ke dalam kategori yang memiliki karakteristik yang sama. Hal ini dilakukan untuk memudahkan
analisis dan penerapan hukum terhadap kasus-kasus yang serupa. Penalaran kategorisasi ini
didasarkan pada aturan-aturan dan kriteria yang telah ditetapkan dalam sistem hukum. Dalam
penalaran kategorisasi, hukum diterapkan secara konsekuen berdasarkan pada kesamaan
karakteristik antara kasus-kasus yang serupa. Tujuan utama dari penalaran kategorisasi dalam
hukum adalah mencapai keadilan dan kepastian hukum.
Penalaran hukum memperlihatkan eratnya hubungan antara logika dan hukum. Logika sebagai
ilmu tentang bagaimana berpikir secara tepat dapat memikirkan hukum. Atau sebaliknya, ide,
gagasan, dan opini hukum pada dasarnya bersifat logis juga. Dengan penalaran hukum, hukum
tidak dipahami sekedar soal hafalan pasal-pasal belaka; hukum juga bukan sekedar aturan-aturan
atau norma-norma yang ditetapkan oleh otoritas tertinggi (dewa-dewi, alam semesta, Tuhan,
Legislator, dan sebagainya) sehingga ‘wajib’ diikuti melainkan hukum pun harus mendasarkan
diri pada sifat logis. Logis seharusnya menjadi salah satu karakter atau sifat dasar hukum.1
Beberapa konsep yang terkait dengan penalaran kategorisasi dalam hukum melibatkan
penggunaan kategori hukum umum untuk mengambil keputusan tentang fakta-fakta spesifik
dalam suatu kasus. Misalnya, dalam hukum pidana, seseorang bisa dituduh melakukan suatu
kejahatan tertentu berdasarkan kategori kejahatan yang telah ditentukan, seperti pencurian,
penipuan, atau pembunuhan.
1
Weruin, Urbanus Ura. "Logika, Penalaran, dan Argumentasi Hukum." Jurnal Konstitusi 14.2 (2017): 374-
395.