3
م ىُث ْان َ َ ق فَلَ َ م م َقا َ َ َ م َ َأت ير َ م ى اسئ يل ؟ م م لهال
ى ل ي َُع ْد ي ين ي قمل ت،ط َل يبثْ يلًّيا
: ال َر : ُ مت
ث
] َقا َ ل يج ْ َ أت َـا يم م يديْ م [رواه مَّسل. َ َ و َر مس
. ف ي م ُْك َع َن ُْك ْ و م أ ْع
ُْ r بْي يل َمل َ ََّل
ك انى
مل ِ
مم مه
Artinya :
“Diriwayatkan dari Umar r.a. Katanya, “Pada saat kami sedang duduk bersantai di dekat
Rasulullah saw, tiba-tiba terlihat oleh kami seorang lelaki yang sangat putih pakaiannya dan sangat
hitam rambutnya. Lelaki itu tidak diketahui kapan datangnya dan tidak pula dikenal oleh salah
seorang pun dari kami. Kemudian dia duduk menghadap pada nabi SAW. Ia lalu menyandarkan dua
lututnya pada dua lutut beliau dan meletakkan dua tapak tangannya di atas dua paha beliau, seraya
berkata, “Hai Muhammad ceritakanlah kepadaku tentang ISLAM”. Lalu Rasulullah SAW. menjawab
“Islam adalah menyaksikan bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya melainkan
Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah pesuruh Allah dan melakukan puasa pada bulan
ramadhan serta berhaji ke Baitullah jika mampu menuju jalannya. Lelaki itu berkata “Benarlah
jawabanmu itu”. Tentu saja kami pun (maksudnya para sahabat) merasa heran karena dia bertanya
kepada beliau, tetapi dia membenarkan jawaban beliau pula.
Lelaki itu berkata, ”Lalu cobalah ceritakan kepadaku tentang IMAN”. Beliau SAW menjawab,
”Percaya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kemudian, dan
percaya pada kepastian Allah, yaitu kepastian yang baik dan yang buruk. “Lelaki itu berkata,
“Benarlah jawabanmu itu.”
4
Dia berkata lagi, “Lalu berkenanlah Engkau menceritakan kepadaku tentang IHSAN. Beliau
SAW menjawab, “Engkau menyembah kepada Allah, seolah-olah engkau melihat-Nya. Lalu jika
engkau tidak dapat melihatnya, maka sesungguhnya Dia melihatmu”.
Lelaki itu berkata, “Lalu berceritalah kepadaku tentang HARI KIAMAT” Beliau menjawab,
“Bukanlah orang yang ditanyai lebih mengetahui daripada orang yang bertanya.” Lelaki itu berkata,
“Cobalah terangkan kepadaku tentang tanda-tandanya” Beliau menjawab “Hamba perempuan
melahirkan tuannya, dan Engkau akan melihat orang-orang yang berjalan tanpa memakai sandal, lagi
yang telanjang, yang fakir, yang menggembalakan kambing, bermegah-megah mendirikan bangunan
yang tinggi.” Kemudian lelaki itu pun meninggalkan tempat itu lalu saya menantikannya dalam waktu
yang agak lama (3 hari). Sesudah itu Nabi SAW bertanya, “ Hai Umar adakah engakau tahu
siapakah orang yang bertanya dulu itu?” saya menjawab, Allah dan Rasul jualah yang lebih
mengetahuinya.” Nabi
5
SAW bersabda, “Sesungguhnya lelaki itu adalah malaikat Jibril. Dia mendatangi kalian, dengan
maksud untuk mengajar agama kalian.” (HR. Muslim)
Keterangan :
Hadis ini dijelaskan dalam kitab hadis Shahih Muslim Jilid I halaman 22 yang merupakan suatu
dialog (percakapan) antara Nabi Muhammad SAW dengan malaikat Jibril yang mengubah wujudnya
menjadi seorang lelaki yang berbusana serba putih.
Cara berbusana semacam ini dapat menjadi teladan baik bagi setiap siswa, pelajar, atau lainnya
jika bermaksud menghadap pada seorang guru atau orang yang alim lainnya, yaitu hendaklah
berbusana yang baik dan dengan cara yang sopan. Dan lebih utama lagi jika berbusana yang putih,
karena mengikuti perbuatan Nabi SAW.
Hal ini memang cukup beralasan, karena cara berbusana juga ikut menentukan sikap mental
seseorang. Dapat kita buktikan bahwa orang-orang yang baik selalu berpakaian dengan baik, rapi dan
sopan. Sebaliknya orang yang berjiwa brutal, cara berpakaian mereka selalu menunjukkan keinginan
yang serba aneh dan nyentrik sehingga melampaui batas kebiasaan manusia pada umumnya, dan
dapat dinilai negatif oleh siapa saja yang memandangnya.
Nabi SAW bersabda:
اتيت النب َّصل هلال عليه وَّسل: روي ان ِاب ذر ِرض هلال عنه قال
)وعليه ثو ب ابيض وهو ان مئ (روه البخري
6
Artinya :
“ Diriwayatkan dari Abu Dzar r.a Dia berkata , “Saya pernah datang untuk menghadap Nabi
SAW.pada saat itu beliau berbusana putih, sedangkan beliau masih dalam keadaan tidur.” (HR.
Bukhari).
Lihat Kitab Al-Bukhari juz IV halaman 30
Pembicaraan mereka berdua berkisar pada topik, yaitu Islam-Iman-Ihsan dan Hari Kiamat,
dengan tujuan mengajarkannya kepada para sahabat yang sedang duduk bersantai bersama Nabi
SAW.
Di dalam dialog itu, Nabi Muhammad SAW, menjelaskan urutan-urutan rukun Islam yang
lima. Akan tetapi, dalam hadist lain dijelaskan bahwa urutan yang keempat adalah melakukan haji,
sedangkan urutan yang kelima adalah berpuasa pada bulan Ramadhan. (Lihat Kitab Al-Bukhari juz I,
halaman 11.
Adapun tentang haji, Nabi Muhammad SAW mensyaratkan mampu menuju jalannya, yaitu
mampu melaksanakannya tanpa mengalami kesulitan-kesulitan lain, misalnya kesulitan dalam
perjalanan karena adanya bahaya yang mengancam jiwa atau kekurangan ongkos, atau kekurangan
biaya hidup bagi keluarga yang ditinggalkannya selama melaksanakan ibadah haji tersebut.
Tidaklah dianggap mampu di dalam agama, terhadap seseorang yang menunaikan ibadah
hajinya dengan menjual sawah ladangnya sehingga sepulangnya dari melakukan ibadah haji, dia
menjadi peminta-minta, atau menyebabkan orang lain ikut menanggung penderitaan hidupnya, atau
terlantarnya pendidikan atau kehidupan keluarga yang menjadi beban kewajibannya.
Pembahasan kedua, Nabi Muhammad SAW menjelaskan iman, dan termasuk di dalamnya iman
kepada qadar baik dan buruk. Maksudnya, ia mempercayai sepenuh hati, bahwa seluruh perbuatan
manusia yang baik maupun yang buruk itu terjadi sesuai dengan ketentuan dan sepengetahuan Allah
SWT yang telah ditetapkan semenjak zaman azali sebelum perbuatan tersebut dilakukan oleh
manusia.
Lalu timbul suatu kejanggalan dengan adanya pendapat bahwa manusia ini bagaikan wayang
kulit yang semata-mata menyerah dan pasrah saja dengan dalangnya, sehingga hal ini akan
mematikan gerak untuk berusaha dan mematahkan semangat untuk berikhtiar. Memang pikiran
semacam itu tidak sepenuhnya dikatakan salah, tetapi perlu diingat bahwa Allah SWT melengkapi
organ manusia dengan otak yang gunanya untuk berpikir, dan menyempurnakannya dengan hati yang
dapat menimbulkan kehendak. Lalu kehendak itu dapat diproses oleh akal pikiran, sehingga dapat
dibedakan kehendak yang dapat membawa kebaikan dengan kehendak yang akan menimbulkan
kejahatan. Dengan cara semacam ini
7
akal pikiran manusia tidak dibelenggu oleh ikatan tali temali qadar itu. Selain itu bagian dari
kehendak-kehendaknya dapat ditentukan dengan cara yang bijaksana, dan inilah yang dinamakan
ikhtiar atau usaha, sekalipun kita sendiri mempercayai bahwa ikhtiar itu sendiri tidak memberikan
bekas suatu apapun, serta hakikatnya ikhtiar atau usaha itu sendiri adalah termasuk bagian dari qadar.
Oleh karena itu, manusia diperintahkan untuk berikhtiar, karena manusia pasti tidak akan dapat
mengetahui macam rangkaian qadar apa yang akan terjadi terhadap dirinya, kecuali jika rangkaian
qadar tersebut telah menimpa dirinya. Allah SWT menyatakan tentang
ikhtiar atau usaha itu dalam firman-Nya :
8
2. Tingkatan ibadah yang dilakukannya seperti tingkatan pertamaa, tetapi pelakunya tenggelam
dalam lautan mukasyafah, yaitu jiwanya terbuka dari tirai perbuatan maksiat yang
menghalanginya untuk mendekati Tuhannya, sehingga dengan mukasyafah itu dia dapat
memandang Tuhannya dengan mata hatinya.
3. Tingkatan ibadah yang dilakukannya seperti tingkatan pertama, hanya saja jiwanya senantiasa
terpaut dengan pengawasan Allah SWT.
Inilah tingkatan ibadah dengan muraqabah, maksudnya hatinya senantiasa terasa diawasi oleh
Allah SWT. Ketiga macam tingkatan diatas disebut ihsan, yang merupakan syarat sahnya dalam
suatu bentuk ibadah.
Pembahasan Nabi Muhammad SAW yang keempat adalah tentang hari kiamat. Kapan
waktunya akan tiba, jawabannya adalah tidak mengetahuinya, sebagaimana malaikat Jibril sendiri
sebagai yang bertanya juga tidak mengetahuinya, dan memang tiada seorang pun yang akan dapat
mengetahuinya kapan hari kiamat akan tiba. Allah SWT telah berfirman :
9
م َُي يل و ا ىال َ يع َ ر يعْل ْ .مم ر س َ يَ ْ َـسلموَن َك َ ع ىس َاع
ِ َ ْ َ ل
ْقr يل اrّ ن ي ممه ىَا ۖ قم انىtٰ أ ين ية
ِ
ه ي َا ي َد ب ل ا َما ىَي
أل
ت َا آ َن
َ ك َ ٌّ َ ع ا ۗ ي مه َو ۚ َث مقل ْ ت ى َ يت َوأ ي َ ال م
ۖ َكنى ح ى ْنَا ِىال ب ْسـَلم يف أ سَٰ و ْ َل ْر ض ْأَتتي ُْي
ْغتَ ًة
َك ون ك .ل ََٰم
يف
( )َ َ أنلىا َ ال َي َْعل ن.َقم ْل انى َما يعْل مم َ ى َ َٰول
187
ِ
ممو هَ ا يعن د يك أ ْك يس
أ ي ىن َ ََث
ل
Artinya: “Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah:
"Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang
dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. kiamat itu amat berat (huru haranya bagi
makhluk) yang di langit dan di bumi. kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-
tiba". mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah:
"Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia
tidak Mengetahui" (Q.S. Al-Araf:187).
Proses kejadian hari kiamat yang secara tiba-tiba dan serba cepat itu hanyalah Allah
SWT yang mengetahuinya. Dinyatakan oleh Allah SWT di dalam ayat lain :
r ) 77 di bumi10
egala apa yang tersembunyi di langit dan
مر أ ل ىساعَ ية ا ىال َ َكَ ْم يح أ لْ َب َ يَص َ أ ْو مه َو
ِ
Artinya: “Dan kepunyaan Allah-lah s .
tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi). Sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. An-Nahl:77)
Nabi Muhammad SAW menjelaskan tanda-tandanya, yang antara lain, terdapat budak yang
dinikahi tuannya sehingga anaknya pun mempunyai kedudukan seperti tuannya dan banyak orang-
orang pedusunan yang berlomba-lomba membangun rumahnya bermegah- megahan seperti orang
kota saja.
11
“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang
terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu.
Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam Al Kitab, kemudian kepada
Tuhanlah mereka dihimpunkan. (QS al-An'âm: 38).
C. Pemimpin Negara dalam Islam
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu
Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya aku akan menjadikanmu imam bagi
seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman:
"Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim" (QS. al- Baqarah: 124).
a. Kata “imam” terdapat dalam ayat-ayat sebagai berikut;
1. QS. Al-Hijr ayat 79
12
“Maka Kami membinasakan mereka. dan Sesungguhnya kedua kota itu benar-benar terletak di
jalan umum yang terang”.
Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah
mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. dan segala sesuatu Kami
kumpulkan dalam kitab induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).
3. Surat al-Baqarah ayat 124
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan
larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya aku akan
menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari
keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".
4. Surat Hud ayat 17
13
14
“Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata
(Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan
sebelum Al Quran itu telah ada kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat?. mereka itu
beriman kepada Al Quran. dan Barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-
sekutunya yang kafir kepada Al Quran, Maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya,
karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-
benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.”
5. Surat al-Furqan ayat 74
“Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri- isteri
Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi
orang-orang yang bertakwa.”
6. Surat al-Ahqaf ayat 12
“Dan sebelum Al Quran itu telah ada kitab Musa sebagai petunjuk dan rahmat. dan ini (Al
Quran) adalah kitab yang membenarkannya dalam bahasa Arab untuk memberi peringatan
kepada orang-orang yang zalim dan memberi kabar gembira kepada orang- orang yang berbuat
baik.”
15
7. Surat al-Isra ayat 71
(ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan
Barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya Maka mereka ini akan
membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.
b. Kata “a’immah” terdapat dalam ayat-ayat sebagai berikut;
1. Surat al-Taubah ayat 12
“Jika mereka merusak sumpah (janji)nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca
agamamu, Maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena Sesungguhnya
mereka itu adalah orang-orang (yang tidak dapat dipegang) janjinya, agar supaya mereka
berhenti”.
2. Surat al-Anbiya ayat 73
“Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan
perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan
sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah”
3. Surat al-Qashash ayat 5 dan 41
16
“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan
hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi
(bumi)”.
“Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada
hari kiamat mereka tidak akan ditolong.”
4. Surat al-Sajadah ayat 24
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan
perintah Kami ketika mereka sabar dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami.”
c. Kata Khalifah
1. Surat al-Baqarah ayat 30
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa
17
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
18
“Lalu mereka mendustakan Nuh, Maka Kami selamatkan Dia dan orang-orang yang
bersamanya di dalam bahtera, dan Kami jadikan mereka itu pemegang kekuasaan dan
Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka
perhatikanlah bagaimana kesesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu.”
19
“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila
ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan
kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada Tuhan
(yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).”
d. Kata wali
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan
Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi
sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi
pemimpin, Maka Sesungguhnya orang itu Termasuk golongan mereka. Sesungguhnya
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. al-Maidah: 51)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir
menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu
Mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu) ?” (QS. al- Nisa: 144)
20
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri
di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya..”
“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan,
mereka lalu menyiarkannya. dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil
Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya
(akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil Amri). kalau tidaklah karena
karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali
sebahagian kecil saja (di antaramu).”
ََِّّلال
َّن ِِ دينَا َ ع ْ ن َ عْ ب ِد ََّّ لال ََِّّلال َ َ ََ م ْ سَل َمة ََِّّلال َ ح َّدثَنَا
رسو َل
ُ َ ْب ِ ن ُع َم َر أ ٍر ْب ْب َع ْ ن َ ما ِل ٍ ك ع ع ع
ِن ْ ن ْب ُن ْب
ِد ُد
ْ ُسئو ٌل َ ر ِ عَّيِت ِه فَا ْْلَ ِمي َ علَى النَّا ِس أَ ََل ُُّكلُك ْم َ وُك ُّلُك َعلَ ْي َ َّسل َ صَّلى َّ َّ ل
ُر اَّل ِذي َع ْن َم ْم راع َل
ٍ َ ِه َو َم َقا ُا
21
َ وا ْل َم ْرأَةُْ ُسئو ٌل ُ َ وال َّر ُج َعَلى ْ ه َ وهُ َو َم ْسُئو ٌل راع َ ِ ه ْم َ ٍ
َع ْن ُه ْم أ ِل بَْ يت راع
ُل َ ٍ َع ْن َم ه علَ َوُه َو
ِه ْي
ْم
اع َع َلى َما ِل َ ُ
وه َو َم ْسُئو ٌل َ م َ َ وا ْلعَ َ ر ٍ ِت َب ْع َ و َ و َ را ِعيَةٌ َ َلعى َب ْي
َسي ِد ِه
ِ ْ
ول ِد ِه ْسئُ وَلة ع ن ْب ُد ِل َ اه َ َ
ُه ي ِه َ
ْم
َ وُك ُّلُك َ م َ َ ر ِ عَّيتِ ِه ه فَُكُّلكُ ْم َ
َ عْ ن ُ
ْم ْسئُ و ع را
ٌل ْن ع
ٍ
22
“Ibn umar r.a berkata : saya telah mendengar rasulullah saw bersabda : setiap
orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas
kepemimpinannnya. Seorang kepala negara akan diminta pertanggungjawaban
perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami akan ditanya perihal keluarga
yang dipimpinnya. Seorang isteri yang memelihara rumah tangga suaminya akan
ditanya perihal tanggungjawab dan tugasnya. Bahkan seorang pembantu/pekerja
rumah tangga yang bertugas memelihara barang milik majikannya juga akan
ditanya dari hal yang dipimpinnya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan
ditanya (diminta pertanggungan jawab) darihal hal yang dipimpinnya.” (HR.
Bukhar dan Muslim).
َسل َمة
َ َ
ٍ َِ ْ ن
نافع َع ْن َع ْب ْ س َم ِعي ُ م َ ح َ ح َّ َدثنا َع ِل ُّي ْب ُن ْ َ ح َ حا
َ
أبِي َع ْج ََل ُن إ َل َ ح َّدثََنا َّم ُد ْ ب بَ ح َّدثََنا ِت
َن ُن ُم
ٍر
َ سفَ ٍر فَ ُْلي َؤ ِ م ُروا ٌََّّلالُ َ عَلْ ي ِه َ ل َ َ ن ثَ ََلثَة ََِّّلال َ ع ْ ن ِ َأبي ُه َرْ ي َرَة أ َّ ن
َ
ِفي َو َ سَّل َم قَا إِذَا ك َصَّلى َرسُو َ ل
ا
َ َ ََأ َح َُده ْم َقا َل َناِف ٌع َفقُ َْلنا ِ َْ ِلبي َسل
مة َف َأ ْن َت َأ ِمي َُرنا
“Apabila terdapat tiga orang dalam sebuah perjalanan, maka hendaknya mereka
menunjuk salah seorang dari mereka sebagai pemimpin. Nafi' berkata; kemudian
kami katakan kepada Abu Salamah; maka engkau adl pemimpin kami.” [HR.
Abudaud No.2242].
َُّ َّ ل َ عْ نه َ ع ْ َ ما َ ر ْ َ َ ع ْ ن َ ع ْ ن أَبِي َ ح ْح َي َ َ ح َّدثََنا ُ م
ُا ْن أَنَ ب ِل ٍك ِض ش ْعَبة
ُ التَ َّّياح
ب س َّدثََنا ي ى س
َي ِس ِن ُن ِعي َّد
ٍد ٌد
ست َ ع َ َ ِ َ َّن ُ ْ ْ َ َّ َّ ل َعلَ ْي َ س َّل ْ س َ ِ طيعُو َ َّ َّلِا َل َ قَا
ُا ِه َو َم ا َمُعوا و ا و ن ْع ِم َل ْيك ع ح ش ك َّل
ص َ رأْ ل َرسُو
َْم ْب َب ٌّي أ َل إِ ا ى ُل َ
َأ ٌقا َ ِزبَيبة
ٌد َ
س
ُه
“Anas r.a berkata : bersabda rasulullah saw: dengarlah dan ta’atlah meskipun
yang terangkat dalam pemerintahanmu seorang budak habasyah yang kepalanya
bagaikan kismis.” (HR. Bukhari)
19. Sesu
orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka,
karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat
Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
24
فَ ا ْن َ احآ ُّجو َك فَ مق ْل َأ ْسلَ ْم مت َو ْ ْي َىجى ي ى َّيل َو َم ين أ تى َب َع
۟يۦي َن َء أ ْسَل ممو۟ ا فَقَ يد أ ْهتَ َدو۟ ا ۖ ىوان َت َولى ْواr مr أو ِْ ُل ي
َب. َٰ ى ل َّيي َن ُأوتمو۟ا أ لْ يَكتr ين ۗ َ قومل يل نى ا َ
و أ
ف ۚ ُت م م َ
ل َأ ْس
َ ْ َ
مغ.َ ٰف انى َما َ ْي ك أ َبل
ل َ ل ع َ ْ ْ ْ
20.
ِ ِ
Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: "Aku
menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". Dan
katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi:
"Apakah kamu (mau) masuk Islam?" Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah
mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan
(ayat-ayat Allah). Dan Allah
Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.
25
َ ءا ٌ ََ ى َا َ َم َتَ ْم َس َ ك أ لْ مثْوق.أ ْس
ٌ ْي ( ىَ أ ى ل َّيي
َ نمم۟وا ع و ل أ ص لََها ىt
) أ و َن256 يبأ لْ مع
مي َ م يم ع ي ا
أ ن ف ْر َو ية
لَّل َُّل سي يل ل َّل
َ أ م أ ى مغو م ير يَ ن م ُْي ير يَ ُّ لظ يا َتَل أ لنُّو َ َ ن
ي َ ِ م
أ لنُّوr ْو ل م ل ط مت ُْ مجو ي ر و أ كف َ م ر نr م
ي َنهمم م ير .َٰ ياآ ى ٓو۟ ا .مْج م أ ل ََٰم
ُ َ
م
مؤ ه ي
لي
)257( َ ن.ي ُ َ ك مب ي م ي َ َٰخ ا ََل أ ُّ لظ
ر ُه َيا ي أَ ت أ ِ ل م
ْ أ لن ىا
ِملو ََٰص.َ َٰ۟ول .ََٰم
آئ
ي
256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar
daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman
kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang
tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
26
Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah SWT.
257. Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan
(kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah
syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu
adalah penghuni neraka ; mereka kekal di dalamnya.
F. KEHIDUPAN MANUSIA
1. Tujuan hidup: mencari ridha Allah/madhatillah
(Q.S. Al-An’am / 6: 162-163):
َ يشي َ ك 162)
َ ال ي َ ر َ عا ص َ مس َ و َ م َ و َ م َ َ قم ْ ل ا ى ن
ِ ال يِت
( َّ َ لr ي و يِك ْح َيا َي َما يِت
ال ب ى
ي يم ن
َّيل م
ل
)163: ألنعام َّ َ ْمل ال َ َوأ َ َ َ ذ ي َِل
ي مم ْس َان َأ مَل و ُأ يم ْر
(ا يل يم ىو مت ي
ب
Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku
dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".
2. Tugas hidup: mengabdikan diri kepada Allah dalam berbagai aspek kehidupan/ibadah (Q.S.
Adz-Dzariyat / 51: 56):
27
3. Peranan hidup : sebagai khalifah, wakil Allah untuk mewujudkan kehendak_nya di bumi,
memakmurkan alam, dan lain-lain. pelanjut risalah/menyampaikan dan membela ajaran-ajaran
Allah (Q.S. Al-An’am / 6: 165):
28
4. Pedoman hidup : Alquran dan As-Sunnah (Q.S. An-Nisa’ / 4: 59):
Rasulullah SAW mengasihi umat dan sesama umatnya saling berkasih sayang
dalam keimanan.
29
َيسما م ِي مو ي َ أَث ير. م ىُس ًاد َيْبَت مغو فَ ْض ي ا َ ْ ض ي
r ف مجو ى و َوا ا ًنr َن ًال
يههيم م ُْه م ي ي
ْن َن ل ر
ال ُّس مجو يد َ ذَٰ ي يِف التى مَ و ا ْ ال َ ك َ أ َ ش ْ أَط مه
َِل ْو َرا ية َمثَل هم ْم ي نجي ِيل َز
رع ْخ َر ٍ ْ َمثَلمهم ْم
يِف
َج
ۗ يِب م فكىا َري ي َ ل يم مب ال يtَّ َ ى َعt ست َ و َ . ْ َفأآ َز َر مه َفا ْ س ْ غلََظ َاف
ه ل مسويق ي
ْع ُّز ى ار َع يغيظ مم َت.
ال يج
ى ى َ ن َ و َ ى َ يم ىم ْغ َ ْ َ ع وع َ ا َ َ
)29 (يف و ج يظميًا أآ ي لُع موا اص اح د َّل ي
ال يل يت نم ر ةً َأ ًرا ا و م ن مَ ام ي
َ لَّل
م
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku'
dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka
mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka
dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan
30
tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia dan tegak
Lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah
hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang- orang mukmin). Allah
menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara
mereka ampunan dan pahala yang besar.(Q.S. Al Fath: 29.)
8. Bekal hidup: seluruh alam semesta dan isinya (Q.S. Al-Jasiyah / 45: 13):
31
ه » إA ْك َما ِف إل س َما َوإ ِت َو َ َما ِف إ ْ َل ْر ِض َ َِجي ًعا ِْمنA ََ و ََس َر ل
ِ ن ِف ََٰذ ِ َل لآ ََي „ت
(13) رو َنA ِ َلق ْو „م ََيت َفك
Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya,
(sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.
32
Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa- ul husna
itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-
Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
33
19. العْلي Maha Mengetahui Saya ingin selalu belajar dan berilmu
34
37. الكْبي Maha Besar Saya ingin memiliki kebesaran
46. احلْك ي Maha Bijaksana / Maha Saya ingin selalu bersikap bijaksana
Menghakimi (sifat)
47. الودود Maha Penyiram Saya ingin selalu simpatik dan penyiram
Kesejukan kesejukan
48. اجمليد Maha Penyandang Saya ingin selalu bersifat bajik kepada
Kemegahan orang lain
49. الباعث Maha Membangkitkan
Saya ingin selalu membangkitkan
motivasi orang
50. الشهيد Maha Menyaksikan
Saya ingin menyaksikan sendiri segala
sesuatu
51. احلق Maha Benar
Saya ingin selalu membela yang benar
35
55. الول Maha Melindungi Saya ingin selalu melindungi
63. القيوم Maha Berdiri Sendiri / Saya ingin selalu bersikap tegar dan
Maha Menegakkan mandiri
65. امالجد Maha Agung dan Mulia Saya ingin bersifat mulia
66. الواحد Maha Menyatukan Saya ingin menjadi orang yang terbaik
68. الصمد Maha Tidak Tergantung Saya ingin selalu dibutuhkan orang lain
69. القادر Maha Kuasa / Maha Saya ingin memliki kemampuan yang
Menentukan memadai
70. املقتدر Maha Memegang Saya ingin selalu membina orang lain
Kekuasaan agar memiliki kemampuan
36
75. الظاهر Maha Jelas dan
Menjelaskan / Maha
Saya ingin memiliki integritas yang
nyata
Nyata (kekuasaan-Nya)
76. الباطن Maha Tersembunyi /
Saya ingin selalu memperhatikan
kondisi batiniah diri sendiri dan orang
Maha Ghaib
lain
77. الَو ل Maha Pelindung
Saya ingin mendidik dan memberikan
perlindungan kepada orang lain
78. املتَّعل Maha Meninggikan Saya ingin memiliki ketinggian pribadi
37
97. الوارث Maha Pewaris
Saya ingin
mendelegasikan
mewasisi dan
98. يد.الرش Maha Cendekia Saya ingin selalu pandai dan cerdas
38