Anda di halaman 1dari 1

Hasil Temuan Permasalahan Pada Pendampingan Penyusunan Arsitektur Kinerja Perangkat

Daerah Provinsi Tahun 2024

No. Permasalahan Solusi


Masih terdapat beberapa unit kerja (Bidang/UPT) di sebagian Diharapkan seluruh OPD untuk memasukkan Sub Kegiatan
OPD tidak dapat disusun Arsitektur Kinerjanya karena tidak yang dapat mengakomodir Tugas dan Fungsi Unit Kerja
1 memiliki Sub Kegiatan sehingga tidak dapat dibuat Indikator (Bidang/UPT) tersebut
Kinerjanya yang dijadikan ukuran penilaian kinerja
Pejabat/Pengampunya
Masih terdapat UPT/Bid yang memiliki TUSI yang memiliki Perlu adanya revisi tusi dan pembagian yang spesifik pada
2 kesamaan sehingga didalam penyusunan arsitektur kinerja bid/UPT pada perangkat daerah.
memiliki double pelaksanaan Program/Kegiatan
Terdapat Perubahan IKU di dalam RPJP 2025 - 2045 yang Perlu ada penyesuaian IKU berdasarkan RPJPN sehingga
3 merupakan Indikator Kunci dari RPJPN yang ditetapkan oleh perlu strategi yang tepat dalam menyusun arsitektur kinerja
BAPPENAS, tahun 2024.
OPD masih menyusun RKPD berdasarkan Indikator Kinerja Diharapkan Seluruh OPD dalam menyusun RKPD Tahun
4 Berdasarkan Renstra dan belum mengacu pada hasil 2025 mengacu pada arsitektur kinerja
Arsitektur Kinerja
Dalam Menyusun Program, Kegiatan dan Sub Kegiatan Diharapakan Perangkat Daerah Dan Bappeda Memasukkan
Perangkat Daerah Sering Melakukan Repetisi Kegiatan Tahun- Opsi Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Kab/Kota
Tahun Sebelumnya, Hal ini Terjadi Salah Satu Penyebabnya dalam Bentuk Tugas Pembantuan yang Pelaksanaannya
5 karena Perangkat Daerah Provinsi Memiliki Keterbatasan diberikan Kepada Perangkat Daerah Pada Instansi
Kewenangan Dalam Mengintervensi Masalah Yang Menjadi Pemerintah Kab/Kota Untuk Mengintervensi Masalah-
Kebutuhan Masyarakat. Masalah yang Ditetapkan OPD Provinsi Sesuai
Kewenangannya
Terdapat PD yang tidak/Belum melakukan evaluasi terhadap PD perlu melakukan evaluasi terhadap capain IKU dan membuat
capaian tahun sebelumnya, berdasarkan LHE dari IKU yang menjadi Worksheet/Kertas Kerja dari LHE untuk mencapai target IKU yang
6 tanggung jawabnya. ditetapkan sehingga dapat dimasukkan kedalam sasaran OUTPUT
didalam arsitektur kinerja.
Masih terdapat Perangkat Daerah yang melaksanakan TUSI PD yang memiliki Tusi Pelayanan untuk membuat Survei
7 Pelayanan tidak membuat Survei Kepuasan Masyarakat sebagai Kepuasaan Masyarakat baik yang bersifat pelayanan internal
bahan evaluasi terhadap pemberian layanan yang prima maupun eksternal.
Masih terdapat perbedaan persepsi antara TIM STU dengan TIM Perlu adanya review pelaksanaan desk arsitektur kinerja dan
Bappeda dalam menyusun Arsitektur Kinerja dan belum jelas peran sinkronisasi aspek Indikator SAKIP tersebut.serta pembagian
antara STU dan BAPPEDA dalam pelaksanaan DESK Arsitektur peran dalam pelaksanaan DESK Arsitektur Kinerja
8 kinerja serta belum ada sinkronisasi pada tahapan indikator SAKIP
(Perencanaan dan Pengukuran (BAPPEDA), Pelaporan (Biro
Organisasi), Evaluasi (Inspektorat).

Terbatasnya waktu pelaksanaan DESK (dimana kurangnya waktu Perlu disusun jadwal DESK yang lebih terstruktur dan dalam
dalam memberikan pemahaman dan bimbingan teknis pelaksanaan DESK perlu diawali dengan pemberian pemahaman
berdasarkan konsep arsitektur kinerja dalam penilaian SAKIP dan konsep penyusunan Arsitektur Kinerja dalam penilaian
9 sehingga masih terdapat Pohon Kinerja PD yang disusun SAKIP.
menggunakan sasaran program/kegiatan didalam SIPD yang belum
menyentuh pada sasaran penyelesaian masalah untuk mencapai
target IKU.

Anda mungkin juga menyukai