Anda di halaman 1dari 13

POLINASI DINI (BUD

POLLINATION) DAN
APOMIKSIS
Teknik Khusus Pemuliaan
Tanaman
ANGGOTA

Maulidya Affidatul Asfira Kurnia Adinda


(215040200111079) (215040201111009)

Hikmatul Laili
Dapat mengurangi biaya pembelian
(215040201111067)
makanan
Latar Belakang
Persilangan interspesies merupakan salah satu teknik
yang sangat penting dan berkontribusi signifikan
dalam meningkatkan kualitas dan keunikan tanaman.
Persilangan ini melibatkan penggabungan genetika
dari dua atau lebih jenis tanaman yang berbeda, yang
pada akhirnya menghasilkan tanaman baru dengan
karakteristik yang unik. Namun ada beberapa
hambatan dalam persilangan interspesies maka dari
itu apomiksis dan polinasi dini dapat menjadi solusi
untuk mengatasi hambatan dalam persilangan
interspesies
Rumusan masalah
1. Bagaimana polinasi dini dapat mengatasi hambatan dalam persilangan
interspesies ?
2. Bagaimana apomiksis dapat mengatasi hambatan dalam persilangan
interspesies ?

Tujuan
untuk mempelajari konsep dan mekanisme polinasi dini dan apomiksis.
Menilai potensi polinasi dini dan apomiksis dalam mengatasi hambatan
persilangan interspesies, selain itu juga untuk memberikan rekomendasi
untuk penelitian dan aplikasi di masa depan.
Persilangan Interspesies
Persilangan interspesies adalah teknik pemuliaan tanaman yang melibatkan
penyerbukan antara dua spesies tanaman yang berbeda untuk menghasilkan
keturunan dengan kombinasi sifat-sifat yang diinginkan dari kedua spesies
tersebut.

Proses Persilangan Interspesies pada tanaman jeruk dimulai dengan


dilakukannya pemilihan varietas induk yang memiliki sifat-sifat yang
diinginkan. Kemudian, bunga dari varietas yang berbeda tersebut dikeluarkan
dari mahkota dan putiknya, setelahnya dilakukan penyerbukan silang dengan
memasukkan serbuk sari dari bunga satu varietas ke putik bunga varietas
lainnya
Persilangan Interspesies
Potensi dan Manfaat Persilangan Interspesies
1. Peningkatan Ketahanan Terhadap Penyakit: mampu meningkatkan kualitas dari
ketahanan tanaman jeruk terhadap serangan penyakit dan patogen tertentu.
2. Perluasan Rentang Geografis: diharapkan varietas jeruk yang dapat tumbuh di wilayah
yang sebelumnya sulit, mampu dikembangkan.
3. Peningkatan Kualitas dan Produktivitas: menghasilkan varietas yang lebih unggul
secara genetik dan agronomi.
Tantangan dalam Persilangan Interspesies
1. Kompatibilitas Reproduksi: Tidak semua spesies jeruk mudah dipersilangkan satu sama
lain
2. Tingkat Kesuburan Hibrida: Hibrida yang dihasilkan dari persilangan interspesies tidak
selalu subur.
3. Waktu dan Biaya: Prosesnya memerlukan waktu dan biaya yang cukup besar.
Polinasi Dini pada Tanaman Jeruk
Polinasi diri adalah proses penyerbukan yang terjadi ketika serbuk sari dari antera bunga
yang sama ditransfer ke putik bunga yang sama dalam satu tanaman. Polinasi dini
adalah tahap awal penyerbukan pada tanaman, di mana serbuk sari dipindahkan dari
antera ke putik sebelum bunga sepenuhnya mekar. Proses ini krusial karena
memastikan pembuahan yang tepat waktu dan pembentukan buah yang berkualitas.

Contoh-contoh aplikasi polinasi dini pada tanaman jeruk meliputi penggunaan koloni
lebah madu, sarana bantu polinasi seperti sikat atau semprotan air, penanaman
tanaman penarik polinator di sekitar kebun, pengaturan waktu penyerbukan yang
optimal, dan penggunaan hormon penyerbukan buatan seperti giberelin.

Implikasi penting dari polinasi dini ini mencakup peningkatan produksi buah dan
kualitasnya, serta mendukung pertumbuhan tanaman jeruk secara keseluruhan. Oleh
karena itu, pemahaman dan implementasi praktik polinasi dini yang efektif menjadi
kunci dalam meningkatkan hasil pertanian jeruk.
i
Polinasi Dini pada Tanaman Jeruk
Polinasi diri pada tanaman jeruk terjadi dalam beberapa jenis:

1. Polinasi diri penuh: Serbuk sari dari antera yang sama langsung menyerbuki
putik yang sama dalam satu tanaman jeruk.

2. Polinasi diri parsial: Sebagian serbuk sari dari antera yang sama menyerbuki
putik yang sama dalam satu tanaman. Terjadi saat bunga mekar secara bertahap.

3. Autogami: Serbuk sari dari antera yang sama menyerbuki putik yang sama
dengan bantuan angin atau getaran alami.

4. Geitonogami: Serbuk sari dari antera yang sama menyerbuki putik bunga yang
berbeda pada tanaman yang sama, namun bunga tersebut berasal dari individu
yang berbeda.

i
APOMIKSIS
Mekanisme

Mekanisme apomiksis dapat bervariasi, namun


umumnya melibatkan beberapa proses berikut
(Ravi dan Koltunow, 2015):
Apospori: Pembentukan kantung embrio secara
langsung dari sel somatik nucellus tanpa melalui
meiosis.
Diplospori: Pembentukan kantung embrio dari
sel megaspore yang diploid tanpa melalui
meiosis.
Adventif embrion: Pembentukan embrio dari sel
somatik nucellus di luar kantung embrio.
APOMIKSIS
Jenis-Jenis

Berdasarkan mekanismenya, apomiksis dapat


diklasifikasikan menjadi beberapa jenis:
Apomiksis adventif: Embrio adventif terbentuk
di luar kantung embrio dari sel somatik nucellus.
Apomiksis sporofitik: Embrio terbentuk dari sel
sporofitik (diploid) seperti sel megaspore atau
sel nucellus.
Gametofisik apomiksis: Embrio terbentuk dari
sel gametofitik (haploid) seperti sel sinergid atau
antipodal.
Apomiksis Pada
Jeruk
Apomiksis pada tanaman jeruk umumnya terjadi
melalui proses adventif embrion. Pada
beberapa spesies jeruk, seperti jeruk nipis
(Citrus aurantifolia) dan jeruk mandarin (Citrus
reticulata), embrio adventif terbentuk dari sel-
sel nucellus di sekitar kantung embrio.
Mekanisme ini dikendalikan oleh beberapa gen
yang diekspresikan secara spesifik di nucellus.
KESIMPULAN
Polinasi dini memainkan peran penting dalam
produksi buah tanaman jeruk karena
memastikan transfer serbuk sari yang tepat
waktu dan efisien, yang merupakan kunci bagi
pembuahan dan pembentukan buah.
Proses apomiksis pada tanaman jeruk
melibatkan embrio yang berkembang dari
kantung embrio yang tidak tereduksi,
dihasilkan dari sel induk megaspora.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai