Anda di halaman 1dari 7

EKSIS ( pElajar anti KorupSI dan integritaS) Gerakan Pelajar dalam Pendidikan

Antikorupsi

Nama Lengkap : Naura Khansa Madinah


Asak Sekolah : SMA Negeri 1 Gresik
Perwakilan : Kabupaten Gresik

Korupsi bukanlah suatu hal baru bagi Masyarakat Indonesia. Banyak mulut yang
berbicara korupsi terjadi dalam skala dan nominal yang besar. Sedangkan menurut kpk.go.id
banyak perilaku koruptif di kalangan remaja yang dapat menjadi benih-benih korupsi di masa
mendatang. Banyak upaya sudah meluas namun lebih banyak diri yang egois dan tidak
merealisasikan. Seperti yang kita ketahui korupsi adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, tidak bermoral, serta penyimpangan dari kesucian, dengan dasar hukum
sebagaimana diatur dalam UU No. 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana
korupsi. Definisi korupsi, menurut sudut pandang Transparency International, korupsi ialah
penyalahgunaan kekuasaan yang dipercayakan untuk keuntungan pribadi. Tentunya, hal ini
bertentangan dengan hukum dan kebenaran serta dapat merugikan berbagai pihak.
Menurut kpk.go.id Indonesia termasuk kedalam peringkat 3 negara dengan korupsi
tertinggi di Asia, dan peringkat 102 negara korupsi tertinggi di dunia. Hal ini membuktikan,
bahwa Indonesia masih didominasi dengan moral yang lemah dan minim akan paham
korupsi, bahkan pemerintah pun ikqsut terkait dalam tindakan tidak bermoral ini. Miris,
berharap ini cepat tuntas namun nilai kesadaran masih remidial. Tentunya hal ini harus diatasi
dengan adanya penanaman nilai moral sejak dini.
Berkaitan dengan Pendidikan Antikorupsi, isu korupsi di kalangan remaja perlu kita
angkat. Pemberantasan korupsi dapat terealisasi dan teriplementasikan dengan adanya peran
masyarakat terutama remaja, sebagaimana remaja merupakan kacamata bagi Indonesia di
masa mendatang. Karena kondisi bangsa Indonesia kedepannya bergantung pada karakter
generasi penerusnya. Pendidikan Antikorupsi merupakan usaha sadar dan sistematis yang
diberikan kepada peserta didik berupa pengetahuan, nilai-nilai, sikap, dan keterampilan yang
dibutuhkan agar mereka mau dan mampu mencegah bahkan menghilangkan peluang
berkembangnya korupsi, dengan tujuan untuk menciptakan generasi muda yang bermoral
baik dan berperilaku Antikoruptif.
Pendidikan Antikorupsi tidak terlepas dari kata “integritas”. Sesorang yang memiliki
sikap integritas maka memiliki bekal dalam memerangi korupsi. Komisi Pemberantasan
Korupsi RI, mengemukakan bahwa integritas merupakan tindakan konsisten sebagaimana
dengan apa yang dikatakan. Sikap integritas berkaitan erat dengan 9 nilai antikorupsi (jujur,
bertanggungjawab, disiplin, sederhana, kerja keras, berani, adil, peduli, dan mandiri). 9 nilai
Antikorupsi tak hanya perlu dihafalkan saja, namun juga diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Dari pemaparan permasalahan di atas, remaja memiliki peran penting dalam
pemberantasan korupsi. Tentunya dalam merealisasikan nilai Antikorupsi saya juga aktif
dalam mengiplementasikan 9 nilai Antikorupsi tersebut.

1. Leadership
Menjadi seorang pemimpin tepatnya
sebagai Ketua OSIS tentu harus memiliki karakter
yang disiplin, jujur, bertanggungjawab, kerja keras,
berani, mandiri, dan adil. Tepat pada tanggal 5
maret 2022 saya telah diresmikan dan dilantik
menjadi Ketua Umum OSIS SMP Negeri 1 Gresik
Masa Bhakti 2022-2023. Organisasi Siswa Intra
Sekolah (OSIS) merupakan wadah yang penting
dalam membentuk kepemimpinan, keterampilan,
kekreativitasan di sekolah. Dalam struktur OSIS, ketua OSIS memiliki peran sentral dalam
memimpin, memotivasi, dan menginspirasi siswa dalam mencapai prestasi. Ketua OSIS
bertugas mengkoordinir berjalannya program kerja, dan bertanggungjawab atas segala
kegiatan yang dilaksanakan pengurus OSIS. Mulai dari sumber ide, merancang ide,
memantau berjalannya sebuah program kerja, memberi saran, mencari solusi dari
permasalahan atau konflik yang terjadi, hingga mengambil keputusan atas suatu pembahasan.
Tentunya hal ini berkaitan erat dengan karakter serta nilai yang bermoral.
a) Disiplin
John Marquarrie mengemukakan dari segi etika, disiplin adalah perbuatan seseorang
dalam mematuhi peraturan sebagaimana telah terangkai untuk tujuan tertentu. Sebagai
Ketua OSIS untuk menertibkan anggota serta menjadi contoh siswa siswi maka harus
konsisten dalam kedisiplinan dimana dimulai dari hal-hal kecil seperti datang sekolah
tepat waktu, memulai rapat tepat waktu, hingga menggunakan atribut lengkap.

b) Jujur
“Honesty is the key to success”, agar disetiap program kerja dapat berjalan lancar dan
sukses, maka diperlukan kejujuran dalam menjalankannya. Dengan kejujuran kita
dapat dipercaya dalam menjalankan tugas dan membangun kepercayaan orang lain.

c) Bertanggungjawab
Menjadi pemimpin tentu memegang Amanah dan tangggung jawab yang besar. Mulai
dari bertanggungjawab mengambil keputusan, bertanggungjawab melaksanakan
tugas, bertanggungjawab mengarahkan dan membimbing anggota, bertanggungjawab
dalam evaluasi dan pemberian solusi.

d) Kerjakeras
Kerja keras merupakan karakter paling penting dalam diri seorang pemimpin,
kerjakeras dalam membentuk organisasi, mengembangkan, hingga melewati tugas dan
rintangan yang sulit. Apabila seorang pemimpin tidak memiliki karakter kerjakeras
maka organisasi tidak akan berjalan dengan maximal.
e) Berani
Menurut Mark Twain keberanian adalah resistensi terhadap ketakutan, kekuatan
dalam menghadapi suatu ketidakpastian, serta keberanian dalam melawan segala
kemungkinan. Keberanian merupakan langkah awal dalam merealisasikan rencana.
Yaitu berani mengambil keputusan, berani keluar dari zona nyaman, berani untuk
bertanggungjawab, serta berani memimpin dengan integritas.

f) Mandiri
Prof. Dr. Arief Rachman mengemukakan bahwa OSIS adalah suatu organisasi yang
dikelola dan dipimpin oleh para siswa secara mandiri, dengan tujuan mengembangkan
kepribadian siswa dan membina keteraturan dan ketertiban sekolah. Kemandirian
dapat dilihat dari bagaimana seorang pemimpin mempunyairasa tanggungjawab,
percaya diri, dan teguh atas pendirian dalam merencanakan serta mengambil
keputusan berdasarkan kemampuan.

g) Adil
Sesuai dasar negara Indonesia “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Adil
merupakan nilai yang ditegaskan dalam hidup berbangsa dan bernegara. Keadilan
dalam kepemimpinan merupakan prinsip dasar yang sangat penting. Dengan
mengambil keputusan yang adil. Dengan keadilan, dapat mencegah terjadinya konflik
dalam organisasi.

2. Remaja Masjid
Remaja masjid merupakan
sekumpulan remaja atau anak muda yang
aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan
keagamaan dan sosial di lingkungan masjid.
Peran remaja masjid dalam komunitas islam
sangat penting karena untuk membentuk
generasi muda yang akan meneruskan nilai-
nilai dan tradisi kegamaan. Saya
berkontribusi dalam Remaja Masjid
Roudlotul ‘Ulum (REMAS RU) Di SMA Negeri 1 Gresik. REMAS RU aktif dalam kegiatan
rutin seperti tadarus, diba’, bahkan kegiatan sosial jumat berkah.
Jumat berkah ini merupakan aksi nyata pengiplementasian karakter peduli yang telah
dilakukan SMA Negeri 1 Gresik secara rutin setiap minggu. Yang nantinya hasil dari infaq
jumat berkah ini disalurkan untuk mendukung kegiatan Pendidikan, infrastruktur sekolah
serta bantuan biaya kepada warga SMA Negeri 1 Gresik yang membutuhkan.
Kepedulian tentu sangat penting untuk diterapkan serta direalisasikan, karena kita
merupakan makhluk sosial. Martin Luther King Jr menyatakan “Hidup yang bermakna
adalah hidup yang peduli, hidup yang berhasil adalah hidup yang melayani” pernyataan
tersebut, cukup menjadi motivasi agar kita tidak hanya mengetahui pengertian dari nilai
peduli, namun juga harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Palang Merah Remaja (PMR)
Palang Merah Remaja (PMR) merupakan
organisasi Palang Merah Indonesia yang berpusat
pada sekolah-sekolah serta kelompok-kelompok
Masyarakat, dengan tujuan membangun dan
mengembangkan karakter Kepalangmerahan agar
siap menjadi relawan PMI di masa depan. Sebagai
anggota PMR Gresik, tentu saya sudah
mengiplementasikan karakter peduli dan
sederhana.
Mengiplementasikan karakter peduli sebagaimana PMR berfokus pada kegiatan
kemanusiaan dan sosial. Sedangkan konteks sederhada dalam Kepalangmerahan merujuk
pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai sederhana yang diterapkan dalam kegiatan-kegiatan
kemanusiaan dan sosial yang dijalankan oleh PMR. Hal itu dibuktikan dengan pertolongan
pertama yang diberikan oleh PMR adalah pertolongan awal dan cepat dengan menggunakan
sumber daya yang tersedia. Palang Merah mengoptimalkan sumber daya yang tersedia tanpa
pemborosan. Kofi Annan telah mengakui peran penting Palang Merah melalui penyebaran
bantuan kemanusiaan dalam membantu mengembangkan prinsip-prinsip Humaniter
International. Dalam hal ini, secara tidaklangsung remaja Kepalangmerahan akan belajar
serta mengiplementasikan nilai peduli dan sederhana. Pada dasarnya kegiatan serta program
dari Kepalangmerahan merujuk pada kegiatan kemanusiaan dan sosial sebagai wujud
kesejahteraan sosial.

4. Duta
Dalam konteks umum, duta merupakan
perwakilan yang dipilih untuk menjalankan tugas-
tugas khusus atau misi tertentu. Duta dapat diartikan
sebagai actor atau role model yang menjalankan misi
tertentu serta memberi contoh sikap-sikap bermoral
dengan berintegritas. Dalam hal itu, saya sudah
berkesempatan menjadi duta dengan gelar Yuk Cilik
Gresik 2019, dan Runner-Up 1 Duta lalu lintas Gresik
2022. Seorang duta tentunya harus mengiplementasikan nilai-nilai sebagai berikut:
a) Disiplin
Sebagai duta dengan fungsi role model dalam kehidupan sehari-hari, tentunya harus
menerapkan disiplin. Dengan contoh sebagai Runner-Up 1 Duta Lalu Lintas Gresik
2022, saya harus berintegritas dengan wujud disiplin akan peraturan mengenai lalu
lintas. Serta mengajak teman sebya untuk turut patuh akan peratutan lalu lintaas
sebagaimana sudah ditegaskan dalam UU 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan
angkutan.
b) Tanggungjawab
Dengan menjadi Yuk Cilik Gresik 2019 telah memberikan saya tanggungjawab dalam
budaya, tradisisi, makanan khas, wisata dengan melalui pengenalan dan pelestarian
kepada teman sebaya.
Dengan adanya kesempatan tersebut, saya
telah menerapkan nilai-nilai Antikorupsi sejak dini
sebagai wujud pemberantasan korupsi dengan
penerapan 9 nilai anti korupsi (jujur,
bertanggungjawab, disiplin, sederhana, kerja keras,
berani, adil, peduli, dan mandiri). Sebagai masa
depan bangsa, kita harus sadar akan akibat tindakan
korupsi serta pendidikan Antikorupsi. Dengan kita
menjalankan Pendidikan Antikorupsi kita sudah
menjalankan peran dalam pemberantasan korupsi untuk mewujudkan remaja antikorupsi dan
integritas.

Data dari kpk.go.id Indonesia termasuk pada 3 peringkat negara dengan korupsi
paling tinggi di Asia, dan peringkat 102 negara korupsi tertinggi di dunia. berdasarkan
sumber yang sama, ada 1261 kasus korupsi sepanjang 2004 hingga 2022, berdasarkan
wilayahnya, paling banyak terjadi di pemerintahan pusatyakni 409 kasus. Hal itu dapat
menjadi bukti pelanggaran UU No 31 Tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana
korupsi. Namun korupsi tidak hanya bisa terjadi dalam skala dan nominal yang besar.
Korupsi dapat terjadi dalam skala kecil, contohnya di kalangan pelajar. Bibit-bibit korupsi
telah menjadi ancaman yang mewabah pada kalangan pelajar terutama di lingungan sekolah.
Pernyataan tersebut dibuktikan dengan adanya pelanggaran tata tertib sekolah yang bertolak
belakang dengan 9 nilai Antikorupsi.
Seperti, pelanggaran nilai “Tanggung jawab” di lingkungan sekolah. Tanggungjawab
merujuk pada kewajiban yang harus dipenuhi. Namun sebaliknya, saat ini marak siswa
terlambat ke sekolah, bermain game saat pembelajaran berlangaung, bahkan meninggalkan
jam Pelajaran. Tindakan tersebut termasuk korupsi waktu karena bertentangan dengan nilai
Antikorupsi. Di sisi lain, nilai “kejujuran” di sekolah juga sangat remidial. Banyak siswa
berpikir bahwa nilai akademik adalah segalanya, sehingga mereka menghalalkan segala cara
untuk mendapatkan hal tersebut. Seperti, mencontek, menjiplak, dan membayar orang lain
untuk menyelesaikan tugas. Bibit-bibit korupsi tersebut sangat marak di kalangan pelajar.
Untuk itu perlu adanya edukasi mengenai “Pendidikan antikorupsi” disertai dengan
penanaman moral dan aksi nyata antikorupsi. Tentunya, akan terwujud Indonesia bebas
budaya korupsi, serta generasi muda yang memiliki dasar kuat mengenai nilai moral.
Maka, dari pemaparan permasalahan tersebut diperlukan solusi Upaya preventif untuk
mewujudkan EKSIS dengan yakni dengan program SIAP (Support, Implementasi, Aksi,
platform)
a. Support pendidikan Antikorupsi
Banyak siswa yang memahami korupsi dan mengetahui sikap Antikorupsi.
Namun sebaliknya, para siswa bersikap acuh tak acuh terhadap tindakan korupsi
dikarenakan sudah biasa dilakukan. kpk.go.id memaparkan bahwa bibit-bibit korupsi
inilah yang nantinya akan menjadi bukit korupsi. Maka, Pendidikan antikorupsi perlu
diterapkan di sekolah. Yakni dengan menjalin Kerjasama dengan organisasi internal
sekolah serta Bimbingan Konseling (BK) untuk diadakannya pemaparan “Pendidikan
antikorupsi” melalui edukasi. Menurut John Dewey edukasi merupakan pengalaman
yang membantu individu mengembangkan kemampuan intelektual, moral, dan sosial
untuk berkontribusi secara positif. Maka dari itu, edukasi ini dilaksanakan pada Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) untuk memberikan pandangan serta arahan
dalam menerapkan nilai integritas agar para siswa dapat mengenal serta
mengiplementasikan nilai integritas.

b. Implementasi sikap Antikorupsi


Sembilan karakter antikorupsi (jujur, bertanggungjawab, disiplin, sederhana,
kerja keras, berani, adil, peduli, dan mandiri) tak hanya perlu dihafalkan saja, namun
juga diimplementasikan dalam kehidupan sehari hari. Implementasi sikap antikorupsi
di lingkungan sekolah dapat terwujud dengan adanya kebijakan. Yakni kebijakan yang
disertai sanksi-sanksi apabila melanggar. Dalam hal ini, perlu menjalin kerjasama
dengan Bimbingan Konseling (BK) untuk melakukan pengawasan serta perlakuan
tindak lanjut terhadap siswa yang melanggar. Kebijakan dan sanksi yang adil sangat
penting dalam menciptakan siswa yang bermoral baik sesuai dengan sikap antikorupsi
dan integritas.

c. Aksi nyata dalam merealisasikan sikap Antikorupsi


Salah satu nilai antikorupsi adalah “kejujuran”. Namun, budaya kejujuran sudah
sangat luntur, terutama pada kalangan remaja. Mulai marak siswa meninggalkan
ekstrakulikuker dikarenakan rasa malas dan ikut-ikut teman. Parahnya, siswa tidak
jujur dalam absensi yakni dengan menitip absen agar siswa tetap terhitung hadir. Hal
tersebut tak dapat ditoleransi dan dibenarkan, karena sudah bertentangan dengan nilai
antikorupsi yaitu “jujur”. Maka, salah satu solusi dari saya sebagai aksi nyata dalam
merealisasikan sikap antikorupsi yaitu dengan adanya absensi digital disertai dengan
keketan dalam persyaratan absensi. Absensi digital dengan wujud aplikasi dapat
menghindari adanya ketidakjujuran dalam absensi. Sehingga dengan adanya upaya
preventif dalam ketidakjujuran absensi yakni dengan mengubah metode manual
absensi dengan metode digital maka dapat mengurangi bahkan menghilangkan
budaya korupsi di kalangan remaja yaitu menghindari adanya “ketidakjujuran”.

d. Platform EKSIS (pElajar anti KorupSI dan integritaS)


Dalam era globalisasi menunjukan adanya perubahan perilaku manusia,
mulanya menual menjadi serba digital. Salah satu sasaran era globalisasi adalah
generasi muda. Surry Turkle mengemukakan bahwa perkembangan teknologi digital
telah merubah kebiasaan manusia yakni dalam berkomunikasi dan berinteraksi satu
sama lain. Sebagai bentuk dalam mengikuti perkembangan zaman serta dipadukan
dengan Gerakan remaja antikorupsi dan integritas maka, platform EKSIS dapat
menjadi perantara dan tempat untuk berkomunikasi remaja mengenai korupsi. Mulai
dari kasus terbasu korupsi, bibit-bibit korupsi dalam kalangan remaja, hingga solusi
dalam pemberantasan korupsi. Sehingga melalui Platform EKSIS remaja dapat
mengetahui informasi mengenai korupsi dengan bertukar pikiran.
Program “SIAP” dapat menjadi solusi dalam mewujudkan EKSIS (pElajar anti
KorupSI dan integritaS) sebagai bentuk Gerakan dan peran pelajar dalam pemberantasan
korupsi. Gerakan Antikorupsi dengan dipadukan teknologi digital sebagai wujud penggunaan
positive digital di era globalisasi. Dengan program “SIAP” tercipta generasi muda dengan
moral baik mencangkup nilai Antikorupsi yakni (jujur, bertanggungjawab, disiplin,
sederhana, kerja keras, berani, adil, peduli, dan mandiri). Generasi muda harus membentuk
karakter yang baik, karena masa depan bangsa bergantung pada karakter generasi muda saat
ini. Oleh sebab itu perlunya pembentukan karakter yang baik harus diterapkan sejak dini,
sehingga dapat menghilangkan budaya Antikorupsi serta mewujudkan Masyarakat bersih dan
integritas.

Anda mungkin juga menyukai