TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister pada
Program Studi Administrasi Pendidikan
Disusun Oleh:
DEWI MUTIARA
NPM. 072120029
DEWI MUTIARA
NPM. 072120029
Tanggal Lulus:
ii
iii
iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Apabila di kemudian hari ditemukan sebagian atau seluruh isi tesis ini
bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu,
saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan
sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Dewi Mutiara
iii
iv
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi program pembelajaran daring yang
dilakukan di SD Islam Al-Azhar 7 Sukabumi Jawa Barat, yang meliputi 1) Tujuan, dasar
hukum, dan sasaran program pembelajaran daring; 2) Sumber daya yang digunakan
dalam program pembelajaran daring; 3) Proses pelaksanaan yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran daring; dan 4) Hasil
pelaksanaan program pembelajaran daring; 5) Outcome, hal yang terlihat dan dirasakan
dari adanya program pembelajaran daring di SD Islam Al-Azhar 7 Sukabumi. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model CIPP-O. Teknik pengumpulan data
yang digunakan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari
penelitian ini mengungkapkan bahwa dalam penyelenggaraan program pembelajaran
daring di SD Islam Al-Azhar 7 berlandaskan pada peraturan perundang-undangan yang
ada, dilaksanakan sesuai dengan panduan penyelenggaraan pembelajaran daring. Seluruh
rangkaian kegiatan dan sosialisasi hingga pelaporan dilaksanakan dengan baik walaupun
terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya akan tetapi sejauh ini
menunjukkan hasil yang positif karena hasil dari program pembelajaran daring ini mutu
Pendidikan senantiasa tetap terjaga salah satunya ditunjukkan dengan hasil belajar siswa.
iv
v
ABSTRACT
The purpose of this study is to evaluate the online learning program conducted at SD
Islam Al-Azhar 7 Sukabumi, West Java, which includes 1) the objectives, legal basis, and
objectives of the online learning program; 2) Resources used in online learning
programs; 3) The implementation process which includes planning, organizing,
implementing and evaluating online learning; and 4) the results of the implementation of
the online learning program; 5) Outcomes, things that can be seen and felt from the
online learning program at SD Islam Al-Azhar 7 Sukabumi. This study uses a qualitative
approach with the CIPP-O model. Data collection techniques used using observation,
interviews and documentation. The results of this study reveal that the implementation of
online learning programs at SD Islam Al-Azhar 7 is based on existing laws and
regulations, carried out in accordance with the guidelines for implementing online
learning. The whole series of activities and socialization to reporting were carried out
well, although there were some obstacles faced in their implementation, but so far they
have shown positive results because the results of this online learning program are that
the quality of education is always maintained, one of which is indicated by student
learning outcomes.
v
vi
KATA PENGANTAR
Dewi Mutiara
vi
DAFTAR ISI
iv
vii
v
viii
DAFTAR TABEL
v
ix
DAFTAR GAMBAR
x
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
tatap muka atau ada yang menyebut pembelajaran online dan juga
pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Pada saat ini, pembelajaran daring dipilih sebagai alternatif metode
pembelajaran yang dapat dilaksanakan pada masa sekarang dikarenakan
pandemi covid-19 yang menjadi hambatan untuk melaksanakan pembelajaran
tatap muka secara langsung antara guru dan siswa. Namun tidak menutup
kemungkinan pula bahwa pembelajaran daring akan menjadi metode
pembelajaran baru yang dapat digunakan kedepannya apabila fasilitas yang
dibutuhkan untuk pembelajaran daring telah tersedia dan siswa serta guru
telah terbiasa dengan pembelajaran daring ini. Dalam pelaksanaannya, tentu
tak mudah bagi guru dan siswa untuk cepat beradaptasi dengan situasi belajar
secara daring. Selain daripada itu, peran orang tua sangat berpengaruh dalam
pelaksanaan pembelajaran ini. Pada saat siswa melaksanakan pembelajaran
daring di rumah, dibutuhkan peran serta orang tua untuk ikut andil dalam
membimbing dan mengarahkan siswa demi terciptanya pembelajaran daring
yang efektif dan tujuan yang diharapkan pun dapat tercapai walaupun
dilaksanakan di tengah pandemi covid-19.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa agar pembelajaran
dapat terus berjalan di tengah pandemi covid 19 ini, maka salah satu jalan
keluar untuk menangani masalah tersebut adalah dengan melakukan
pembelajaran daring. Pembelajaran daring ialah pembelajaran yang dilakukan
dengan jarak jauh dengan bantuan internet. Dalam pembelajaran daring
dibutuhkan sarana dan prasarana, berupa laptop, komputer, smartphone, dan
bantuan jaringan internet. Selain sarana dan prasarana, seorang guru juga
harus mampu menyesuaikan dengan keadaan siswa. Guru harus mampu
mengembangkan profesi pendidik serta menjalankan tugasnya dengan
menyesuaikan kebutuhan siswa serta materi pembelajaran yang mengikuti
perkembangan zaman. Pada tahun 2018 sebanyak 62,41% penduduk
Indonesia telah memiliki telepon seluler dan 20,05% rumah tangga yang
memiliki komputer (BPS, 2019) (Handarini & Wulandari, 2020a). Data ini
sangat relevan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa meskipun
3
ada siswa yang belum memiliki laptop, tapi hampir semuanya telah memiliki
smarthphone.
Penjelasan di atas tersebut sesuai dengan keadaan di SD Islam Al-
Azhar 7 Sukabumi yang menjadi tempat Penelitian ini. SD Islam Al-Azhar 7
Sukabumi merupakan salah satu sekolah unggulan yang berada di wilayah
kota Sukabumi yang memiliki sumber daya yang baik dalam digital dan telah
menerapkan sistem pembelajaran daring secara keseluruhan sejak
diberlakukannya kebijakan belajar dari rumah dalam masa darurat Covid-19.
Hal itu di dukung dengan hasil observasi yang dilakukan melalui metode
wawancara kepada salah satu pihak sekolah, yaitu kepada kepala sekolah dan
guru wali kelas IV A yang menyatakan bahwa semua siswa di SD Islam Al-
Azhar 7 Sukabumi telah memiliki smartphone. Walaupun ada beberapa
siswa kelas rendah yang belum memiliki handphone sendiri tetapi
menggunakan handphone milik orang tua, namun keadaan tersebut dapat
dimanfaatkan oleh siswa sehingga dapat membantu mempermudah
pelaksanaan pembelajaran daring.
Banyak keunggulan yang diperoleh dari pembelajaran daring, misalnya
siswa dapat melakukan riset sendiri melalui internet, siswa dapat menguasai
informasi yang berkembang, dan siswa juga dapat melakukan proses belajar
dengan waktu yang disa disepakati bersama. Namun dalam pembelajaran
daring tidak hanya mengandalkan penggunaan smartphone atau laptop saja,
pembelajaran daring juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lain yang dapat
mendukung atau bahkan menghambat pembelajaran daring tersebut. Terdapat
30% siswa yang mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran karena
tidak adanya pendampingan dari orang tua (orang tua bekerja), sehingga guru
mengalami kesulitan dalam mengkondisikan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Hal ini sering terjadi di lingkungan kelas rendah (kelas 1, kelas
2, dan kelas 3).
Proses pembelajaran dalam Pendidikan harus terus dilaksanakan dalam
upaya peningkatan mutu Pendidikan di negara kita, meskipun dalam suasana
pandemic. Dengan demikian pemerintah dan lembaga terkait menyusun
4
kebijakan agar seluruh peserta didik baik siswa maupun mahasiswa tetap
menjalankan proses pendidikan dengan baik. Pembelajran daring adalah salah
satu alternatif dalam mengatasi proses pembelajaran masa pandemic. Akan
tetapi dalam proses pembelajaran yang dilakukan ini tidak luput dari berbagai
permasalahan yang terjadi, tidak hanya yang terjadi pada guru, siswa pun
mengalami hal yang sama. Misalnya, sinyal internet yang kurang mendukung,
kuota internet yang relative mahal bagi kalangan menengah ke bawah,
terkadang sebagian orang tua juga tidak bisa penuh dalam mendampingi anak
belajar di rumah karena hal inilah terkadang menjadi suatu tantangan bagi
guru dalam melaksanakan pembelajaran secara daring. Guru harus lebih
ekstra dalam membimbing siswa dengan waktu yang tidak terbatas dan
terkadang disesuaikan dengan waktu orang tua, terlebih bagi siswa yang
memang orang tuanya bekerja dan menggunakan satu handphone milik orang
tua (Utami, 2020).
Pembelajaran daring yang telah berjalan dengan baik selama kurang
lebih 2 tahun ini masih saja terkendala dengan berbagai hal yang diuraikan
tadi, maka perlu kiranya dilakukan evaluasi terhadap pembelajaran daring
yang telah dilakukan untuk melihat sejauh mana pembelajran daring ini
berjalan sesuai capaian mutu Pendidikan. Evaluasi ini dilakukan untuk
menjadi tolak ukur baik keberhasilan pembelajaran baik bagi guru, siswa,
sekolah, bahkan orang tua.
Evaluasi program ini diartikan sebagai proses untuk memeriksa suatu
program berdasarkan standar-standar nilai tertentu dengan tujuan membuat
keputusan yang tepat. Hal ini diperkuat oleh Arikunto (Mahmudi, 2011) yang
menyatakan bahwa evaluasi program merupakan aktivitas untuk mengetahui
tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan suatu program yang diberikan
sebagai kegiatan yang dilakukan berdasarkan perencanaan. Sedangkan yang
dimaksud dengan Evaluasi program pendidikan merupakan studi yang
sistematis dan didesain, dilaksanakan, serta dilaporkan untuk membantu klien
memutuskan dan/atau meningkatkan keberhargaan dan/atau manfaat
program-program Pendidikan. Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat
5
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penelitian ini difokuskan
pada pembelajaran daring SD Islam Al-Azhar 7 Sukabumi dengan model
evaluasi yang digunakan adalah model evaluasi CIPP-O, yang meliputi:
1. Tujuan, dasar hukum, dan sasaran program pembelajaran daring di SD
Islam Al-Azhar 7 Sukabumi.
2. Sumber daya yang digunakan dalam program pembelajaran daring di SD
Islam Al-Azhar 7 Sukabumi.
3. Pelaksanaan (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi)
program pembelajaran daring di SD Islam Al-Azhar 7 Sukabumi.
4. Hasil pelaksanaan program pembelajaran daring di SD Islam Al-Azhar 7
Sukabumi.
5. Outcome, hal yang terlihat dan dirasakan dari adanya program
pembelajaran daring di SD Islam Al-Azhar 7 Sukabumi.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini meliputi dua tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan
khusus.
1. Tujuan Umum
Akhir dari penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat menjadi
masukan terhadap Lembaga Pendidikan dalam pelaksanaan pembelajaran
daring semester genap 2020/2021 dan ganjil 2021/2022 yang telah
dilaksanakan sehingga dapat memberikan masukan dan gambaran agar
dapat memetakan mutu yang baik sesuai dengan cita-cita bangsa.
2. Tujuan Khusus
Penelitian ini memiliki tujuan khusus yang meliputi:
a. Untuk menganalisis tujuan, dasar hukum, dan sasaran pembelajaran
daring di SD Islam Al-Azhar 7 Sukabumi .
b. Untuk menganalisis sumber daya yang digunakan dalam pelaksanaan
pembelajaran daring di SD Islam Al-Azhar 7 Sukabumi .
c. Untuk menganalisis pelaksanaan (perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan evaluasi) pembelajaran daring di SD Islam Al-
Azhar 7 Sukabumi .
d. Untuk menganalisis hasil pelaksanaan pembelajaran daring di SD
Islam Al-Azhar 7 Sukabumi.
7
E. Kegunaan Penelitian
Dari Penelitian ini dapat diperoleh beberapa manfaat bagi beberapa
pihak yang terkait, antara lain:
1. Bagi sekolah, dapat dijadikan masukan dan gambaran informasi dalam
pelaksanaan program pembelajaran daring serta dapat digunakan sebagai
bahan evaluasi bagi sekolah untuk dapat meningkatkan mutu sekolah
dalam melaksanakan pembelajaran daring atau pengembangan
pembelajaran yang dikaitkan dengan sekolah merdeka sesuai dengan
program pemerintah saat ini.
2. Bagi kepala sekolah,dapat dijadikan masukan untuk mengembangkan
dan mengefektifkan pembelajaran daring dengan membuat rancangan
inovasi terkait dengan pembelajaran daring kedepannya melalui
pembelajaran blended learning.
3. Bagi guru, dapat digunakan oleh guru sebagai referensi dalam mengatasi
masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran daring agar
pembelajaran daring dapat terlaksana dengan lebih optimal.
4. Bagi peserta didik, diharapkan berguna untuk meningkatkan motivasi
siswa dalam melaksanakan pembelajaran daring, memberikan informasi
terkait kebijakan Pembelajaran daring yang dilaksanakan oleh sekolah,
serta meningkatkan keaktifan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran daring.
5. Bagi orang tua, dapat memberikan pemahaman bagi orang tua guna
meningkatkan kerjasama antara orang tua, guru dan siswa dalam
melaksanakan pembelajaran daring, mengingat pembelajaran daring ini
dilakukan oleh siswa di rumah masing-masing sehingga memerlukan
dampingan pihak orang tua.
8
KAJIAN TEORITIK
9
10
3. Model-Model Evaluasi
dan perilaku yang akan dicapai oleh guru dalam mengajarkan mata
pelajaran tersebut.
Model evaluasi berbasis tujuan dirancang dan dilaksanakan
dengan proses sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi tujuan. Mengidentifikasi dan mendefinisikan
tujuan atau objektif intervensi, layanan dari program yang
tercantum dalam rencana program. Objektif program kemudian
dirumuskan dalam indicator-indikator kuantitas dan kualitas yang
dapat diukur.
2) Merumuskan tujuan menjadi indikator-indikator. Evaluator
merumuskan tujuan program menjadi indicator-indikator kuantitatif
dan kualitatif yang dapat diukur.
3) Mengembangkan metode dan instrument untuk menjaring data.
Evaluator menentukan apakah akan menggunakan metode
kuantitatif atau kualitatif atau campuran
4) Memastikan program telah berakhir dalam mencapai tujuan.
Layanan, intervensi dari program dilaksanakan dan ada indikator
mencapai pencapaian tujuan, pengaruh atau perubahan yang
diharapkan
5) Menjaring dan menganalisis data/informasi mengenai indikator-
indikator program
6) Kesimpulan.
7) Mengambil keputusan mengenai program.
Antecedents
Transactions
Outcomes
Beberapa pelatih ingin memotong level 1 dan 2 yaitu level reaksi dan
pembelajaran untuk mengukur perubahan perilaku. Ini adalah
kesalahan serius. Misalnya, bahwa tidak ada perubahan dalam
perilaku ditemukan. Kesimpulan yang jelas adalah bahwa program ini
tidak efektif dan bahwa itu harus dihentikan. Kesimpulan ini mungkin
tidak akurat. Reaksi mungkin telah menguntungkan, dan tujuan
pembelajaran mungkin telah dicapai, namun tingkat 3 atau 4 kondisi
mungkin belum ada.
4) Results Evaluation
Evaluasi ini difokuskan pada hasil akhir setelah peserta pelatihan
mengikuti program pelatihan. Kategori hasil akhir suatu pelatihan
antara lain kenaikan produksi, peningkatan kualitas, penurunan biaya,
penurunan kuantitas kecelakaan kerja, dan kenaikan keuntungan, serta
peningkatan moral kerja dan tim kerja yang lebih baik.
atau kelanjutan suatu program. Model CIPP adalah model yang menawarkan
cara-cara secara menyeluruh yang berkaitan dengan data yang dikumpulkan
dan dilaporkan (Eshun et al., 2020).
Model ini bertitik tolak pada pandangan bahwa keberhasilan program
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti karakteristik sumber daya manusia
dan lingkungan, tujuan program dan peralatan yang digunakan, prosedur dan
mekanisme pelaksanaan program itu sendiri.
Empat aspek yang terdapat dalam model CIPP yang dikembangkan
oleh Stufflebeam ini baik Context, Input, Process dan Output ini dapat
membantu dalam pengambilan keputusan untuk menjawab pertanyaan yang
mendasar terkait apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya,
apakah dikerjakan sesuai rencana dan apakah berhasil atau justru sebaliknya.
Ask the following questions about the design role of a model, context, input,
process, or product evaluation. What do you need to do? How should it be
done? Did you do it? Will you succeed? (Flick et al., 2004).
Penjelasan dari masing-masing aspek dalam model evaluasi CIPP
adalah sebagai berikut:
Pertama, evaluasi konteks (conteks). Diartikan sebagai latar belakang
yang mempengaruhi jenis-jenis tujuan dan strategi yang dikembangkan dalam
program yang bersangkutan. Kedua, evaluasi masukan (input) adalah evaluasi
yang berkaitan dengan tujuan, konteks, input, proses dengan hasil program.
Evaluasi ini juga untuk menentukan kesesuaian lingkungan dalam membantu
pencapaian tujuan dan objek program. Ketiga, evaluasi proses, dalam model
ini diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan di dalam
program sudah terleksana sesuai dengan rencana. Keempat, evaluasi pada
produk atau hasil diarahkan pada hal-hal yang yang menunjukkan perubahan
yang terjadi pada masukan mentah, dan tahapan ini dilakukan pada periode
akhir program untuk mengetahui keberhasilan program (Stufflebeam et al.,
2002)
Model CIPP merupakan sebuah kerangka kerja untuk melakukan
pelaporan dan evaluasi yang komprehensif karena memiliki orientasi yang
32
kuat untuk pelayanan, dan juga memiliki prinsip-prinsip yang terbuka untuk
masyarakat karena model ini tidak hanya menilai pada dampak suatu program
akan tetapi membantu juga merumuskan program, memanrau pelaksanaan
program, mengevaluasi hasil program, dan memberikan rekomendasi untuk
perbaikan suatu program. Berikut gambar model CIPP yang dikembangkan
oleh Stufflebeam:
E. Kriteria Evaluasi
Kriteria atau yang disebut juga dengan tolak ukur merupakan sesuatu
yang digunakan sebagai patokan atau batas minimal untuk sesuatu yang
diukur (Arikunto dan Jabar, 2009) (Ananda & Rafida, 2017b). Dalam
pembuatan kriteria yang akan digunakan dalam penelitian evaluasi tentu ada
dasar yang melatarbelakangi penentuan kriteria tersebut. Maka, merujuk pada
pendapat (Arikunto, Suharsimi dan Jabar, 2018) setidaknya terdapat 7 sumber
pembuatan kriteria, yaitu:
36
1. Sumber Pertama
Apabila yang dievaluasi merupakan suatu implementasi kebijakan maka
yang dijadikan sebagai kriteria atau tolak ukur adalah pertauran atau
ketentuan yang sudah dikeluarkan berkenaan dengan kebijakan yang
bersangkutan. Apabila penentu kebijakan tidak mengeluarkan ketentuan
secara khusus maka penyususn kriteria menggunakan ketentuan yang
pernah berlaku umum yang sudah dikeluarkan oleh pengambil kebijakan
terdahulu dan belum pernah dicabut masa berlakunya.
2. Sumber Kedua
Dalam mengeluarkan kebijakan biasanya disertai dengan buku pedoman
atau petunjuk pelaksanaan (juklak). Di dalam juklak tertuang informasi
yang lengkap, antara lain dasar pertimbangan dikeluarkannya
kebijaksanaan, prinsip, tujuan, sasaran, dan rambu-rambu
pelaksanaannya. Butir-butir yang tertera di dalamnya, terutama dalam
tujuan kebijakan, mencerminkan harapan dari kebijakan, oleh karena itu,
pedoman atau petunjuk pelaksanaan itulah yang distatuskan sebagai
sumber kriteria.
3. Sumber Ketiga
Apabila tidak ada ketentuan atau petunjuk pelaksanaan yang dapat
digunakan oleh penyusun sebagai sumber kriteria maka penyususn
menggunakan konsep atau teori-teori yang terdapat dalam buku-buku
ilmiah.
4. Sumber Keempat
Jika tidak ada ketentuan, peraturan atau petunjuk pelaksanaan, dan juga
tidak ada teoriyang diacu, penyusun disarankan untuk menggunakan hasil
penlitian. Disarankan sekurang-kurangnya penelitian yang sudah
dipublikasikan atau diseminarkan. Jika ada, yang sudah disajikan kepada
orang banyak, yaitu disimpan di perpustakaan umum.
5. Sumber Kelima
Apabila penyusun tidak menemukan acuan yang tertulis dan mantap,
dapat minta bantuan kepada orang yang dipandang mempunyai kelebihan
37
METODOLOGI PENELITIAN
Tahun 2021-2022
No Kegiatan Nov Des Jan Feb Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Penelitian Pendahuluan
2 Penyusunan Proposal
3 Seminar Proposal
4 Perbaikan Proposal
5 Pengumpulan Data
6 Analisis Data
7 Penyusunan Tesis
8 Ujian Tesis
B. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan untuk melihat kesesuaian tujuan dan
efektifitas dari pelaksanaan Pembelajaran daring SD Islam Al-Azhar 7
Sukabumi menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif-evaluatif.
Tujuan utama dilakukannya Penelitian deskriptif adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran, atau untuk melukiskan secara sistematis, faktual dan
41
42
Evaluasi Process
Perencanaan dan Sosialisasi, Pelaksanaan, Judgement
Monitoring dan Evaluasi Program
Evaluasi Input
Sumber Daya Manusia, Sasaran, Sarana & Judgement
Prasarana Pendukung Program
Evaluasi Context
Latar belakang, Tujuan, Analisis kebutuhan Judgement
Program
C. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, tidak terdapat pilihan lain kecuali
menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama (Nasution, 2008)
(Hardani et al., 2020a). Alasannya, karena pada penelitian kualitatif segala
44
1. Kisi-kisi Instrumen
Menurut Djaali (Matondang, 2009a) menyatakan bahwa secara umum
yang dimaksud dengan instrumen adalah suatu alat yang karena memenuhi
persyaratan akademis maka dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur
suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Dalam
pembuatan instrumen penelitian evaluasi Pembelajaran daring SD Islam Al-
Azhar 7 Sukabumi ini, peneliti membuat kisi-kisi instrumen agar dapat
memudahkan penelitian dalam mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
terkait program serta menunjukkan secara jelas dan terperinci instrumen yang
akan digunakan untuk mengungkap data yang akan dievaluasi. Kisi-kisi
instrumen yang dibuat meliputi komponen, sub komponen, dan indikator
yang akan dijadikan sebagai acuan peneliti dalam membuat instrumen
evaluasi Pembelajaran daring SD Islam Al-Azhar 7 Sukabumi yang penulis
tuangkan dalam tabel berikut:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Program Pembelajaran Daring SD
Islam Al-Azhar 7
Teknik
Aspek Evaluasi Kriteria Evaluasi Pengumpulan
Data
Konteks Tujuan ✓ Adanya tujuan untuk ✓ Analisis
(context) mendukung pelaksanaan dokumen
Pembelajaran daring ✓ Observasi
✓ Adanya tujuan untuk ✓ Wawancara
pemenuhan kebutuhan terstruktur
sarana dan prasarana
Pembelajaran daring
Dasar Adanya dasar hukum dan
45
Teknik
Aspek Evaluasi Kriteria Evaluasi Pengumpulan
Data
Hukum pedoman pelaksanaan
pembelajaran daring
Sasaran Adanya sasaran dalam
program Pembelajaran daring
Jarak Jauh Bagi Guru selama Sekolah Tutup dan Pandemi Covid-19 dengan
semangat Merdeka Belajar yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru
dan tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2020
sebagai petujuk pelaksanaan Pembelajaran daring.
2. Validasi Instrumen
Setelah menentukan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian,
maka instrumen yang akan digunakan harus diuji terlebih dahulu melalui uji
validitas dan reliabilitas (Suryabrata, 2000) (Matondang, 2009b). Validitas tes
pada dasarnya menunjuk kepada derajat fungsi pengukurnya suatu tes, atau
derajat kecermatan ukurnya sesuatu tes. Sedangkan validitas sendiri
berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai
sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai (Sudjana, 2004)
(Matondang, 2009b).
Dari beberapa pengertian di atas artinya, valid berarti instrumen dapat
digunakan untuk mengukur data yang akan diukur. Dalam penelitian ini,
digunakan uji validitas yang dilakukan oleh dosen pembimbing, baik dosen
pembimbing pertama maupun pembimbing kedua dalam penulisan tesis ini
melalui lembar validitas.
a. Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan
data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan
pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu
dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapakan
instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara
terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan
pengumpul data mencatatnya.
Kelemahan teknik ini ialah: terkesan seperti angket yang
diucapkan, suasana menjadi kaku dan formal. Sedangkan
keuntungan teknik ini ialah: pertanyaan sistematis sehingga mudah
diolah kembali, pemecahan masalah lebih mudah memungkinkan
analisa kuantitatif dan kualitatif dan kesimpulan yang diperoleh lebih
reliable.
b. Wawancara tak berstruktur
Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Kelemahanya teknik wawancara ini yaitu tidak efisien waktu, biaya,
dan tenaga. Namun keuntungannya yaitu cocok untuk penelitian
pendahuluan, tidak memerlukan keterampilan bertanya dan dapat
memelihara kewajaran suasana.
Dalam penelitian ini, teknik wawancara yang digunakan adalah
teknik wawancara terstruktur, dimana peneliti telah menyiapkan
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang akan diajukan kepada
responden.
3. Studi Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumentasl
dari seseorang. Data-data yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi
50
Data
Collection
Data
Display
Data
Reduction Collection:
drawing/verifying
Dari skema di atas, maka dapat dilihat bahwa terdapat 4 tahap analisis
yang harus dilakukan dalam penelitian ini agar dapat menghasilkan data yang
sesuai dengan kebutuhan penelitian. 4 tahap di atas akan dijelaskan secara
rinci sebagai berikut:
1. Data Collection (Pengumpulan Data)
Pada setiap penelitian, kegiatan paling utama adalah
mengumpulkan data. dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data
dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi
atau gabungan ketiganya (triangulasi). Pengumpulan data dilakukan
berhari-hari, mungkin berbulan-bulan, sehingga akan banyak data yang
dapat diperoleh. Pada tahap awal peneliti melakukan penjelajahan secara
umum terhadap situasi sosial/obyek yang diteliti, semua yang dilihat dan
didengar direkam semua. Dengan demikian peneliti akan memperoleh
data yang banyak dan bervariasi.
2. Data Reduction (Reduksi Data)
Semakin lama peneliti ke lapangan, maka data yang diperoleh akan
semakin banyak pula. Maka dari itu, data yang telah diperoleh dari
lapangan perlu dicatat secara telliti dan rinci. Selain jumlah data yang
akan semakin banyak, data yang diperoleh pun akan semakin kompleks
dan rumit. Untuk itu perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data.
mereduksi data berarti merangkum, memilih dan memilah hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang dianggap penting, dicari tema
dan polanya. Dengan demikan peneliti akan mendapat gambaran yang
lebih jelas, dan lebih mudah untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan
kecerdasan, keluasan, serta kedalaman wawasan yang tinggi. Dengan
reduksi, maka peneliti merangkum, mengambil data yang penting,
membuat kategorisasi, berdasarkan huruf besar, huruf kecil, dan angka.
Data yang tidak penting dapat diilustrasikan dengan simbol-simbol
tertentu.
52
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Hasil evaluasi penelitian mengacu dan menjawab kepada rumusan
permasalahan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, terkait pelaksanaan
evaluasi program pembelajran daring di SD Islam Al-Azhar 7 Sukabumi.
53
54
kesehatan yang ketat dan pembatasan jumlah siswa yang dapat datang ke
sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala sekolah SD Islam Al-
Azhar 7 Sukabumi diketahui bahwa ada ada beberapa kebijakan baru
yang sebelumnya belum pernah diterapkan, namun dalam keadaan yang
darurat ini maka sekolah menerapkan kebijakan tersebut. Kebijakan
tersebut yaitu pengurangan uang SPP untuk memfasilitasi pembelian
kuota yang diperlukan oleh peserta didik untuk melaksanakan
pembelajaran daring di rumah masing-masing. Selain daripada itu,
kepala sekolah memaparkan bahwa terdapat pengurangan jam pelajaran
yang membedakan pembelajaran daring dengan pembelajaran tatap muka
pada masa sebelum pandemi. Tidak hanya itu, jam pelajaran juga
menyesuaikan dengan keadaan peserta didik di rumah, dimana terdapat
peserta didik yang menggunakan fasilitas orang tua dalam melaksanakan
pembelajaran daring, sementara orang tua tidak dapat mendampingi di
waktu pembelajaran daring dilakukan karena harus bekerja. Kepala
sekolah mengungkapkan bahwa hal ini banyak terjadi pada siswa kelas
rendah.
Menyikapi hal itu, maka kepala sekolah memberikan kebijakan
untuk siswa dapat melakukan pembelajaran daring yang menyesuaikan
dengan ketersediaan waktu orang tua di rumah. Maka biasanya guru
memberikan pembelajaran disertai tugas yang dapat dikerjakan dengan
didampingi orang tua setelah pulang bekerja.
Selain daripada itu, berdasarkan hasil wawancara langsung bersama
kepala sekolah, dikatakan bahwa terdapat perubahan yang sangat
signifikan dari pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran online
dimana semua kegiatan sekolah harus dilaksanakan secara online. Maka
dari itu, sekolah mengeluarkan kebijakan yaitu mengalihkan semua
program sekolah yang rutin dilakukan baik pekanan, bulanan, semesteran
maupun tahunan dimana selalu dilakukan secara tatap muka menjadi
virtual secara online atau melalui Video Conference. Contoh program
57
tersebut yaitu seperti program Wali Kelas Day (WKD) yaitu pertemuan
antara orang tua dan wali kelas yang dilakukan satu bulan sekali, serta
program Parenting.
Dari semua penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat beberapa kebijakan baru yang dikeluarkan oleh SD Islam Al-
Azhar 7 Sukabumi dalam melaksanakan Program Pembelajaran Daring.
Diantaranya yaitu:
1) Menetapkan Kegiatan Belajar Mengajar secara daring untuk
semua siswa kelas 1-6
2) Menetapkan kegiatan tatap muka khusus untuk program
Upgrading Baca bagi siswa kelas 1 dan program Ketuntasan
bagi siswa kelas 6 dengan sistem Shift serta menerapkan
protokol kesehatan yang ketat dan membatasi jumlah siswa yang
dapat datang ke sekolah.
3) Pengurangan biaya SPP
4) Memberikan fleksibilitas waktu bagi sebagian siswa yang masih
menggunakan fasilitas berupa Handphone orang tua sementara
orang tuanya bekerja. Maka guru memberikan pembelajaran
disertai tugas yang dapat dikerjakan dengan didampingi orang
tua setelah pulang bekerja.
Mengalihkan semua program pertemuan dengan orang tua yang
biasanya dilakukan tatap muka secara langsung, kini dilakukan secara
online melalui Video Conference.
tua siswa, dan guru serta seluruh tenaga kependidikan seperti petugas tata
usaha dan para pekerja sekolah lainnya.
Kepala sekolah memaparkan bahwa semua subjek sasaran diatas
diharapkan mampu memahami jalannya Program Pembelajaran daring
yang dilaksanakan di SD Islam Al-Azhar 7 Sukabumi sehingga dapat
membantu mencapai tujuan yang diinginkan dalam program
pembelajaran daring ini.
Akan tetapi selain sisi positif yang dirasakan, terdapat pula sisi
negatifnya dari pembelajaran daring ini. Salah satunya adalah
terabaikannya Pendidikan karakter dan guru kesulitan dalam memastikan
bahwa siswa mengikuti proses pembelajaran secara serius atau sebaliknya.
5. Pembahasan Outcome
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, hasil
outcome yang dirasakan dari pembelajaran daring ini menunjukkan hal
positif dan negatif. Adapun outcome yang positif diantaranya: 1)
pembelajaran daring ini di nilai sangat praktis dalam melakukan
pembelajaran, karena siswa tidak perlu menempuh perjalanan untuk
bertemu tatap muka; 2) pembelajaran daring ini hemat waktu karena bisa
76
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah melakukan tahapan penelitian, kesimpulan dari penelitian
program pembelajaran daring di SD Islam Al-Azhar 7 Sukabumi perlu
dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan, efektifitas serta efisiensi
pelaksanaan program yang berdasar pada fokus penelitian dan hasil evaluasi
serta pembahasan. Dari hasil evaluasi yang diperoleh, hasil temuan program
pembelajaran daring di SD Islam Al-Azhar 7 Sukabumi telah terlaksana
dengan cukup efektif dilihat dari kesesuaian program dengan kriteria yang
telah ditentukan, terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki agar kendala yang
dirasakan pada program pembelajaran daring yang telah dilakukan dapat
dijadikan dasar dan bahan untuk dilaksanakan pembelajaran blended learning
sesuai dengan program pembelajaran saat ini dengan adanya merdeka belajar.
Untuk itu secara khusus dapat disimpulkan sebagai berikut:
77
78
2. Pada komponen masukan (input), terdapat dua indikator yaitu sumber daya
manusia dan sarana dan prasarana penunjang program pembelajaran
daring. Kedua indikator yang ada pada komponen ini telah sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Pertama, program pembelajaran daring SD
Islam Al-Azhar 7 Sukabumi memiliki tenaga pendidik yang telah
menguasai penggunaan fasilitas teknologi yang dibutuhkan dalam
melakukan pembelajaran daring. Kedua, program pembelajaran daring SD
Islam Al-Azhar 7 Sukabumi telah memiliki sarana dan prasarana yang
baik yang menunjang keterlaksanaan program sehingga dapat berjalan
dengan efektif dan efesien.
3. Pada komponen proses (process), terdapat tiga indikator yaitu perencanaan
dan sosalisasi, pelaksaan serta monitoring dan evaluasi program
pembelajaran daring. Ketiga indikator yang ada pada komponen ini telah
sesuai dengan kriteria kriteria yang telah ditetapkan. Pertama, SD Islam
Al-Azhar 7 Sukabumi telah melaksanakan perencanaan yang matang serta
sosialisasi yang menyeluruh dengan orang tua dan siswa secara daring.
Kedua, tahapan pelaksanaan program pembelajaran daring SD Islam Al-
Azhar 7 Sukabumi telah efektif dilakukan dengan didukung oleh strategi
pembelajaran dan fasilitas yang memadai sehingga tidak banyak kendala
yang ditemukan. Ketiga, monitoring dan evaluasi program pembelajaran
daring telah melakukan monitoring dan evaluasi pada program
pembelajaran daring yang dilaksanakan mulai pada semester ganjil dan
genap tahun ajaran 2020/2021.
4. Pada komponen produk (product), terdapat satu indikator yaitu hasil
program pembelajaran daring SD Islam Al-Azhar 7 Sukabumi. İndikator
yang ada pada komponen terdapat ketidaksesuaian dengan kriteria yang
telah ditentukan. Hal itu dilihat dari tidak tersedianya dokumen laporan
tertulis hasil pelaksanaan program pembelajaran daring SD Islam Al-
Azhar 7 Sukabumi karena penyusunannya belum rampung dilakukan.
5. Untuk outcome dalam penelitian ini terdapat 2 hal yang dirasakan, yaitu
sisi positif dan negatif. Sisi positifnya semua hal mudah diakses, praktis
79
B. Rekomendasi
Dari kesimpulan di atas, maka peneliti menyampaikan beberapa
rekomendasi yang dapat digunakan serta menjadi bahan pertimbangan dalam
melakukan perbaikan pelaksanaan program pembelajaran daring, dalam rangka
meningkatkan efektifitas dan efesiensi pelaksanaan program pembelajaran
daring SD Islam Al-Azhar 7 Sukabumi pada program lainnya. Rekomendasi
tersebut yaitu sebagai berikut:
81
82
LAMPIRAN 1
KODE INFORMAN
LAMPIRAN 2
PEDOMAN OBSERVASI
Komponen Context
4. Dasar Hukum pelaksanaan pembelajaran daring SD Islam Al-Azhar 7
Sukabumi.
5. Latar belakang pelaksanaan pembelajaran daring SD Islam Al-Azhar 7
Sukabumi
Komponen Input
1. Tugas pokok dan fungsi pelaksanaan pembelajaran daring SD Islam Al-
Azhar 7 Sukabumi.
2. Saran dan prasarana pendukung pembelajaran daring SD Islam Al-Azhar
7 Sukabumi.
3. Sasaran keberhasilan pembelajaran daring SD Islam Al-Azhar 7
Sukabumi
Komponen Process
1. Perencanaan kegiatan pembelajaran daring SD Islam Al-Azhar 7
Sukabumi.
2. Sosialisasi pembelajaran daring SD Islam Al-Azhar 7 Sukabumi.
3. Pelaksanaan kegiatan Pembelajaran daring SD Islam Al-Azhar 7
Sukabumi.
4. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembelajaran daring SD Islam Al-
Azhar 7 Sukabumi.
Komponen Product
1. Pelaporan pembelajaran daring SD Islam Al-Azhar 7 Sukabumi.
2. Eektifitas pembelajaran daring SD Islam Al-Azhar 7 Sukabumi.
87
LAMPIRAN 3
PEDOMAN DOKUMENTASI
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6
LAMPIRAN 7
PROFIL SEKOLAH
b. Diawali Perjalanan
➢ Dipimpin oleh Hj. Maryati Hillman
➢ Jumlah siswa 36 anak
➢ Jumlah kelas 2 ruangan
115
DATA SISWA
Jumlah Jumlah Siswa Ket
Siswa 2016/2017 2017/2018 2018/2019 2019/2020 2020/2021
I 102 89 70 61 82
II 75 98 90 68 61
III 74 74 92 86 70
IV 72 74 69 91 86
V 66 72 73 68 88
VI 81 66 71 72 68
JUMLAH 470 473 465 446 455
116
VISI
1. Mewujudkan cendikiawan muslim yang sehat rohani dan jasmani.
2. Bertaqwa dan berakhlakul mulia, cerdas, cakap, terampil, dan percaya
pada diri sendiri.
3. Cinta kepada tanah air, bangsa, Negara, dan agama.
MISI
1. Mewujudkan sistem pendidikan yang bertumpu pada IMTAQ dan IPTEK.
2. Menjadi sumber penyebarluasan pendidikan yang berkualitas berjiwa
Islami.
3. Menciptakan pelajar yang shaleh/shalehah berakhlak mulia, hormat pada
sesama, orangtua, dan guru.
4. Mengembangkan ukuwah Islamiyah dan semangat kebersamaan dengan
penuh dedikasi dan disiplin.
5. Berwatak pejuang dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri
dan keluarga.
6. Bertanggungjawab atas pembangunan umat dan bangsa.
7. Memiliki kepribadian yang kuat.
117
TUJUAN
STRATEGI
Brebes, 30-03-1972
H. Mohamad Yusup,
18 S.Pd. 771985030 L S1-2005 Guru Kelas
Sukabumi, 12-10-1972
Dra. Vopon Hendrawati
19 Tebing Tinggi, 16-02- 771985034 P S1-1991 Guru Kelas
1967
Cucu Agustini, S.Pd.
20 771985190 P S1-2019 Guru Kelas
Sukabumi, 15-08-1997
Enung Rubai’ah, S.Pd.I
21 771985007 P S1-2010 Guru Agama
Sukabumi, 02-03-1968
Erlan Kurniawan,
22 S.Pd.I. 771985125 L S1-2007 Guru Agama
Sukabumi, 27-12-1980
Rani Nuryani, S.Pd.
23 771985119 P S1-2010 Guru Agama
Sukabumi, 20-10-1985
Wahyu Ubaidillah,
Guru Al-
24 S.Pd.I. 771985181 L S1-2013
Qur’an
Sukabumi, 09-03-1988
Dedi Mulyadi, S. Pd. S1 PJKR-
25 771985075 L Guru Penjas
Sukabumi, 04-05-1971 2015
Al Arif Billah A, S.Pd.
26 771985130 L S1-2013 Guru Penjas
Riau, 26-01-1991
Ratih Mega Damayanti Guru B.
27 771985126 P S1-2004
Jakarta, 26-07-1982 Inggris
Deni Iskandar, S.Pd. Guru
28 771985056 L SLA-1992
Sukabumi, 21-05-1974 Komputer
Suwandi, Amd. PSB/Pustaka
29 771985113 L D3-2003
Sukabumi, 13-03-1981 wan
Fitri Suciani, S.kom.
30 S.Pd. 771985136 P S1-2019 Staff TU
Sukabumi, 14/04/1991
Mukhsin Saliman, Amd.
31 AB 771985116 L D3-2020 Staff TU
Sukabumi, 08-01-1998
Inne Shentya Syarief
32 771985196 P SMK-2020 Staff TU
Sukabumi, 14-01-2002
Abdul Muiz, S.Pd.I. Guru Al-
33 771985187 L S1-2012
Sukabumi, 17-04-1987 Qur’an
Andini Ayu Puspita,
Guru B.
34 S.Pd. 771985188 P S1-2014
Inggris
Sukabumi, 06-11-1988
Eman Sulaeman
35 771985128 L SMK-2007 Satpam
Sukabumi, 14-08-1989
36 Ajim Rustandi 771985052 L SLA-2003 Karyawan/ja
120
LAMPIRAN 8
122
LAMPIRAN 9
123
RIWAYAT HIDUP
Dewi Mutiara
Experience
2003–2005
Sekretaris Dirut Hotel Panghegar Bandung
2005–2008
Sekretaris DPR RI
2008–2012
Wakil Bendaraha Partai PAN Kabupaten Sukabumi
2008–2013
Jl Cendana 21 Puri Humas KNPI Kabupaten Sukabumi
Cibeureum Permai 2
Kota Sukabumi
Education
085723616767
• SDN Citanglar 2 Surade Sukabumi
• SMP Negeri 1 Surade Sukabumi
dewimutiaraa85@gmail. • SMA Negeri 1 Jampang Kulon Sukabumi
com • STKIP Bina Mutiara Sukabumi
mutiara_ctd Hobby
• Zumba
• Kuliner
• Traveling
• Shopping
Expertise
• Microsoft Word
• Microsoft Exel
• Dance