DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS BOSOWA
2023
LATAR BELAKANG UNDP
Latar belakang UNDP terkait dengan perkembangan pasca Perang Dunia II. Setelah
perang, banyak negara yang mengalami kerusakan berat baik infrastruktur maupun
ekonomi. Selain itu, ketimpangan sosial dan ketidaksetaraan juga menjadi masalah
yang harus diatasi. Untuk mengatasi tantangan ini, PBB mengakui perlunya kerja sa
ma internasional dalam mendukung pembangunan dan memperbaiki kondisi kehidu
pan masyarakat. Selama beberapa dekade, UNDP telah melakukan berbagai inisiatif
dan program di seluruh dunia. Mereka memberikan bantuan teknis, pendanaan, dan
sumber daya kepada negara-negara yang membutuhkan untuk membantu mereka d
alam merencanakan dan melaksanakan program pembangunan. UNDP juga berper
an sebagai koordinator dan fasilitator dalam upaya global untuk mencapai Tujuan Pe
mbangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang diadopsi ol
eh PBB pada tahun 2015. Dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang dim
ilikinya, UNDP terus bekerja untuk mengatasi tantangan pembangunan global dan m
empromosikan pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan berkeadilan bagi sem
ua orang.
TUJUAN UNDP
Ketimpangan Regional: Salah satu kendala yang dihadapi UNDP adalah ketimpanga
n regional di Indonesia. Negara ini memiliki keragaman geografis dan perbedaan dal
am tingkat pembangunan antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta antara pula
u-pulau yang berbeda. Hal ini bisa mengakibatkan kesenjangan dalam akses terhad
ap sumber daya, peluang ekonomi, dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk pember
dayaan ekonomi. UNDP harus mengatasi tantangan ini dengan merancang program
yang berfokus pada daerah yang lebih tertinggal dan memastikan bahwa manfaat pe
mberdayaan ekonomi merata di seluruh wilayah.
Keterbatasan Sumber Daya: Keterbatasan sumber daya, baik finansial maupun man
usia, dapat menjadi kendala dalam pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi.
UNDP sering kali menghadapi keterbatasan anggaran untuk mencakup semua kebut
uhan dan potensi pemberdayaan ekonomi di Indonesia. Selain itu, keterbatasan tena
ga ahli dan kapasitas manusia juga dapat mempengaruhi pelaksanaan program yan
g efektif. UNDP perlu melakukan pengelolaan sumber daya yang cerdas, mengoptim
alkan kemitraan dengan berbagai pihak, dan memanfaatkan sumber daya lokal untu
k mengatasi kendala ini.
Faktor lingkungan dan perubahan iklim juga menjadi penyebab kendala. Indonesia
memiliki kerentanan terhadap perubahan iklim, bencana alam, dan degradasi lingku
ngan. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan sektor-sektor tertentu, mengancam s
umber daya alam yang menjadi penopang perekonomian masyarakat, dan memperb
uruk ketimpangan ekonomi. Dalam menghadapi kendala ini, UNDP harus memperha
tikan keberlanjutan ekonomi, adaptasi perubahan iklim, dan pengelolaan sumber day
a yang berkelanjutan. Perubahan kebijakan juga dapat menjadi penyebab kendala d
alam pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi. Perubahan kebijakan di tingkat
nasional atau daerah dapat mempengaruhi kelancaran implementasi program yang t
elah dirancang sebelumnya. UNDP harus siap beradaptasi dengan perubahan kebija
kan dan membangun kemitraan yang kuat dengan pemerintah untuk memastikan ko
ntinuitas dan konsistensi program pemberdayaan ekonomi.
Dalam menghadapi kendala dalam program pemberdayaan ekonomi, UNDP dan ber
bagai aktor terlibat mengambil tindakan konkret. UNDP melakukan langkah-langkah
berikut untuk mengatasi kendala tersebut. Pertama, UNDP meningkatkan kolaborasi
dengan pemerintah Indonesia, lembaga donor, organisasi non-pemerintah, sektor s
wasta, dan pemangku kepentingan lainnya. Melalui pertukaran pengetahuan, pengal
aman, dan sumber daya, kolaborasi ini memungkinkan pemanfaatan kekuatan bersa
ma dan penyelesaian bersama terhadap kendala yang dihadapi. Selanjutnya, UNDP
melakukan perencanaan dan pengelolaan yang cermat dengan mempertimbangkan
kendala yang mungkin muncul. Dalam merancang program pemberdayaan ekonomi,
UNDP memperhatikan ketimpangan regional, keterbatasan sumber daya, dan faktor
lingkungan. UNDP juga berupaya meningkatkan kapasitas lokal melalui pelatihan ket
erampilan, pendampingan teknis, dan pengembangan kelembagaan. Peningkatan k
apasitas ini memperkuat kemampuan para aktor lokal dalam menghadapi kendala d
an mengimplementasikan program pemberdayaan ekonomi dengan lebih baik. UND
P juga melakukan pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan terhadap program,
memungkinkan identifikasi kendala secara cepat dan pengambilan tindakan yang dip
erlukan. Di samping itu, UNDP bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk m
engatasi hambatan kebijakan yang mungkin terkait dengan implementasi program. D
ukungan teknis dan pemahaman kebijakan yang diberikan oleh UNDP membantu m
eningkatkan kerangka kebijakan yang mendukung pemberdayaan ekonomi. Dengan
tindakan-tindakan ini, UNDP dan aktor terkait berusaha untuk mengatasi kendala dal
am program pemberdayaan ekonomi dan mencapai hasil yang positif dalam upaya
mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.
CATATAN PENULIS
Salah satu ciri khas APEC adalah pendekatan non-bindings, yang berarti keputusan-
keputusan yang dihasilkan dalam pertemuan APEC bersifat sukarela dan tidak meng
ikat secara hukum. Pendekatan ini memungkinkan para anggota untuk menjalin kem
itraan yang fleksibel dan mempromosikan kerjasama tanpa batasan yang kaku. Seja
k didirikan, APEC telah menjadi platform penting untuk memperdalam hubungan eko
nomi antara negara-negara anggotanya, memfasilitasi perdagangan bebas dan inve
stasi, mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, serta mempromosikan kerjas
ama dalam bidang-bidang seperti inovasi, sumber daya manusia, dan keberlanjutan.
Organisasi ini terus berperan dalam membentuk arah dan kebijakan ekonomi di kaw
asan Asia-Pasifik, menghadapi tantangan global, dan memperjuangkan kesejahtera
an ekonomi bagi seluruh anggotanya.
TUJUAN APEC
Lima Prioritas APEC: APEC menetapkan lima prioritas utama yang meliputi integrit
as dan transparansi pasar, peningkatan konektivitas regional, memperkuat keberlanj
utan, mendorong partisipasi MSMEs (Micro, Small, and Medium Enterprises) dalam
pasar global, dan meningkatkan kemampuan manusia untuk menghadapi perubahan
ekonomi. Program-program dalam setiap prioritas ini dirancang untuk memfasilitasi p
ertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di kawasan.
Bogor Goals: Pada tahun 1994, APEC mengadopsi Bogor Goals yang bertujuan un
tuk mencapai perdagangan dan investasi bebas di antara negara-negara anggota pa
da tahun 2020 untuk negara maju dan tahun 2025 untuk negara berkembang. Dalam
rangka mencapai tujuan ini, APEC telah melakukan upaya untuk mengurangi hamba
tan perdagangan, merangsang investasi, dan memperbaiki iklim investasi di kawasa
n.
I. DI NEGARA MANA?
Australia dan APEC memiliki skema kerjasama internasional yang erat dala
m program inovasi dan teknologi. Australia aktif berpartisipasi dalam be
rbagai kegiatan APEC yang bertujuan untuk mempromosikan kolaborasi, p
ertukaran pengetahuan, dan pengembangan teknologi di kawasan Asia-P
asifik. Melalui APEC, Australia berbagi pengalaman dan keahlian dalam bid
ang inovasi dan teknologi dengan negara- negara anggota lainnya. Nega
ra ini berkontribusi dalam pertemuan dan forum-forum APEC yang berfo
kus pada peningkatan daya saing ekonomi melalui inovasi, penelitian, d
an pengembangan teknologi. Australia juga terlibat dalam program-program A
PEC yang berupaya memfasilitasi transfer teknologi, kolaborasi riset, dan pen
gembangan kapasitas dalam bidang inovasi dan teknologi. Negara ini berbagi
praktik terbaik, kebijakan, dan pendekatan yang berhasil dalam mendorong
inovasi, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), serta
meningkatkan kapabilitas industri teknologi di kawasan.Selain itu, Austr
alia dan APEC juga saling mendukung dalam menciptakan lingkungan yang k
ondusif bagi pengembangan inovasi dan teknologi di Asia-Pasifik. Mereka be
kerja sama dalam mengidentifikasi dan mengatasi hambatan-hambatan,mend
orong perlindungan kekayaan intelektual,serta mempromosikan kerjasama
antara sektor publik dan swastadalam mempercepat pertumbuhan ekonomi
berbasis teknologi di kawasan. Dalam skema kerjasama ini, Australia me
njadi aktor penting dalam program-program APEC yang berkaitan dengan ino
vasi dan teknologi. Negara ini berperan dalam menyumbangkan pengetahuan,
pengalaman, dan sumber daya untuk mendorong kolaborasi lintas negara, m
eningkatkan daya saing teknologi, dan memperkuat ekosistem inovasi di Asi
a-Pasifik.
III.NAMA PROGRAM
Kedua, kendala terkait akses pasar. Pengembangan inovasi dan teknologi sering kal
i memerlukan akses pasar yang luas untuk pengujian, penggunaan, dan komersialis
asi. Tantangan akses pasar yang berbeda, termasuk hambatan perdagangan dan re
gulasi yang kompleks, dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan teknologi di A
ustralia untuk mencapai pasar regional Asia-Pasifik dengan lancar.
Kelima, tantangan pendanaan dan investasi juga menjadi kendala yang perlu diatasi.
Program inovasi dan teknologi membutuhkan sumber daya finansial yang cukup unt
uk pengembangan, penelitian, dan komersialisasi. Meningkatkan akses pendanaan
dan memfasilitasi investasi dalam inovasi dan teknologi di Australia dan di negara an
ggota APEC lainnya adalah langkah penting untuk mengatasi kendala ini.
Dalam menghadapi kendala-kendala ini, APEC dan Australia perlu melakukan kerjas
ama erat, dialog, dan pertukaran pengetahuan untuk menciptakan solusi yang berkel
anjutan. Peningkatan harmonisasi kebijakan, fasilitasi akses pasar, perlindungan IP
yang kuat, pengembangan infrastruktur dan kapasitas teknologi, serta dukungan pen
danaan yang memadai dapat membantu mempercepat implementasi program inova
si dan teknologi di Australia dan di kawasan Asia-Pasifik secara keseluruhan.
Untuk menghadapi kendala dalam program inovasi dan teknologi di negara Australia
APEC melibatkan berbagai aktor yang terlibat dalam upaya penyelesaiannya. APEC
dan pemerintah Australia berkolaborasi dalam mempromosikan harmonisasi kebijak
an dan regulasi terkait inovasi dan teknologi di kawasan. Mereka berusaha untuk me
nyatukan pendekatan kebijakan yang memfasilitasi kerjasama lintas batas dan pertu
karan teknologi. APEC dan pemerintah Australia berupaya untuk memfasilitasi akses
pasar bagi produk inovatif dan teknologi. Melalui dialog dan negosiasi, mereka beker
ja sama dalam meredakan hambatan perdagangan dan regulasi yang membatasi ak
ses pasar. APEC memberikan forum bagi para pemangku kepentingan untuk berdisk
usi dan mencari solusi bersama terkait masalah akses pasar di kawasan. APEC dan
pemerintah Australia mendorong perlindungan kekayaan intelektual (IP) yang kuat.
Mereka bekerja sama dalam membangun kerangka kerja perlindungan IP yang efekt
if dan mendorong kepatuhan terhadap standar internasional terkait IP. Selain itu, AP
EC juga menyelenggarakan pertemuan dan workshop untuk meningkatkan pemaha
man dan kesadaran akan pentingnya perlindungan IP dalam inovasi dan teknologi. A
PEC dan pemerintah Australia menggalang dukungan dan kerjasama dalam mempe
rkuat infrastruktur dan kemampuan teknologi di negara-negara anggota. Melalui prog
ram pelatihan, pertukaran pengetahuan, dan kolaborasi, mereka membantu meningk
atkan kapasitas teknologi dan infrastruktur di Australia dan negara-negara anggota A
PEC lainnya. APEC dan pemerintah Australia berusaha untuk mendorong pendanaa
n dan investasi dalam inovasi dan teknologi. Mereka mengadakan forum dan pertem
uan dengan sektor swasta, lembaga keuangan, dan investor untuk mempromosikan
investasi dalam inovasi dan teknologi di Australia. APEC juga berperan dalam memf
asilitasi akses terhadap pendanaan, termasuk melalui program kerjasama dan skem
a pendanaan regional.
Melalui kerjasama antara APEC, pemerintah Australia, perusahaan teknologi, lemba
ga riset, dan institusi pendidikan, tindakan-tindakan ini diambil untuk mengatasi kend
ala dalam program inovasi dan teknologi di negara Australia. Upaya bersama ini bert
ujuan untuk membangun lingkungan yang kondusif bagi inovasi, memfasilitasi pertuk
aran pengetahuan dan teknologi, serta mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis t
eknologi di kawasan Asia-Pasifik.
CATATAN PENULIS
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Zubaedi, M. (2013). Pengembangan Masyarakat Wacana dan Praktik Edisi Pertama.
Jakarta: Kencana.
Seputro, A. (2019). Manajemen Strategi Dalam Pemberdayaan Ekonomi Bagi Masyarakat
Menengah Kebawah Dalam Rangka Menangkal Paham Radikalisme Dan Teorisme
Di Era Revolusi Industrii . Jurnal Ekbis, 1261-1272.
Syarief, R. &. (2011). Penelitian perencanaan program pelatihan konselor bisnis dalam
peningkatan kemampuan peserta pelatihan berbasis evaluasi diri (studi kasus program
pelatihan APEC). Jurnal Manajemen pengembangan industri kecil menengah, 10 -
19.