LAPORAN SELEKSI CALON INDUKAN Wahyu Indra Abdi
LAPORAN SELEKSI CALON INDUKAN Wahyu Indra Abdi
Disusun oleh :
Kelompok
NAMA NIM
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dengan tepat
pada waktunya yang berjudul “PEMILIHAN/SELEKSI CALON INDUK JANTAN
DAN BETINA”.
Dengan selesainya laporan ini, kami tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang telah memberikan masukan dan saran kepada kami. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan tugas laporan praktikum ini.
Laporan praktikum ini masih banyak kekurangan, baik dari segi materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman
kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
tercapainya kesempurnaan dari makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sapi bali merupakan plasma nutfah asli Indonesia yang berasal dari Pulau
Bali. Sapi bali memiliki banyak keunggulan, sehingga banyak dipelihara oleh
peternak. Beberapa keunggulan dari sapi bali adalah: daya adaptasi (Wijono dan
Mas’um, 1981). Berdasarkan beberapakeunggulan yang dimilikinya, maka sapi bali
layak ditingkatkan dan dikembangkan baik dari segi populasi maupun mutu
genetiknya.Namun, akhir-akhir ini sapi bali disinyalir mengalami penurunan genetik.
Salah satu indikatornya adalah saat ini sangat sulit mencari sapi bali dengan bobot
potong di atas 500 kg (Oka, 2009).
Apabila hal ini terjadi terus menerus dan dalam kurun waktu yang lama, maka
sapi bali sebagai salah satu plasma nutfah asli Indonesia akan terancam eksistensinya.
Untuk itu diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan mutu genetik sapi bali, selain
dengan perbaikan pada lingkungannya, sehingga dihasilkan performans yang
diharapkan. Seleksi merupakan salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan mutu genetik ternak (Oka, 2010). Tindakan ini harus dilakukan secara
terus menerus dan berkelanjutan sehingga dihasilkan ternak unggul baik dari segi
produksi maupun reproduksinya. Hal ini seyogyanya dilakukan pada kedua jenis
kelamin, karena keduanya memiliki kontribusi yang sama terhadap penampilan
ternak pada generasi selanjutnya. Seleksi sapi bali bibit sebagai calon induk juga
dilaksanakan oleh kelompok ternak yang ada.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Praktikum
3.2 Pembahasan
3.2.1 Pemilihan Calon Pejantan
Berdasarkan hasil pengamataan yang dilakukan pada ternak sapi bali
jantan yang akan digunakan sebagai bakalan atau bibit yaitu ternak sapi
jantan nomer SB01 karena dilihat dari sifat kualitatif memiliki warna bulu
yang sesuai dengan bangsa sapi, tanduk yang bagus, bentuk kepala bagus,
mata bersinar, leher kopak, kaki yang kokoh, bentuk kaki normal, memiliki
dada yang lebar, memiliki bentuk tubuh yang proporsional yaitu memiliki
rangka tubuh yang kuat dan lebar, dan kondisi tubuh ternak dalam keadaan
sehat.
Berdasarkan hasil pengamatan ternak bakalan kedua yang di pilih
adalah nomor ternak SB05 karena dilihat dari sifat kualitatif memiliki bulu
yang halus warnanya sesuai dengan bangsa, tanduk yang bagus, bentuk
kepala bagus, mata sapi berisinar, leher kopak, kaki berbentuk x, memiliki
dada yang lebar, bentuk tubuh yang kuat, kondisi tubuh sehat, laju
pertumbuhan sesuai, mudah beradaptasi dengan lingkungan. Pemilihan
ternak nomor SB01 dan SB05, didasari oleh standar sapi potong
berdasarkan standar SNI, yang mana persyaratan umum bibit sapi bali
jantan, antara lain:
1. Sehat.
2. Tidak cacat fisik.
3. Organ reproduksi normal (testis baik dan simetris).
4. Memiliki libido, kualitas dan kuantitas semen yang baik pada umur
minimum 18 bulan.
5. Memiliki silsilah. Adapun Persyaratan kualitatif bibit sapi bali jantan
berdasarkan standar SNI, antara lain:
6. Warna badan merah atau kehitaman (umur < 18 bulan) dan hitam (>18
bulan), keempat lutut ke bawah putih, pantat putih berbentuk setengah
bulan, ujung ekor hitam.
7. Tanduk tumbuh normal, melengkung mengarah ke atas dan berwarna
hitam.
8. Bentuk kepala lebar dengan leher kompak dan kuat.
3.2.2 Pemilihan Calon Indukan Betina
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada calon indukan
sapi bali yaitu nomor ternak SB08 karena dilihat dari sifat kualitatifnya
memiliki bulu halus dan warna yang sesuai dengan bangsanya, bentuk
tanduk simetris, bentuk kepala simetris, mata yang bersinar, leher kopak,
badan panjang, kondisi tubuh tidak terlalu gemuk tidak terlalu kurus, dada
lebar, tinggi antara depan dan belakang sama, pinggul lebar, bentuk kaki
normal dan kokoh, khusus untuk kaki belakang terlihat kokoh dikarenakan
untuk menopang sapi jantan pada saat kawin alam, kondisi tubuh dalam
keadaan sehat,
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada calon indukan
sapi bali kedua yang dipilih yaitu sapi nomor ternak SB09 karena dilihat
dari sifat kualitatifnya memiliki bulu halus dan warna bulu yang sesuai
dengan bangsanya, bentuk tanduk simetris, bentuk kepala bagus, mata
bersinar, leher kopak, badan panjang, kondisi tubuh tidak terlalu gemuk
tidak terlalu kurus, bentuk dada lebar, tiggi antara depan dan belakang sama,
pinggul lebar, bentuk kaki normal dan kokoh, kondisi tubuh ternak dalam
keadaan sehat. Pemilihan ternak nomor SB08 dan SB09, didasari oleh
standar sapi potong berdasarkan standar SNI, yang mana persyaratan umum
bibit sapi bali jantan, antara lain:
1. Sehat.
2. Tidak cacat fisik.
3. Ambing simetris, jumlah puting 4 (empat), bentuk puting normal.
4. Organ reproduksi normal pada umur minimum 18 bulan.
5. Memiliki silsilah. 15 Adapun Persyaratan kualitatif bibit sapi bali jantan
berdasarkan standar SNI, antara lain:
6. Warna badan merah atau kehitaman (umur < 18 bulan) dan hitam (>18
bulan), keempat lutut ke bawah putih, pantat putih berbentuk setengah
bulan, ujung ekor hitam.
7. Tanduk tumbuh normal, melengkung mengarah ke atas dan berwarna
hitam.
8. Bentuk kepala lebar dengan leher kompak dan kuat.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional. 2020. Bibit sapi potong ─ Bagian 4: Bali. SNI 7651
4:2020. Jakarta.