INTEGRASI NASIONAL
Oleh:
AHMAD ILHAM RAMADHANI / 04
XI TKJ I
Integrasi nasional adalah penyatuan atau asimilasi bangsa- bangsa sehingga menjadi satu
kesatuan yang utuh. Pengertian integrasi nasional bermacam- macam. Menurut Kamus Besar
Bangsa Indonesia (KBBI), integrasi berarti berasimilasi sampai menjadi satu kesatuan yang utuh
dan utuh. Padahal arti kata “nation” berarti bangsa.
Konsep integrasi nasional secara vertikal melibatkan hubungan orang- orang dengan
pemerintah yang hubungannya saling terintegrasi secara vertikal. Konsep integrasi ini juga
mencakup bagaimana pemerintah pusat dan daerah dapat terintegrasi.
Konsep integrasi nasional secara horizontal mencakup penyatuan bangsa Indonesia yang
memiliki tingkat kemajemukan yang relatif tinggi. Bagaimana membangun identitas nasional
yang sama, meskipun kelompok masyarakat, agama, suku, dan identitas berbeda- beda.
Integrasi Nasional, dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, menyatukan berbagai perbedaan
budaya atau kelompok sosial dalam satu wilayah untuk membentuk satu kesatuan yang
harmonis dalam satu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), atau merupakan bentuk
upaya untuk menggabungkan.
Dengan kata lain, integrasi nasional adalah keinginan dan kesadaran untuk bersatu sebagai satu
negara, negara Indonesia. Berikut ini penjelasan konsep integrasi nasional yang dapat dilihat
secara politis dan antropologis:
Ancaman terhadap integrasi nasional Indonesia ini biasanya dilakukan oleh kelompok
bersenjata secara terorganisasi. Ancaman integrasi nasional di bidang militer dapat berakibat
negatif bagi kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa.
Secara umum, bentuk ancaman integrasi nasional di bidang militer dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu ancaman militer dalam negeri dan ancaman militer dalam negeri.
Disintegrasi bangsa, yaitu ancaman integrasi nasional berupa gerakan separatis yang
didasarkan pada sentimen kesukuan atau pemberontakan akibat ketidakpuasan
daerah terhadap kebijakan pemerintahan pusat.
Adanya keresahan sosial yang diakibatkan oleh kebijakan ekonomi, serta
pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Keresahan ini, berpotensi membuat
kerusuhan massal pada skala yang besar.
Adanya upaya perubahan ideologi pancasila dengan ideologi lainnya, dan tidak
sesuai dengan kebiasaan dari masyarakat Indonesia.
Makar atau pengkhianatan pemerintahan yang resmi, dan konstitusional.
Contoh ancaman integrasi nasional di bidang teknologi adalah kejahatan siber, kejahatan
perbankan, dan penipuan.
Ancaman berdimensi keselamatan umum yaitu ancaman nonmiliter yang dapat terjadi
bencana, baik bencana alam maupun bencana sosial.
Contoh ancaman integrasi nasional yang berkaitan dengan bencana alam adalah gempa
bumi, letusan gunung, dan tsunami. Sementara itu, ancaman dari manusia dapat berupa
penyalahgunaan narkoba, pembuangan limbah industri, kebakaran, dan kecelakaan
transportasi.
Contoh ancaman integrasi nasional di bidang ideologi lainnya dapat dilihat ketika Uni
Soviet mengalami perubahan dari ideologi komunis menjadi liberal.
Ancaman integrasi nasional di bidang sosial budaya biasanya berupa masalah sehari-
hari yang dialami masyarakat. Contoh ancaman integrasi nasional di bidang sosial budaya
meliputi kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan, yang menjadi dasar
timbulnya konflik vertikal maupun horizontal.
Konflik vertikal tersebut dapat terjadi di antara pemerintah pusat dan daerah. Sementara
itu, contoh konflik horizontal adalah perseteruan yang menyangkut suku, agama, ras dan
antargolongan (SARA).
Ancaman berdimensi ekonomi terdiri atas dua jenis yakni internal dan eksternal.
Ancaman internal dapat berupa inflasi, pengangguran, infrastruktur yang tidak memadai,
dan sistem ekonomi yang tidak jelas. Ancaman dari eksternal dapat berbentuk kinerja
ekonomi yang buruk, daya saing rendah, ketidaksiapan menghadapi globalisasi, dan
tingkat ketergantungan terhadap pihak asing.
D. Tantangan
Dalam usianya yang masih relatif muda dalam membangun negara bangsa (nation state),
ikatan antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam negara masih rentan dan mudah tersulut
untuk terjadinya pertentangan antar kelompok. Beberapa tantangan yang dihadapi dalam upaya
integrasi nasional antara lain adalah:
Globalisasi. Globalisasi adalah suatu proses interaksi dan integrasi antara orang-orang,
perusahaan, dan pemerintah dari berbagai negara yang dipengaruhi oleh kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi. Globalisasi membawa dampak positif maupun
negatif bagi integrasi nasional. Dampak positifnya adalah adanya kesempatan untuk
memperluas wawasan, pengetahuan, kerjasama, dan persahabatan dengan bangsa-bangsa
lain. Dampak negatifnya adalah adanya ancaman terhadap kedaulatan, identitas, nilai-
nilai, dan kepentingan nasional5.
Radikalisme. Radikalisme adalah suatu paham atau sikap yang menolak kompromi atau
moderasi dalam mengejar tujuan politik, sosial, atau agama. Radikalisme membawa
dampak negatif bagi integrasi nasional. Dampak negatifnya adalah adanya potensi untuk
menimbulkan konflik, kekerasan, terorisme, dan separatisme yang mengancam persatuan
dan kesatuan bangsa.
Kendati ada faktor pendorong dan pendukung, integrasi nasional juga dihadapkan pada beberapa
tantangan. Berikut ini beberapa faktor penghambat integrasi nasional:
Konflik sosial merupakan salah satu hal yang perlu dihindari karena dapat mengurangipersatuan
dan kesatuan bangsa. Konflik sosial sendiri dapat muncul karena kurangnya toleransi.
Minimnya toleransi akhirnya membuat negara menjadi hancur dan integrasi nasional tidak terwujud.
Globalisasi memicu munculnya sikap individualis dan tidak memperdulikan kondisi serta
situasi yang ada di sekitarnya. Hal ini dapat memicu minimnya kesadaran dalam diri
masyarakat guna menjaga persatuan serta kesatuan untuk mewujudkan integrasi nasional.
Oleh karena itu, perlu ada kiat untuk menumbuhkan karakter bangsa di era globalisasi agar
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan demi
terwujudnya integrasi nasional.
Otonomi daerah yang berlaku di Indonesia membuat sebagian wewenang serta tanggung
jawab pemerintah pusat dilimpahkan ke pemerintah daerah. Hal ini memicu
munculnya ketimpangan sosial dan ekonomi, yang kemudian berpotensi menjadi faktor
penghambat integrasi nasional. Maka itu, perlu adanya kesadaran diri agar keadilan sosial
dapat dirasakan oleh masyarakat di semua daerah di Indonesia.
1. Liberalisme:
Pengaruh globalisasi yang mendorong kehidupan liberal yang menekankan aspek
kebebasan individu dapat menjadi gangguan bagi ideologi Pancasila yang dianut bangsa
Indonesia.
2. Separatisme:
Separatisme dapat dilakukan dengan pola perjuangan politik tanpa senjata untuk
menarik simpati masyarakat.
3. Kurangnya toleransi antargolongan:
Kurangnya toleransi antargolongan dapat menjadi gangguan bagi integrasi nasional
4. Kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan dari luar:
Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan
dari luar dapat menjadi gangguan bagi integrasi nasinal.
5. Ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil pembangunan:
Ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil pembangunan
dapat menjadi gangguan bagi integrasi nasional
Untuk mengatasi gangguan tersebut, perlu adanya keinginan dan tekad untuk bersatu di
kalangan bangsa Indonesia, penggunaan bahasa Indonesia, adanya semangat persatuan dan
kesatuan dalam bangsa, bahasa, dan tanah air Indonesia, dan adanya jiwa dan semangat
gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan yang kuat.