Anda di halaman 1dari 1

HUKUM MENERIMA UANG KAMPANYE

Sehubungan dengan dunia pemilihan umum yang akan digelar di tahun 2024 mendatang maka ada yang
dinamakan dengan istilah kampanye (campaign). Menurut pendapat yang ditemukan, yang dimaksud dengan
kampanye politik adalah sebuah upaya yang terorganisir bertujuan untuk memengaruhi proses pengambilan
keputusan para pemilih dan kampanye politik selalu merujuk pada kampanye pada pemilihan umum.
Dalam menggerakkan kampanye perpolitikan ini senantiasa ada keterkaitan dengan pemberian uang
kepada orang-orang yang berhak memilih. Oleh karena itu dalam sudut pandang islam kampanye secara umum
hukumnya boleh selama sesuai dengan data dan fakta dan tidak menfitnah lawan. Yang menjadi permasalahan
adalah bagaimana hokum menerima uang dari kampanye tersebut?
Kaidah ushul:
‫اَل‬ ‫َا َأْل ْص ُل ُمْلَع َم َل َا َب َح ُة اَّل َم َد َّل َّد ْيُل َع َل‬
‫ِخ ِفِه‬ ‫ى‬ ‫ِف ي ا ا ِة ِإْل ا ِإ ا ال ِل‬
Firman Allah swt:
‫َب‬ ‫َو اَل َت ْأ ُك ُل َأ ْم َو َل ُك ْم َب ْي َن ُك ْم ْل‬
… ‫ِب ا اِط ِل‬ ‫وا ا‬
Janganlah kalian memakan harta kalian di antara kalian dengan bathil… (Q.S Al-Baqarah [2]: 188)
‫َف َّن ِد َم اَء ُك ْم َو َأ ْم َو اَل ُك ْم َو َأ ْع َر اَض ُك ْم َع َل ْي ُك ْم َح َر اٌم‬
‫ِإ‬
Sesungguhnya darah kalian, harta kalian dan kehormatan kalian haram atas kalian. (H.r Al-Bukhari)
‫ال ْش َو ُة اْلَك ْس َم ا ُي ْع ي الَّش ْخ ُص اْل َح ا مَ َو َغ ْي َر ُه َي ْح ُك َم َل ُه َأ ْو َيْح َل ُه َع َل ى َم ا ُي يُد‬
‫ِر‬ ‫ِم‬ ‫ِل‬ ‫ِك‬ ‫ِط ِه‬ ‫ِر‬ ‫ِب‬ ‫ِّر‬
Risywah adalah sesuatu yang diberikan oleh seseorang kepada hakim dan yang lainnya untuk menetapkan
putusan baik bagi dirinya atau untuk menyampaikannya kepada sesuatu yang ia maksudkan. (Al-Misbah al-
munir; 20)
‫ُمْل َت‬ ‫َّل َل ُة َّل َل‬ ‫َّل َّل َّل َل‬ ‫َق َق‬ ‫َّل‬
‫َع ْن َع ْب ِد ال ِه ْب ِن َع ْم ٍر و اَل اَل َر ُس وُل ال ِه َص ى ال ُه َع ْي ِه َو َس َم ْع َن ال ِه َع ى الَّر اِش ي َو ا ْر ِش ي‬
Dari Abdullah bin ‘Amr berkata; Rasulullah saw bersabda: “laknat Allah kepada pemberi suap dan penerima
suap”. (H.R Ahmad, no: 6984)
‫ْل‬ ‫َّل ْل اَل‬ ‫َّل َّل َل‬ ‫َق َق‬ ‫َّل‬
‫َع ْن الُّن ْعَم اِن ْب ِن َب ِش يٍر َر ِض َي ال ُه َع ْن ُه اَل اَل الَّن ِب ُّي َص ى ال ُه َع ْي ِه َو َس َم ا َح ُل َب ِّي نٌ َو ا َح َر اُم َب ِّي ٌن َو َبْي َن ُه َم ا‬
‫ُأ ُم ٌر ُم ْش َت َه ٌة‬
‫ِب‬ ‫و‬
An Nu'man bin Basyir berkata; aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Yang halal
sudah jelas dan yang haram juga sudah jelas. Namun diantara keduanya ada perkara syubhat (samar). (H.R Al-
Bukhari)
Kesimpulan Sementara:
1. Menerima uang dengan cara yang bathil hukumnya haram.
2. Menerima uang kampanye dengan maksud risywah hukumnya haram
3. Menerima uang kampanye yang tidak jelas maksudnya, maka mesti dipastikan kehalalannya.
a. Jika hanya sekedar memberi tanpa ada maksud risywah hukumnya halal
b. Jika dipastikan bermaksud risywah, hukumnya haram
c. Jika sipenerima tidak mau menanyakan kepastian pemberian itu, maka itu menjadi syubhat.
Sementara perkara yang syubhat jika dilakukan mengantarkan kepada kebinasaan.

Anda mungkin juga menyukai