : Prihadi, Syaiful F, 2008. Assessment
Secara umum, pengertian kompetensi Centre: Identifikasi, pengukuran dan
adalah menunjukkan gambaran seseorang yang pengembangan Kompetensi. Jakarta: Gramedia
mempunyai kompetensi untuk mengelola Pustaka Utama, hml. 45-48.)
pekerjaan, atau secara lebih spesifik Dalam prakteknya, banyak organisasi
mempunyai kompetensi untuk merencanakan menyertakan tugas-tugas out put dan perilaku
serangkaian aktifitas untuk mencapai target. dalam deskripsi kompetensi dan sering
Dalam hal ini, istilah kompetensi yang pertama mencampur adukkannya. Secara lazim model
merujuk pada kemampuan secara umum untuk kompetensi menggunakan deskripsi
menjalankan sebuah job secara kompeten, berdasarkan perilaku daripada tugas-tugas atau
kedua, istilah kompetensi merujuk pada salah out put semata.
satu rangkaian perilaku yang harus ditujukan Sementara itu, kompetensi sumber daya
oleh orang yang besangkutan dalam rangka manusia dalam arti sempit, tidak dapat
mengerjakan tugas-tugas dan fungsi-fungsi dilepaskan dari persyaratan pekerjaan yang ada.
suatu jabatan dengan kompeten. Artinya, organisasi harus mengetahui terlebih
Menurut Prihadi (2008 : 45-48), ada dua dahulu bagaimana pekerjaan itu harus
penggunaan istilah kompetensi, yaitu : dilaksanakan dan kompetensi apa yang
i. Untuk merujuk pada area pekerjaan atau dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan
peranan yangmampu dilakukan oleh seseorang tersebut..
dengan kompeten. Makna ini bertumpu pada Kompetensi ini bisa meliputi aspek
pemahaman yang lebih umum menurut kamus pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku
bahasa dan berkaitan dengan jabatan, yang karyawan. Dalam arti luas, kompetensi akan
berisi deskripsi tugas-tugas pekerjaan dan out terkait dengan strategi organisasi dan
put jabatan. pengertian kompetensi ini dapatlah dipadukan
ii. Untuk merujuk pada dimensi perilaku yang dengan soft skill, hard skill, social skill dan
terletak dibalik kinerja yang kompeten mental skill.
(efficiency orientation, result driven). Tema Soft skill menunjukkan intuisi, kepekaan,
dari definisi ini lazim berisi deskripsi mengenai hard skill mencerminkan pengetahuan dan
perilaku, sikap dan karakteristik orang dalam keterampilan, social skill menunjukkan
melakukan berbagai tugas pekerjaan untuk keterampilan dalam hubungan social,
menghasilkan out put jabatan yang efektif, sedangkan mental skill menunjukkan ketahanan
outstanding atau superior. (17) mental. Dalam pengembangan menejemen
Kesepakatan dikalangan para pakar dan sumber daya manusia, saat ini yang menjadi
praktisi kompetensi mengenai penggunaan pembicaraan adalah mengenai bagaimana
istilah competence dan competency : mengelola dan memanfaatkan sumber daya
kompetensi yang beracuan deskripsi tugas dan manusia berbasis kompetensi.
out put jabatan cenderung disebut competence.
Istilah competence digunakan pada pendekatan
out put model, dengan tujuan pokok Standar Kompetensi Pegawai
mengidentifikasi standar kompetensi pada Sebagaimana diperlihatkan dilapangan,
pelaksanaan bidang kerja tertentu. Sedangkan
pada keanyataannya upaya pengembangan
istilah competency diterapkan untuk pendekatan
input model atau process model, yang teknologi informasi di lingkungan instansi-
menganggap kompetensi sebagai masukan atau instansi pemerintah belum berjalan secara
proses yang diperlukan untuk mencapai kinerja optimal. Hal ini diantaranya dikarenakan
terbaik dan pada pokoknya bertujuan terbatasnya sumber daya aparatur yang
merancang model kompetensi atau kriteria

132
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 2 E-ISSN: 2614-8390
Desember 2017 P-ISSN: 1858-1269

kompeten untuk melaksanakan kebijakan kompetensi dasar dan (b) kompetensi bidang.
tersebut. Dalam hal ini, diperlukan perubahan Kompetensi dasar adalah kompetensi yang
pola pikir dan peningkatan kesadaran (mindset), wajib atau mutlak harus dimiliki oleh setiap
serta peningkatan pengetahuan dan Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan
keterampilan sumber daya manusia. Sejalan structural di lingkungan instansi Pemerintah.
dengan hal tersebut diharapkan agar tersedia Terdapat lima unsur kompetensi dasar yang
pula sumber daya manusia pengelola teknologi harus dimilikioleh seorang Pegawai Negeri
informasi yang memiliki pengetahuan dan Sipil, Yaitu : integritas (integrity),
keterampilan yang baik untuk mnegoperasikan kepemimpinan (leadership). Perencanaan dan
berbagai sarana teknologi yang dapat pengorganisasian (planning dan organizing),
membantu dalam memberikan layanan – kerjasama (collaboration) dan flaksibilitas
layanan secara efektif dan efisien. (flexibility). Sedangkan, kompetensi bidang
Pengembangan dan penetapan standar adalah kompetensi yang diperlukan oleh setiap
kompetensi jabatan dilingkungan Pegawai Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan
Negeri Sipil pada hakekatnya telah lama structural sesuai dengan bidang tugas/
diberlakukan, yakni melalui Keputusan Kepala pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
Badan Kepegawaian Negara Nomor Penetapan kompetensi bidang disesuaikan
43/KEP/2001 tentang Standar Kompetensi dnegan kebutuhan masing-masing jabatan
Jabatan Struktural Pegawai Negeri Sipil (28) melalui serangkaian proses tertentu. (31)
Selanjutnya penetapan tersebut ditegaskan
kembali dalam Keputusan Kepala Badan Kompetensi Aparatur Inspektorat
Kepegawaian Negara Nomor 46A Tahun 2003 Kompetensi adalah pengetahuan dan
tentang Pedoman Penyusunan Standar keterampilan yang diperlukan untuk
Kompetensi Jabatan Struktural Pegawai Negeri menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada
Sipil di lingkungannya masing-masing. (29) individu. Kompetensi atau kemampuan yang
Standar kompetensi Pegawai Negeri Sipil dimiliki oleh aparatur inspektorat dapat
sebagaimana terangkum dalam kebijakan diatas diperoleh dari menggunakan pelayanan ini pada
memuat empat komponen pokok yaitu : (1) siapapun mereka yang mempunyai pengetahuan
Knowledge; (2) skills; (3) attitude; dan (4) penting, kemampuan dan pengalaman dalam
kemampuan untuk mnegembangan knowledge, dalam melakukan pemeriksaan internal yang
skills pada orang lain. Hal ini sesuai dengan apa sesuai dengan standar internasional untuk
yang diungkapkan Suprapto (2004:3), bahwa praktek professional dari pemeriksa internal
kualifikasi Pegawai Negeri Sipil dapat ditinjau serta terus menerus memperbaiki keahlian
dari tiga unsur utama, yakni : keahlian, mereka dan keefektian dan kualitas dari
kemampuan teknis, dan sifat-sifat personil yang pelayanan mereka (The IIA Board Of Directors,
baik. Dengan demikian, kompetensi setiap 17 Juni 2000, dalam Agus Mulyono 2009: 41)
Pegawai Negeri Sipil harus tetap (32)
dikembangangkan sesuai dengan standar- Adapun indicator yang penulis gunakan
standar yang harus melekat psda dirinya, dalam menilai kompetensi yang dimiliki oleh
sehingga terwujud Pegawai Negeri Sipil yang aparatur Inspektorat antara lain (1) tingkat
professional. pendidikan, (2) kedisiplinan, (3) pengalaman
Secara khusus, dalam Keputusan Kepala bekerja serta (4) pendidikan dan pelatihan.
Badan Kepegawaian Negara Nomor 46A Tahun
2003 tersebut bahwa Kompetensi Jabatan
Struktural Pegawai Negeri Sipil terdiri atas (a)

133
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 2 E-ISSN: 2614-8390
Desember 2017 P-ISSN: 1858-1269

KERANGKA PEMIKIRAN dalam fungsi kepegawaian, dimulai setelah


Sesuai dengan konsep rightsizing organisasi melaksanakan kegiatan penarikan
menurut Thoha (2010: 97-98), dalam penataan dan seleksi, yaitu pada saat seorang calon
pegawai di Kota Tangerang, analisis jabatan, pegawai dinyatakan diterima dan siap untuk
analisis beban kerja, dan peningkatan ditempatkan pada jabatan atau unit kerja yang
kualifikasi jabatan merupakan upaya yang sesuai dengan kualifikasinya. Namun ternyata
dilakukan untuk mengoptimalkan penempatan permasalahannya tidak sesederhana itu, karena
pegawai sipil berdasarkan kompetensinya. justru keberhasilan dari keseluruhan program
Menurut Sofyandi (2008: 90), analisis pengadaan tenaga kerja terletak pada ketepatan
jabatan (job analysis) merupakan suatu proses dalam menempatkan pegawai yang
yang sistematik untuk mengetahui mengenai isi bersangkutan.
dari suatu jabatan (job content) yang meliputi Dalam membentuk komitmen dan
tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan, tanggung kepribadian pegawai secara efektif dan efisien,
jawab, kewenangan, kondisi kerja, dan syarat- maka dapat terwujud apabila didukung dengan
syarat kualifikasi yang dibutuhkan (job prinsip “the right man, the right place”. Ha
requirements) seperti pendidikan, keahlian, inijuga berusaah dilakukan oleh Instansi
kemampuan, pengalaman kerja, dan lain-lain, Inspekorat Pemerintah Kota Tangerang.
agar seseorang dapat menjalankan tugas-tugas Kompetensi dasar adalah kompetensi
dalam suatu jabatan dengan baik. Dengan yang wajib atau mutlak harus dimiliki oleh
analisis jabatan maka diperoleh informasi setiap Pegawai Negeri Sipil yang menduduki
tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan jabatan structural di lingkungan instansi
suatu jabatan, yaitu: uraian jabatan (job pemerintahan. Terdapat lima unsur kompetensi
description) yang berkaitan dengan identifikasi dasar yang harus dimiliki oleh seorang Pegawai
jabatan; ringkasan jabatan; hubungan; tanggung Negeri Sipil, yaitu: integritas (integrity),
jawab; dan kewajiban; wewenang dari kepemimpinan (leadership), perencanaan dan
pemegang jabatan; standar kinerja; kondisi pengorganisasian (planning dan organizing),
kerja. kerjasama (collaboration), dan fleksibilitas
Analisis beban kerja adalah frekuensi (flexibility). Sedangkan, kompetensi bidang
rata-rata masing-masing jenis pekerjaan dalam adalah kompetensi yang diperlukan oleh setiap
jangka waktu tertentu dari masing-masing Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan
organisasi, misalnya berapa banyaknya structural sesuai dengan bidang tugas/pekerjaan
pekerjaan pengetikan surat atau naskah lainnya yang menjadi tanggung jawabnya. Penetapan
yang harus dibuat oleh suatu satuan organisasi kompetensi bidang disesuaikan dengan
dalam jangka waktu tertentu. Teknik analisis kebutuhan masing-masing jabatan melalui
beban kerja (workload analysis) memelukan serangkaian proses tertentu. Dengan demikian
penggunaan rasio-rasio atau pedoman-pedoman pegawai yang akan direkrut adalah pegawai
penyusunan staf standar dalam upaya yang memiliki kompetensi dengan kriteria: a)
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan kompetensi dasar dan b) kompetensi bidang.
pegawai/ Adapun indikator yang penulis gunakan
Menurut Weber dalam Thoha (2011: dalam menilai kompetensi yang dimiliki oleh
18) setiap pejabat diseleksi atas dasar aparatur inspektorat antara lain 1) tingkat
kualifikasi profesionalitasnnya, idealnya hal pendidikan, 2) kedisiplinan, 3) pengalaman
tersebut dilakukan melalui ujian yang bekerja serta, 4) pendidikan dan pelatihan.
kompetitif. Kegiatan penempatan pegawai

134
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 2 E-ISSN: 2614-8390
Desember 2017 P-ISSN: 1858-1269

Gambar 1. Kerangka pemikiran

METODE PENELITIAN masyarakat yang memiliki impian untuk


Penelitian ini termasuk jenis penelitian mengabdi pada Negara dan daerah tercinta
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. dengan menjadi PNS. Betapa tidak, status PNS
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang masih begitu memiliki strata yang cukup
menggambarkan keadaan subyek atau obyek dihargai dan diminati di daerah, sehingga bisa
penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan dipastikan pelamar yang akan memasukkan
lain-lain) berdasarkan fakta-fakta yang nampak berkas akan banyak.
atau bagaimana adanya.
Metode penelitian kulitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat Objek penelitian
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada Untuk memberikan satu persepsi dan arah
kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti yang jelas terhadap masalah yang dihadapai
adalah sebagai instrument kunci, pengambilan maka perlu adanya penjelasan beberapa istilah
sampel sumber data dilakukan secara purposive yang menjadi pokok permasalahan dalam
dan snowball, teknik pengumpulan data dengan penelitian ini.
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat b. Rekrutmen merupakan proses mencari
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif dan menemukan calon pegawai yang memenuhi
lebih menekankan makna dari pada generalisasi syarat untuk ditempatkan pada posisi yang
(Sugiono, 2010: 15) (3) kosong.. proses rekrutmen akan berjalan sesuai
Penelitian kualitatif jauh lebih subjektif harapan apabila semakin banyak pelamat yang
daripada penelitian atau survey kuantitatif dan dapat mengikuti seleksi berdasarkan dengan
menggunakan metode yang sangat berbeda dari motivasi, kemampuan, keahlian, dan
mengumpulkan informasi, terutama individu, pengetahuan guna menutupi kebutuhan akan
dalam menggunakan wawancara secara posisi tertentu dalam organisasi.
mendalam dan grup focus. Sifat dari jenis c. Standar kompetensi adalah spesifikasi
penelitian ini adalah penelitian dan penjelajahan atau sesuatu yang dibakukan, memuat
terbuka berakhir dilakukan dalam jumlah persyaratan minimal yang harus dimiliki
relative kelompok kecil yang diwawancarai seseorang yang akan melakukan pekerjaan
secara mendalam. tertentu agar yang bersangkutan mempunyai
Data yang dihasilkan dala penelitian ini kemampuan melaksanakan dengan hasil baik.
adalah data yang berupa informasi. Penelitian Dengan demikian, kompetensi setiap Pegawai
ini dimaksudkan untuk mengetahui proses Negeri Sipil harus terus dikembangkan sesuai
pelaksanaan rekrutmen Calon Pegawai Negeri dengan standar-standar yang harus melekat
Sipil berbasis Kompetensi. Sementara pada dirinya, sehingga terwujud Pegawai
rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) Negeri Sipil yang professional. Adapun
yang menjadi harapan sebagian besar indikator yang penulis gunakan dlaam menilai

135
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 2 E-ISSN: 2614-8390
Desember 2017 P-ISSN: 1858-1269

kompetensi yang dimiliki oleh aparatur aktifitasnya, atau orang-orang disudut-sudut


Inspektorat antara lain (1) tingkat pendidikan, jalan yang sedang ngobrol, atau tempat kerja, di
(2) Kedisiplinan, (3) pengalaman bekerja serta kota, di desa, di sekolah atau wilayah suatu
(4) pendidikan pelatihan. Negara. Situasi social tersebut dapat dinyatakan
Menurut Sugiono (2010: 297) dalam sebagai objek penelitian yang ingin dipahami
penelitian kualitatif, tidak menggunakan istilah secara lebih mendalam “apa yang terjadi”
populasi, tetapi Spradley dinamakan “social didalamnya. Pada situasi sosial atau objek
situation” atau situasi social yang terdiri dari penelitian ini peneliti dapat mengamati secara
tiga elemen yaitu : tempat (place), pelaku mendalam aktifitas (actifity) orang-orang
(actors), dan aktivitas (activity) yang (actors) yang ada pada tempat (place) tertentu.
berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial Situasi social seperti ditunjukkan gambar 3.1.
tersebut, dapat ditemukan dirumah berikut (5)

Gambar 2 Situasi sosial

Objek dalam penelitian ini menggunakan Teknik dan alat pengumpulan data
populasi dan sampel sesuai dengan objek yang
Penelitian ini menggunakan teknik
akan diteliti oleh penulis. Sesuai dengan judul
skripsi, penulis akan mengambil populasi pengumpulan data triangulasi/ gabungan.
dibeberapa instansi terkait dengan penelitian Triangulasi pada hakikatnya merupakan
ini, yaitu : pendekatan multimetode yang dilakukan
1. Inspektorat Kota Tangerang peneliti pada saat mengumpulkan dan
2. BKPP menganalisis data. Ide dasarnya adalah bahwa
Sedangkan sampel yang penulis ambil fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan
adalah sampel yang sama karakternya dengan
baik sehingga diperoleh kebenaran tingkat
populasi yang sudah penulis buat. Sampel yang
akan penulis ambil sebagai informan dari tinggi jika didekati dari berbagai sudut
penelitian ini, yaitu : pandang. Memotret fenomena tunggal dari
1. Kasubag kepegawaian di inspektorat sudut pandang yang berbeda-beda akan
2. Kasubag umum di inspektorat memungkinkan diperoleh tingkat kebenaran
3. Pejabat P2UPD dan JFA yang handal. Karena itu, triangulasi adalah
4. Pegawai BKPP usaha mengecek kebenaran data atau informasi
yang diperoleh peneliti dari berbagai sudut
pandang yang berbeda dengan cara mengurangi

136
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 2 E-ISSN: 2614-8390
Desember 2017 P-ISSN: 1858-1269

sebanyak mungkin perbedaan yang terjadi pada Hasil wawancara dengan BKPP
saat pengumpulan dan analisa data. menyatakan bahwa penempatan pegawai negeri
sipil di Inspektorat sama dengan instansi-
instansi lainnya, karena dengan demikian dapat
Analisa data meningkatkan tanggung jawab dari para
pemegang jabatan dari masing-masing jabatan
Dalam penelitian ini penulis menganalisa yang diduduki.
dengan menggunakan metode kualitatif yang Berdasarkan hasil wawancara tersebut,
dijabarkan secara deskriptif. Metode deskriptif terdapat persepsi dari responden bahwa analisis
kualitatif ini merupakan suatu cara penjabaran jabatan dapat meningkatkan tanggung jawab
tentang suatu peristiwa yang dilakukan dengan para pemegang jabatan terhadap masing-masing
pekerjaan yang diduduki. Responden menilai
cara observasi dan wawancara langsung di
bahwa dengan adanya analisis jabatan yang
lapangan. dilaksanakan dengan baik, dapat meningkatkan
kinerja pegawai karena mereka dapat dengan
mudah memahami tugas ayang ada pada
Lokasi dan jadwal penelitian masing-masing jabatan yang diduduki sesuai
Objek penelitian ini adalah di Kantor dengan kompetensinya.
Inspektorat Kota Tangerang, pemilihan lokasi ii. Analisis Beban Kerja
ini didasarkan atas pertimbangan bahwa peneliti Berdasarkan hasil dari fokus
selanjutnya, yaitu analisis beban kerja
bekerja di Inspektorat Kota Tangerang,
dilakukan untuk mengukur dan meningkatkan
sehingga menghemat waktu dan biaya. Jadwal profesionalisme kiinerja aparatur di
penelitian terhitung mulai Bulan Agustus Pemerintahan Kota Tangerang sesuai dengan
sampai dengan Bulan November 2016. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12
Tahun 2008. Adapun arah reformasi
kepegawaian tentang penataaan pegawai di
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN lingkup Pemerintahan Kota Tangerang. Adapun
arah reformasi kepegawaian tentang penataan
Penempatan Pegawai Negeri Sipil Berbasis pegawai di lingkup Pemerintahan Kota
Kompetensi Tangerang yaitu untuk memberi penegasan
Sesuai dengan konsep rightsizing tentang tanggung jawab dan uraian tugas
menurut Thoha (2010: 97-98), dalam penataan jabatan, mendorong pencapaian kinerja
pegawai di Kota Tangerang, analisis jabatan, individual dan kolektif, memperbaiki distribusi
dan komposisi PNS di setiap instansi
analisis beban kerja, dan peningkatan
pemerintah, serta meningkatkan pendayagunaan
kualifikasi jabatan merupakan upaya yang PNS melalui kesesuaian jumlah dan kualitas
dilakukan untuk mengoptimalkan penempatan pegawai yang ada atau dibutuhkan oleh masing-
pegawai sipil berdasarkan kompetensinya. masing instansi, guna mendukung pelaksanaan
i. Analisis Jabatan tugas pokok dan fungsi organisasi serta tugas
Dalam pelaksanaan mutasi pejabat jabatan secara efektif dan efisien.
structural Pemerintah Kota Tangerang, Namun, dari hasil yang didapat
penempatan pegawai talah dilaksanakan sesuai diketahui bahwa tidak semua daerah yang ada
dengan peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor di Kota Tangerang mendapatkan pengarahan
4 Tahun 2005 tentang pedoman analisis jabatan dan manfaat dari adanya analisis beban kerja.
jabatan di lingkungan Departemen Dalam Ibu Tuti Alawiyah M. AP sebagai kasubag
Negeri dan Pemerintah Daerah termasuk Kota umum dan kepegawaian inspektorat
Tangerang khususnya Instansi Inspektorat Kota menyatakan bahwa penempatan pegawai di
Tangerang, dengan terlebih dahulu Inspektorat Kota Tangerang sama dengan
memperhitungkan kualifikasi pegawai dengan instansi lain. Hal tersebut juga mendukung
metode analisis jabatan. pendayagunaan PNS melalui kesesuaian jumlah

137
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 2 E-ISSN: 2614-8390
Desember 2017 P-ISSN: 1858-1269

dan kualitas pegawai yang ada atau dibutuhkan sehingga diharapkan meningkatkan kinerja
oleh masing-masing instansi. Tetapi tidak pegawai sehingga tujuan organisasi dapat
semua instansi mendapatkan pengarahan dan tercapai.
manfaat dari analisis beban kerja tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika
hasil yang didapat dari analisis beban kerja Standar Kompetensi Aparatur Inspektorat
belum dilaksanakan denganbaik maka, akan Kompetensi dasar adalah kompetensi
berpengaruh terhadap penataan sumber daya yang wajib atau mutlak harus dimiliki oleh
manusia/aparatur yang ada di Kota Tangerang setiap Pegawai Negeri Sipil yang menduduki
khususnya inspektorat Kota Tangerang. Lebih jabatan struktural di lingkungan instannsi
jauh lagi akan berdampak pada penurunan pemerintah. Terdapat lima unsur kompetensi
kinerja kelembagaan. dasar yang harus dimiliki oleh seorang Pegawai
iii. Kualifikasi Jabatan/Pekerjaan Negeri Sipil, yaitu: integritas (integrity),
Kualifikasi jabatan yang harus dimiliki kepemimpinan (leadership), perencanaan dan
oleh pegawai khususnya di Inspektorat Kota pengorganisasian (planning dan organizing),
Tangerang, agar dapat menunaikan tugas sesuai kerjasama (collaboration), dan fleksibilitas
dengan jabatan diketahui berdasarkan uraian (flexibility).
dari analisis jabatan. Kompetensi bidang adalah kompetensi
Menurut Bpk. Oyok Saprudin SE yang diperlukan oleh setiap Pegawai Negeri
sebagai kasubag perencanaan dan keuangan di Sipil yang menduduki jabatan structural sesuai
inspektorat, pegawai yang ditempatkan di dengan bidang tugas/pekerjaan yang menjadi
Inspektorat, jelas harus memiliki kualifikasi tanggung jawabnya. Penetapan kompetensi
yang memenuhi syarat, sebab pekerjaan atau bidangn disesuaikan dengan kebutuhan masing-
tugas inspektorat itu memeriksa, mengaudit, masing jabatan melalui serangkaian proses
dan melakukan pengawasan lainnya, ini bukan tertentu. Dengan demikian pegawai yang akan
suatu pekerjaan yang biasa. Tetapi memang direkrut adalah pegawai yang memiliki
untuk menempati jabatan tertentu dan kompetensi dengan kriteria: a) kompetensi
persyaratan lain juga disamping kompetensi, dasar b) kompetensi bidang, sedangkan untuk
yaitu senioritas dan pengalaman bekerja di menilai kompetensi yang dimiliki oleh aparatur
instansi Inspektorat ini. Inspektorat antara lain (1) tingkat pendidikan,
iv. Pelaksanaan Penempatan Pegawai (2) kedisipinan, (3) pengalaman bekerja serta
Pelaksanaan penempatan pegawai di (4) pendidikan dan pelatihan.
Inspektorat Kota Tangerang sudah dilaksanakan 9 Tingkat pendidikan
dengan baik namun masih perlu diperhatikan Tingkat pendidikan pegawai
persyaratan kesesuaian antara minat, bakat, inspektorat adalah sarjana, dan khusus bagian
keerampilan dan keahlian pegawai dengan yang melakukan pengawasan dan pemeriksaan
jenis dan tingkat pekerjaan/jabatan yang atau audit adalah pegawai dengan tingkat
dipercayakan kepadanya. Dengan melakukan kesarjanaan minimal S1, Bidang Ekonomi,
penempatan pegawai yang sesuai dengan Akuntansi, SDM dan sebagainya yang memiliki
persyaratan tersebut diharapkan meningkatkan keterkaitan disiplin ilmu dan pekerjaan di
kinerja pegawai sehingga tujuan organisasi inspektorat.
dapat tercapai. 10 Kedisiplinan
Menurut Bpk. Juli Dwiono Sidik Penafsiran dari PP Nomor 53 Tahun
ST,M.AP selaku pegawai Inspektorat bagian 2010 pasal 1 bahwa disiplin Pegawai Negeri
Irban III, pegawai di instansi manapun, Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari
seharusnya mempertimbangkan kesesuaian larangan yang ditentukan dalam peraturan
antara minat, bakat, pengetahuan, keterampilan perundang-undangan dan/atau peraturan
dan keahlian pegawai dengan jenis dan tingkat kedinasan mengenai disipin yang berpengaruh
pekerjaan/jabatan yang dipercayakan kepada kompetensi pegawai adalah berkaitan
kepadanya. Sebab dengan demikian timbul dengan reward dan punishment. Menurut Ibu
motivasi dan kepuasan kerja oleh pegawai, Tuti Alawiyah M.AP sebagai kasubag umum

138
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 2 E-ISSN: 2614-8390
Desember 2017 P-ISSN: 1858-1269

dan Kepegawaian di inspektorat bahwa pegawai KESIMPULAN


inspektorat harus menjadi contoh bagi pegawai Optimalisasi penempatan pegawai di
atau aparatur instansi lain, karenamenyangkut Inspektorat Kota Tangerang sudah dilaksanakan
kredibilitas kedinasan pula sebagai nama tugas sesuai dengan pedoman yang berlaku.
pokok dan fungsinya, yang melaksanakan Pengoptimalan penempatan pegawai ini
pengawasan, pemeriksaan atau auditdi suatu dilaksanakan dengan terlebih dahulu
organisasi public atau swasta. menentukan analisis jabatan, analisis bebean
11 Pendidikan dan pelatihan kerja, dan penentuan kualifikasi jabatan.
Masalah kompetensi pegawai sangat Sementara optimalisasi penempatan pegawai
penting bagi pegawai negeri sipil untuk dilihat dari :
menciptakan pegawai negeri yang d. Analisis jabatan
professional.maka dalam rangka pembinaan Dalam optimalisasi penempatan pegawai
karir yang lebih baik perlu adanya dilaksanakan di Kota Tangerang khususnya Inspektorat Kota
diklat yang menunjang kompetensi pegawai. Tangerang, analisis jabatan sudah dilakukan
Menurut Ibu Tuti Alawiyah M.AP sebagai dengan baik sesuai prosedur yang ada pada
kasubag umum dan Kepegawaian di peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4
inspektorat, bahwa pegawai inspektorat, TAhun 2005. Upaya yang telah dilakukan
disamping memiliki tingkat pendidikan sarjana diantaranya telah adanya uraian jabatan dan
sesuai dengan bidangnya, juga harus memiiki persyaratan jabatan. Namun, penulisan hasil
pengetahuan dan keahlian lainnya yang dimiliki dari uraian jabatan sulit dipahami.
oleh pegawai, baik yang diperoleh dari diklat e. Analisis beban kerja
yang telah diikutinya, atau diklat-diklat yang BKPP Kota Tangerang menggunakan
diselenggarakan oleh BKPP sendiri, dalam analisis beban kerja sebagai pedoman dalam
meningkatkan kompetensi aparatur Inspektorat penempatan pegawai sesuai dengan Peraturan
Kota Tangerang. Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2008.
Prosedur Perpindahan antar Irban Pada Analisisi beban kerja dilakukan terhadap aspek-
Lingkup Inspektorat Kota Tangerang aspek, yaitu : norma waktu, volume kerja, dan
jam kerja efektif. Sedangkan pelaksanaannya,
Dalam dunia kerja baik lingkungan dilaksanakan secara sistematis dengan tahapan
swasta maupun pada lingkungan Pegawai pengumpulan data, pengahan data, penelaahan
Negeri Sipil atau Aparat Sipil Negara (ASN) hasil olahan data dan kemudian dilanjutkan
merupakan hal yang biasa dan wajar dilakukan dengan penetapan hasil analisis beban kerja.
mutasi atau perpindahan tempat kerja, namun Pelaksanaan analisis beban kerja di Kota
untuk perpindahan Esselon III Inspektorat Tangerang dilaksanakan cukup baik, namun
Pembantu (Irban) yang terdiri dari Irban I, Irban dari data yang didapat terdapat ketidak sesuaian
II, Irban III, Irban IV dan Sekretariat serta antara form yang satu dengan form selanjutnya
Esselon IV yang berada dibawah sekretaris yang telah diisi oleh pegawai yang sama.
(kasubag perencanaan dan keuangan, kasubag f. Kualifikasi jabatan/pekerjaan
umum kepegawaian, kasubag evaluasi dan
Kualifikasi jabatan yang harus dimiliki
pelaporan) tidak dapat dilakukan mutasi oleh oleh pegawai khususnya Inspektorat agar dapat
Inspektur karena kewenangannya ada pada
menunaikan tugas sesuai dengan jabatan,
level walikota dan harus melalui mekanisme
diketahui berdasarkan uraian dari analisis
tersendiri yaitu dengan proses Badan jabatan. BKPP Kota Tangerang telah
Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan melaksanakan penempatan pegawai sesuai
(Baperjakat). dengan persyaratan yang tercantum pada pasal
Prosedur yang dilakukan oleh
5 PP Nomor 13 Tahun 2002 yang merupakan
Inspektorat dalam melakukan pepindahan turunna dari PP Nomor 100 Tahun 2000 tentang
pegawai antar Irban dan Sekretariat pada pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam
lingkup Inspektorat adalah dilatarbelakangi
jabatan structural.
dengan berbagai aspek dan pertimbangan serta
g. Pelaksanaan penempatan
pangkat jabatan dan golongan.

139
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 2 E-ISSN: 2614-8390
Desember 2017 P-ISSN: 1858-1269

Pelaksanaan penempatan pegawai sudah diklat tenaga terampil yang digunakan


dilaksanakan dengan baik namun masih perlu untuk mengatasi jumlah pegawai yang
diperhatikanpersyaratan kesesuaian antara kurang efektif bekerja.
minat, bakat, pengetahuan, keterampilan dan
k. Transparansi terhadap kualifikasi tim
keahlian pegawaidengan jenis dan tingkat
pekerjaan/ jabatan yang dipercayakan analisis jabatan dab tim analisis beban
kepadanya. Dengan melakukan penempatan kerja, serta pelaksanaan diklat tenaga
pegawai yang sesuai dengan persyaratan terampil yang dilaksanakan secara berkala.
tersebut diharapkan meningkatkan kinerja
pegawai sehingga tujuan organisasi dapat
tercapai. DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan dkk.2002. Kamus Besar Bahasa
Faktor-faktor yang mempengaruhi Indonesia Edisi Ketiga. Balai Pustaka:
pelaksanaan penempatan pegawai di Kota Jakarta
Tangerang khususunya di Inspektorat yaitu Ambar T, Rosidah. 2003. Manajemen Sumber
terkait dengan faktor situasional daerah, Daya Manusia (Konsep, Teori dan
pendidikan dan kompetensi dari Pegawai Pengembangan dalam Konteks
Negeri Sipil yang ada, serta kualifikasi yang Organisasi Publik), Yogyakarta: Graha
dimiliki oleh tim analisis jabatan maupun tim Ilmu
analisisi beban kerja. Amirullah dan Rindyah Hanafi. 2004.
Masih adanya penempatan pegawai yang Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha
belum berpegang pada prinsip “the right man Ilmu
on the right place and the right man on the right Amstrong, Michael dan Angelo Baron. 2004.
job” yang artinya penempatan orang-orang Performance Management. London:
yang tepat pada tempat dan untuk jabatan yang Institute of Personal and Development
tepat sehingga berpengaruh pada kompetensi Baso, Moerad, H. M. 2003. “Pembinaan SDM
yang dimiliki Pegawai Negeri Sipil yang Berbasis Kompetensi”.
menduduki jabatan. USAHAWAN./No. 2/ Th.XXXII /
Februari
B. Siswanto Sastrohadiwiryo. 2008.
SARAN Manajemen Tenaga Kerja Indonesia
Dari kesimpulan akhir penelitian tentang Pendekatan Administrasi dan
optimalisasi penempatan pegawai di Operasional. Jakarta: Bumi Aksara
Inspektorat Kota Tangerang, maka peneliti Garry Dessler. 2008. Human Resource
dapat memberikan saran-saran yang mungkin Management eleventh edition. Pearson
dapat bermanfaat bagi Pemerintahan Kota Education Inc: Nem Jersey
Tangerang. Saran-saran peneliti adalah sebagai Handoko, Hani.2000. Manajemen Sumber Daya
berikut : Manusia (Edisi Revisi). Jakarta. PT.
h. Perlu adanya analisa kembali atau evaluasi Bumi Aksara
terhadap hasil dari analisis beban kerja H.A.R Tilaar. 2009. Kekuasaan dan
yang telah dilaksanakan. Pendidikan: Manajemen Pendidikan
i. Dalam penempatan pegawai, setiap jabatan Nasional Dalam Pusaran Kekuasaan.
Jakarta: Rineka Cipta
wajib diseleksi atas dasar kualifikasi Irianto Yusuf. 2001. Tema-tema Pokok
profesionalitasnya dengan melalui ujian Manajemen Sumber Daya Manusia.
yang kompetitif. Cetakan Pertama. Insan Cendikia.
j. Pengurangan diklat structural yang dinilai Surabaya
tidak mendorong kearah prestasi dan Mangkuprawira, Sjafri. 2001. Manajemen
kompetensi pegawai melainkan didorong Sumber Daya Manusia Strategik. Jakarta:
Ghalia Indonesia
oleh keinginan untuk menduduki jabatan
atau status eselon. Untuk itu perlu adanya

140
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 2 E-ISSN: 2614-8390
Desember 2017 P-ISSN: 1858-1269

Mathis, Robert Loehoer & John H. Jackson. Pengembangan Kompetensi. Jakarta:


2002. Manajemen Sumber Daya Gramedia Pustaka Utama
Manusia. Salemba Empat. Jakarta Prayitno, dan Suprapto. 2004. Standar
Mitrani, A Palziel, M, and Fitt, D. 2000. Kompetensi Pegawai Negeri Sipil
Competency Based Human Resources Menuju Era Globalisasi Global. Jakarta:
Management : Value-Driven Strategies Pusat Penelitian dan Pengembangan
For Recruitment, Development and BKN
Reward, Kogan Page Limited, London Ruky, A. 2003. Sistem Manajemen Kinerja.
Moenir, AS. 2006. Tata Laksana (Manajemen) Gramedia, Jakarta
Perkantoran dan Penerapannya. Jakarta: Siagian, S. P. 2008. Manajemen Sumber Daya
Prandnya Paramitha Manusia. Edisi ke 2. Yogyakarta: Bagian
Nitisemito, Alex. S. 2003. Manajemen Penerbit STIE Ekonomi UI
Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia Sugiyono,2010. Metodologi Penelitian
Noviyani Putri & Bandi. 2002. Pengaruh Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B, Bandung:
Pengalaman dan Pelatihan Terhadap Alfabeta
Struktur Pengetahuan Auditor Tentang Veithzal Rivai. Manajemen Sumber Daya
Kekeliruan. Fakultas Ekonomi UNS Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori
Prihadi, Syaiful. F. 2008. Assessment Centre : Ke Praktek. PT. Rajagrafindo Persada,
Identifikasi, Pengukuran dan Jakarta

141

Anda mungkin juga menyukai