Pada setiap bidang, laporan PISA membagi skor siswa dalam enam tingkat
kemahiran. Soal-soal dengan tingkat kesulitan sama digunakan untuk
menggambarkan setiap level kemahiran. Dalam konteks apa yang diketahui dan dapat
dilakukan siswa dengan pengetahuannya berdasar pada posisi skor siswa di rentang
level kemahiran. Dengan demikian, kinerja sistem pendidikan yang dibaca melalui
PISA bisa tergambarkan dengan baik, khususnya yang berkaitan dengan
keterampilan dan pengetahuan yang mampu dikuasai siswa pada usia 15 tahun,
sehingga memberi gambaran jauh lebih lengkap dibandingkan penilaian berdasarkan
peringkat atau angka.
Contohnya, PISA melaporkan proporsi siswa yang tidak hanya mampu
membaca teks biasa dan sederhana serta memahaminya secara harfiah, namun juga
mampu menghubungkan potongan-potongan informasi, membuat kesimpulan yang
lebih luas dari informasi yang tersedia, serta menghubungkan teks dengan
pengalaman dan pengetahuan pribadi, meskipun tidak ada petunjuk yang dinyatakan
dengan jelas (Level 2 bidang membaca). Contoh lain adalah proporsi siswa yang
dapat mengerjakan soal matematika dengan hubungan logika berimbang dan
melakukan penafsiran dan logika dasar saja (Level 3 bidang matematika).Dalam
rangka memberikan pandangan baru bagi kebijakan dan praktik pendidikan, PISA
juga mengumpulkan banyak sekali informasi yang sesuai dengan situasi dan kondisi
siswa, sekolah dan negara. Informasi tersebut dapat digunakan untuk melihat dengan
jelas perbedaan-perbedaan nilai hasil tes siswa di masing-masing negara serta
mengidentifikasi karakteristik siswa, sekolah dan sistem pendidikan yang bekerja baik
sesuai dengan situasi dan kondisi negara masing-masing.
PISA merupakan program berkelanjutan yang dalam jangka panjang
menghasilkan sekumpulan informasi yang berguna dalam pemantauan tren
pengetahuan dan keterampilan siswa di berbagai negara serta di berbagai kelompok
demografi masing-masing negara. Para pembuat kebiajakan di seluruh dunia
memanfaatkan temuan-temuan PISA untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan
siswa di negara masing-masing serta membandingkannya dengan pengetahuan dan
keterampilan siswa di negara peserta PISA lainnya agar dapat menetapkan tolak ukur
perbaikan kualitas di bidang penyediaan pendidikan dan hasil belajar, dan memahami
kekuatan dan kelemahan dari masing-masing sistem pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Suryaman, M. (2015). Analisis hasil belajar peserta didik dalam literasi membaca melalui
studi internasional (PIRLS) 2011. Litera, 14(1).
Mullis, I. V., & Martin, M. O. (2019). PIRLS 2021 Assessment Frameworks. International
Association for the Evaluation of Educational Achievement. Herengracht 487, Amsterdam,
1017 BT, The Netherlands.
Hadi, S., & Novaliyosi, N. (2019, November). TIMSS Indonesia (Trends in international
mathematics and science study). In Prosiding Seminar Nasional & Call For Papers.
Fitria, L. Pengaruh PISA (Program for International Student Assessment.