Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Analogi Hukum, 3 (3) (2021), 272–276

Jurnal Analogi Hukum


Journal Homepage: https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/analogihukum

Keabsahan Surat Keterangan Hak Mewaris yang dibuat


oleh Notaris
Ni Kadek Purnama Dewi*, I Nyoman Putu Budiartha dan Ni Made Puspasutari Ujianti

Universitas Warmadewa, Denpasar-Bali, Indonesia

purnamadewii18@gmail.com
How To Cite:
Dewi, N, K, P., Budiartha, I, N, P., Ujianti, N, M, P. (2021). Keabsahan Surat Keterangan Hak Mewaris yang dibuat Oleh Notaris. Jurnal Analo-
gi Hukum. 3 (3). 272-276. Doi: https://doi.org/10.22225/ah.3.3.2021.272-276

Abstract—One of the proofs that says a person is the recipient of an inheritance is a certificate of legacy
rights. Deed inheritance rights are needed by the beneficiary in managing the transfer of rights to the heirs'
property for inheritance. Deeds of inheritance rights for Indonesian citizens of Chinese (European) descent
are made by a Notary, then the form of the deed can be made in the form of a Partiij Deed and Ambtelijke
Deed because the two forms of the deed are both forms of authentic deeds that can be made from the Notary
and the regulations issued by the Notary. relating to making a deed, it does not clearly explain the form of an
authentic deed that is prioritized for making a deed of inheritance rights. Both forms of deed also have full
audit power. The deed inheritance rights justifies the legal opinion of the Notary by actual legal datum.
Although there is no regulation regarding the whereabouts of all beneficiaries, the Notary cannot damage the
authority and benefits of the non-attendant beneficiary for the processing of deeds.
Keywords: deed of inheritance; heirs; notary

Abstrak—Salah satu bukti yang mengatakan seorang sebagai penerima warisan adalah Akte hak waris. Akte
hak waris dibutuhkan oleh penerima warisan dalam mengurus pemindahan hak atas harta benda ahli waris
untuk pemberian warisan. Akte hak waris untuk Warga Negara Indonesia keturunan Tionghoa (Eropa) dibuat
oleh Notaris kemudian bentuk akte tersebut bisa di buat berupa Akta Partiij dan Akte Ambteliijke sebab kedua
bentuk akte itu sama-sama merupakan bentuk akte otentik yang bisa di buat dari Notaris dan peraturan yang
berkaitan dengan membuat akte itu tak menerangkan dengan terang bentuk akte otentik yang diutamakan
kepada membuat Akte hak waris. Kedua bentuk Akta itu juga mempunyai kekuasaan pemeriksaan yang
sepenuhnya. Akte hak waris membenarkan pendapat hukum dari Notaris berdasarkan fAkta hukum yang
sebenarnya. Meskipun tidak ada pengaturan tentang keberadaan semua penerima warisan, namun Notaris tidak
bisa merusak wewenang serta keuntungan penerima warisan yang tidak menghadiri atas pengerjaan akte.
Kata Kunci: akta keterangan hak mewaris; ahli waris; notaris
1. Pendahuluan kepastian hukum harus menjadi dasar bagi
setiap pembentukan peraturan hukum.
Kehidupan masyarakat yang berkembang (Budiartha, 2016)
membutuhkan kepastian hukum di bidang
layanan umum. Salah satu pekerjaan yang Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang
menawarkan jasa di bidang hukum khususnya Jabatan Notaris, menyatakan bahwa Notaris
hukum perdata adalah Notaris. Notaris adalah ialah Pejabat Umum yang berwenang pada
pejabat umum yang diangkat oleh pemerintah pembuatan akte autentik serta wewenang lain
untuk membantu masyarakat umum dalam hal yang di maksud pada perundang itu. Pejabat
pembuatan Akta yang ada atau muncul dalam umum ialah seorang yang melaksanakan bagian
masyarakat. Perlunya Akta ini dibuat dihadapan pekerjaan umum Negara, terutama di dalam
seorang Notaris adalah untuk menjamin hukum perdata. Pengertian yang diberi oleh
kepastian hukum serta untuk memenuhi hukum UUJN mengarahkan terhadap wewenang dan
pembuktian yang kuat bagi para pihak. Jadi asas tugasnya yang dilaksanakan oleh Notaris.

Jurnal Analogi Hukum, Volume 3, Nomor 3, 2021. CC-BY-SA 4.0 License


272
Keabsahan Surat Keterangan Hak Mewaris yang dibuat Oleh Notaris

Notaris menjalankan tugasnya semata-mata tidak menyelidiki lebih lanjut kebenaran


tidak cuma terhadap keuntungan perorangan keterangan itu. Seperti kami ketahui bersama-
Notaris itu sendiri, tetapi juga untuk sama, Notaris tidak berwenang untuk
kepentingan masyarakat umum. menyelidiki atau mencari kebenaran materiil
dari keterangan yang diberi oleh penghadap.
Pada Pasal 111 ayat (1) butir c PMNA No. Berdampak terhadap Akta yang di buatnya yang
3/ 1997 juga sudah ditentukan tentang pejabat di kemudian hari menjadi permasalahan.
mana yang berwenang pembuatan Akta Permasalahan muncul dari segi bentuk
Keterangan Hak Mewaris terhadap pembagian mempertanggungjawabkan Notaris dengan cara
golongan yang ada, Untuk Warga Negara membuat Akta otentik yang keterangannya di
Indonesia pribumi, Akta waris di buat di bawah palsukan oleh para pihak (penghadap). UUJN
tangan, di tandatangani oleh penerima warisan, tak menentukan pertanggungjawaban Pidana,
dengan di saksikan atau di tandatangani oleh 2 Notaris oleh Akta yang dibuatnya berdasar
(dua) orang saksi dan di ketahui oleh lurah serta keterangan yang dipalsukan oleh para pihak
ditegaskan oleh camat, Untuk Warga Negara (penghadap). Kekeliruan yang ditemui atas
Indonesia keturunan Tionghoa dan Eropa, Akta Keterangan Hak Mewaris di antaranya
pembuatan Akta Keterangan Hak Mewarisnya bisa muncul sebab kandungan dari akte dan/
dilakukan oleh notaris, didahului dengan atau tepat akte yang diserahkan dengan para
pengecekan wasiat ke Pusat Daftar Wasiat di pihak (penghadap) apakah penerima warisan
Kemhum dan HAM, Untuk Warga Negara tak tepat atau palsu, keterangan kesaksian
Indonesia keturunan Timur Asing (Arab dan penguat yang salah dan Notaris berbuat
India), Akte hak mewarisnya di buat di Balai kekeliruan dengan permohonan pasal-pasal
Harta Peninggalan (BHP). hukum waris.
Kemudian bagi warga negara keturunan Berdasar analisa dasar masalah diatas,
Tionghoa (Eropa) berupa Akta otentik yang kemudian bisa diidentifikasi masalah utama
dibuat pada Notaris. Sebelum melakukan sehingga dikaji lebih mendalam, yakni:
pembuatan akte oleh Notaris, hak mewaris lebih
dahulu memeriksa wasiat ke Pusat Daftar Bagaimana Pengaturan Kewenangan
Wasiat di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Notaris dalam pembuatan Surat Keterangan
Manusia Republik Indonesia. Sesudah itu baru Hak Mewaris?
mendatangi kantor Notaris untuk melakukan
pembuatan Akta. Beberapa catatan yang Bagaimana Keabsahan Surat Keterangan
seharusnya diperhatikan adalah, Notaris tidak Hak Mewaris yang dibuat oleh Notaris?
diperkenankan membuat akte terkait keterangan 2. Metode
mewarisi untuk golongan pribumi atau di luar
keturunan Tionghoa (Eropa). Tipe penelitian yang dipergunakan pada
menyusun penelitian hukum ini ialah penelitian
Bagaimana apabila ditemukan kasus hukum normatif atau doctrinal, yakni penelitian
pasangan ahli waris dimana suaminya memiliki yang didasarkan pada bahan hukum yang
keturunan Tionghoa (Eropa) dan istrinya menitikberatkan untuk membaca dan
golongan pribumi (asli WNI), Pada prinsipnya memahami bahan hukum primer dan sekunder.
pembuatan Akta hak mewaris di buat Sehingga penelitian hukum akan mampu
berdasarkan dengan keadaan pewaris. Artinya, menghasilkan argumentasi, teori atau konsep
Akta hak mewaris di buat kepada suaminya baru sebagai preskripsi dalam memecahkan
yang merupakan warga negara Indonesia masalah yang dihadapi. (Marzuki, 2014)
keturunan atau untuk istrinya yang pribumi.
Jika untuk suaminya, tentu saja Notaris berhak 3. Pembahasan
untuk pembuatan akte hak waris. Tetapi jika
akte hak waris di buat kepada istrinya,
meskipun ahli warisnya adalah anaknya serta Pengaturan Kewenangan Notaris Dalam
suaminya adalah Warga Negara Indonesia Pembuatan Surat Keterangan Hak Mewaris
keturunan, yang berwenang membuat Akta
waris tetaplah Lurah/camat. Menurut teori atribusi wewenang yaitu
pemberian wewenang baru menduduki jabatan
Kenyataan di masyarakat masih banyak berdasarkan peraturan perundang-undangan.
pihak yang memberi bahan keterangan yang Melalui teori atribusi wewenang, Notaris
tidak tepat terhadap kenyataan pada Notaris mendapatkan sumber wewenang dari Undang-
dengan membuat akte. Kewajiban Notaris Undang Jabatan Notaris. Berdasarkan Undang-
adalah mencurahkan bahan keterangan yang Undang Jabatan Notaris, Notaris sebagai
diberi oleh para pihak (penghadap) dengan Pejabat Umum berwenang pembuatan Akta
Jurnal Analogi Hukum, Volume 3, Nomor 3, 2021. CC-BY-SA 4.0 License
273
Keabsahan Surat Keterangan Hak Mewaris yang dibuat Oleh Notaris

dalam lingkup hukum perdata. disamping bisa dikenakan sanksi yang


tercantum pada Pasal 85 Undang-Undang
Dalam ketetapan pada Pasal 15 Ayat (1), Jabatan Notaris, juga bisa dikenakan sanksi
(2), dan (3) Undang-Undang Jabatan Notaris, berupa Akta yang dibuat dihadapan Notaris
sehingga wewenang Notaris pada bidang cuma memiliki kekuasaan pemeriksaan sebagai
perdata begitu lengkap. Dengan mengenal Akta dibawah tangan, atau Akta dibatalkan
pokok utama hukum Notaris pembuatan Akta demi hukum. Sehingga bisa membahayakan
mewaris yang termuat pada Pasal 15 Undang- para pihak (penghadap) yang bersangkut paut,
Undang Jabatan Notaris, maka perlu dilakukan kemudian pihak yang dibahayakan itu bisa
penafsiran untuk menelusurinya, melalui meminta biaya, ganti rugi, dan bunga terhadap
Metode interpretasi sistematis yakni Notaris. Sesuai terhadap ketetapan pada Pasal
penafsirkan pengaturan perundangan dalam 84 Undang-Undang Jabatan Notaris.
mengaitkannya kepada undang-undang lain atau
dengan seluruh sistem hukum. (Mertokusumo, Notaris pada melaksanakan kewajiban dan
2014) jabatan, selain mempunyai tugas seperti yang
tercantum pada Pasal 16 Undang-Undang
Dengan memakai metode interpretasi Penggantian tentang Undang-Undang Jabatan
sistematis, sehingga bisa dianalisis antara lain: Notaris, juga mengikat terhadap larangan.
Pasal 1870 KUHPerdata berbunyi: Terdapat larangan yang tak bisa dilaksanakan
oleh Notaris tercantum pada Pasal 17 Undang-
“Bagi pihak-pihak yang berkepentingan Undang Penggantian tentang Undang-Undang
dan ahli warisnya atau bagi orang-orang yang Jabatan Notaris. Larangan Notaris memiliki
memperoleh hak darinya, suatu Akta otentik suatu perbuatan yang tak bisa dilaksanakan oleh
memberikan bukti yang sempurna tentang apa Notaris. Apabila larangan itu dilanggar oleh
yang terkandung di dalamnya”. Notaris, kemudian pada Notaris yang
melanggar maka akan dikenakan sanksi seperti
Sesuai dengan Pasal 1870 KUHPerdata yang tercantum pada Pasal 85 UUJN. Notaris
bahwa Akta otentik menyampaikan pembuktian yang melanggar ketetapan seperti yang
agar sepenuhnya mengenai apa yang tercantum pada Pasal 17 ayat (1) Undang-
terkandung didalamnya, hubungan terhadap Undang Penggantian tentang Undang-Undang
penerima warisan dalam Akta waris yang di Jabatan Notaris bisa dikenakan sanksi yang
buat dalam bentuk autentik, berikutnya diatur pada Pasal 17 ayat (2) Undang-Undang
dihubungkan tentang Akta otentik pada Pasal Penggantian tentang Undang-Undang Jabatan
1868 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Notaris, yakni berupa peringatan tertulis,
berbunyi “Akta otentik adalah akte yang dibuat pemberhentian sementara, pemberhentian
pada bentuk yang ditentukan oleh undang- dengan hormat atau pemberhentian dengan
undang atau dihadapan pejabat umum yang tidak hormat. Dan jika Notaris melakukan
berwenang untuk itu di tempat Akta itu dibuat” pelanggaran terhadap Pasal 15 Undang-Undang
makna pada Pasal 1868 KUH Perdata memuat 3 Penggantian tentang Undang-Undang Jabatan
(tiga) dasar, yakni Dalam bentuk yang Notaris, dimana muaranya ialah jika Notaris tak
ditentukan oleh Undang-Undang, Akta dibuat melaksanakan ketetapan pada pasal tersebut,
oleh atau dihadapan pejabat umum, Yang sehingga akan timbul terjadinya pembuatan
berkuasa untuk itu di tempat di mana Akta pemalsuan surat atau memalsukan Akta seperti
dibuatnya. yang tercantum pada Pasal 263, 264, dan 266
Melewati kaitan di antara semua KUHP sehingga bisa menimbulkan kerugian
pengaturan yang dijelaskan dalam sistematis bagi pihak yang berkepentingan.
kemudian Akta keterangan hak mewaris bisa
dibuat secara bentuk otentik agar keabsahan Keabsahan Surat Keterangan Hak Mewaris
Notaris sebagai pejabat umum berwenang Yang Dibuat Oleh Notaris
terhadap pembuatan Akta keterangan hak
mewaris berupa Akta otentik. Pewarisan diatur pada Buku II KUH
Perdata tentang kebendaan, meskipun KUH
Kewajiban notaris diatur pada Pasal 16 Perdata tidak mempunyai ketetapan tersendiri
Undang-Undang Perubahan atas Undang- tentang warisan. Pasal 830 KUH Perdata
Undang Jabatan Notaris, apabila dilanggar memperjelas agar ahli waris cuma terjadi sebab
maka akan dikenakan sanksi tercantum dalam kematian. Atas dasar sengketa pemindahan
Pasal 85 Undang-Undang Jabatan Notaris. harta benda seorang untuk pewaris berlaku
Khusus bagi Notaris yang mengganggu sebab meninggal dunia, dengan sebab ini ahli
ketetapan Pasal 16 ayat (1) huruf i dan k waris hanya dapat berlaku apabila 3 (tiga)
Undang-Undang Penggantian tentang UUJN
Jurnal Analogi Hukum, Volume 3, Nomor 3, 2021. CC-BY-SA 4.0 License
274
Keabsahan Surat Keterangan Hak Mewaris yang dibuat Oleh Notaris

syarat terpenuhi, yakni Adanya orang ahli waris (Milayani, 2017). Ketentuan
meninggal dunia, Adanya ahli waris, Adanya pengganti, Seorang yang menggantikan
harta benda. sebaiknya melaksanakan syarat sebagai
penerima warisan, yakni sebaiknya hadir saat
Sesudah terpenuhi syarat di atas, ahli waris waktu ahli waris meninggal; Penerima warisan
diberikan waktu oleh undang-undang untuk yang diganti tidak dapat mengangkat penerima
lebih memutuskan sikapnya kepada suatu harta warisan yang dinyatakan tidak berhak mewarisi,
peninggalan, para ahli waris diberi hak berpikir termasuk yang menolak warisan; Penerima
untuk 4 (empat) bulan sesudah itu mereka akan warisan yang akan diganti semestinya telah
menerangkan kedudukannya. Berdasarkan Pasal meninggal sebelum pewaris.
1024 KUH Perdata, semasa ahli waris
menggunakan hak berpikirnya selama Surat wasiat atau testament adalah
memutuskan sikapnya, beliau tidak bisa di pengumuman seseorang mengenai apa yang
paksa untuk melaksanakan kewajibannya diinginkannya setelah kematiannya. Syarat
sebagai penerima warisan hingga masa empat wasiat bisa dilihat dari 3 (tiga) aspek, yakni:
bulan ini selesai. Sesudah waktu yang mana Dari sudut pandang pembuat surat wasiat, yaitu
ditentukan oleh undang-undang selesai, ahli Seorang yang ingin melakukan surat wasiat
waris bisa memutuskan di antara 3 (tiga) sebaiknya mempunyai budi akalnya (Pasal 895
kemungkinan, yakni Menerima warisan secara KUH Perdata), Berusia minimal 18 (delapan
penuh, Menerima warisan secara beneficiair, belas) tahun (Pasal 897 KUH Perdata). Dari
Menolak warisan. sudut pandang isi surat wasiat,yaitu Sesuai
dengan Pasal 888 KUH Perdata, pada Surat
Jenis Hukum Waris Perdata Barat, yakni Wasiat, segala keadaan yang tak bisa dipahami,
mencakup: (Perangin, 2003) Sistem atau tak dapat dilakukan sehingga membantah
Perseorangan yaitu untuk menjadi penerima terhadap kepatutan yang baik, sebaiknya
warisan ialah pribadi, tidak kelompok penerima dianggap tidak tertulis, Pasal 890 KUHPerdata
warisan, Sistem bilateral yakni yang menetapkan bahwa penyebutan sesuatu karena
mewariskan baik dari pihak Ibu maupun Bapak, sebab palsu harus dianggap tidak tertulis,
Sistem penderajatan yakni untuk penerima kecuali jika wasiat menunjukkan bahwa ahli
warisan yang tingkatnya lebih erat dengan ahli waris tidak akan mengambil keputusan, jika
waris menutup penerima warisan yang lebih kepalsuan sebab sebelumnya telah diketahui,
jauh eratnya. Pasal 893 Kitab Undang-Undang Hukum
Dalam warisan berdasar Perundang- Perdata menerangkan sehingga semua surat
Undangan (A b Intestato), ditemui 4 (empat) wasiat yang dibuat karena hasil paksa, penipuan
kelompok penerima warisan, yakni Kelompok atau muslihat adalah batal, Kehendak pun tidak
penerima warisan pertama adalah keluarga bisa mencampuri atau mempersedikitkan pihak
secara luruh kebawah, termasuk anak-anak dan sepenuhnya untuk legitimaris (jika ada
turunannya serta suami atau istri hidup paling Legitime Portie). Dari sudut pandang penerima
lama, Kelompok penerima warisan kedua ialah surat wasiat, yaitu Untuk bisa menikmati
orang tua (Bapak dan Ibu), serta saudara sesuatu dari suatu surat wasiat, seorang harus
kandung penerima warisan, Kelompok telah ada, tanda kala yang mewariskan
penerima warisan ketiga ialah keluarga untuk meninggal dunia. Ketetapan ini tak berlaku
garis lurus setelah bapak dan ibu yaitu kakek untuk mereka yang menerima wewenang untuk
dan nenek serta orang tua berikutnya, baik dari menikmati sesuatu dari Lembaga-lembaga
Bapak maupun Ibu. (Perangin, 2018), Penerima (Pasal 899 KUH Perdata), Seorang Suami atau
warisan dari golongan keempat adalah anggota Istri tak dapat menikmati manfaat karena
keluarga sedarah dan kerabat lainnya. ketentuan istri atau suaminya dengan wasiat,
(Zamzami, 2013). jika perkawinan mereka patut diduga. sudah
terjadi tanpa izin yang sah, serta ahli waris
Selain kelompok di atas, ada pula meninggal dunia, oleh karena ini sahnya
kedudukan penerima warisan yang terbagi perkawinan dapat masih berlaku, berdebat di
menjadi sebagai berikut: Warisan langsung, depan hakim (Pasal 901 Kitab Undang-Undang
artinya orang yang mewarisi dalam posisinya Hukum Perdata), Semua dokter, semua juru
sebagai penerima warisan untuk dirinya sendiri bahasa atau apoteker dan orang lain yang
(uit eigen hoofde); Warisan tidak langsung melakukan praktek kedokteran, yang pernah
(berdasar pengganti), yaitu harta warisan yang melayani seseorang yang sakit yang
sesungguhnya tidak untuknya tetapi kepada mengakibatkan kematiannya, serta semua
seseorang yang sudah meninggal dunia sebelum ustadz yang telah memberikan bantuan
ahli waris, dia mengganti penerima warisan kepadanya, tidak boleh memanfaatkan
yang sudah meninggal dunia lebih awal dari ketentuan surat wasiat, yang dibawa kepada
Jurnal Analogi Hukum, Volume 3, Nomor 3, 2021. CC-BY-SA 4.0 License
275
Keabsahan Surat Keterangan Hak Mewaris yang dibuat Oleh Notaris

mereka ketika dia sakit (Pasal 906 Kitab Pengaturan wewenang Notaris dalam
Undang-Undang Hukum Perdata), Notaris, membuat Akta hak mewaris terhadap KUH
yang melaluinya akte wasiat umum dibuat, dan Perdata dan UUJN No. 30/2004 bukan dengan
segala kesaksian yang memperhatikan membuat kukuh pengaturan wewenang Notaris dalam
akte itu, semuanya tidak bisa memiliki sedikit pembuatan Akta waris, tetapi tentang
bahkan untuk yang telah orang berikan bersama wewenang Notaris yang tercantum dalam Pasal
surat wasiat (Pasal 907 KUH Perdata), Suatu 15 UUJN No. 30/2004 yang sangat luas pada
ketentuan surat wasiat agar diterima dengan pembuatan akte mengenai segala Akta, dapat
manfaat orang yang tak mampu untuk mewaris, dijadikan petunjuk utama untuk Notaris dalam
ialah dibatalkan, pun sekiranya ketentuan ini pembuatan Akta hak waris kecuali yang semasa
diterima terhadap sebutan orang penengah. ini didasarkan atas hukum adat kebiasaan.
(Pasal 911 KUH Perdata). Pemeriksaan Akta hak waris yang dibuat oleh
Notaris berlainan dengan seorang ahli waris
Berdasarkan bentuk, ada 3 (tiga) bentuk ialah bergantung atas kebijakan Pengadilan
wasiat atau testament, yaitu Wasiat Terbuka dengan memutuskan Akta hak waris mana yang
(Openbaar Testament), Wasiat Olografis autentik kepada seorang ahli waris.
(Olographic Testament), Wasiat Rahasia
Keabsahan Surat Keterangan Hak Mewaris
Ada sebagian orang yang tidak berhak dalam Akta kelahiran merupakan surat
mewariskan sebagai penerima warisan. Mereka berkedudukan penting sebab memuatkan
yang tidak melaksanakan persyaratan karena keadaan asalnya seorang anak dan orang
Seseorang yang telah dihukum karena tuanya. Akte kelahiran merupakan satu-satunya
pembunuhan atau berusaha membunuh ahli alat bukti sehingga bisa membuktikan
waris, Seseorang yang oleh keputusan hakim kedudukan seseorang pada susunan keluarga,
dituntut sebab fitnahan sudah menyampaikan Akte kelahiran pun digunakan sebagai identitas
keluhan kepada ahli waris, yakni keluhan atau bukti sehingga dia ialah ahli waris yang
sehingga ahli waris sudah berbuat tindak pidana sah dari seorang pewaris. Akta hak waris
pada ancaman hukuman 5 (lima) tahun penjara merupakan pendapat undang-undang untuk
atau lebih berat, Seorang yang dengan paksa Notaris tentang suatu sengketa warisan sesuai
atau tindakan menghalangi ahli waris dengan dengan peraturan sehingga memuatkan
melakukan atau membatalkan surat wasiatnya, penentuan nama ahli waris, penerima warisan,
Seseorang yang sudah menggelapkan, serta besarnya pembagian dari masing-masing
memusnahkan atau memalsukan surat wasiat penerima warisan dari harta benda. Kesaksian
ahli waris. serta pertanggungjawaban Notaris jika terjadi
Penghadap (para pihak) yang beritikad perbuatan hukum pada pembuatan Akta
jelek sebaiknya mempertanggungjawabkan Putusan Waris berdasar pada Pasal 1365 KUH
apabila ternyata kemudian timbul permasalahan Perdata.
sebab adanya Akta Kelahiran yang palsu, maka Daftar Pustaka
penghadap (para pihak) itu bakal dijerat dengan
Pasal 263 KUH Pidana tentang Pemalsuan Budiartha, I, N. (2016). Hukum Outsourcing.
Surat. Notaris yang pembuatan Akta waris tak Bali: Setara Press
mempertanggungjawabkan sebab Notaris tak
memiliki tugas untuk mengecek kedudukan Marzuki, P, M. (2014). Penelitian Hukum
surat-surat yang dibawa oleh penghadap (para Normatif. Jakarta: Raja Grafindo
pihak) agar dari awal mereka tak mengetahui Persada.
bahwa penghadap (para pihak) sudah Mertokusumo, S. (2014). Hukum A cara Perdata
memalsukan Akte Kelahirannya. Indonesia. Yogyakarta: Liberty.
Akta kelahiran merupakan surat Milayani, O. (2017). Pewarisan dan A hli W aris
berkedudukan penting sebab memasukan Pengganti “Bij Plaatsvervulling (al’
keadaan asalnya seorang anak dan orang adl, Volume IX, No. 3, Desember
tuanya. Akte kelahiran merupakan satu-satunya
alat bukti sehingga bisa membuktikan Perangin, E. (2003). Hukum W aris. Jakarta:
kedudukan seseorang pada susunan keluarga, Raja Grafindo Persada
Akte kelahiran pun digunakan sebagai identitas
atau bukti sehingga dia ialah ahli waris yang Zamzami, M. (2013). Perempuan dan
sah dari seorang pewaris Keadilan Dalam Hukum Kewarisan
4. Simpulan Indonesia. Jakarta: Prenada Media
Group

Jurnal Analogi Hukum, Volume 3, Nomor 3, 2021. CC-BY-SA 4.0 License


276

Anda mungkin juga menyukai