Anda di halaman 1dari 9

Seminar(Nasional(Seni(dan(Desain:(“Membangun(Tradisi(Inovasi(Melalui(Riset(Berbasis(Praktik(Seni(dan(Desain”(

FBS(Unesa,(28(Oktober(2017(

Pemetaan Sejarah Perkembangan


Seni rupa modern dan seni rupa kontemporer
Di kota malang
Lilik Indrawati

Universitas Negeri Malang

Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian awal yang bermaksud memetakan sejarah perkembangan seni
rupa modern dan kontemporer di Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan sumber data seniman Malang, budayawan Malang, kurator lepas kota Malang, dokumen,
dan lokus atau tempat. Analisa datanya menggunakan analisa data interaktif. Hasil penelitian ini
adalah: (1) peta seni rupa modern di Malang mulai tahun 1960 sampai sekarang, yang
pencatatannya menggunakan periode per sepuluh tahunan, meliputi catatan perjalanan seni rupa
modern, tokoh dan lembaga yang mendukungnya, serta gaya atau style visual dari karyanya; (2)
peta seni rupa kontemporer di Malang mulai tahun 1981 sampai sekarang, yang pencatatannya
menggunakan periode per sepuluh tahunan, meliputi catatan perjalanan seni rupa modern, tokoh
dan lembaga yang mendukungnya, dan gaya atau style visual dari karyanya.
Kata-kata Kunci: seni rupa modern, seni rupa kontemporer, sejarah seni rupa

1. Pendahuluan Yudhoseputro ( 2005: 18) menjelaskan


Maman Noor dalam Katalog pameran sebagai berikut:
lukisan “Kelompok 17” Pelukis Kota Malang …, sejarah seni (art history) sebagai disiplin
(1998: 26) sudah menulis tentang pentingnya ilmu sejarah mengandung berbagai teori yang
peran lembaga pendidikan tinggi seni rupa menyangkut permasalahan: apakah ilmu
IKIP Malang yang diharapkan mampu sejarah itu, bagaimana menyusun historio-
sebagai lembaga kontrol dalam tumbuh- grafi seni, dan sebagainya. Oleh karena itu,
kembangnya kesenirupaan di kota Malang sejarah seni membutuh-kan pula metodologi
sebagai berikut: untuk mengkaji perubahan dan pembaruan di
Kota Malang yang sejuk memang tepat bidang seni dari awal sampai kini.hasil
bagi sebuah perkembangan seni lukis dengan pengkajian yang didasarkan pada hasil
sifat pergerakan-nya yang tidak terlampau penelitian dari berbagai data informasi
mendahu-lukan ledakan-ledakan. Sebagai merupakan jawaban alternatif atas
sebuah wilayah kebangkitan baru. Malang permasalahan yang telah dirumuskan.
memerlukan lembaga kontrol (Maman Noor, Sebagai sebuah kota yang berpotensi
Gatra 17 April 1997). Lembaga ini harus dan tercatat memiliki aktivitas kesenirupaan
dengan tekun mencatat setiap langkah yang mendukung pertumbuhan dan
perkembangan para pelukis, baik dalam hal perkembangan kesenirupaan di Indonesia,
berkenaan dengan segi kuantitas maupun sudah selayaknya dan sudah waktunya jika
kualitas. Salah satu lembaga yang diharapkan Malang memiliki catatan sejarah seni
terebut bisa berupa sanggar (Sanggar Seni rupanya. Catatan tersebut diharapkan dapat
Rupa) atau lembaga pendidikan tinggi menjadi referensi pula untuk melacak
(seperti seni rupa IKIP Malang). Sebab tanpa perkembangan kesenirupaan di Indonesia
lembaga kontrol ini, Malang akan luput dari pada umumnya. Sejak masa Mooi Indie, di
pengamatan intensif dan pergaulan ekstensif Malang telah tercatat tokoh Koempoel
seni rupa Indonesia. dengan lukisan pemandangan indah di sekitar
Kiprah kota Malang dalam mendukung Malang. Di masa ‘gerakan Seni Rupa Baru’
perkembangan kesenirupaan di Indonesia di Indonesia, tercatat pula kiprah dari tokoh
sudah tidak bisa diragukan lagi. Karena almarhum Nanik Mirna. Di masa ‘Boom Seni
kesenirupaan di Malang melahirkan sejumlah Lukis Indonesia’ juga tercatat kiprah para
seniman yang berkaliber Nasional bahkan seniman Malang, yang saat ini beberapa
Internasional. tokohnya teridentifikasi sebagai seniman
Batu. Dari masa ke masa perkembangan

606 Pemetaan Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern di Kota Malang


Seminar(Nasional(Seni(dan(Desain:(“Membangun(Tradisi(Inovasi(Melalui(Riset(Berbasis(Praktik(Seni(dan(Desain”(
FBS(Unesa,(28(Oktober(2017(

kesenirupaan di Indonesia, Malang tidak belakang tersebutlah, maka penelitian ini


pernah sepi perannya dalam ikut mencatat dilaksanakan dengan tujuan: (1)
perkembangan kesenirupaan di Indonesia. mendeskripsikan dan memetakan sejarah
Bahkan adanya jurusan Pendidikan Seni perkembangan seni rupa modern di Kota
Rupa di Fakultas Keguruan Sastra dan Seni – Malang; (2) mendekripsikan dan memetakan
IKIP Malang sejak tahun 1968, tidak pernah sejarah perkembangan seni rupa kontemporer
bisa dihilangkan dan dilupakan perannya di Kota Malang.
dalam memberikan warna pada maraknya Berdasarkan rumusan tujuan
pertumbuhan dan perkembangan penelitian tersebut, maka pelaksanaan
kesenirupaan di Malang, di Jawa-Timur, dan penelitian ini dirasa penting, karena
di Indonesia pada umumnya. diharapkan dapat memberi manfaat sebagai
Perguruan Tinggi Seni tidak bisa berikut: (1) hasil penelitian ini diharapkan
dikecilkan perannya sebagai pusat informasi dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih
tentang perkembangan kesenian dan kese- lanjut untuk mengembangkan buku tentang
nirupaan pada umumnya di suatu daerah. sejarah perkembangan kesenirupaan di Kota
Demikian pula dirasa penting dan urgen jika Malang, (2) dapat menjadi sumbangan bagi
pemetaan sejarah perkembangan seni rupa Dewan Kesenian Malang, yaitu sebagai
modern dan seni rupa kontemporer di kota dokumen yang bisa dirujuk oleh semua pihak
Malang ini dilakukan oleh institusi perguruan yang membutuhkan informasi tentang sejarah
tinggi seni khususnya. Seperti dikatakan pula perkembangan kesenirupaan di Kota Malang,
oleh Yudhoseputro (2005: 41) sebagai (3) hasil penelitian ini merupakan perilaku
berikut: nyata dari sebuah pertanggung jawaban
Pendidikan Tinggi Seni sebagai satu ilmiah perguruan tinggi seni pertama di Kota
pusat informasi tentang perkem-bangan seni Malang dalam mengaplikasikan riset yang
dan budaya bangsa, pada awalnya memang memberikan sumbangan bagi pencatatan
belum memiliki media komunikasi dan sejarah perkem-bangan kesenirupaan di Kota
informasi sendiri yang dapat ber-pengaruh Malang, (4) bisa menjadi rujukan bagi
terhadap usaha untuk menumbuhkembangkan mahasiswa seni rupa yang ada di Kota
apresiasi seni masyarakat. Hal itu juga terjadi Malang khususnya, dan mahasiswa seni rupa
di lembaga-lembaga infrastruktur lain, seperti di Indonesia pada umumnya, yang akan
museum, pusat Pembi-naan dan melengkapi bahan belajarnya tentang peta
pengembangan seni budaya pemerintah sejarah kesenirupaan di Indonesia,
maupun swasta, … melengkapi perlengkapan/ peralatan kritiknya
Ketersediaan informasi sejarah dalam perkuliahan kritik seni maupun bagi
perkembangan kesenirupaan di Malang dirasa pilihan profesi kritikus seni maupun kurator
sangat urgen untuk dilakukan demi seni.
perkembangan kegiatan kesenirupaan di kota
Malang. Keberadaan dua institusi seni di dua 2. Metode
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di kota Penelitian ini berusaha mendeskrip-
Malang ini akan makin membuka peluang sikan dan memetakan sejarah perkembangan
dan kesempatan untuk lahirnya para kritikus seni rupa modern dan kontemporer di Kota
seni rupa dan kurator seni rupa, yang Malang, karena itulah penelitian ini
jumlahnya di Indonesia masih bisa dihitung menggunakan metode kualitatif dengan
dengan jari. Dalam menjalani profesi tersebut pendekatan deskriptif, yang dianggap paling
(kritikus dan kurator seni rupa) dibutuhkan cocok untuk digunakan dalam penelitian ini.
salah satu perlengkapan atau peralatan kritik Dalam hubungan antar manusia, nuansa
yang harus dimiliki oleh mereka, yaitu adalah segala-galanya; jadi sifat kualitatif
wawasan tentang pengantar elementer lebih cocok untuk menghadapi realitas yang
kesenirupaan, latar belakang kultural, aspirasi jamak.
budaya Nasional dan uninersal, serta corak Sumber data dalam penelitian ini
dan gaya seni (Sudarmadji, 1991). Ditambah adalah: (1) dokumen yang berupa tulisan
lagi karena belum adanya buku atau catatan- dalam buku, artikel di koran dan katalog,
catatan baku tentang perkembangan sejarah makalah di internet, laporan penelitian dari
kesenirupaan Malang yang memadai dan beberapa kritikus, pengamat seni, pakar,
layak dijadikan rujukan. Berdasarkan latar seniman, budayawan, dosen seni, dan

Lilik Indrawati (Universitas Negeri Malang) 607


Seminar(Nasional(Seni(dan(Desain:(“Membangun(Tradisi(Inovasi(Melalui(Riset(Berbasis(Praktik(Seni(dan(Desain”(
FBS(Unesa,(28(Oktober(2017(

penggiat seni; (2) informan, yang terdiri dari Modern Indonesian art, so they say, stepped
seniman, kurator, budayawan Malang; (3) on the stage of history fully grown and
lokus, atau tempat di mana aktivitas perfect as Persatuan Ahli Gambar Indonesia
berkesenian kerap dilaksanakan. Dari ketiga (PERSAGI) in 1937.
sumber data itu, akan dijaring data berupa: Hasil diskusi dengan narasumber
(1) periodisasi, catatan waktu dan catatan menyepakati bahwa pencatatan sejarah
perjalanan; (2) tokoh-tokoh dan institusi perkembangan seni rupa modern di Malang
penggeraknya; (3) gaya/style. Pengecekan tidak bisa melepaskan diri dari pencatatan
keabsahan datanya dengan menggunakan sejarah seni rupa modern Indonesia yang
triangulasi sumber, dan analisa data dengan dicatat sejak masa Raden Saleh dan adanya
model interaktif. pengaruh seni lukis Cina. Pencatatan sejarah
perkem-bangan seni rupa modern di Malang
2. Hasil setelah masa Raden Saleh dan masa pengaruh
3.1 Peta Perkembangan Seni Rupa seni lukis Cina baru bisa dicatat dengan lebih
Modern Di Kota Malang akurat, karena narasumbernya juga terlibat
Mencatat perkembangan seni rupa sebagai pelaku kesenirupaan modern di
modern di Malang tidak bisa pisahkan dari Malang pada saat itu. Dengan demikian lalu
catatan perkembangan seni rupa modern di disepakati pencatatan sejarah seni rupa
Indonesia. Seperti dapat dicacat dari data modern di Malang dilacak dengan mencatat
dokumen tulisan Werner Kraus (2005) bahwa sejarah perkem-bangan seni rupa modern di
membicarakan perkembangan lukisan “baru” Malang secara per-sepuluh tahunan sejak
atau modern di Indonesia, para sejarawan 1960an.
seni rupa bersikukuh pada abad pertengahan Berdasar pada data tersebut di atas,
(Abad 19) oleh pelukis Jawa yaitu Raden maka paparan data tentang peta
Saleh. Ahli gambar Indonesia juga perkembangan seni rupa modern di kota
menyatakan bahwa Persatuan Ahli Gambar Malang akan disusun secara sistematis
Indonesia (PERSAGI) merupakan seni menjadi beberapa periode berikut, dengan
Indonesia modern yang dikatakan memasuki diawali sejak masa setelah Raden Saleh, yang
masa dewasa dan sempurna pada tahun 1937. dapat dicatat pula bersamaan dengan
Sifat “baru” atau “modern” digunakan dalam pengaruh seni lukis Cina, kemudian
konteks seni Indonesia “non tradisional”. dilanjutkan dengan pencatatan per-sepuluh
Secara lebih lengkap berikut ini adalah tahunan, yaitu masa 1960an-1970, masa 1971
paparan data dokumen dari tulisan Warner Masa setelah Raden Saleh dicatat sebagai
Kraus (2005: 61): masa awal keberadaan seni rupa modern di
This concept is well understood, yet it Malang, karena bentuk seni rupa sebelumnya
is often forgotten when we discuss the tidak mengenal teknik dan gaya melukis ala
development of "new" or "modern" painting Barat. Masa setelah Raden Saleh ditandai
in Indonesia. (1) Historians and art dengan gaya realis tentang keindahan
historians alike (as far as they have shown panorama di Malang, yang akrab dengan
any interest in this development at all), seem sebutan mooi indie. Tokoh-tokoh yang
to insist that during the middle of the 19th mewarnai perkembangan mooi indie di
century the Javanese painter Raden Saleh, a Malang yang bisa dicatat adalah: Mauris van
prominent figure of this hybrid age, arrived der Kerkhoff, Gerard Pieter Adolf, Willem
on the island, produced a number of strange van der Does, dan Koempoel Sujatno
paintings, a Deus ex machina, only to vanish Masa pengaruh seni lukis Cina juga
a short while after, leaving the art scene berkembang di Malang, karena beberapa
bewildered but basically unchanged. There is tokoh pelukisnya yang tinggal dan
a notion that this interlude might have had beraktivitas kesenirupaan di Malang. Gaya
something to do with Indonesian modernism, visualisasi yang lazim digunakan adalah: (1)
but a continuum between this firstflash of Tionghoa-Bumiputera, (2) Tionghoa-Barat,
modernity and the "nationalist" modernity of atau (3) Barat sama sekali. Tokoh-tokoh yang
the early 20th century is seldom constructed. menggiatkan kesenirupaan Cina di Malang
In fact it is just as much rejected as the adalah: Tjeng Tjiam Hwie, Tan Sik Kwaan,
response of Javanese priyayi to the 19th- Tan Liep Poen, Liem Kwee Bing. Lembaga
century European version of modernity. yang terbentuk dan menggiatkan

608 Pemetaan Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern di Kota Malang


Seminar(Nasional(Seni(dan(Desain:(“Membangun(Tradisi(Inovasi(Melalui(Riset(Berbasis(Praktik(Seni(dan(Desain”(
FBS(Unesa,(28(Oktober(2017(

kesenirupaan Cina di Malang adalah: Yin Sejarah perkembangan seni rupa


Hua, dan Malang Mung May. Modern di Malang dapat dipetakan meliputi
Pencatatan kesenirupaan modern di periodisasi sebagai berikut:
Kota Malang pada masa 1960an-1970 Masa 1981-1990 merupakan
sebetulnya sudah bisa mencatat bahwa sejak maraknya perkembangan kesenirupaan di
tahun 1950 sudah ada aktivitas kesenirupaan Malang. Efek dari GSRBI mempengaruhi
yang sudah melembaga di Malang, yaitu perkembangan kesenirupaan di Malang.
sanggar Pelukis Muda Malang dan Sekolah Penggiat kesenirupaan di Malang pada masa
Seni Rupa Malang (1956-1964). Tokoh- ini mayoritas adalah seniman akademik. Seni
tokoh yang meggiatkan: M Iskak, CY, rupa modern lebih marak dengan berbagai
Alimarsaban, Petrus Sunardi, Widagdo, aktivitas pameran di dalam maupun di luar
Toyib, Karyono Soeparto, Momon, Herman Malang. Pertumbuhan kesenirupaan di
Yasin Effendi, I B Said, Bramasto. Masa Malang relatif sehat. Di samping itu mulai
1960an-1971 juga diwarnai dengan muncul seniman-seniman muda dengan gaya
berdirinya jurusan Seni Rupa IKIP Malang visualisai yang lebih progresif, namun
(1968), yang ditokohi oleh: Katjik Soetjipto, bentuk-bentuk seni rupa modern juga tumbuh
Dedy S Winoto dan tokoh-tokoh penggiat dengan subur. Gaya visualisasi yang
kesenirupaan Malang tahun 1961-1970 antara digunakan masih realis, ekspresionis, abstrak
lain: Y Artono, Arboen, Dos Sulaksono, Ono ekspresionis, dekoratif, dan kaligrafi. Tokoh-
Sumarsono, Imam Muhadjir, Abdullah tokoh seniman sebagai penggiat kesenirupaan
Achmad, Anthony Wibowo, Djoko Irawan, pada saat itu di samping tokoh-tokoh yang
Windarto, Iskak, dan Indanu. Lembaga giat di era 1971-1980, ditambah dengan
kesenirupaan yang mendukung kegiatan seniman-seniman muda yang ada seperti:
kesenirupaan saat itu adalah: APM, ASRI, Ojite Budi Sutarno, Fajar Djunaedi, Susetyo,
dan Candra Kirana. Gaya visualisasi yang Gatot Pujiarto, Koeboe Sarawan, Badri,
banyak digunakan oleh para seniman adalah: Djoeari Soebardj, Yosa, Goweng, Bambang
realis, ekspresionis, dan abstrak. AW. Lembaga dan Sanggar sebagai penggiat
Pada masa 1971-1980 tampak yang ada adalah: UKM Sanggar Minat IKIP
semakin kuatnya peran lembaga pendidikan Malang, dan DKM.
tinggi seni rupa IKIP Malang, sehingga Masa1991-2000 dapat dicatat seni
menyebabkan kesenirupaan di Malang rupa modern masih tetap kokoh dengan
banyak ditokohi oleh seniman akademik, dukungan seniman-seniman yang lebih senior
tidak seperti sebelumnya yang lebihbanyak untuk tetap di pilihan gaya visualisasinya,
digiatkan oleh seniman otodidak. Tokoh- yang dikelom-pokkan ke dalam seni rupa
tokoh seniman yang menggiatkan modern. Tetapi era ini sekaligus merupakan
kesenirupaan di Malang saat itu antara lain:Y era yang makin memperkokoh kiprah seni
Artono, Arboen, Katjik Soetjipto, Dedy S kontemporer di Malang. Mulai ada peran
Winoto, Antony Wibowo, Agus Hadisuryo, galeri dan praktik kuratorial. Galeri yang
Imam Muhadjir, Yon Wahyuono, Didiek berperan sebagai penggiat kesenirupaan di
Mintadi, M Eksan, Toni, Adji Sayekti, Antoe Malang adalah: Puri Art Galeri, dan Semar
Budiono, Keo, Yayit Prabi, Elmi, Andi Art Galeri. Seniman penggiatnya antara lain:
Harisman, Bambang Priadi, Arif Budiman, selain para seniman senirupa modern masih
Budi Rahardjo, Nanik Mirna (penggiat terus berkiprah, muncul para seniman muda
GSRBI), M Sattar, Sunari, M Miskat. Gaya yang memulai dengan kekaryaan yang
visualisasi yang digunakan antara lain: realis, mencirikan seni rupa kontemporer sebagai
ekspresionis, abstrak, dekoratif, dan kaligrafi. berikut: Ojite Budi Sutarrno, Yosa, Novan,
Sanggar seni yang berpengaruh antara lain: Niko, Yoga Mahendra, Afik, Syariffuddin
Sanggar Arti, Sanggar March, Sanggar (Kurator & pengkaji seni), Djuli Djati
Shakti. Ada tokoh seorang Maecenas yang Prambudi (Kurator & Pengkaji Seni), Imam
sangat mendukung kesenirupaan di Malang Muhadjir (Kurator & Seniman), Isa Ansyori,
pada saat itu, yaitu: Dr. C van Heycopten Asep
Ham Era 2001- sekarang diwarnai dengan
semakin maraknya seni rupa kontemporer.
3.2 Peta Sejarah Perkembangan Seni Rupa Era komunikasi dan informasi makin
Kontemporer Di Malang membuka wacana suburnya perkembangan

Lilik Indrawati (Universitas Negeri Malang) 609


Seminar(Nasional(Seni(dan(Desain:(“Membangun(Tradisi(Inovasi(Melalui(Riset(Berbasis(Praktik(Seni(dan(Desain”(
FBS(Unesa,(28(Oktober(2017(

seni rupa kontemporer di kota Malang. dengan hal tersebut Sudarmadji (1974)
Sementara itu perkembangan seni rupa menyatakan bahwa seni rupa modern
modern semakin melemah, apalagi para Indonesia itu memiliki tiga ciri, ialah: “(1)
senimannya sudah semakin berumur, memberikan kesadaran tentang peranan
walaupun kekaryaan mereka tidak pernah individu dalam kegiatan kesenian, serta
berhenti. Karya seni rupa modern ternyata adanya ide baru yang diperjuangkan; (2)
masih ada “pasar”nya, sehingga selain seni dengan terang-terangan ia menunjukkan
kontemporer semakin berkibar, sebagian perbedaan bahkan penggempurannya pada
seniman modern ada yang masih berkarya gejala seni rupa sebelumnya; (3) asas pokok
seni modern untuk memenuhi selera dan itu masih punya refleksi sampai sekarang,
konsumsi pasar. Adalah kelompok/ meski dengan menuruti perkembangan”
komunitas “Malang Suko” yang berperan (dalam Ardi, 1991: 143).
dalam melayani konsumen seni rupa modern Pemetaan seni rupa modern di
di Malang. Komunitas anak-anak muda dan Malang pada masa Raden Saleh dan masa
seniman muda di Malang melahirkan setelah Raden Saleh lebih banyak dilakukan
komunitas: Kentjing Anjing, Rumah Sakit dengan melacak data dokumen yang berisi
Seni, Portal, BKJT, dan Pena Hitam. penulisan tentang Raden Saleh. Seperti
Lembaga/ Galeri yang menyemarakkan dikatakan oleh Yudhoseputro (2005:1)
kesenirupaan kontemporer di Malang antara bahwa: “Di bidang seni, telaah atau kajian
lain: Semeru Galeri, Minimaniez, Kemarin teori dan metodologi yang mempunyai nilai
Sore, Circuit, Puri Bulan Art Space, historigrafi masih tercecer sebagai catatan
sedangkan lembaga pendidikan tinggai yang atau dokumen, seperti karya tulis untuk
ikut mewarnai kesenirupaan kontemporer di seminar atau symposium dan karya tulis
Malang selain Uiversitas Negeri Malang lainnya”.
adalah: Jurusan Seni Rupa Murni – Pada kenyataannya ada tiga
UNIBRAW, dan Prodi DKV – Macung. pandangan yang menyatakan tentang
Gaya visualisasi yang sedang marak adalah kehadiran seni modern di Indonesia.
pemanfaatan media alternatif, street art, Pandangan pertama menyatakan bahwa seni
performance art, dan seni instalasi. Namun modern Indonesia dimulai sejak Raden Saleh
demikian hanya beberapa dari seniman dengan rasional bahwa pada saat Raden Saleh
Malang yang memanfaatkan media alternatif mulai munculnya bentuk karya seni baru
tersebut yang mencapai puncak kiprah yang (lukisan), padahal sebelumnya lebih banyak
menasional dan internasional. Beberapa berupa seni kriya. Pandangan yang kedua
seniman kontem-porer yang memanfaatkan menyatakan bahwa seni modern Indonesia
media alternatif yang mampu membawa dimulai saat PERSAGI (Perstuan Ahli
Malang ke tingkat Nasional dan internasional Gambar Indonesia). Hal itu sejalan dengan
adalah ketokohan Ojite Budi Sutarno dan paparan teori sebagai berikut:
Gatot Pujiarto. Setelah itu pada kurun waktu Kusnadi meyebutkan bahwa seni
sampai sekarang ini, belum tampak karya- rupa modern Indonesia dirintis oleh Raden
karya puncak dari perupa muda kota Malang Saleh (Kusnadi 1979). Dan Suwaryono
dalam karya seni kontemporer, sedangkan menempat-kan pula Raden Saleh sebagai
Ojite dan Gatot Pujiarto sudah tidak bisa pelopor seni lukis Indonesia modern, yang
dikatakan muda lagi. antara lain ditinjau dari sudut perkembangan
marfologi seni lukis Indonesia dan pembuka
3. Pembahasan Hasil seni lukis Indonesia modern (Sudarmadji,
Peta perkembangan seni rupa 1974). Pendapat yang lain mengatakan bahwa
Modern di kota Malang meliputi: masa Raden Saleh adalah pelopor pelukis modern
setelah Raden Saleh, masa pengaruh seni Indonesia dan Sudjojono adalah bapak
lukis Cina, masa 1960an-1970, masa 1971- pelukis seni modern Indonesia (Chlaire Holt,
1980, dan masa 1981-1990. Di dalam data 1976). Umar Kayam menyatakan bahwa
dokumen seni modern dicatat merupakan Persagilah peletak pertama garis ekspresi
karya seni lukis (lukisan) sebagai sesuatu seniman seni rupa Indonesia modern (Umar
yang baru di antara bentuk karya seni di Kayam, 1976). Demikian juga Sudarmadji
Indonesia yang berupa karya seni tradisi yang mengatakan seni rupa Indonesia modern
banyak memanfaatkan teknik kriya. Sejalan adalah kesenian bangsa Indonesia yang

610 Pemetaan Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern di Kota Malang


Seminar(Nasional(Seni(dan(Desain:(“Membangun(Tradisi(Inovasi(Melalui(Riset(Berbasis(Praktik(Seni(dan(Desain”(
FBS(Unesa,(28(Oktober(2017(

dinyatakan dengan garis warna pada seni dua kegiatan kesenirupaan di Malang. Tokoh seni
dimensi atau volume dan warna pada seni rupa modern di Malang yang dapat dicatat
tiga dimensi yang dimulai sejak lahirnya adalah: Widagdo. Perkumpulan
Persagi (Sudarmadji, 1974), (dalam Ardi, kesenirupaan berkem-bang pada saat itu juga
1991: 143). dicatat dalam idealisme yang apik, sampai
Pandangan ketiga menyatakan bahwa akhirnya lahir Sekolah Seni Rupa Malang
seni modern sama dengan seni kontemporer, (1956-1964). Dalam lembaga pendidikan ini
seperti dikemukakan oleh Sumartono (2000: muncul nama seperti M Iskak, C.Y,
21, dalam Zakaria, 2014): “… seni Alimarsaban, Petrus Sumardi dan Widagdo
kontemporer bisa berarti senirupa modern…” sebagai pendiri; dan melahirkan seniman-
Penelitian ini mencoba menggunakan seniman seperti: Toyib, Karyono Soeparto,
pandangan pertama, dengan mencatat Momon, Herman Jasin Effendi. Juga
perkem-bangan kesenirupaan di Indonesia I.B.Said,” dan Bramasto. Keberadaan seni
pada umumnya dan di Malang pada modern di Malang saat itu dapat dikatakan
khususnya dengan mencatatnya sejak masa sejalan dengan paparan John Canaday (1959)
Raden Saleh, karena ditemukan dokumen sebagai berikut: “Seni modern tidak terbatas
yang bisa mencatat Malang sebagai bagian objek-objek maupun gaya tertentu, akan
dari perkembangan seni rupa modern di tetapi ditentukan oleh sikap batin
Indonesia. Dengan demikian pembabakan senimannya. Karena tidak terikat oleh tradisi,
awal sejarah seni rupa modern di Malang, maka seniman modern haruslah kreatif. Oleh
dicatat sejak masa setelah Raden Saleh. sebab itu seni modern
Data dokumen yang mencatat kiprah kadangkala disebut pula sebagai seni kreatif”
kesenirupaan di Malang sebagian besar (dalam Ardi, 1991: 144). Seniman dan
mencatat bahwa pada akhir abad ke 19 di komunitas atau lembaga seni yang ada pada
Malang sudah ada pelukis Belanda dan Eropa waktu itu adalah: Y Artono, Arboen, Dos
yang melukis dengan gaya mooi indie, yaitu: Sulaksono, Ono Sumarsono, Imam Muhadjir,
Mauris van den Kerkhoff (1830-1908), Abdullah Achmad, Anthony Wibowo, Djoko
Gerard Pieter Adolfs (1898-1968), dan Irawan, Windarto, Iskak, Indanu. Di samping
Willem van der Does (1889-1966). Bahkan itu berdiri dan beraktivitas pula lembaga
tercatat pula bahwa Arie Smith pun pernah pendidikan non formal atau kursus
tinggal di Malang. Pelukis lokal yang kesenirupaan, antara lain: ASRI, APM, dan
dianggap sebagai tokoh mooi indie adalah Candra Kirana. Gaya kesenirupaan yang
Koempoel, meskipun dalam data dokumen muncul pada masa 1960an-1970, setelah gaya
dapat ditarik kesimpulan bahwa Koempoel mooi indie berlalu, pada tahun 70an awal
diklasifikasi sebagai pelukis jalanan. masih didominasi oleh batasan medium yang
Masa Pengaruh seniman Cina juga mewarnai ketat, yaitu seni lukis, seni patung atau seni
perkembangan kesenirupaan modern di grafis, yang semuanya dikategorikan ke
Malang, di mana pada paparan data dapat dalam fine Art.
dicatat bahwa pada abad 19 di Indonesia, dan Masa 1971-1980 di Malang dapat
di Jawa khususnya tercatat sebagai abad dicatat terjadi mulai terjadi “kemeriahan”
ganda, karena motif visual eropa dan Cina pada peristiwa kesenirupaan di Malang, yang
merangkak masuk ke dalam sistem lokal dan diprediksi karena: (1) kuatnya pengaruh
menciptakan campuran simbol budaya baru.! pendidikan seni di perguruan tinggi seni di
Komunitas Malang Mung May merupakan Malang (jurusan Pendidikan Seni Rupa-
salah satu bentuk eksistensi pelukis Cina FKSS_IKIP Malang) yang mempengaruhi
dalam kesenirupaan di Malang. Tan Lie Poen munculnya seniman-seniman muda yang
dan Liem Kwee Bing merupakan tokoh dari sebagian besar adalah para mahasiswa dari
pelukis Cina di Malang! jurusan Pendidikan Seni Rupa-FKSS-IKIP
Pemetaan kesenirupaan di Malang Malang; (2) pada saat itu juga terjadi
setelah masa Raden Saleh kemudian bisa pergesekan yang relatif baik antara perguruan
dicatat per sepuluh tahunan sejak tahun 1960. tinggi-perguruan tinggi seni yang ada di
Masa 1960an-1970 dapat dicatat ketika di Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta, karena
tahun 19650an sudah tampak ada gelagat orang-orang muda di kota Malang juga
kesenirupaan modern di Malang dengan belajar pada perguruan tinggi-perguruan
aktivitas seniman otodidak dan pusat tinggi seni di Bandung, Jakarta, dan

Lilik Indrawati (Universitas Negeri Malang) 611


Seminar(Nasional(Seni(dan(Desain:(“Membangun(Tradisi(Inovasi(Melalui(Riset(Berbasis(Praktik(Seni(dan(Desain”(
FBS(Unesa,(28(Oktober(2017(

Yogyakarta; (3) gejolak kesenirupaan di melainkan masih berjalan sampai sekarang.


tanah air dengan Gerakan Seni Rupa Baru di Sedang perkembangan kesenirupaan
sekitar tahun 1973-1974. yang juga ditokohi kontemporer di Malang dapat dicatat sejak
oleh mahasiswa ASRI Yogyakarta yang 1981- sampai saat ini.
berasal dari kota Malang, yaitu Nanik Mirna. Masa 1981-1990 dapat dianggap
Beberapa dokumen tulisan sebagai salah satu sebagai tahap puncak bagi kesenirupaan
sumber data dalam penelitian ini menjelaskan modern di kota Malang. Pada masa itu
kiprah Nanik Mirna dalam Gerakan Seni (1987an) boom seni lukis melanda dunia
Rupa Baru yang kemudian mewarnai kesenirupaan di Indonesia. Karya seni rupa
perkembangan kesenirupaan di tanah air pada mulai menjadi komoditi pasar seni rupa.
umumnya. “Kemeriahan” tersebut bukan Demikian juga dengan perkembangan
hanya berupa munculnya banyak seniman di kesenirupaan di kampus-kampus pendidikan
kota Malang, melainkan juga munculnya tinggi kesenirupaan juga semakin kuat
variasi gaya visualisasi dari tiap senimannya, dengan munculnya gaya kesenirupaan yang
serta mulai maraknya aktivitas pameran dan lebih progresif, yang diprediksi sebagai
aktivitas pengkajian seni. Jika kita simak, dampak dari Gerakan Seni Rupa Baru
kondisi tersebut sejalan dengan pendapat Indonesia (GSRBI). Masa ini juga bisa
Soemardjo (2000: 233) sebagai berikut: dicatat sebagai awal kelahiran kesenirupaan
Setiap karya seni, sedikit banyak kontemporer di kota Malang. Gaya
mencerminkan seting masyarakat tempat seni visualisasi karya senirupa tidak lagi hanya
itu diciptakan. Sebuah karya seni ada karena berupa gaya realis, ekpresionis, abstrak, atau
seorang seniman menciptakannya. Dan, surealis saja. Tampaknya era seni rupa
seniman itu selalu berasal dan hidup dari modern di Malang berjalan dalam kurun
masyarakat tertentu. Kehidupan dalam waktu yang relatif panjang, yaitu sejak masa
masyarakat itu merupakan kenyataan yang sebelum Raden Saleh. Pada kurun masa
langsung dihadapi sebagai rangsangan atau 1981-1990 kemarakan kesenirupaan di
pemicu kreativitas senimannya. Dalam Malang diprediksi karena pada saat itu
menghadapi rangsangan penciptaan-nya, tampak sebagai puncak dari eksistensi seni
seniman mungkin sekedar saksi masyarakat, rupa modern di Malang, terlihat dari
atau bisa juga sebagai kritikus masyarakat, … banyaknya kegiatan pameran yang dilakukan
Dalam hal ini, seniman memainkan peran dan diikuti oleh para seniman Malang dari
keberadaan dirinya yang bebas dari nilai-nilai tahun 1981-1990 . Namun demikian kurun
yang dianut masyara-katnya. Jadi, meskipun waktu 1981-1990 yang sekaligus diwarnai
seniman hidup dalam suatu masyarakat dengan perkembangan teknologi komunikasi
dengan tata nilainya sendiri, dia belajar hidup dan digital yang mulai menampakkan gejala
dengan tata nilai tersebut, ia juga punya awal perkembangan kesenirupaan
kebebasan untuk menyetujui atau tidak kontemporer di Malang. Ciri seni rupa
menyetujui tata nilai masyarakat itu. modern seperti dikemukakan Sudarmadji
Pada masa ini mulai muncul gejala (1974), juga masih mewarnai kesenirupaan di
visualisasi yang belum lazim pada saat itu, Malang:
misalnya adanya bentuk happening art yang … seni rupa modern Indonesia itu memiliki
pernah dilakukan oleh Didiek Mintadi dan tiga ciri, ialah: (1) memberikan kesadaran
Yon Wahyuono di DKM dan di Universitas tentang peranan individu dalam kegiatan
Brawijaya di sekitar tahun 1980an. Kondisi kesenian, serta adanya ide baru yang
itu sesuai dengan ciri-ciri keberadaan seni diperjuangkan; (2) dengan terang-terangan ia
rupa kontemporer yang dikemukakan oleh menunjukkan perbedaan bahkan
Sumartono (2000:21, dalam Zakaria 2014) penggempurannya pada gejala seni rupa
sebagai berikut: “…Sudut pandang yang sebelumnya; (3) asas pokok itu masih punya
kedua membatasi seni rupa kontemporer refleksi sampai sekarang, meski dengan
sebagai seni alternatif, seperti: instalasi, menuruti perkembangan (dalam Ardi, 1991:
happenings, performance art, dan beberapa 143).
karya lain yang mempunyai kecenderungan Perkembangan kesenirupaan modern
bertentangan dengan seni rupa modern” di Malang pada masa 1991-2000 tidak
Perkembangan kesenirupaan modern di berhenti dengan mulai maraknya bentuk
Malang tidak berhenti pada masa 1971-1980, karya seni rupa yang lebih progresif, yang

612 Pemetaan Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern di Kota Malang


Seminar(Nasional(Seni(dan(Desain:(“Membangun(Tradisi(Inovasi(Melalui(Riset(Berbasis(Praktik(Seni(dan(Desain”(
FBS(Unesa,(28(Oktober(2017(

kemudian ditandai dengan sebutan seni rupa 1970-an akibat pengaruh seni rupa global,
kontemporer. Bahkan bentuk kesenirupaan …” (Adi Nugroho & Himawan, 2014: 101).
tersebut tampak bisa hidup beriringan, baik Seniman muda yang sebagian besar adalah
seni modern dan seni kontemporer, termasuk mahasiswa semakin muncul dengan karya-
juga adanya kelompok komunitas seni rupa karya alternatifnya. Muncul beberapa
yang memang menyasar pasar. Seni rupa komunitas seni yang semakin banyak
modern pada kurun waktu ini dimotori oleh menampilkan karya performance art dan
seniman terdahulu yang lebih senior, yang seni instalasi. Kondisi itu sejalan dengan
pada tahun 1970-1980an masih tergolong yang selanjutnya dikemukakan oleh Warsono
sebagai seniman muda. Sedang seni rupa (2012: 328-343, dalam Zakaria, 2014),
kontemporer banyak dimotori oleh kaum sebagai berikut:
muda yang masih berstatus mahasiswa (seni … (a) Munculnya performance art
rupa IKIP Malang dan komunitas Sanggar dan instalasi, dalam performance art
Minat IKIP Malang). Pada saat ini muncul (performen art) mengubah seni rupa yang
pula di jurusan seni rupa IKIP Malang, statis (diam) menjadi lebih dinamis dan
kelompok Portal yang mengusung karya- memindahkan media fisik (kebendaan)
karya seni rupa alternatif danlebih progresif, dengan media tubuh dan lebih menekankan
seperti yangdijelaskan oleh Warsono (2012: pada arah kejadian. Instalasi sebagai
328-343, dalam Zakaria, 2014), yang kelanjutan dari seni keruangan dengan
menjelaskan bahwa seni rupa kontemporer menginstal unsur-unsur tertentu dalam
dalam arus baru kebudayaan memiliki ciri- sebuah ruang; (b) Mural dan street art, mural
ciri sebagai berikut: merupakan lukisan yang kerap ditorehkan
(a) munculnya kelompok-kelompok pada bidang yang permukaan yang cenderung
kreatif yang “ideologis”, muncul karena luas seperti dinding. Street art atau seni
dominasi politis, budaya, dan kekuasaan. jalanan mempresentasikan realitas-realitas di
Hingga di kalangan pemuda, pelajar,dan jalan umum atau ruang publik terbuka, istilah
mahasiswa muncul spirit “budaya tanding”; ini mencakup karya seni, graffiti, mural,
(b) munculnya ruang-ruang alternatif, dengan stensil graffiti, sticker art, proyeksi video,
hadirnya tempat-tempat pameran dan intervensi seni, flash mobbing dan instalas;
presentasi yang digagas oleh seniman, hang (c) terbukanya jaringan-jaringan baru antar
tidak bergantung pada tempat resmi; (c) seniman (Artist bu Artist), kemampuan
munculnya zine dan komik, zine adalah salah komunikasi yang baik dan keberadaan
satu bentuk publikasi yang diterbitkan oleh jaringan internet membuka jalan menuju
pembuatnya bukan untuk keuntungan, pencarian batas-batas kebudayaan.
bahasanya adalah topik-topik yang biasanya Namun tampaknya geliat seni rupa
dihadiri media mainstream, dan diedarkan kontemporer dan semangat kekaryaan
dan dalam dan dalam ruang lingkup yang senirupawan Malang belum menampakkan
terbatas. Zine dan komik alternative bisa semangat sebesar kesenirupaan Malang pada
mengekspresikan apa saja, melawan era modern. Bahkan ketokohan Ojite Budi
kekuasaan, membicarakan diri sendiri, Sutarno dan Gatot Pujiarto belum diikuti oleh
menyampaikan hal remeh-temeh, dan tokoh-tokoh seni rupa kontemporer di
sebagainya dapat dimediasikan dalam komik. bawahnya.
Masa 2000-sekarang dapat dicatat sebagai era
seni rupa kontemporer di kota Malang. 4. Kesimpulan
“Perkembangan seni rupa Indonesia kini Sebagai sebuah kesimpulan dapat
melaju bersama perkembangan seni rupa lain dicatat bahwa keberadaan seni rupa modern
yang dihasilkan berbagai masyarakat di di Kota Malang adalah sejak masa setelah
dunia. Perkembangan ini disebut seni rupa Raden Saleh, yang sekaligus tampak adanya
kontemporer yang dianggap sebagai cermin pengaruh seni lukis Cina. Selanjutnya dicatat
perkembangan dan perubahan masyarakat pula periode 1960an-1970, yang sebetulnya
kontemporer yang bersifat global” (Adi bisa dilacak keberadaan aktivitas seni modern
Nugroho & Himawan, 2014: 100). di tahun 1950an. Masa seni modern di kota
Seni kontemporer juga dimaknai Malang makin tampak marak di tahun 1971-
sebagai: “Perkembangan mutakhir karya- 1980, bahkan sampai tahun 1990an, di mana
karya seni rupa yang telah dimulai sejak pada masa itu pula kiprah seni kontemporer

Lilik Indrawati (Universitas Negeri Malang) 613


Seminar(Nasional(Seni(dan(Desain:(“Membangun(Tradisi(Inovasi(Melalui(Riset(Berbasis(Praktik(Seni(dan(Desain”(
FBS(Unesa,(28(Oktober(2017(

sudah mulai tampak. Puncak masa Artistik Pengaruh Sosial


kesenirupaan kontemporer di Malang Budya.dalam Journal Of
semakin dirasakan di tahun 2000-sampai Urban-Society’s Arts. Volume
sekarang, yang ditandai dengan bentuk dan 1 Nomor 4, Oktober 2014,
gaya kekaryaan yang lebih progresif dan Halaman 99-109.
pemanfaatan media arternatif, serta semakin
maraknya bentuk-bentuk seni instalasi, Ardi, Sun. 1991. Yogya Kiblat Seni
performance art, dan street art. Namun Lukis Modern Indonesia.
demikian gaya visualisasi seni modern masih Dalam Soedarso SP (ed).
tetap menjadi gaya yang mendominasi Beberapa Catatan Tentang
perkembangan kesenirupaan di Malang Perkembangan Kesenian Kita
sampai saat ini. (halaman 141-151).
Sejak wilayah Malang dan Batu Yogyakarta: Penerbit BP ISI
dipisahkan secara administratif, maka Kraus Werner. 2005. Chinese
kehidupan kesenirupaan di Malang dan di Influence on Early Modern
Batu pun juga harus dikaji secara terpisah, Indonesian Art? Hou Qua: a
karena gejala dan iklim kesenirupaan, iklim Chinese Painter in 19th-century
budaya, iklim sosial, dan iklim ekonominya Java. Archipel. Volume 6:
pasti berbeda. Kesenirupaan di Batu hlm: 61-68. Autour de la
tampaknya tumbuh dan berkembang lebih peinture ả Java. Volume I
dinamis dari pada kesenirupaan di Malang; (http//www.persee.fr/doc/arch_
bahkan pada Tahun 1998, almarhum Maman 0044-
Noor, seorang kurator dan kritikus seni rupa 8613_2005_num_69_1_3928),
di Indonesia pernah menyatakan sebagai diakses 17 Maret 2016
berikut: Maman Noor. 2005. Seni Rupa Milik
Sebagai sebuah wilayah kebangkitan baru. Bersama. Katalog Pameran:
Malang memerlukan lembaga kontrol Pameran Lukisan Kelompok
(Maman Noor, Gatra 17 April 1997). 17 Pelukis Kota Malang. 11-
Lembaga ini harus dengan tekun mencatat 22 September 1998 di Taman
setiap langkah perkembangan para pelukis, Ismail Marzuki Jakarta, 17-27
baik dalam hal berkenaan dengan segi Oktober di Moseum Barli
kuantitas maupun kualitas. Salah satu Bandung, halaman 24-26
lembaga yang diharapkan terebut bisa berupa Sumardjo, Jacob. 2000. Filsafat
sanggar (Sanggar Seni Rupa) atau lembaga Seni. Bandung: Penerbit ITB
pendidikan tinggi (seperti seni rupa IKIP Yudhoseputro, Wiyoso. 2005.
Malang). Sebab tanpa lembaga kontrol ini, Historigrafi Seni Indonesia-
Malang akan luput dari pengamatan intensif Sebuah Pemikiran
dan pergaulan ekstensif seni rupa Indonesia. Terwujudnya Sejarah Seni
Rupa Indonesia. Bandung:
5. Penghargaan Penerbit ITB
Terimakasih atas kerjasama beberapa Zakaria, Zukriyan. 2014.
pihak sebagai berikut: (1) Pertumbuhan Performance
Syarifuddin, kurator lepas dan Art Di Malang Dalam
budayawan Malang, (2) Yon Konteks Perkembangan Seni
Wahyuono dan Didiek Mintadi, Rupa Kontemporer Indonesia.
seniman senior di Malang, (3) Tesis tidak dipublikasikan.
Zukriyan Zakaria, pelaku dan peneliti Surabaya: Universitas Negeri
seni kontemporer di Malang Surabaya-Program Pasca
Sarjana-Program Studi
6. Pustaka Pendidikan Seni Budaya.

Adi Nugroho, Budi & Himawan,


Willy. 2014. Visual Tradisi
dalam karya Seni Lukis
Kontemporer Sebagai Wujud

614 Pemetaan Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern di Kota Malang

Anda mungkin juga menyukai