Anda di halaman 1dari 20

Penerapan Sistem Penganggaran Berbasis Kinerja dalam

Pengelolaan Keuangan Daerah


(Studi pada Pemerintah Daerah Kabupaten Gresik)

Oleh
NURUL HIDAYATI
114674020

Penguji 1
Pembimbing Dr. Agus Prastyawan, M.Si.
M. Farid Ma’ruf, S.Sos., M. AP. Penguji 2
Eva Hany Fanida, S.AP., M.AP.

Universitas Negeri Surabaya


Fakultas Ilmu Sosial
Prodi S1. Administrasi Negara
1
LATAR BELAKANG
Permendagri No 13
Tahun 2006, yang
Adanya konsep Salah satu daerah yang
mengatur tentang
desentralisasi fiskal, sudah menerapakan
pedoman pengelolaan
sehingga pemerintah penganggaran berbasis
keuangan daerah,
daerah memiliki kinerja adalah
sehingga sistem yang
kewenangan untuk kabupaten Gresik, sejak
digunakan dalam
mengatur pengelolaan Tahun 2009
penyusunan APBD
keuangannya sendiri.
adalah anggaran yang
berbasis kinerja.

Namun, menurut Ibu Dan menurut Bapak Nur


Yuni Sekretaris TAPD, Qolib, Wakil Banggar
anggaran berbasis DPRD, juga senada
kinerja di kabupaten yakni penganggaran
gresik masih belum berbasis kinerja di
maksimal, karena Kabupaten gresik itu
perubahan sistem itu masih kurang maksimal
tidak mudah. pelaksanaanya.
2
Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja


dalam Pengelolaan Keuangan Daerah pada Pemerintah
Kabupaten Gresik?

2. Apa Kendala/Hambatan yang dihadapi dalam Penerapan


penganggaran Berbasis Kinerja pada pengelolaan
keuangan daerah?

3
TUJUAN PENELITIAN
1. untuk mendapatkan gambaran mengenai penerapan sistem penganggaran
berbasis kinerja dalam pengelolaan keuangan daeerah.

2. untuk menjelaskan berbagai kendala yang muncul dalam penerapan


penganggaran berbasis kinerja dalam pengelolaan keuangan daerah di
Pemerintah Kabupaten Gresik.

MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis, diharapkan dapat memberikan informasi teori
konseptual berupa prinsip serta peraturan dalam penerapan
penganggaran berbasis kinerja.

2. Manfaat Praktis, diharapkan dapat memberikan masukan dalam


memperbaiki penerapan penganggaran berbasis kinerja di Pemkab
Gresik.
.
4
Kajian Pustaka

Elemen Desentralisasi Fiskal


Penerapan
PBK
Pengelolaan Keuangan Daerah

Komponen
Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja
PBK

5
Teori yang digunakan peneliti
(penerapan PBK)

Komponen yang diperlukan PBK ( PP


Elemen yang harus ada di PBK
No.21 Th 2004(dalam Pedoman PBK;
(Buku Pedoman Penyusunan PBK; 2009: 14))
2008)
Terdiri dari:
Terdiri dari:
1. Indikator Kinerja
1. Renstra
2. Standar Biaya
2. Renja 3. Evaluasi Kinerja

6
Teori yang digunakan Peneliti
(Kendala Penerapan PBK)
Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan implementasi PBK
(Pedoman Penyusunan Anggaran Berbasisi Kinerja (Deputi IV
BPKP) (2008: 29)), yakni sebagai berikut:
• Kepemimpinan dan komitmen dari seluruh komponen
organisasi.
• Fokus penyempurnaan administrasi secara terus menerus.
• Sumber daya yang cukup untuk usaha penyempurnaan
tersebut (uang, waktu dan orang).
• Penghargaan (reward) dan sanksi (punishment) yang jelas.
• Keinginan yang kuat untuk berhasil.

7
METODE PENELITIAN

JENIS PENELITIAN: kualitatif, untuk mendapatkan


sumber data yang lebih mendalam.

LOKASI PENELITIAN: Pemerintah Daerah Kabupaten


Gresik.

FOKUS PENELITIAN: pada penerapan penganggaran


berbasis kinerja dalam pengelolaan keuangan daerah.

SUBYEK PENELITIAN: TAPD, SKPD Banggar DPRD dan


LSM.
SUMBER DATA: (1) primer = hasil wawancara informan
dalam subyek penelitian; (2) skunder= dokumen2
penting seperti Renstra, Renja, RKPD, LAKIP, LKPJ

TEKNIK PENGUMPULAN DATA = wawancara,


dokumentasi dan studi literatur.

TEKNIK ANALISIS DATA = pengumpulan data, reduksi


data, penyajian data, verification.
Hasil dan Pembahasan
A. Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja
1. RENSTRA: Konsep Renstra yang baik adalah renstra yang terdiri dari
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran dan saling terkait (Pedoman PBK;
2008:8).

Berdasarkan hasil pemaparan sebelumnya terkait Renstra, memang


sudah cukup baik karena sudah terdapat unsur-unsur utama dalam
Renstrada dan keempat unsur yang terdiri dari Visi, Misi, Tujuan dan
Sasaran sesuai pada konsep diatas sudah terdapat pada Renstrada/
RPJMD Pemerintah Daerah Kabupaten Gresik. Namun hal penting yang
seharusnya ada tergambar jelas di Renstrada yakni Indikator Kinerja yang
merupakan penjabaran sasaran program masih kurang akurat dan tidak
berorientasi pada capaian yang terukur kedepan.

10
• 2. RENJA: Menurut Adisasmita (2011: 79) juga dikatakan bahwa tujuan
tahunan menurut pedoman yang digariskan dalam kemendagri 29/2002,
pada dasarnya merupakan penjabaran dari rencana strategi daerah yang
divalidasi dengan penjaringan aspirasi masyarakat dan dengan
mempertimbangkan hasil evaluasi kinerja sebelumnya. Sehingga Renstra
harus saling terkait dengan renja karena renja adalah penjabaran dari
renstra.

Berdasarkan hasil pemaparan sebelumnya secara administratif Renja seluruh


SKPD di Kabupaten Gresik sudah ada capaian program/ indikator kinerjanya.
Namun Renja daerah (RKPD) yang terdiri dari renja-renja SKPD masih belum
baik dalam pelaksanaan penganggaran berbasis kinerja, karena belum semua
SKPD di Kabupaten Gresik mencantumkan indikator kinerja yang jelas,
indikatornya juga banyak yang abstrak sehingga sulit terukur dan masih
terdapat renja yang pembuatannya dari copy-paste renja sebelumnya bukan
hasil update usulan masyarakat.

11
3. INDIKATOR KINERJA: Indikator Kinerja yang harus ada
dalam penerapan PBK dan terdapat dalam dokumen yaitu,
input, output dan outcome (Pedoman PBK;2008: 17).

Secara umum penerapan penganggaran berbasis kinerja


dalam pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten gresik
dalam tahap pengukuran kinerja masih kurang baik, karena
patokan-patokan indikator kinerja memang sudah ada
dalam bentuk IKU (Indikator Kinerja Umum) untuk
mengukur penganggaran ternyata masih belum jelas
ukurannya, bersifat kuantitatif, bukan kualitatif sehingga
sulit dilakanakan dengan baik. Dalam dokumen RKPD, masih
banyak SKPD yang belum mencantumkan ketiga indikator
tersebut.

12
4. STANDAR BIAYA:Standar biaya yang digunakan merupakan standar
biaya masukan pada awal tahap perencanaan anggaran berbasis
kinerja, dan nantinya menjadi standar biaya keluaran. SBU digunakan
lintas kementerian negara/lembaga dan/atau lintas wilayah
( Pedoman PBK; 2009: 15).

Pemerintah Daerah Kabupaten Gresik sudah memiliki Standart Biaya


yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan penganggaran berbasis
kinerja dalam Pengelolaan Keuangan Daerah. Hal ini dibuktikan dalam
dokumen Peraturan Bupati Gresik Nomor 32 Tahun 2012 tentang
pedoman penyusunan rencana kegiatan anggaran pendapatan dan
belanja daerah tahun anggaran 2013. namun pelaksanaanya masih
belum baik karena staff anggaran belum memahami persoalan standar
biaya.

13
5. EVALUASI KINERJA: Evaluasi kinerja merupakan proses penilaian dan
pengungkapan masalah implementasi kebijakan untuk memberikan umpan balik
bagi peningkatan kualitas kinerja, baik dari sisi efisiensi dan efektivitas dari suatu
program/kegiatan. Cara pelaksanaan evaluasi dilakukan dengan cara
membandingkan hasil terhadap target (dari sisi efektivitas) dan realisasi terhadap
rencana pemanfaatan sumber daya (dilihat dari sisi efisiensi). Hasil evaluasi kinerja
merupakan umpan balik (feed back) bagi suatu organisasi untuk memperbaiki
kinerjanya (Pedoman PBK; 2009: 16).

pemerintah daerah kabupaten gresik dalam penerapan penganggaran berbasis


kinerja, masih kurang bagus meskipun secara keseluruhan setiap selesai
penganggaran selalu ada evaluasi. Karena pelaksanaan evaluasi internal melalui
banwas dan eksternal melaui DPRD saja belum maksimal. Evaluasi internal dengan
Monitoring khusus untuk setiap kegiatan dilakukan hanya ada persoalan saja, jadi
jarang dilakukan evaluasi khusus adanya hanya evaluasi standart. Sedangkan
untuk evaluasi eksternal hanya dilakukan secara sampling kepada SKPD tertentu
secara acak bukan secara keseluruhan.

14
Hasil dan Pembahasan
(B. Hambatan/Kendala dalam penerapan PBK)
Berdasarkan hasil wawancara dan pemaparan sebelumnya, kondisi
kepemimpinan dan komitmen pada penerapan penganggaran berbasis kinerja
dalam pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Gresik masih kurang baik,
karena terkait kurang maksimalnya peran pemimpin untuk: memperbaiki
pedoman penganggaran, memaksimalkan pelatihan SDM (perencana anggaran),
transparansi dan perbaruan perda maupun perbub, penegasan reward dan
punishment, serta kurangnya komitmen yang dimiliki oleh para perencana
anggaran.

Berdasarkan hasil wawancara dan pemaparan sebelumnya, kegiatan


penyempurnaan administrasi sudah baik. Terbukti dengan adanya perbaikan
administrasi yang dilakukan secara terus-menerus dan dinilai Badan Anggaran
bahwa penyempurnaan administrasi di Pemerintah Daerah di Kabupaten
Gresik mencapai 90%. Antara dokumen LKPJ tahun 2013 dengan tahun 2014
juga mengalami perubahan perbaikan penyempurnaan administrasi yang
bagus

15
Berdasarkan hasil wawancara dan pemaparan sebelumnya kondisi Sumber Daya yang masih
kurang adalah Sumber Daya Manusia nya. Dimana, SDM merupakan Sumber Daya utama yang
aktif karena perannya sangat dibutuhkan untuk keberhasilan sebuah kegiatan. Dari TAPD dan
SKPD juga mengungkapkan bahwa SDM masih membutuhkan kmampuan untuk memahami
sistem penganggaran yang baru, dan Kualitas SDM nya juga masih kurang memenuhi.
Sedangkan menurut Badan Anggaran jumlah SDM tidak kurang, namun kualitasnya masih
kurang, banyak pemimpin SKPD yang tidak sesuai bidangnya, serta banyak SDM yang etos
kerjanya masih buruk.
Berdasarkan hasil wawancara dan pemaparan sebelumnya terkait kegiatan
pemberian reward dan punishment pada penerapan penganggaran berbasis
kinerja dalam pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Gresik masih kurang
baik, karena reward dan punishment memang belum jelas keberadaanya. Banggar
dan SKPD mengatakan sudah ada reward dalam bentuk pemberian honor dan
punishment dalam bentuk mutasi, namun pelaksanaanya pun kurang tepat dan
masih sangat lemah dan jarang.
Berdasarkan hasil wawancara dan pemaparan sebelumnya terkait keinginan yang kuat untuk
berhasil yang wajib dimiliki oleh semua pihak pada penerapan penganggaran berbasis
kinerja dalam pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Gresik sudah cukup baik. Hal ini
terbukti dengan banyaknya upaya penyempurnaan administrasi yang dilakukan secara terus
menerus, dilakukan pendampingan TAPD untuk setiap SKPD agar memahami penerapan
penganggaran berbasis kinerja. Namun memang masih ada hal-hal yang kurang maksimal
seperti kurangnya komitmen perencana anggarannya, dan kurangnya gerakan untuk
16
menjalankan perbaikan.
KESIMPULAN
Meskipun sudah memahami makna penganggaran
berbasis kinerja, penerapan penganggaran berbasis
kinerja dalam pengelolaan keuangan daerah di
Kabupaten Gresik, masih dikatakan kurang baik.
Karena dalam penerapannya masih kurang
maksimal, sehingga masih memerlukan perbaikan
secara terus-menerus.

17
Kesimpulan
Rencana Stratejik, penerapan PBK sudah baik, namun belum sempurna, karena indikator kinerja
didalamnya belum tepat, terukur dan akurat.

Rencana Kerja, penerapan PBK belum berjalan dengan baik karena Banyak SKPD yang belum
mencantumkan indikator yang jelas dalam renjanya. terdapat renja yang pembuatannya dari
copy-paste Renja sebelumnya bukan hasil update usulan masyarakat.

Indikator kinerja, penerapan PBK juga masih kurang baik karena Indikator Kinerja yang digunakan
kurang lengkap dan kurang jelas capaiannya dan benchmarkingnya. Sehingga pelaksanaanya pun
belum terkait dan terlaksana maksimal.

Standar Biaya, sudah ada Standar Biaya dan sudah terdapat dalam Peraturan Bupati, namun
pelaksanaanya masih kurang baik karena pedoman Standar Biaya yang ada belum sepenuhnya
dilaksanakan.

Evaluasi Kinerja, dalam penerapan PBK Sudah terdapat evaluasi, namun tidak maksimal
pelaksanaannya karena evaluasi untuk keseluruhan tiap selesai tahun anggaran bukan tiap
programnya, sehingga evaluasinya terlalu umum dan luas dan tidak mampu menjawab persoalan.

18
KESIMPULAN
Yang menjadi temuan kendala
dalam penerapan penganggaran
berbasis kinerja di Pemkab Gresik
adalah Faktor Kepemimpinan,
Sumber Daya dan Reward,
Punishment

Sedangkan untuk faktor perbaikan


administrasi dan keinginan yang kuat
untuk berhasil dari hasil analisis,bukan
menjadi kendala Karena sudah
dilakukan secara terus menerus. Dan
hanya membutuhkan komitmen dari
SDM nya untuk menjalankan kdua
faktor tersebut.

19
TERIMA KASIH

20

Anda mungkin juga menyukai