posted Mar 7, 2014, 8:54 PM by Ahmad Jaelani [ updated Mar 8, 2014, 3:03 AM ]
1. NDLC
Network Development Life Cycle (NDLC) merupakan sebuah metode yang bergantung pada
proses pembangunan sebelumnya seperti perencanaan strategi bisnis, daur hidup pengembangan
aplikasi, dan analisis pendistribusian data. Jika pengimplementasian teknologi jaringan
dilaksanakan dengan efektif, maka akan memberikan sistem informasi yang akan
memenuhi tujuan bisnis strategis, kemudian pendekatan top-down dapat diambil
1. Analysis.
Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan yang muncul, analisa
keinginan pengguna, dan analisa topologi jaringan yang sudah ada saat ini. Metode yang biasa
digunakan pada tahap ini diantaranya:
- User/people: jumlah user, kegiatan yang sering dilakukan, peta politik yang ada, level teknis
user;
- Media H/W dan S/W: peralatan yang ada, status jaringan, ketersedian data yang dapat diakses
dari peralatan, aplikasi S/W yang digunakan;
- Data: jumlah pelanggan, jumlah inventaris sistem, sistem keamanan yang sudah ada dalam
mengamankan data;
- Network: konfigurasi jaringan, volume trafik jaringan, protokol, network monitoring yang ada
saat ini, harapan dan rencana pengembangan ke depan;
- Perencanaan fisik: masalah listrik, tata letak, ruang khusus, sistem keamanan yang ada,
dan kemungkinan akan pengembangan kedepan.
2. Design.
Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap design ini akan membuat gambar desain
topologi jaringan interkoneksi yang akan dibangun. Diharapkan dengan gambar ini akan
memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Desain bisa berupa desain struktur
topologi, desain akses data, desain layout perkabelan, dan sebagainya yang akan memberikan
gambaran jelas tentang proyek yang akan dibangun. Biasanya hasil dari design berupa:jhk
3. Simulation Prototype.
Beberapa pekerja jaringan akan membuat dalam bentuk simulasi dengan bantuan tools khusus di
bidang network seperti Boson, Packet Tracert, Netsim, dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan
untuk melihat kinerja awal dari jaringan yang akan dibangun dan sebagai bahan presentasi dan
sharing dengan team work lainnya. Namun karena keterbatasan perangkat lunak simulasi ini,
banyak para pekerja jaringan yang hanya menggunakan alat bantu tools Visio untuk
membangun topologi yang akan didesign.
4. Implementation.
Pada tahapan ini akan memakan waktu lebih lama dari tahapan sebelumnya. Dalam
implementasi pekerja jaringan akan menerapkan semua yang telah direncanakan dan didesain
sebelumnya. Implementasi merupakan tahapan yang sangat menentukan dari berhasil/gagalnya
proyek yang akan dibangun dan ditahap inilah team work akan diuji dilapangan untuk
menyelesaikan masalah teknis dan non teknis. Ada beberapa Masalah-masalah yang sering
muncul pada tahapan ini, diantaranya:
5.Monitoring.
Setelah implementasi tahapan monitoring merupakan tahapan yang penting, agar jaringan
komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada
tahap awal analisis, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring. Monitoring bisa berupa
melakukan pengamatan pada:
6. Management.
Pada level manajemen atau pengaturan, salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah
masalah kebijakan (policy). Kebijakan perlu dibuat untuk membuat/mengatur agar sistem yang
telah dibangun dan berjalan dengan baik dapat berlangsung lama dan unsur reliability terjaga.
Policy akan sangat tergantung dengan kebijakan level management dan strategi bisnis
perusahaan tersebut. IT sebisa mungkin harus dapat mendukung atau alignment dengan strategi
bisnis perusahaan.
2. MDLC
Model proses pengembangan untuk multimedia yang mengacu pada Multimedia Development
Life Cycle (MDLC)
1. Konsep (Concept)
Tahap concept yaitu menentukan tujuan dan siapa pengguna program (identification audience),
macam aplikasi, tujuan aplikasi, dan spesifikasi umum. Dasar aturan untuk perancangan juga
ditentukan pada tahap ini, seperti ukuran aplikasi, target, dan lain-lain.
2. Perancangan (Design)
Design adalah membuat spesifikasi secara rinci mengenai arsitektur aplikasi, gaya, tampilan dan
kebutuhan meterial/bahan untuk pembuatan aplikasi. Spesifikasi dibuat cukup rinci sehingga
pada tahap berikutnya yaitu material collecting dan assembly tidak diperlukan keputusan baru,
tetapi menggunakan apa yang sudah ditentukan pada tahap design. Namun demikian, sering
terjadi penambahan bahan atau bagian aplikasi ditambah, dihilangkan atau diubah pada awal
pengerjaan proyek.
Material collecting adalah tahap pengumpulan bahan yang sesuai dengan kebutuhan yang
dikerjakan. Bahan-bahan tersebut antara lain seperti gambar clip art, foto, animasi, video, audio,
dan lainnya yang dapat diperoleh secara gratis atau dengan pemesanan kepada pihak lain sesuai
dengan rancangannya. Tahap ini dapat dikerjakan secara paralel dengan tahap assembly.
4. Perakitan (Assembly)
Tahap assembly adalah tahap pembuatan semua objek atau bahan multimedia. Pembuatan
aplikasi berdasarkan storyboard, bagan alir, dan struktur navigasi yang berasal pada tahap
design.
5. Pengujian (Testing)
Setelah aplikasi dibuat maka saatnya untuk uji kemampuan dan kinerja dari aplikasi tersebut,
apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan. Disini dilihat kembali (recompile) apakah semua
link, tombol, dan fitur-fitur lainnya dapat berfungsi dengan baik.
6. Distribusi (Distribution)
Pada tahap ini aplikasi akan disimpan dalam suatu media penyimpanan, tahap ini juga dapat
disebut tahap evaluasi untuk pengembangan produk yang sudah jadi supaya menjadi lebih baik.
Hasil evaluasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk tahap konsep pada produk
selanjutnya.
3. Agile
Agile merupakan jenis model yang Incremental. Software ini dikembangkan bertahap dengan
siklus cepat, hal ini menyebabkan rilis inkremental kecil dengan setiap bangunan rilis pada
fungsi sebelumnya. Setiap rilis secara menyeluruh diuji untuk memastikan kualitas perangkat
lunak dipertahankan. Hal ini digunakan untuk aplikasi kritis waktu. Extreme Programming (XP)
saat ini salah satu yang paling terkenal tangkas pengembangan model siklus hidup.
Keuntungan dari model Agile:
o Dalam kasus beberapa kiriman perangkat lunak, terutama yang besar, sulit untuk
menilai upaya yang diperlukan pada awal siklus hidup pengembangan perangkat
lunak.
o Ada kurangnya penekanan pada merancang dan dokumentasi yang diperlukan.
o Proyek ini dapat dengan mudah diambil keluar jalur jika wakil pelanggan tidak
jelas apa hasil akhir yang mereka inginkan.
o Hanya programmer senior mampu mengambil jenis keputusan diperlukan selama
proses pembangunan. Oleh karena itu tidak memiliki tempat untuk programmer
pemula, kecuali dikombinasikan dengan sumber daya yang berpengalaman.
4. Transformasi Formal
Applicability
5. Metode Bollywood
Metode yang dikembangkan untuk mengetahui respon masyarakat terhadap suatu hal dengan
menggunakan cara – cara yang mengacu pada kebiasaan dan budaya masyarakat setempat.
Contoh Kasus
Perusahaan sereal Kellog mendirikan cabang di india dan kellog melakukan kesalahan dengan
tidak memperhatikan kebiasaan orang india dalam memakan sarapan mereka di pagi hari.
Alhasil, kellog pun bangkrut karena tidak ada masyarakat india yang memakan sereal pada
sarapan mereka.
Dapat ditarik kesimpulan, bahwa sebuah dunia budaya yang lebih modern tidak selalu berarti
sebuah dunia yang lebih homogen. Budaya akan merespon berbeda terhadap proses modernisasi
dan akan tetap unik. Bahkan penggunaan prosuk serupa di berbagai belahan dunia tidak
menunjukka kesamaan budaya. Pengguna akan terus dipengaruhi oleh budaya mereka yang unik
dan dengan demikian perilaku pengguna akan terus bervariasi lintas – budaya.
https://sites.google.com/a/student.unsika.ac.id/metodepenelitian-owl/Tugas-updates/metode-
metodedalammetodologipeneitian