Anda di halaman 1dari 50

BALAI DIKLAT GEOSPASIAL

BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

Pengenalan
Analisis Spasial
MODUL PELATIHAN SIG TINGKAT DASAR
Dadang Arifin
Soma Trenggana

2013
Pengenalan Analisis Spasial

KATA PENGANTAR

Salah satu kemampuan SIG yang tidak dimiliki oleh sistem


informasi yang lainnya ialah kemampuan dalam melakukan analisis
data spasial atau sering juga disebut sebagai analisis spasial.
Kemampuan inilah yang menjadikan SIG dapat menjawab berbagai
pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan keruangan.
Modul Pengenalan Analisis Spasial ini terdiri dari enam bab.
Pada bab pertama berisi latar belakang, deskripsi modul, tujuan
pembelajaran, serta petunjuk penggunaan modul ini. Definisi serta
pemahaman dasar mngenai analisis spasial dibahas pada bab dua.
Bab tiga membahas tentang analisis spasial pada perangkat lunak
ArcGIS. Bab empat berisi latihan-latihan menggunakan tool yang
sering digunakan dalam proses analisis spasial. Untuk menambah
pemahaman pada peserta latih maka pada bab lima diberikan latihan
sederhana mengenai pemanfaatan analisis spasial. Bab enam
merupakan bab penutup yang berisi rangkuman dari modul ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimaksih
kepada Badan Informasi Geospasial, khususnya kepada Balai Diklat
Geospasial yang telah memberi fasilitas dalam pembuatan modul ini,
serta seluruh pihak yang telah membantu sehingga modul ini dapat
diselesaikan.
Akhirnya, penulis berharap modul ini dapat membantu para
peserta latih dalam memahami analisis spasial dengan menggunakan
SIG. Kritik dan saran yang membangun senantiasa diterima dengan
tangan yang terbuka.

Penulis

ii
Pengenalan Analisis Spasial

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR _____________________________________________ i


DAFTAR ISI ____________________________________________________ iii
DAFTAR TABEL _______________________________________________ v
DAFTAR GAMBAR _____________________________________________ vi

1. PENDAHULUAN ___________________________________________ 1
1.1. Latar Belakang __________________________________________ 1
1.2. Deskripsi Modul _________________________________________ 2
1.3. Tujuan Pembelajaran ____________________________________ 2
1.4. Petunjuk Penggunaan Modul _____________________________ 2

2. ANALISIS SPASIAL_________________________________________ 4
2.1. Definisi _________________________________________________ 4
2.2. Wilayah Kajian Analisis Spasial __________________________ 6
2.3. Metode Analisis Spasial __________________________________ 7
2.4. Tahapan Analisis Spasial_________________________________ 8
2.5. Fungsi Analisis Spasial __________________________________ 9

3. PENGENALAN ANALISIS SPASIAL ________________________ 15


3.1. Analisis Spasial, Geoprocessing dan Spatial Analyst _______ 15
3.2. Geoprocessing __________________________________________ 16

4. LATIHAN GEOPROCESSING ______________________________ 23


4.1. Dissolve________________________________________________ 24
4.2. Split ___________________________________________________ 26
4.3. Clip ___________________________________________________ 27
4.4. Merge _________________________________________________ 28
4.5. Erase __________________________________________________ 29
4.6. Buffer _________________________________________________ 30
4.7. Intersect _______________________________________________ 31
4.8. Union__________________________________________________ 32

iii
Pengenalan Analisis Spasial

5. LATIHAN ANALISIS SPASIAL _____________________________ 34


5.1. Pengharkatan dan Pembobotan __________________________ 34
5.2. Data Masukan _________________________________________ 36
5.3. Penambahan Field untuk Pengharkatan __________________ 36
5.4. Pembobotan ____________________________________________ 37
5.5. Overlay/Tumpang Tindih ________________________________ 38
5.6. Penentuan Tingkat Bahaya Longsor ______________________ 38

DAFTAR PUSTAKA ___________________________________________ 43

iv
Pengenalan Analisis Spasial

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Skor Kelas Parameter ____________________________________ 35


Tabel 5.2. Bobot Parameter ________________________________________ 35

v
Pengenalan Analisis Spasial

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Merge _____________________________________________ 17


Gambar 3.2. Dissolve ___________________________________________ 18
Gambar 3.3. Clip _______________________________________________ 18
Gambar 3.4. Split ______________________________________________ 19
Gambar 3.5. Erase _____________________________________________ 19
Gambar 3.6. Buffer _____________________________________________ 19
Gambar 3.7. Intersect __________________________________________ 20
Gambar 3.8. Union _____________________________________________ 20
Gambar 3.9. Identify ___________________________________________ 21
Gambar 4.1. Jendela Search ____________________________________ 24
Gambar 4.2. Penggabungan batas desa menjadi batas kecamatan __ 25
Gambar 4.3. Pemisahan peta berdasarkan batas kecamatan _______ 26
Gambar 4.4. Pemotongan peta menggunakan Clip ________________ 27
Gambar 4.5. Penggabungan peta RBI menggunakan tool Merge ____ 28
Gambar 4.6. Pelubangan peta dengan tool Erase __________________ 29
Gambar 4.7. Buffering peta titik _________________________________ 30
Gambar 4.8. Proses overlay dengan menggunakan tool Intersect ___ 31
Gambar 4.9. Proses overlay dengan menggunakan Union __________ 32

vi
Pengenalan Analisis Spasial

vii
Pengenalan Analisis Spasial

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem yang


dirancang untuk mengelola informasi geografis baik yang bersifat
spasial, non spasial maupun keduanya. SIG mempunyai kemampuan
dalam menjawab pertanyaan berbagai permasalahan yang berkaitan
dengan keruangan, untuk memberikan dasar acuan dalam
pengambilan keputusan.
Pemanfaatan SIG telah banyak digunakan oleh berbagai pihak
seperti pemerintahan, militer, politik maupun bisnis. Meningkatnya
penggunaan SIG dalam berbagai bidang dikarenakan semakin
meningkatnya kemampuan SIG dalam mengelola informasi geografis
serta didukung oleh kemajuan yang pesat dalam bidang komputer,
teknologi informasi, penginderaan jauh serta teknologi penentuan
posisi.
Salah satu kemampuan SIG yang tidak dimiliki oleh sistem
informasi yang lainnya ialah kemampuan dalam melakukan analisis
data spasial atau sering juga disebut sebagai analisis spasial.
Kemampuan inilah yang menjadikan SIG dapat menjawab berbagai
pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan keruangan.
Karena pentingnya analisis spasial ini dalam SIG, seringkali
kemampuan ini menjadi tolok ukur dalam hal melihat kemampuan
perangkat lunak SIG, dengan kata lain semakin banyak perangkat
lunak dapat melakukan analisis spasial maka semakin canggih
perangkat lunak tersebut.

1
Pengenalan Analisis Spasial

1.2. Deskripsi Modul

Modul Pengenalan Analisis Spasial ini berisi bahasan mengenai


konsep dasar dari analisis spasial serta aplikasinya dengan
menggunakan perangkat lunak ArcGIS. Secara garis besar modul ini
terdiri dari empat bagian yang meliputi :
1) Konsep dasar dari analisis spasial
2) Fungsi-fungsi analisis spasial
3) Pengenalan tool analisis spasial dengan menggunakan ArcGIS
4) Latihan analisis spasial

1.3. Tujuan Pembelajaran

Dengan mempelajari dan mempraktekkan modul ini, maka


peserta latih pada akhir modul ini diharapkan mampu :
1) Menjelaskan tentang analisis spasial.
2) Menjelaskan fungsi-fungsi analisis spasial.
3) Mampu melakukan analisis spasial sederhana berbasis vektor
dengan menggunakan perangkat lunak ArcGIS

1.4. Petunjuk Penggunaan Modul

Untuk memahami modul ini secara utuh peserta latih


diharapkan telah mempunyai dasar-dasar pemahaman tentang
operasional komputer, pengetahuan peta dan Sistem Informasi
Geografis.
Latihan dalam modul ini disusun sedemikian rupa sehingga
merupakan susunan langkah-langkah yang saling berkaitan antara
latihan yang satu dengan yang lainnya. Oleh karenanya peserta latih

2
Pengenalan Analisis Spasial

harus melakukan latihan dari awal sampai akhir secara berurutan,


dikarenakan data dari hasil latihan sebelumnya akan digunakan pada
latihan berikutnya.
Adapun data yang digunakan ialah data yang tersedia dalam
paket pelatihan SIG Tingkat Dasar. Peserta latih dapat menanyakan
kepada panitia pelatihan dimana tempat penyimpanan datanya,
karena kemungkinan penyimpanan datanya berbeda untuk setiap
komputer.
Untuk membedakan antara istilah umum SIG yang
menggunakan bahasa Inggris dengan menu-menu dalam ArcGIS yang
juga bahasa Inggris, penulis membedakannya dengan mencetak
miring untuk istilah SIG sedangkan untuk menu dalam ArcGIS
menggunakan huruf kapital pada awal kata.

3
Pengenalan Analisis Spasial

2. ANALISIS SPASIAL

Indikator Keberhasilan :
Setelah menyelesaikan bab ini anda diharapkan memahami :
1. Definisi analisis spasial
2. Metode-metode dalam analisis spasial
3. Tahapan analisis spasial
4. Fungsi-fungsi analisis spasial

2.1. Definisi

Apa yang dimaksud dengan analisis spasial? Saat ini terdapat


beragam definisi yang menerangkan tentang apa itu analisis spasial,
keberagaman ini dikarenakan adanya perbedaan penekanan, fungsi
dan metodologi dalam mendefinisikan analisis spasial. Bahkan para
pengembang perangkat lunak pun ikut mendefinisikan apa itu analisis
spasial, yang tentunya disesuaikan dengan kemampuan perangkat
lunaknya. Berikut ini beberapa definisi tentang analisis spasial :
“Analisis spasial ialah suatu teknis analisis data geografis
berdasarkan pada distribusi spasial dari objek geografis” (Robert
Haining).
“ Analisis spasial adalah membuat perencanaan dan pengambilan
keputusan yang menggunakan logika atau model matematika untuk
menganalisis data spasial atau observasi spasial” (John Landis).
“ Analisis spasial adalah suatu analisis berdasarkan pada definisi dan
klasifikasi formatif dari objek pada ruang geografis, menerangkan
hubungan keruangan dan aksi dari masing-masing objek dan

4
Pengenalan Analisis Spasial

menyediakan dasar-dasar untuk kueri serta analisis hubungan


keruangan dari objek-objek. Untuk selanjutnya memberikan
dukungan dalam pengambilan keputusan” ( Xian Namping ).
“Analisis spasial ialah berbagai teknik dalam SIG diantaranya
transformasi, manipulasi dan berbagai metode lainnya untuk
meningkatkan manfaat dari data geografis” (Longley at all).
“Analisis spasial merupakan sekumpulan metoda untuk menemukan
dan menggambarkan tingkatan / pola dari sebuah fenomena spasial,
sehingga dapat dimengerti dengan lebih baik. Dengan melakukan
analisis spasial, diharapkan muncul infomasi baru yang dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan di bidang yang
dikaji. Metoda yang digunakan sangat bervariasi, mulai observasi
visual sampai ke pemanfaatan matematika/statistik terapan
(Sadahiro,2006).
“ Analisis spasial adalah suatu proses pemodelan yang dihasilkan dari
proses komputer kemudian dilakukan pengujian dan interpretasi dari
model yang dihasilkan (ESRI, 2013).
Dari berbagai definisi analisis spasial di atas terdapat beberapa
kesamaan yaitu : data yang bersifat geografis, adanya metode-metode
dalam melaksanakan analisis spasial serta bertujuan untuk
meningkatkan nilai atau manfaat dari data geografis tersebut. Oleh
karenanya analisis spasial secara umum dapat didefinisikan sebagai
suatu teknik atau proses yang melibatkan berbagai metode (baik yang
sederhana ataupun rumit) untuk memahami pola hubungan
keruangan informasi geografis. Dengan tujuan untuk meningkatkan
nilai atau manfaat dari informasi geografis tersebut.

5
Pengenalan Analisis Spasial

2.2. Wilayah Kajian Analisis Spasial

Wilayah kajian dari analisis spasial tidak terbatas pada kajian


informasi spasial yang berkaitan dengan kebumian saja (informasi
geospatial) seperti masalah lingkungan, bencana alam, demografi,
perancangan jalur pipa yang sangat rumit, tetapi juga mencakup
dalam bidang astronomi.
Karena begitu luasnya kajian yang dilakukan dengan
menggunakan analisis spasial, maka munculah istilah baru yang
berkaitan dengan analisis spasial untuk bidang kebumian yaitu
analisis geospasial (geospatial analysis), istilah ini sudah sering
digunakan dalam analisis spasial terutama yang berhubungan dengan
pemanfaatan sistem informasi geografis (SIG). Kajian dari analisis
geospatial hanya terbatas pada permukaan bumi saja, yang meliputi
batas atas yaitu atmosfir dan batas bawahnya air tanah atau geologi.
Namun penggunaan istilah analisis spasial masih sering
digunakan delam konteks kajian bidang kebumian dengan
menggunakan sistem informasi geografis. Kondisi ini dapat dilihat
juga pada perangkat lunak SIG yang masih menggunakan istilah
analisis spasial untuk proses analisis data spasialnya.
Modul ini masih menggunakan istilah analisis spasial walaupun
kajiannya terbatas dalam informasi geospatial serta menggunakan
sistem informasi geografis, hal ini dimaksudkan supaya tidak ada
kebingunan bagi peserta latih terutama pada waktu menggunakan
perangkat lunak SIG karena pada perangkat lunak SIG sampai pada
saat modul ini disusun masih menggunakan istilah analisis spasial.

6
Pengenalan Analisis Spasial

2.3. Metode Analisis Spasial

Analisis spasial merupakan sekumpulan metoda untuk


menemukan dan menggambarkan tingkatan / pola dari sebuah
fenomena spasial, sehingga dapat dimengerti dengan lebih baik.
Dengan melakukan analisis spasial, diharapkan muncul infomasi baru
yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan di
bidang yang dikaji. Metoda yang digunakan sangat bervariasi, mulai
observasi visual sampai ke pemanfaatan matematika ataupun
statistika.
Sebagai sebuah metode, analisis spasial berusaha untuk
membantu perencana dalam menganalisis kondisi permasalahan
berdasarkan data dari wilayah yang menjadi sasaran. Dan konsep-
konsep yang paling mendasari sebuah analisis spasial adalah jarak,
arah, dan hubungan. Kombinasi dari ketiganya mengenai suatu
wilayah akan bervariasi sehingga membentuk perbedaan yang
signifikan yang membedakan satu lokasi dengan yang lainnya.
Dengan demikian jarak, arah, dan hubungan antara lokasi suatu
objek dalam suatu wilayah dengan objek di wilayah yang lain akan
memiliki perbedaan yang jelas. Dan ketiga hal tersebut merupakan
hal yang selalu ada dalam sebuah analisis sapasial dengan tahapan-
tahapan tertentu tergantung dari sudut pandang perencana dalam
memandang sebuah permasalahan analisis sapasial.
Ada banyak metoda dalam melakukan Analisis Spasial.
Berdasarkan tujuannya, secara garis besar dapat dibedakan menjadi
dua metode pendekatan analisis, yaitu :
1) Analisis Spasial Exploratory, digunakan untuk mendeteksi
adanya pola khusus pada sebuah fenomena spasial serta untuk
menyusun sebuah hipotesa penelitian. Metoda ini sangat
berguna ketika hal yang diteliti merupakan sesuatu hal yang

7
Pengenalan Analisis Spasial

baru, dimana peneliti tidak/ belum memiliki banyak


pengetahuan tentang fenomena spasial yang sedang diamati.
2) Analisis Spasial Confirmatory, Dilakukan untuk mengonfirmasi
hipotesa penelitian. Metoda ini sangat berguna ketika peneliti
sudah memiliki cukup banyak informasi tentang fenomena
spasial yang sedang diamati, sehingga hipotesa yang sudah ada
dapat diuji keabsahannya.

2.4. Tahapan Analisis Spasial

Detail mengenai teknik, jenis fungsi, evaluasi, logika, atau


operator matematis yang digunakan di dalamnya tergantung pada
jenis atau tipe analisis spasial sendiri. Oleh karena itu, teknis untuk
menganalisis akan bervariasi, sederhana atau kompleks. Secara
umum untuk menganalisa spasial, biasanya harus melalui tiga
tahapan analisis spasial, yaitu:

1) Analisis Visual
Merupakan tahapan yang sangat berguna untuk menemukan dan
memperjelas pola / keterkaitan antara beberapa objek dan fenomena
yang terjadi di permukaan bumi. Dengan melakukan visualisasi yang
tepat, maka pola sebuah fenomena yang rumit dapat dideteksi dengan
lebih mudah. Analisis ini dibagi atas: Visualisasi Atribut Objek Titik
(attribute data of point objects), Visualisasi Distribusi Objek Titik
(distributions of point objects), dan Visualisasi Pengelompokan Spasial
(Spatial Tesselation).

2) Operasi Spasial
Pengolahan data dengan mempergunakan algoritma perhitungan
geometris terhadap objek spasial yang ada untuk membantu
memahami sebuah fenomena spasial. Ada banyak sekali jenis dan

8
Pengenalan Analisis Spasial

variasinya yang selanjutnya akan dibahas pada Fungsi Spasial.


Dengan memaksimalkan kombinasi dari berbagai operasi spasial,
dapat dihasilkan informasi baru yang dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan. Operasi spasial berbasis algoritma
perhitungan geometris yg dikenal saat ini diperkenalkan oleh Ian
Shamos pada tahun 1986 melalui penelitiannya dibidang ilmu
Komputer, tepatnya sub-field “Computational Geometry”. Adapun
beberapa dari operasi spasial ini meliputi: Overlay Spasial (Spatial
Overlay), Pencarian Spasial (Spatial Search), Operasi Buffer (Buffer
Operation), Operasi Raster (Raster Operation) , Operasi Jaringan
(Network Operation).

3) Pemodelan Spasial
Gambaran Matematis tentang struktur dari sebuah fenomena spasial,
untuk keperluan prediksi / evaluasi. Disusun berdasarkan
pengetahuan spesifik tentang suatu fenomena spasial, biasanya
berupa kombinasi dari beberapa operasi spasial terhadap sekumpulan
data spasial. Penggunaannya cukup luas, antara lain untuk keperluan
epidemiologi, ekonomi, ekologi, seismologi, arkeologi, ilmu
transportasi, dan bidang-bidang lainnya.

2.5. Fungsi Analisis Spasial

Seperti telah disampaikan sebelumnya bahwa analisis spasial


dapat berupa analisis yang sederhana sampai kepada analisis spasial
yang kompleks. Untuk menjalankan analisis spasial tentunya
dibutuhkan berbagai metode untuk menjalankan fungsi dari analisis
spasial tersebut.
Sejalan dengan perkembangan teknologi SIG, saat ini telah
banyak dikembangkan berbagai metode untuk melaksanakan analisis

9
Pengenalan Analisis Spasial

spasial ini, terutama pada kemampuan perangkat lunak SIG untuk


melakukan analisis spasial. Namun karena banyaknya perangkat
lunak SIG, serta dengan penekanan atau tujuan yang berbeda dalam
pengembangannya, seringkali nama fungsi analisis spasial agak
berbeda satu sama lain walaupun fungsinya sama.
Berikut adalah beberapa fungsi dari analisis spasial yang secara
umum terdapat dalam perangkat lunak SIG.

1) Query, merupakan operasi dasar yang dilakukan pada analisis


spasial. Query terhadap basisdata digunakan untuk memanggil
kembali (retrive) data tanpa melakukan perubahan pada data
tersebut.

2) Pengukuran, yaitu fungsi analisis spasial yang melibatkan


fungsi matematis sederhana di seputar bentuk unsur spasial
dengan geometri yang juga sederhana. Seperti, menghitung
atau menganalisa jarak antara dua titik spasial, menghitung
luas area, menghitung keliling area, menghitung titik koordinat
atau yang disebut dengan centroid dan lain sebagainya.

3) Kedekatan unsur / proximity, fungsi yang mampu


menghitung dan menganalisa kedekatan tiap-tiap unsur
spasial. Fungsi ini biasanya akan berfungsi jika file layer yang
ada berbentuk raster atau pecahan dari beberapa atau bahkan
banyak grid dimana tiap sel grid memiliki nilai tersendiri yang
disebut pixel. Contohnya adalah find distance, cost and
pathway, poligon convex-Hull, dan calculate density.

4) Model permukaan digital, model ini meliputi: gridding,


spatial filtering, contouring, gradien/slopping, aspect,

10
Pengenalan Analisis Spasial

hilshading, steepest path, profile, viewshed, dan watershed yang


seluruhnya merupakan model-model pengolahan analisis
spasial. Yang diolah adalah bentuk dari permukaan bumi dalam
peta, sehingga terlihat perbedaan ketinggian masing-masing
wilayah. Biasanya diolah setelah data dikonversikan atau
memang sudah berupa data raster.

5) Klasifikasi, merupakan pemetaan suatu besaran yang


memiliki interval-interval tertentu ke dalam interval-interval
yang lain berdasarkan batas-batas atau kategori yang
ditentukan. Adapun yang termasuk ke dalam fungsi klasifikasi
ini adalah reclassify yang berfungsi untuk melakukan
pengklasifikasian suatu data raster (yang pada umumnya
berdominan bilangan real ke dalam data raster lainnya (yang
berdominan bilangan bulat sederhana) berdasarkan batas-batas
kelas yang ditentukan secara interaktif oleh pengguna.
Kemudian ada pula reclassify yang melakukan klasifisikasi
unsur-unsur spasial tipe polygone (vektor) berdasarkan nilai-
nilai milik salah satu field (terutama yang bertipe numerik)
yang terdapat di dalam tabel atribut.

6) Fungsi pengolahan citra dijital, yaitu salah satu analisis


spasial yang terkenal di bidang SIG dan juga pengolahan citra
digital (pengindraan jarak jauh), adalah klasifikasi yang
merujuk pada proses interpretasi citra dijital (dengan bantuan
sistem komputer) hasil pengindraan jauh. Analisis ini
merupakan suatu proses penyusunan, pengurutan, atau
pengelompokkan setiap pixel citra dijital multi-saluran ke
dalam beberapa kelas berdasarkan kriteria atau kategori objek
hingga dapat menghasilkan sebuah peta dalam bentuk raster.

11
Pengenalan Analisis Spasial

Fungsi ini memiliki tujuan untuk mengekstrak pola-pola respon


spektral yang terdapat di dalam citra itu sendiri seperti kelas-
kelas penutup lahan (landcover). Yang termasuk ke dalam
kategori dari fungsi ini adalah clustering, yakni proses
klasifikasi yang digunakan untuk mengelompokkan pixel-pixel
citra berdasarkan aspek-aspek statistik (matematis) semata.
Kemudian classification, yaitu proses klasifikasi yang sama
dengan clustering, tetapi dengan tambahan pendefinisian
beberapa sampel kelas atau tambahan oleh pengguna untuk
mengakomodasikan aspek-aspek variabilitas anggota-anggota
kelasnya.

7) Fungsi editing unsur-unsur spasial, yang difungsikan


sebagai layanan dalam proses editing data spasial terutama
yang bertipe poligon. Union, Merge, atau Combine merupakan
fungsi analisis yang digunakan untuk menggabungkan
(agregasi) beberapa unsur spasial yang dipilih hingga menjadi
sebuah unsur saja. Kemudian Delete, Erase, atau Cut
merupakan fungsi analisis spasial ini akan menghapus unsur
spasial yang terpilih. Split atau Clip merupakan fungsi analisis
untuk memisahkan sebuah unsur menjadi lebih dari satu unsur
spasial, Substract untuk menghapus area yang ber-overlap
diantara dua unsur spasial yang bertipe poligon, serta Intersect
untuk menghasilkan unsur spasial baru yang merupakan irisan
dari unsur-unsur spasial masukannya.

8) Fungsi analisis layer tematik, adalah analisis spasial yang


dilakukan terhadap satu atau lebih layer tematik untuk
menghasilkan sebuah tematik baru. Fungsi analisis terhadap

12
Pengenalan Analisis Spasial

layer tematik diantaranya Dissolve (aggregate), Merge, Clip, dan


Spatial Join.

9) Geocoding, adalah proses yang dilakukan untuk mendapatkan


suatu lokasi unsur berdasarkan layer referensi dan masukan
string.

10) Overlay, yaitu analisis spasial yang mengkombinasikan dua


layer tematik yang menjadi masukannya. Secara umum analisis
ini dibagi menjadi dua analisis yang tergantung format datanya,
yaitu overlay vektor dan raster.

Rangkuman :
1) Analisis spasial secara dapat didefinisikan sebagai suatu teknik
atau proses yang melibatkan berbagai metode (baik yang
sederhana ataupun rumit) untuk memahami pola hubungan
keruangan informasi geografis. Dengan tujuan untuk
meningkatkan nilai atau manfaat dari informasi geografis
tersebut.
2) Tahapan analisis spasial secara umum dapat dibagi menjadi
tiga tahapan analisis, yaitu : 1. Analsisi visual, 2. Operasi
spasial dan 3. Pemodelan spasial.
3) Fungsi analisis spasial antara lain meliputi : Query,
Pengukuran, Proximity, Model permukaan digital, klsifikasi,
Pengolah citra, Editing, Analsis layer tematik, Geocoding dan
Overlay.

13
Pengenalan Analisis Spasial

Evaluasi I
1) Apa yang dimaksud dengan Operasi Spasial dan Pemodelan
spasial.
2) Sebutkan perbedaan antara fungsi klasifikasi dan pengolah
citra dalam fungsi analisis spasial.

14
Pengenalan Analisis Spasial

3. PENGENALAN ANALISIS SPASIAL


MENGGUNAKAN ArcGIS

Indikator Keberhasilan :
Setelah menyelesaikan bab ini, anda diharapkan :
1. Memahami perbedaan antara Analisis Spasial, Geoprocessing
dan Spatial Analyst Extension.
2. Memahami tools Geoprocessing yang paling sering digunakan
dalam analisis spasial

3.1. Analisis Spasial, Geoprocessing dan Spatial


Analyst

Extension
Sebelum menggunakan ArcGIS untuk melakukan analisis spasial
perlu diperhatikan beberapa istilah dalam ArcGIS yang erat
kaitannya dengan analisis spasial supaya tidak membingungkan,
istilah itu ialah Geoprocessing, Extension Spatial Analyst dan analisis
spasial itu sendiri.
Dalam ArcGIS analisis spasial dedefinisikan sebagai proses
pemodelan, dengan menggunakan komputer, kemudian memeriksa
dan menafsirkan hasil model. Analisis spasial melibatkan proses atau
metode untuk bagaimana alat (tools) dalam SIG diterapkan ke
sejumlah masalah. Tahapan dalam proses analisis spasial meliputi :
1) Menetapakan tujuan dari analisis spasial yang akan dilakukan.

15
Pengenalan Analisis Spasial

2) Mengumpulkan, mengorganisir, dan mempersiapkan data


untuk analisis.
3) Membangun model analisis.
4) Melakukan analisis dan evaluasi hasil pemodelan
5) Mengambil kesimpulan dari hasil analisis spasial
6) Membuat keputusan berdasarkan kesimpulan dari proses
analisis spasial.

Geoprecessing mempunyai pengertian sebagai metode berbagai


tahapan dalam proses operasional data geospasial untuk mendapat
data yang baru. Fungsi utama dari Geoprocessing adalah melakukan
otomatisasi pekerjaan, untuk melaksanakan fungsinya Geoprocessing
menyediakan berbagai fasilitas (tools) yang dapat membantu dalam
proses otamatisasi, pemodelan dan analisis data geospasial.
Dengan kata lain, analisis spasial melibatkan proses atau metode
untuk bagaimana alat GIS diterapkan ke sejumlah masalah,
sedangkan Geoprocessing hanya digunakan untuk bagian pemodelan
dari suatu proses analisis yang lengkap.
Spatial Analyst Extension merupakan perangkat lunak
tambahan pada ArcGIS yang berfungsi untuk melakukan analisis
pada data yang berbasis format raster. Spatial Anayst Extension ini
juga berupa alat (tools) yang secara definisi ArcGIS termasuk kedalam
lingkungan Geoprocessing.

3.2. Geoprocessing

Geoprecessing (ArcGIS) mempunyai pengertian sebagai metode


berbagai tahapan dalam proses operasional data geospasial untuk
mendapat data yang baru. Fungsi utama dari Geoprocessing adalah
untuk melakukan otomatisasi pekerjaan yang berkaitan dengan SIG

16
Pengenalan Analisis Spasial

dari pekerjaan yang sederhana seperti proses overlay hingga yang


komplek seperti analisis regresi dan citra. Untuk melaksanakan
fungsinya Geoprocessing menyediakan berbagai fasilitas ( tools ) yang
dapat membantu dalam proses otamatisasi, pemodelan dan analisis
data geospasial.
Sejalan dengan perkembangannya, tools Geoprocessing
mengalami perkembangan yang sangat pesat, sejak dimulai dari
ArcView yang terdiri dari beberapa tools, sampai dengan ArcGIS yang
terdiri dari ratusan tools (tergatung lisensi dan Extension). Untuk
dapat menggunakan tools Geoprocessing yang pertama kali dilakukan
ialah mengaktifkan panel ArcToolbox, kemudian carilah tools yang
akan digunakan. Untuk membantu dalam mencari tools yang akan
digunakan dapat menggunakan fasilitas Search yang terdapat pada
menu utama ArcMap.
Dalam latihan Geoprocessing kali ini kita akan melakukan
beberapa tools yang sangat sering dilakukan dalam proses pengolahan
atau analisis data spasial yaitu tools: Merge, Dissolve, Clip, Split,
Erase, Buffer, Intersect, Union dan Identity. Berikut penjelasan
singkat dari masing-masing fungsi tools tersebut.
1) Merge
Menggabungkan multi fitur dengan type data yang sama menjadi satu
kelas fitur yang baru.

Gambar 3.1. Merge

17
Pengenalan Analisis Spasial

2) Dissolve
Agregasi unsur-unsur spasial berdasarkan atribut.

Gambar 3.2. Dissolve

3) Clip
Memotong unsur spasial (input) dengan unsur spasial lainnya (clip
featutre).

Gambar 3.3. Clip

4) Split
Memisahkan unsur-unsur spasial menjadi beberapa kelas unsur
berdasarkan field pemisah.

18
Pengenalan Analisis Spasial

Gambar 3.4. Split


5) Erase
Untuk mengurangi unsur-unsur spasial dengan cara melubangi
dengan unsur spasial lain yang ditumpangkan.

Gambar 3.5. Erase


6) Buffer
Untuk membuat buffer berdasarkan suatu layer masukan

Gambar 3.6. Buffer

19
Pengenalan Analisis Spasial

7) Intersect
Untuk menumpang-tindihkan unsur-unsur spasial masukan dengan
unsur spasial intersect sehingga menghasilkan output yang
merupakan kombinasi dari keduanya.

Gambar 3.7. Intersect

8) Union
Untuk melakukan tumpang tindih lebih dari satu feature class.

Gambar 3.8. Union

9) Identity

20
Pengenalan Analisis Spasial

Untuk melakukan tumpang tindih antara unsur-unsur spasial


masukan dengan unsur spasial identitas.

Gambar 3.9. Identify

21
Pengenalan Analisis Spasial

Rangkuman :
1) Dalam ArcGIS, analisis spasial dedefinisikan sebagai proses
pemodelan, dengan menggunakan komputer, kemudian
memeriksa dan menafsirkan hasil model. Analisis spasial
melibatkan proses atau metode untuk bagaimana alat ( tools )
dalam SIG diterapkan ke sejumlah masalah.

2) Geoprecessing mempunyai pengertian sebagai metode berbagai


tahapan dalam proses operasional data geospasial untuk
mendapat data yang baru. Fungsi utama dari Geoprocessing
adalah melakukan otomatisasi pekerjaan, untuk melaksanakan
fungsinya Geoprocessing menyediakan berbagai fasilitas ( tools
) yang dapat membantu dalam proses otamatisasi, pemodelan
dan analisis data geospasial.

3) Spatial Analyst Extension merupakan perangkat lunak


tambahan pada ArcGIS yang berfungsi untuk melakukan
analisis pada data yang berbasis format raster.

Evaluasi 2 :
1) Apa yang dimaksud dengan Geoprocessing ?
2) Tool apa yang digunakan bila kita ingin melakukan pemisahan
poligon berdasarkan fieldnya ?
3) Apa bedanya overlay dengan Intersect dan Union

22
Pengenalan Analisis Spasial

4. LATIHAN GEOPROCESSING

Indikator Keberhasilan
1) Setelah menyelesaikan bab ini, anda diharapkan :
2) Memahami fungsi dan kegunaan dari tool yang berada di
menu Geoprocessing.
3) Mampu membuat peta turunan dengan menggunakan tool
yang berada di menu Geoprocessing.

Berikut ini beberapa latihan yang berkaitan dengan pemanfaatan


fasilitas yang terdapat pada Geoprocessing. Karena banyaknya tools
yang terdapat pada Geoprocessing, maka dalam latihan kali ini hanya
akan menggunakan tools yang menurut ArcGIS paling sering
digunakan, oleh karenanya dalam ArcGIS, tools ini selain terdapat
dalam ArcToolbox juga dipisahkan dalam menu utama tersendiri yaitu
menu Geoprocessing.
Pada modul latihan ini hanya terbatas pada data tipe vektor.
Untuk penggunaan tools Geoprocessing pada tipe data raster dan
Model Builder akan dibahas pada pelatihan SIG Tingkat lanjut.
Banyaknya tools Geoprocessing seringkali menyulitkan dalam
pencariannya, oleh karena itu untuk membantu pencarian tool yang
akan digunakan dapat memanfaatkan fasilitas Search. Untuk
memanfaatkan fasilitas Search untuk pencarian tool, lakukan langkah
berikut ini:

23
Pengenalan Analisis Spasial

Gambar 4.1. Jendela Search

1) Klik dua kali tab Search yang berada pada toolbar


2) Maka akan muncul jendela Search di sisi sebelah kanan dari
ArcMap.
3) Ketikan nama dari tool yang dicari pada kolom Search,
kemudian klik Seacrh.
4) Pada pilihan yang muncul, klik dua kali tool yang akan kita
gunakan untuk mengaktifkannya.

4.1. Dissolve

Dissolve adalah proses agregasi unsur-unsur spasial berdasarkan


nilai atributnya. Dengan proses ini berbagai unsur spasial yang
mempunyai nilai atribut yang sama, akan dikelompokan menjadi satu.

24
Pengenalan Analisis Spasial

Gambar 4.2. Penggabungan batas desa menjadi batas


kecamatan

Pada latihan kali ini kita akan melakukan agregasi (dissolve)


peta Kota Bogor dengan batas desa/kelurahan menjadi peta Kota
Bogor dengan batas kecamatan. Untuk melakukan latihan ini dapat
diikuti langkah-langkah berikut ini :
1. Aktifkan ArcMap
2. Tambahkan data Admin_poly.shp yang terdapat pada folder
data.
3. Buka data atribut dari Admin_poly.shp, kemudian pelajari
hubungan antara data atribut dengan data spasialnya.
4. Aktifkan tool Dissolve dengan cara klik dua kali.
5. Pada kotak dialog Dissolve, pilih Admin_poly pada Input
Features, tentukan nama ( misalkan Bogor_kec ) dan tempat
penyimpanan hasil Dissolve pada Output Feature Class,
kemudian pada Dissolve Field(s) pilih kode dan nama
kecamatan.
6. Klik OK

25
Pengenalan Analisis Spasial

4.2. Split

Tool ini digunakan untuk memisahkan unsur-unsur spasial


menjadi beberapa unsur spasial berdasarkan atribut milik unsur
spasial pemisah (split feature).

Gambar 4.3. Pemisahan peta berdasarkan batas kecamatan

Latihan kali ini kita akan melakukan pemisahan (Split) peta


Bogor_kec yang sudah kita buat pada latihan Dissolve, menjadi peta
kecamatan-kecamatan yang terpisah. Untuk itu kita lakukan :
1. Masih dalam keadaan ArcMap yang aktif.
2. Aktifkan tool Split
3. Pada kotak dialog Split, pilih Bogor_kec pada Input Features,
pada Split Featrues pilih juga Bogor_kec, pada Split Field pilih
nama kecamatan. Untuk menyimpan hasil, pada Target
Workspace buatlah folfer baru pada folder Latihan_Geo dengan
nama misalkan Kec_Bogor.
4. Kemudian klik OK.

26
Pengenalan Analisis Spasial

4.3. Clip

Untuk memotong unsur- unsur spasial dengan unsur spasial


lainnya. Proses ini dilakukan dengan cara menumpang tindihkan
(overlay) antara unsur spasial input dengan pemotongnya tanpa
melibatkan data atribut dari pemotongnya.

Gambar 4.4. Pemotongan peta menggunakan Clip

Pada latihan Clip kita akan melakukan pemotongan peta


penggunahan lahan Kota Bogor dengan salah satu peta kecamatan
yang berada di kota Bogor hasil dari proses Split. Adapun langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Tambahkan peta penggunaan lahan Kota Bogor (TGT) pada
ArcMap yang terdapat pada folder data.
2. Aktifkan tool Clip. Pada kotak dialog Clip, masukkan TGT pada
Input Features, untuk pemotongnya pilih salah satu kecamatan
hasil Split, misalkan Kecamatan Bogor Selatan lalu masukkan
kedalam Clip Features. Pada Output Features Class tentukan
nama dan tempat penyimpanan hasil Clip.
3. Kemudian klik OK.

27
Pengenalan Analisis Spasial

4.4. Merge

Tool ini berfungsi untuk menggabungkan beberapa unsur spasial


yang mempunyai tipe data yang sama menjadi satu unsur spasial.

Gambar 4.5. Penggabungan peta RBI menggunakan tool Merge

Dalam latihan Merge, kita akan melakukan penggabungan


berapa peta RBI menjadi satu peta RBI. Berikut adalah langkah-
langkahnya :
1. Pada ArcMap, tampilkan peta RBI (1209-143, 1209-141, 1209-
134) yang terdapat pada folder data, pilih batas administrasi
(kode ; a) dengan tipe data poligon.
2. Aktifkan tool Merge, pada Input Dataset pilih ketiga layer batas
administrasi RBI, kemudian pada Output Dataset tentukan
nama (misalkan Bogor_merge) dan tempat penyimpanan layer
hasil Merge.
3. Kemudian klik OK.
4. Peta hasil penggabungan (Merge) masih terdapat garis batas
dari layer sebelumnya. Cobalah hilangkan garis batas tersebut
dengan menggunakan salah satu tool yang telah dipelajari
sebelumnya. Berilah nama outputnya, misalkan Bogor_diss.

28
Pengenalan Analisis Spasial

4.5. Erase

Untuk mengurangi unsur-unsur spasial dengan cara melubangi


unsur spasial tersebut digunakan tool Erase. Pada proses ini
dilakukan overlay antara unsur spasial yang akan dilubangi (input
feature) dengan unsur spasial pelubang (erase feature).

Gambar 4.6. Pelubangan peta dengan tool Erase

Pada latihan ini, kita akan melubangi peta hasil proses Merge
dengan peta Bogor_kec. Langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Pada kondisi ArcMap aktif.
2. Aktifkan tool Erase. Pada kotak dialog Erase yang muncul, pilih
Bogor_diss untuk Input Features, sedangkan untuk Erase
Feature pilih Bogor_kec. Pada Output Feature Class, tentukan
tempat penyimpanan dan berilah nama outputnya misalkan,
Bogor_erase.
3. Kemudian klik OK.

29
Pengenalan Analisis Spasial

4.6. Buffer

Untuk mengidentifikasi luasan atau area disekeliling fitur


geografis dalam hubungannya dengan propertis dari fitur tersebut
maka digunakan tool Buffer.

Gambar 4.7. Buffering peta titik

Untuk latihan Buffer kita akan menggunakan data sebaran hotel


di Kota Bogor. Berikut adalah langkah-langkahnya :
1. Pada keadaan ArcMap aktif.
2. Tambahkan data hotel Kota Bogor yang terdapat pada folder
data.
3. Aktifkan tool Buffer. Kemudian pada kotak dialog Buffer yang
muncul, pilih data hotel Kota Bogor untuk input Features Class.
Pada Output Features Class tentukan tempat penyimpanan dan
nama hasil Buffer. Pada pilihan Distance, pilih Linear Unit
dengan radius 500 meter.
4. Kemudian klik OK.

30
Pengenalan Analisis Spasial

4.7. Intersect

Untuk menumpangtindihkan (overlay) unsur-unsur spasial


masukkan dengan unsur spasial intersect sehingga menghasilkan
output yang merupakan gabungan dari keduanya. Output areanya
terbatas pada bagian yang terjadi overlay.

Gambar 4.8. Proses overlay dengan menggunakan tool


Intersect

Pada latihan Intersect kita akan melakukan overlay antara peta


penggunaan lahan Kota Bogor dengan peta kemiringan lereng
Kecamatan Bogor Selatan. Untuk itu, langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut :
1. Pada kondisi ArcMap aktif.
2. Tampilkan peta kemiringan lereng Kota Bogor yang terdapat
pada folder data.
3. Buka tabel atribut peta kemiringan lereng Kota Bogor,
kemudian pilih Kecamatan Bogor Selatan, dengan cara klik
kursor pada bagian paling kiri dari baris Kecamatan Bogor
Selatan sehingga terembos, dan pada tampilan spasialnya
terpilih.

31
Pengenalan Analisis Spasial

4. Aktifkan tool Intersect. Pada kotak dialog Intersect, pilih peta


penggunaan lahan Kota Bogor (TGT) dan peta lereng Kota
Bogor dengan wilayah terpilih Kecamatan Bogor Selatan.
5. Pada Output Feature Class tentukan tempat penyimpanan
serta beri nama peta hasil Intersect.
6. Kemudian klik OK.

4.8. Union

Untuk menggabungkan lebih dari satu feature class melalui


proses overlay baik unsur spasial maupun atributnya, ke dalam satu
feature class tersendiri.

Gambar 4.9. Proses overlay dengan menggunakan Union

Untuk latihan dengan menggunakan tool Union, kita akan


melakukan overlay antara peta penggunaan lahan Kota Bogor dengan
peta lereng Kota Bogor. Berikut langkah-langkahnya :
1. Pada kondisi ArcMap aktif.
2. Aktifkan tool Union. Pada kotak dialog Union, masukkan peta
penggunaan lahan (TGT) dan lereng Kota Bogor pada Input
Feature Class, pada Output Feature Class tentukan tempat dan
nama hasil Union.
3. Kemudian klik OK.

32
Pengenalan Analisis Spasial

Rangkuman
1. Proses analisis spasial dalam ArcGIS dapat dilakukan
dengan menggunakan tool Geoprocessing yang berada pada
ArcToolBox.
2. Tool yang berada pada menu Geoprocessing merupakan
tool yang paling sering digunakan dalam pembuatan peta.
3. Untuk pencarian tool dalam ArcToolbox dapat
menggunakan fasilitas Search.

Latihan III :
1. Terangkan apa perbedaan antara Clip dan Intersect ?
2. Jelaskan apa perbedaan antara Union dan Intersect ?

33
Pengenalan Analisis Spasial

5. LATIHAN ANALISIS SPASIAL

Indikator Keberhasilan :
Setelah menyelesaikan bab ini, anda diharapkan :
1. Memahami konsep overlay dan pengharkatan/skoring
2. Mampu melakukan analisis spasial yang menggunakan
prosedur overlay

5.1. Pengharkatan dan Pembobotan

Untuk lebih memahami tentang penggunaan dari tool-tool yang


ada dalam geoprocessing untuk melakukan analisis data spasial,
berikut akan kita lakukan latihan sederhana analisis spasial dengan
menggunakan tool overlay. Latihan yang akan kita lakukan ialah,
analisis spasial untuk menentukan tingkat bahaya longsor di kota
Bogor, dengan data yang terdiri dari tiga parameter masukkan yaitu,
kemiringan lereng, curah hujan dan tekstur tanah, dengan format
data vektor.
Untuk memberikan nilai kualitatif pada masing-masing kelas
parameter maka dilakukan pengharkatan atau skoring sesuai dengan
intesitasnya terhadap bahaya longsor, sedangkan untuk menilai
besarnya pengaruh dari masing-masing parameter terhadap bahaya
longsor dilakukan pembobotan terhadap parameter kemiringan
lereng, curah hujan dan tekstur tanah.
Berikut contoh pemberian skor dan pembobotan untuk
kemiringan lereng, curah hujan dan tekstur dalam kaitannya dengan
bahaya tingkat longsor di kota Bogor. Dalam latihan ini anda boleh

34
Pengenalan Analisis Spasial

menggunaan skor berikut ini atau anda membuat skor dan


pembobotan sendiri.

Kemiringan Skor Curah Hujan Skor Tekstur Skor


Lereng Tanah
0–2% 1 3500 - 4000 1 Halus 1
2 – 15 % 2 4000 - 4500 2 Sedang 2
15 – 25 % 3 4500 - 4500 3 Agak Kasar 3
25 – 40 % 4 Kasar 4
 40% 5

Tabel 5.1. Skor Kelas Parameter

Dari tabel skor di atas dapat dilihat bahwa semakin tinggi


pengaruhnya terhadap kejadian longsor, maka nilai skornya semakin
meningkat. Sedangkan untuk pembobotan dari parameter kemiringan
lereng, curah hujan dan tekstur tanah, dapat dilihat pada tabel
berikut ini :

No. Parameter Bobot


1. Kemiringan lereng 30 %
2. Curah Hujan 40 %
3. Tekstur tanah 30 %

Tabel 5.2. Bobot Parameter

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa curah hujan mempunyai


bobot yang lebih tinggi dibandingkan parameter kemiringan lereng
dan tekstur tanah yaitu 40 persen, sedangkan untuk curah hujan dan
tekstur tanah mempunyai bobot yang sama yaitu 30 persen. Perlu
diingat bahwa jumlah total dari pembobotan adalah 100 persen.

35
Pengenalan Analisis Spasial

5.2. Data Masukan

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa data yang akan


digunakan ialah kemiringan lereng, curah hujan dan tekstur tanah
dengan jenis data vektor. Pemahaman data yang akan digunakan
dalam suatu analisis spasial adalah mutlak diperlukan, oleh
karenanya untuk mengetahuai data yang akan kita gunakan,
tampilkan ketiga data tersebut kemudian coba pelajari dengan
seksama antara data spasial dengan atributnya. Apabila data masih
dalam format ArcInfo (coverage), rubahlah dahulu format datanya ke
dalam format shapefile (Shp).
1. Dalam keadaan ArcMap yang aktif, tampilkan data
kemiringan kereng, curah hujan dan tekstur tanah yang
berada pada folder data pelatihan SIG Tingkat dasar.
2. Perhatikan bahwa data yang ditampilkan masih dalam
bentuk ArcInfo Coverage, untuk itu lakukan perubahan data
ke format shapefile (.shp), berilah nama sesuai dengan
parameter yang akan digunakan, misalkan, Lereng, Hujan
dan Tekstur.
3. Buanglah (remove) data coverage dari TOC, sehingga yang
ada hanya data .shp saja di TOC.
4. Cobalah pelajari data lereng, hujan dan tekstur. Apabila
jumlah field pada masing-masing tabel terlalu banyak dan
tidak akan digunakan, lakukan pengurangan field dengan
cara disembunyikan, tapi bukan dihapus.

5.3. Penambahan Field untuk Pengharkatan

Seperti telah diulas sebelumnya bahwa untuk memberikan nilai


kuantitatif dari masing-masing kelas parameter akan dilakukan

36
Pengenalan Analisis Spasial

pengharkatan sesuai dengan pengaruhnya pada kejadian longsor.


Untuk itu buatlah field baru, kemudian masukkan nilai harkatnya
sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya.
1. Bukalah tabel lereng
2. Buatlah field baru dengan nama Skor_ler, tentukan
propertiesnya sesuai dengan jenis data yang akan kita
masukkan.
3. Gunakan fasilitas Select by Attribute dan Field Calculator
untuk mengisi Skor_ler.
4. Lakukan langkah yang sama untuk hujan dan tekstur, beri
nama masing-masing field Skor_huj dan Skor_teks

5.4. Pembobotan

Setelah memberikan nilai skor untuk setiap kelas parameter,


langkah selajutnya ialah meberikan bobot kepada masing-masing
parameter sesuai tingkat pengaruhnya terhadap kejadian longsor.
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, pada latihan kali ini
bobot masing-masing parameter adalah : hujan 40 persen, lereng 30
persen, dan tekstur 30 persen.
1. Buatlah field baru, berinama misalkan Bt_Ler untuk lereng,
sesuaikan properties dari field dengan jenis data yang akan
kita masukkan.
2. Field bobot merupakan perkalian dari nilai skor dengan bobot
dari masing-masing parameter. Untuk mengisi bobot gunakan
fasilitas Field Calculator.
3. Lakukan prosedur di atas untuk bobot parameter lainnya,
yaitu hujan dan tekstur.

37
Pengenalan Analisis Spasial

5.5. Overlay/Tumpang Tindih

Setelah semua paramter mempunyai nilai bobotnya, langkah


selajutnya ialah melakukan overlay dari ketiga paramater tersebut,
yaitu lereng, hujan dan tekstur. Gunakan tool Union untuk
melakukan overlay.
Sebaiknya proses overlay dilakukan secara bertahap tidak
dilakukan secara sekaligus, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan
editing atau koreksi apabila terjadi kesalahan. Namun pada latihan
kali ini overlay akan dilakukan secara sekaligus, karena jumlah
parameternya yang masih tergolong sedikit yaitu tiga parameter.
1. Tampilkan tool Union, dari menu utama Geoprocessing atau
dari ArcToolbox.
2. Masukan input datanya, lereng, hujan dan tanah.
3. Tentukan tempat penyimpanan dan beri nama untuk
outputnya misalkan, Lerhujtan.
4. Setelah dilakukan overlay, bukalah tabel Lerhujtan. Pada
tabel ini buatlah field baru, field ini merupakan total atau
penjumlahan dari ketiga bobot parameter dalam
kontribusinya pada kejadian tanah longsor. Beri nama
fieldnya misalkan, Bot_tot, dan sesuaikan properties dari field
dengan data yang akan kita masukkan.
5. Gunakan fasilitas Field Calculator untuk mengisi bobot total
ini.

5.6. Penentuan Tingkat Bahaya Longsor

Setelah kita mendapatkan bobot total yang akan


menggambarkan besaran tingkat bahaya longsor, selanjutya kita

38
Pengenalan Analisis Spasial

akan menentukan kelas bahaya longsor berdasarkan bobot total yang


sudah kita dapatkan.
Misalkan pada latihan ini kita akan membagi menjadi tiga kelas
bahaya longsor, misalkan Aman, Sedang dan Bahaya. Bagilah nilai
bobot total menjadi tiga bagian dimana pembagian ini bisa secara
proporsional ataupun menurut penilaian kita. Untuk bobot yang
rendah kita golongkan sebagai Aman, untuk bobot yang nilainnya
ditengah masuk kedalam kelas Sedang, untuk bobot yang tinggi
termasuk kelas Bahaya.
1. Buatlah fied baru untuk pengkelasan tingkat bahaya longsor
berdasarakan kriteria Aman, Sedang dan Bahaya. Beri nama
misalkan TBL.
2. Gunakan fasilitas Select by Attribute dan Field Calculator
untuk melakukan pemilihan nilai bobot serta pengisian field
TBL.
3. Setelah selesai pengisian field TBL, cobalah tampilkan peta
tingkat bahaya longsor dengan menggunakan tool Symbologi.
4. Perhatikan peta TBL, masing-masing tingkat bahaya longsor
sudah berbeda warnanya, namun masih ada garis- garis di
dalamnya. Untuk menghilangkan garis tersebut gunakan tool
Dissolve.

39
Pengenalan Analisis Spasial

Rangkuman :

1. Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan


layer yang berbeda. Secara sederhana overlay disebut
sebagai operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu
layer untuk digabungkan secara fisik.

2. Pemberian skor (Skoring) diguanakan untuk memberikan


nilai kuantitatif pada parameter yang bersifat kualitatif,
untuk dapat dilakukan analisis dengan menggunakan SIG.

Evaluasi 4 :
Pada latihan yang telah anda lakukan untuk menghitung total
skor menggunakan metode penjumlahan. Cobalah anda lakukan
metode perkalian untuk menghitung total skor. Perhatikan
perbedaan peta TBL yang dihasilkan.

40
Pengenalan Analisis Spasial

BAB VI. PENUTUP

Salah satu kemampuan SIG yang tidak dimiliki oleh sistem


informasi yang lainnya ialah kemampuan dalam melakukan analisis
data spasial atau sering juga disebut sebagai analisis spasial. Secara
umum analisis spasial dapat didefinisikan sebagai suatu teknik atau
proses yang melibatkan berbagai metode (baik yang sederhana
ataupun rumit) untuk memahami pola hubungan keruangan informasi
geografis. Dengan tujuan untuk meningkatkan nilai atau manfaat dari
informasi geografis tersebut. Kemampuan inilah yang menjadikan SIG
berbeda dengan metode analisis lainnya sehingga dapat menjawab
berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan
keruangan.
Selain mempunyai kemamuan dalam melakukan analisis yang
berbasis keruangan, SIG mampu pula memberikan visualisasi dari
hasil proses analisis, sehingga dapat memberikan pemahaman yang
lebih terhadap proses analisisnya.
Sejalan dengan perkembangan teknologi komputer baik
perangkat keras maupun lunak, kemampuan SIG dalam melakukan
analisis spasial semakin terus berkembang dengan kemampuan
visualisasi yang lebih baik. Oleh karenanya pemanfaatan SIG dalam
melakukan analisis spasial semakin banyak digunakan oleh berbagai
pihak dalam melakukan analisis keruangan.
Modul ini merupakan modul ringkas yang berisi pengantar
analisis spasial dengan menggunakan perangkat lunak ArcGis. Tool
yang diperkenalkan pada modul ini masih sangat terbatas dan
berbasis data vector. Oleh karenanya penulis harapkan kepada
peserta latih untuk mencoba berbagai tool lainnya sesuai dengan

41
Pengenalan Analisis Spasial

keperluannya. Untuk analisis spasial yang berbasis raster pada modul


tingkat dasar ini tidak dibahas, tetapi akan dibahas pada modul
pelatihan SIG tingkat lanjut.
Sebagai penutup, penulis sarankan kepada peserta latih untuk
mempelajari berbagai metode baik statistik maupun matematik yang
melatarbelakangi suatu proses analisis spasial, hal ini dimaksudkan
untuk lebih memahami konsep serta proses analisis spasial yang
dilakukannya.

42
Pengenalan Analisis Spasial

DAFTAR PUSTAKA

_________, 2012. ArcGIS 10.1 Dekstop Aplication Tutorials. -


http://www.help.arcgis.com
__________, 2012. ArcGIS Online Help. http://www.ESRI.Com.

Camara, Gilberto et all . 2011. Spatial Analysis and GIS : A Primer.


University Pennsylvania. http;//works.bepress.com

Longley, Paul; Baty, Michael. 1996. Spatial Analisys : Modelling in a


GIS Environment. Geoinformation International. Cambridge.

Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Grografis, Konsep Konsep


Dasar. Informatika, Bandung.

Sanders, Lena. 2007. Models in Spatial Analysis. ISTE. London

Smith, Micheal; Goodchild, Michael F; Longley, Paul A. 2007,


Geospatial Analysis, A Comprehensive Guide to Principles, Techniques
and Software Tools. Fourth Edition. The Winchelsea Press,
Winchelsea. UK.

43

Anda mungkin juga menyukai