Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas Laporan Mini Riset
ini yang berjudul “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terdapat Realisasi
Pengeluaran Provinsi Sumatera Utara”. Dan juga tidak lupa saya berterima kasih kepada Dosen
mata kuliah Meteorologi dan Klimatologi.

Penulis sangat berharap tugas laporan mini riset ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan. Untuk itu,
penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi orang yang
membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Medan, 17 November 2023

Kelompok 5
Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis sejauh mana pendapatan asli daerah (PAD) mempengaruhi realisasi


pengeluaran provinsi Sumatera Utara.
2. Menganalisis sejauh mana dana perimbangan mempengaruhi realisasi pengeluaran
provinsi Sumatera Utara.
3. Menentukan apakah pendapatan asli daerah (PAD) atau dana perimbangan memiliki
pengaruh yang lebih signifikan terhadap realisasi pengeluaran provinsi Sumatera Utara.
4. Memberikan rekomendasi kebijakan yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pengeluaran provinsi Sumatera Utara berdasarkan temuan penelitian.

Dengan melakukan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi pengeluaran provinsi Sumatera Utara dan
memberikan masukan bagi pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan
keuangan daerah.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini manfaat untuk:

1. Memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pengaruh pendapatan asli daerah
(PAD) dan dana perimbangan terhadap realisasi pengeluaran provinsi Sumatera Utara.
Hal ini dapat membantu pemerintah daerah dalam mengoptimalkan pengelolaan
keuangan daerah dan mengalokasikan sumber daya secara efisien.
2. Menyediakan data dan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk perumusan
kebijakan fiskal dan anggaran provinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian ini dapat menjadi
acuan bagi pemerintah daerah dalam menentukan prioritas pengeluaran serta
mengoptimalkan penerimaan pendapatan daerah.
3. Memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian di bidang
ekonomi regional. Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti lain yang tertarik
dalam mengkaji pengaruh pendapatan asli daerah (PAD) dan dana perimbangan terhadap
realisasi pengeluaran di wilayah lain.
4. Mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah. Dengan
menganalisis pengaruh pendapatan asli daerah (PAD) dan dana perimbangan terhadap
realisasi pengeluaran, penelitian ini dapat membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja keuangan daerah dan memperkuat mekanisme pengawasan publik.
Pengertian Dan Konsep Pad

Pendapatan Asli Daerah merupakan perwujudan dari penggalian sumber daya atau
potensi yang dimiliki oleh suatu daerah.Dengan adanya otonomi daerah ini berarti pemerintah
daerah dituntut untuk lebih mandiri, tak terkecuali juga mandiri dalam hal finansial (Zahari,
2008). Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah disebutkan bahwa sumber pendapatan daerah terdiri
dari Pendapatan Asli Daerah, Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
juga merupakan pendapatan yang diperoleh oleh suatu daerah dari sumber-sumber dalam
wilayahnya sendiri, seperti pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Pendapatan ini bertujuan untuk
memberikan kelulusan pada daerah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi
daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi. PAD memegang peranan yang sangat penting
dalam struktur keuangan daerah, karena semakin tinggi peranan PAD, maka semakin tinggi pula
kemampuan keuangan yang dimiliki oleh daerah untuk melaksanakan kegiatan pembangunan
daerahnya.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) menjadi pilar utama bagi pemerintah daerah dalam
membiayai berbagai kegiatan pembangunan dan layanan publik. Pemahaman yang mendalam
terhadap konsep dan jenis-jenis PAD menjadi kunci utama dalam merancang strategi
pengelolaan keuangan yang efektif. Dengan memahami hal ini, pemerintah daerah dapat
mengoptimalkan penerimaan PAD untuk meningkatkan kualitas layanan publik dan mendukung
pembangunan daerah secara efektif.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis yang
mencerminkan beragam sumber penerimaan keuangan pemerintah daerah. Salah satu jenis PAD
yang signifikan adalah pajak daerah. Pajak daerah melibatkan pungutan atas berbagai transaksi
dan kegiatan ekonomi di wilayah tersebut, seperti pajak properti, pajak penjualan, dan pajak
hotel. Selain itu, retribusi daerah juga menjadi kontributor penting bagi PAD. Retribusi
merupakan pungutan yang dikenakan atas pelayanan atau fasilitas yang disediakan oleh
pemerintah daerah kepada masyarakat atau pelaku usaha, seperti retribusi parkir, retribusi izin
usaha, dan retribusi sampah.

Selanjutnya, pendapatan asli daerah juga dapat berasal dari hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan. Pemerintah daerah memiliki tanggung jawab untuk mengelola dengan
bijak aset-aset seperti tanah, hutan, dan sumber daya alam lainnya yang dapat menghasilkan
penerimaan. Selain itu, ada juga sumber pendapatan lain yang sah, termasuk bagi hasil pajak dari
pemerintah pusat, hasil investasi daerah, dan dana perimbangan keuangan pusat dan daerah.
Semua jenis PAD ini memiliki peran masing-masing dalam mendukung keuangan pemerintah
daerah dan menyediakan sumber daya untuk layanan publik dan pembangunan daerah.
Jenis Dan Sumber Data

1. Jenis Data
 Data Pendapatan Asli Daerah (PAD): Data mengenai penerimaan pajak daerah, pajak
provinsi, retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan jenis penerimaan lainnya yang
termasuk dalam kategori PAD.
 Data Dana Perimbangan: Data mengenai dana yang diterima oleh provinsi Sumatera
Utara dari pemerintah pusat dalam bentuk dana perimbangan, seperti Dana Alokasi
Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan lain sebagainya.
 Data Realisasi Pengeluaran: Data mengenai pengeluaran yang telah direalisasikan oleh
provinsi Sumatera Utara untuk berbagai kegiatan dan program.
2. Sumber Data
 Badan Pendapatan Daerah: Data mengenai pendapatan asli daerah (PAD) diperoleh dari
badan pendapatan daerah provinsi Sumatera Utara.
 Laporan Keuangan Daerah: Data mengenai realisasi pengeluaran provinsi Sumatera
Utara diperoleh dari laporan keuangan daerah yang disusun oleh pemerintah provinsi.
 Lembaga Pemerintah Terkait: Data mengenai dana perimbangan dan informasi terkait
kebijakan fiskal diperoleh dari lembaga pemerintah terkait

Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh provinsi Sumatera Utara sebagai unit
analisis. Penelitian ini akan melihat pengaruh pendapatan asli daerah (PAD) dan dana
perimbangan terhadap realisasi pengeluaran di tingkat provinsi Sumatera Utara secara
keseluruhan.

2. Sampel

Penelitian ini menggunakan pendekatan sampel, sampelnya adalah provinsi Sumatera


Utara. Pemilihan sampel ini dilakukan secara representatif dan memperhatikan karakteristik nya.
Dekripsi Hasil SPSS

Hasil regresi linear

Uji asumsi

Uji normalitas

Imam Ghozali (2011:161) mengatakan model regresi dikatakan terdistribusi normal jika data
potong yang menggambarkan data sesungguhnya mengikuti garis diagonal. Dalam kasus ini, jika
kita melihat hasil yang disajikan di atas, dapat kita lihat bahwa titik-titik yang menggambarkan
data sesuai dengan garis diagonal. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang
digunakan dalam analisis tersebut berdistribusi normal. Penting untuk memahami bahwa
distribusi normal adalah asumsi penting dalam analisis regresi. Jika data mengikuti pola yang
mendekati garis diagonal, ini menunjukkan bahwa data sesuai dengan asumsi distribusi normal.
Distribusi normal memungkinkan kita untuk menggunakan metode statistik yang tepat dan
menghasilkan hasil yang lebih akurat.

Uji multikolinearitas

Collinearity
Statistics

Model Tolerance VIF

1 (Constant)

Pendapatan Asli Daerah ,304 3,294

Dana Perimbangan ,304 3,294


Gejala multikolinieritas terjadi ketika terdapat hubungan yang kuat antara variabel
independen dalam model regresi. Namun, menurut Imam Ghozali (2011: 107-108), tidak terjadi
gejala multikolinieritas jika nilai Tolerance lebih besar dari 0,100 dan nilai VIF lebih kecil dari
10,30.

Dalam kasus ini, kita melihat bahwa nilai Tolerance untuk variabel Pendapatan Asli Daerah dan
Dana Perimbangan adalah 0,304, sedangkan nilai VIF untuk kedua variabel tersebut adalah
3,294. Karena nilai Tolerance lebih besar dari 0,100 dan nilai VIF lebih kecil dari 10,30, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolinieritas dalam model tersebut. Hasil ini
menunjukkan bahwa variabel independen, yaitu Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan,
tidak saling berkorelasi secara signifikan dan dapat digunakan secara independen dalam analisis
regresi. Dengan demikian, kita dapat mengandalkan hasil regresi yang diperoleh dari model ini
untuk membuat prediksi atau mendapatkan insight yang relevan terkait dengan variabel
dependen yang sedang diteliti.

Uji heteroskedastisitas

Imam Ghozali (2011:139) mengatakan jika tidak ada pola yang jelas pada gambar scatterplots
dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Dalam kasus ini, jika kita melihat hasil yang disajikan di atas, dapat kita lihat
bahwa titik-titik pada scatterplot tidak membentuk pola yang jelas dan menyebar dengan merata.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pada uji ini tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas terjadi ketika variansi dari kesalahan model tidak konstan dan
bergantung pada nilai-nilai dari variabel independen. Hal ini dapat menyebabkan hasil analisis
regresi menjadi tidak akurat dan menghasilkan kesimpulan yang salah. Oleh karena itu, penting
untuk memeriksa keberadaan heteroskedastisitas dalam analisis regresi.

Uji t parsial

Model T Sig.

1 (Constant) -,658 ,525

Pendapatan Asli
5,340 ,000
Daerah

Dana Perimbangan 4,515 ,001

Berdasarkan kutipan hasil diatas, kita dapat melihat hasil analisis regresi yang menunjukkan
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Menurut Imam Ghozali (2011:101),
jika nilai sig. kurang dari 0,05, maka artinya variabel independen secara parsial berpengaruh
terhadap variabel dependen.

Dalam kasus ini, kita melihat bahwa nilai sig. untuk variabel Pendapatan Asli Daerah adalah
0,000, sedangkan nilai sig. untuk variabel Dana Perimbangan adalah 0,001. Karena kedua nilai
sig. tersebut kurang dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua variabel independen
tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen, yaitu Realisasi Pengeluaran.
Hal ini menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan memiliki pengaruh
positif terhadap Realisasi Pengeluaran. Dengan demikian, jika Pendapatan Asli Daerah dan Dana
Perimbangan meningkat, maka dapat diharapkan bahwa Realisasi Pengeluaran juga akan
meningkat.

Model F Sig.

1 Regression 146,803 .000b

Berdasarkan hasil diatas, kita dapat melihat hasil analisis regresi yang menunjukkan pengaruh
simultan variabel independen terhadap variabel dependen. Menurut Imam Ghozali (2011: 101),
jika nilai sig. kurang dari 0,05, maka artinya variabel independen secara simultan berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Dalam kasus ini, kita melihat bahwa nilai sig. adalah 0,000. Karena nilai sig. tersebut kurang dari
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan secara
simultan berpengaruh secara signifikan terhadap Realisasi Pengeluaran. Hasil ini menunjukkan
bahwa kombinasi Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Realisasi Pengeluaran. Dengan demikian, peningkatan Pendapatan Asli
Daerah dan Dana Perimbangan secara bersama-sama dapat diharapkan akan berkontribusi pada
peningkatan Realisasi Pengeluaran.

Anda mungkin juga menyukai