e-ISSN: 2714-6251
http://journals.ums.ac.id/index.php/sinektika
KATA KUNCI: pelestarian, pusat seni dan budaya, seni dan budaya
dituntut untuk memiliki kemampuan memanfaatkan segi Arsitektur sebagai upaya pelestarian seni dan
sumber daya kebudayaan untuk pembentukan ke- budaya lokal. Masalah yang diidentifikasi adalah jika
Indonesiaan. Sehingga perlu adanya pelestarian Seni ditinjau dari segi arsitektur, bagaimana Pusat Seni dan
dan Budaya. Budaya bisa meningkatkan minat masyarakat dalam
Seni dan Budaya merupakan warisan dari nenek melestarikan seni dan budaya lokal di nusantara.
moyang yang wajib dilestarikan. Indonesia adalah Adapun batasan masalah yang diangkat adalah hanya
negara yang memiliki ragam seni dan budaya yang menganalisis bagaimana peranan pusat seni dan
tersebar di setiap wilayahnya. Seni dan budaya adalah budaya dari segi arsitektur. Penelitian ini bertujuan
sebuah sistem koheren yang digunakan untuk untuk mengetahui bagaimana peranan pusat seni dan
berkomunikasi dengan efektif melalui satu bagian seni budaya dalam upaya pelestarian seni dan budaya
saja yang sudah menggambarkan keseluruhan Nusantara. Objek penelitian yang diambil adalah
(Kartodirdjo, 1993). Selain itu seni dan budaya adalah Taman Budaya Jawa Timur dan Taman Budaya Jawa
jelmaan rasa seni dalam sebuah budaya yang bisa Barat. Pemilihan kedua objek tersebut karena
dirasakan dan dinikmati oleh semua orang dalam membawa karakteristik bangunan yang berbeda. Pada
perjalanan sejarah peradaban manusia (Thoyibi, Taman Budaya Jawa Timur dengan karakteristik rumah
2009). Dari beberapa pengertian di atas dapat joglo dan pada Taman Budaya Yogyakarta dengan
disimpulkan bahwa seni dan budaya adalah jelmaan karakteristik bangunan kolonial, namun dengan fungsi
sebuah rasa yang digunakan sebagai metode tempat yang sama yaitu sebagai pelestarian budaya
komunikasi yang bisa dirasakan dan dinikmati oleh lokal.
semua orang sepanjang sejarah peradaban manusia.
Namun seiring perkembangan zaman yang pesat METODE
membuat seni dan budaya menjadi luntur di kalangan
masyarakat, sehingga perlu adanya upaya pelestarian Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif-
seni dan budaya. kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian
Menurut Kementerian dan Pariwisata dalam deskriptif kualitatif adalah penelitian yang
(Triwardani dan Rochayanti, 2014), pelestarian adalah menggambarkan atau menghasilkan keadaan sesuai
aktivitas atau kegiatan menjaga, melindungi, dengan fakta dan apa adanya (Nawawi dan Martini,
mengembangkan dan upaya aktif dan sadar terhadap 1996 : 73) dan berusaha menjelaskan keadaan sesuai
benda-benda, aktivitas berpola serta ide-ide. Menurut saat penelitian dilaksanakan (Mukhtar, 2013 : 28).
Nia Kurmasih Pontoh dalam (Butar, 2015) mengatakan Metode kualitatif lebih mempertimbangkan
bahwa pelestarian sama dengan konservasi yaitu pancaindra untuk melihat kebudayaan yang ada
upaya menjaga dan melindungi serta memanfaatkan (Suwardi, 2003 : 16).
sebagai fungsi baru tanpa menghilangkan makna Pemilihan pendekatan deskriptif kualitatif
kehidupan budaya (1992 : 36). Menurut Eko Budiharjo, dengan metode studi kasus berdasarkan tujuan untuk
preservasi memiliki arti mempertahankan peninggalan memperoleh deskripsi secara utuh dan realistis
jaman dahulu dan arsitektur seperti semula (1994 : tentang peranan Taman Budaya Jawa Timur dan
22). Hakikat melestarikan bukan sekedar Taman Budaya Sentul dari segi arsitektur. Sumber data
mengembangkan namun sebuah gerakan yang digunakan adalah data primer dan data
mengukuhkan kebudayaan, sejarah dan identitas sekunder. Lokasi penelitian adalah untuk Taman
(Lewis, 1983 : 4) dan penumbuh rasa peduli dan rasa Budaya Jawa timur berada di Jl. Genteng Kali 5
memiliki masa lalau sesama anggota komunitas Surabaya, dan Taman Budaya Yogyakarta yang berada
(Smith, 1996 : 68). Tantangan dalam hal ini sangat di Jl. Sri Wedani No.1 Yogyakarta. Fokus penelitian
berat karena harus berhadapan dengan arus terarah pada bagaimana pusat seni dan budaya
globalisasi yang semakin cepat yang berpengaruh memiliki peranan penting dalam upaya pelestarian
terhadap seni dan budaya lokal Nusantara. seni dan budaya lokal.
Penerapan bentuk arsitektural terhadap desain
juga menjadi upaya pelestarian Seni dan Budaya HASIL PENELITIAN
Nusantara. Seni dan budaya yang diterapkan dalam
desain memberikan pengetahuan kepada masyarakat. 1. Taman Budaya Jawa Timur
Bentuk arsitektural memberikan penjelasan kepada Jawa Timur memiliki banyak seni dan budaya
masyarakat tentang nilai seni dan budaya yang yang khas yaitu Ludruk, Reog, Tari Remo, dan lain-lain.
diterapkan seperti yang dijelaskan oleh Sejarawan Hampir setiap daerah di Jawa Timur mempunyai
Sartono K di atas. ragam seni dan budaya yang membuat pemerintah
Sehingga berdasarkan latar belakang di atas bergerak untuk membangun Taman Budaya. Taman
maka permasalahan utama dalam penelitian ini adalah Budaya Jawa Timur (Gambar 1) adalah wadah bagi
untuk mengetahui peranan Pusat Seni dan Budaya dari masyarakat dalam mengembangkan dan
mengapresiasi seni dan budaya Jawa Timur. Kegiatan budaya. Hal ini merupakan pengaruh utama yang
yang dilakukan adalah dengan menampilkan kegiatan- menjadi tolak ukur masyarakat dalam menanamkan
kegiatan tradisional sebagai upaya melestarikan dan rasa cinta tanah air adalah estetika visual dari sebuah
mengembangkan seni dan Budaya Jawa Timur sebagai bangunan tersebut.
identitas bangsa Indonesia (Resmawati, 2014 : 2).
Taman Budaya ini bentuk dari upaya pembinaan dan PEMBAHASAN
pelestarian yang di bangun pemerintah sebagai wadah
pertemuan apresiasi seni di Jawa Timur yang berada di Analisis Peranan Pusat Seni dan Budaya
Jl. Genteng kali 85 Surabaya.
Tabel 1. Analisis Kegiatan dan Fasilitas Pusat Seni dan
Budaya
Taman Budaya Jawa Taman Budaya
Timur Yogyakarta
Kegiatan • Pagelaran seni • Pagelaran /
• Pameran konser
• Workshop, • Seminar
• Tempat pelaksanaan • Workshop
lomba • Pameran
• Tempat presentasi • Pusat Edukasi
• Seminar • Lokakarya
Gambar 1. Gedung Cak Durasim/Taman Budaya JATIM • Lokakarya
(Sumber: situs resmi Cak Durasim, 2020) • sarasehan, dll.
Fasilitas • Pendopo Jayengrana • Concert Hall
2. Taman Budaya Yogyakarta • R. Sawunggaling • Gedung
• R. Sawung Rana Kesenian
• Galeri Seni & Kerajinan Societet
• Teater Terbuka Militair
• Wisma Seni Dewi • Amphiteater
Sangkrah • Panggung
• R. Gamelan Terbuka
Sawungsari • Ruang
• Perpustakaan dan Seminar
Dokumentasi • Kantin Taman
• Musala Budaya
• Arena terbuka Yogyakarta
Gambar 2. Taman Budaya Yogyakarta • Kantin • Ruang
(Sumber: google, 2020) • Galeri Prabangkara Pameran
(Sumber: situs resmi cak durasim, 2020 & situs resmi
Taman Budaya Yogyakarta (Gambar 2) berdiri tby.jogjaprov, 2020)
pada tahun 1978 yang didasarkan pada surat
keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Ditinjau dari segi umum, Taman Budaya Jawa
Taman Budaya ini memiliki tugas sebagai wadah Timur dan Taman Budaya Yogyakarta memiliki fungsi
pengembangan kebudayaan daerah provinsi dan peranan yang sama yaitu sebagai wadah seni dan
Yogyakarta. Berdasarkan Peraturan daerah No.7 fasilitas pengembangan serta pelestarian seni dan
tahun 2002 dan keputusan Gubernur DIY Nomor budaya lokal. Peranan tersebut bisa ditinjau dari
181/Tahun 2002 tanggal 04 November 2002, Taman fasilitas dan kegiatan dalam Pusat Seni dan Budaya
Budaya Yogyakarta berada di bawah naungan Dinas pada tabel 1.
Kebudayaan Provinsi DIY. Taman Budaya ini berada
pada lokasi yang strategis di Jl. Sriwedani, No.1
Tabel 2. Seni yang Ditampilkan di Taman Budaya Jawa
Yogyakarta, berada di kawasan Yogyakarta kilometer
Timur
nol dan berbatasan dengan cagar budaya Benteng
No. Tahun Jenis Seni
Vredeburg.
Lomba Tari Jawa Timuran, Gaya Solo-
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui 1. 1979
Jogja, Gaya Bali, dan Kreasi Baru.
peranan penting Taman Budaya dalam upaya Seni Tari Tradisional, Seni Musik
pelestarian seni dan budaya lokal di Nusantara. 2. 1982
Tradisional
Analisis yang dilakukan ditinjau dari segi umum dan Lomba Musik Kolintang, Lawakan Ludruk,
segi arsitektur. Dunia arsitektur juga memiliki peran 3. 1984 Seni Kentrung & Jemblung, Musik Rakyat
yang penting dalam upaya pelestarian seni dan dan Paduan Suara, Tari Remo
4. 1985
Pagelaran Musik Kolintang, Lomba Vokal pengaruh terhadap masyarakat, salah satunya sebagai
Keroncong sarana edukasi dan sebagai tempat berekspresi dalam
Seni Paduan Suara, Seni Kolintang, Seni menuangkan karya.
5. 1986
Musik Karawitan, Tari Barongan
Sasaran utama dari sarana edukasi adalah anak-
6. 1987 Festival Tari Jawa Timur
anak dan anak muda. Mengimbangi maraknya sarana
Seni Baca Macapat, Pameran dan Seni hiburan, taman budaya adalah sarana yang tepat bagi
7. 1982
Rupa
kalangan tersebut. Rekreasi bukan hanya sekedar cuci
8. 1983 Pagelaran Wayang Beber mata, namun jika diimbangi dengan edukasi yang
Diskusi Kebudayaan, Pasar Seni, Pameran didapatkan maka akan menciptakan generasi penerus
9. 1984 Patung, Lomba Dalang, Wayang Sabda, bangsa yang mengenal lebih dalam serta tumbuh rasa
Pagelaran Wayang Kulit
cinta seni dan budaya nusantara. Selain itu, sering
10. 1986 Wayang Kulit, wayang Golek, Dalang dibangunnya Taman Budaya, dengan
11. 1987 Pagelaran Wayang Kulit terselenggaranya event perlombaan seni dan budaya
(Sumber: Resmawati, 2014) berupa Seni Baca Macapat, Lomba Tari, Lomba Dalang,
Diskusi Kebudayaan, dan lain-lain (Resmawati :
Tabel 3. Seni yang Ditampilkan di Taman Budaya 299.2014) bisa meningkatkan minat dan semangat
Yogyakarta anak-anak muda dalam belajar seni dan budaya.
No. Tahun Jenis Seni Apalagi Taman Budaya adalah tempat berkumpulnya
Konser Afectio Harmony, Pentas Teater, para seniman dalam berdiskusi budaya. Hal ini
Gelar Seni Tahunan, Pameran Seni Rupa, memberikan peluang besar terhadap anak-anak muda
1. 2017 Pentas Teater, Karawitan, Gelar Seni dalam belajar langsung dengan para seniman lokal
Tradisi, Pameran, Kethoprak, Gelar Karya
maupun nusantara di Indonesia.
Maestro, Temu Seniman.
Mini Konser Orkestra, Pentas Teater, Kegiatan yang dilakukan di dalam Taman Budaya
Jogja Music Season, Pentas Keroncong, tersebut (Tabel 1) adalah bentuk upaya pelestarian
Karawitan, Gelar Seni Tahunan, Gelar Seni seni dan budaya kepada masyarakat. Kegiatan yang
Tradisi, Pentas Kethoprak, Wayang Kulit * dilakukan mempunyai mutu dan dampak yang positif
2. 2018 Wayang Wong, Teater, Pertunjukkan dalam upaya pelestarian seni dan budaya. Secara tidak
Musik, Gelar Tari Kontemporer, Gala langsung masyarakat akan terhasut dan ikut andil
Orkestra, Pameran Karya, Pameran Seni
dalam kegiatan yang di selenggarakan oleh Taman
Rupa, Festival Film Dokumenter, Pentas
Budaya. Sehingga akan lebih banyak seniman yang
Drama, Temu Seniman.
Pentas Teater, Parade Film, Gelar Seni bergabung dalam program Depdikbud dalam bidan
Tahunan, Konser Musik, Pagelaran seni dan budaya (Resmawati : 301.2014) dan semakin
3. 2019 Teater, Pagelaran Tari, Pentas Teater, banyak masyarakat yang berpartisipasi dalam acara
Pameran Seni Rupa, Temu Seniman, Gelar yang diselenggarakan. Selain itu diharapkan dengan
Seni Tradisi, Pagelaran Budaya. adanya Taman Budaya pada masing-masing daerah
Pameran, Kethoprak, Orkestra, menghasilkan sumber daya manusia yang mendukung
Karawitan, Pentas Budaya, Gelar Seni dalam upaya pelestarian seni dan budaya lokal di
4. 2020
Tradisi, Temu Karya Taman Budaya, Gelar Nusantara.
Karya Maestro.
(Sumber: tby.jogjaprov, 2020)
Analisis Peranan Pusat Seni dan Budaya dari Segi
Peranan pusat Seni dan Budaya sebagai upaya Arsitektur
pelestarian seni dan budaya ditunjukkan dengan Peranan penting Pusat Seni dan Budaya tidak hanya
berbagai kegiatan atau aktivitas yang dilakukan pada ditinjau dari segi umum saja, tinjauan dari segi
Pusat Seni dan Budaya. Hal ini telah dijelaskan (Tabel arsitektur juga memiliki pengaruh besar terhadap
2 dan 3) bahwa serangkaian kegiatan yang dilakukan pelestarian Seni dan Budaya dalam bentuk desain.
mendorong terpenuhinya fasilitas sebagai penunjang Representasi nilai kebudayaan bisa berwujud dalam
setiap proses kegiatan seni. Tersedianya tempat dalam berbagai hal, bisa dalam wujud fisik maupun ruang.
kegiatan yang mengandung unsur seni dan budaya Dalam bentuk fisik, representasi nilai kebudayaan bisa
menjadi fasilitas yang besar bagi masyarakat dan berupa bentuk bangunan dan fasad bangunan. Bentuk
menjadi rumah kedua bagi kreator seni budaya dalam dapat dihubungkan dengan struktur internal dan
mengapresiasikan karya-karyanya (Handono, 2019). eksternal yang menghasilkan kesatuan antara
Pada tabel 2 dan 3 banyaknya aktivitas seni yang keduanya (F.D.K. Ching, 2007). Pada studi Kasus
terselenggara pada Taman Budaya Jawa Timur dan Taman Budaya, ruang luar merupakan ruang
Taman Budaya Yogyakarta menjelaskan bahwa adanya pendukung dari Taman budaya. Ruang utama di dalam
sebuah wadah seni dan budaya sangat memberikan Taman Budaya adalah ruang dalam atau Interior.