Kelompok 5:
Vinolla Sekar - 14050120130054
Diandra Paripurna Mukti - 14050120120009
Hilda Kusuma Kenya Vania - 14050120110027
Sherry Amara Budianjani - 14050120140034
Alifa Nasya Ramadhani - 14050120130047
Alyaa Hasna Syifa - 14050120120016
The Group of Arab donors - terlibat kerjasama pembangunan sejak tahun 70-an dan tidak
dianggap sebagai new donors. Kelompok ini mencakup Kuwait, Saudi Arabia, dan UAE.
menyumbangkan 90% dari uang sumbangan terhadap pembangunan Arab, donor Arab
memberikan sumbangan lebih besar dari kekuatan ekonomi mereka ( 1.5% dari GNP)
The Third Group Comprises the “emerging donors” - berisikan negara China, India, Brazil, Chile,
Venezuela, Mexico, dan South Africa. Kerjasama ini dikenal sebagai “South-South Cooperation”
yang berbentuk kerjasama horizontal.
Selain adanya govenrmental aid donors, ada beberapa donor dari non-pemerintah dan juga
privat.
2.2 Bi- and Multilateral Development Cooperation
Dalam praktik, hampir tidak mungkin untuk membuat perbedaan tegas antara
pembangunan Bi- dan Kerjasama multilateral. Secara khusus, Kerjasama pembangunan antar
Lembaga Uni eropa berbeda dengan Kerjasama multilateral.
Differences and intermediate forms – perbedaan bi- dan Kerjasama pembangunan multilateral
merupakan perbedaan mendasar dalam bantuan pembangunan. Merupakan indikasi bahwa
kerjasama pembangunan bergantung pada donot adalah negara individu (Kerjasama
pembangunan bilateral) atau Lembaga internasional (kerjasama pembangunan multilateral). .
Kemudian pada donor yang muncul mulai bervariasi dalam perilaku mereka dalam Kerjasama
pembangunan multilateral. Negara-negara anggota Uni Eropa yang bukan DAC, memberikan
bantuan pembangunan melalui Uni Eropa, Rusia, dan Brazil dengan mekanisme regional dan
China dan India lebih memilih pendekatan bilateral.
Multilateral development cooperation actors – aktor Kerjasama pembangunan multilateral
bervariasi dalam signifikansi, tugas, serta keselarasan regional dan sectoral. Mengenai volume
bantuan yang tersedia, bantuan pembangunan yang diberikan oleh Lembaga-lembaga Uni Eropa
dan oleh bank-bank pembangunan (International Development Association—IDA) dan bank
regional
2. New visibility
Visibilitas pembangunan berkelanjutan suatu negara lebih mudah untuk diamati apabila
dicapai melalui usaha kerja sama pembangunan multilateral. Dengan adanya
multilateralisasi, maka akan ada lebih banyak dialog di antara pihak yang terlibat.
Sehingga, visibilitas kondisi negara dapat lebih terkondisikan.
3. Country- and sector-related division of labour
Dengan merujuk pada efektivitas pembangunan, maka pembagian kerja dalam kerja
sama multilateral jauh lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan pembagian kerja
bilateral. Hal ini karena kerja sama multilateral memiliki prinsip ‘donor of last resort’
yang bertujuan untuk memelihara jaringan yang luas.