Anda di halaman 1dari 3

1.

Analisis indicator yang memberikan konstribusi nilai lebih dari hasil


penilaian sakip kabupaten Indragiri hilir

Indikator Perencanaan kinerja dan pengukuran kinerja

melakukan perubahan dokumen perencanaan yaitu:

a. pohon kinerja kabupaten

sebelumnya pohon kinerja memiliki dua point strategis yakni


ekonomi kerakyatan dan daya saing daerah, setelah melakukan
asistensi dengan kemenpan RB RI disempurnakan hanya menjadi
satu issue strategis kabupaten Indragiri hilir yakni daya saing
daerah

b. Indikator Kinerja Utama

sebelumnya memiliki 32 tujuan dan sasaran kemudian dilakukan


penyempurnaan/repocusing oleh tim sakip kabupaten dan hasil
akhirnya hanya menjadi 8 tujuan dan sasaran

c. perjanjian kinerja
Hasil maping tim sakip kabupaten hanya sepertiga dari seluruh
jumlah opd yang membuat perjanjian kinerja dari level kepala opd
hinggata level staf untuk memenuhi minimum reqiurment
Predikat B

D. cascading

Seluruh OPD melakukan penyusunan cascading kinerja

Pelaporan kinerja dan capaian kinerja

Merumuskan efisiensi anggaran dari capaian kinerja dan besaran sisa


anggaran yang tidak terserap pada masing-masing sasaran kinerj

Evaluasi Internal

a. Melakukan penambahan Reviu AKIP Perangkat Daerah untuk


memenuhi minimal requirement menuju kategori B sebesar 2/3 dari
total Jumlah Perangkat Daerah
b. Melakukan pemberian reward atas capaian nilai akuntabilatas kinerja
perangkat daerah kategori baik
c. Melakukan monev dan evaluasi sakip seluruh perangkat daerah dengan
metode FGD tim sakip kabupaten bersama seluruh perangkat daerah

2. Analisis indicator yang belum bisa menyumbangkan nilai baik dari hasil
penilaian sakip kabupaten Indragiri hilir

Kelemahan yang masih dijumpai antara lain sebagai berikut.


a. Tujuan dan Sasaran Strategis yang ditetapkan pada dokumen
perencanaan pemerintah daerah dan Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) belum sepenuhnya menjawab isu strategis yang dihadapi serta
belum dilengkapi dengan indikator kinerja yang SMART. Hal tersebut
mengakibatkan program dan kegiatan yang ditetapkan tidak memiliki
dampak dan manfaat langsung bagi masyarakat;
Menyempurnakan dokumen-dokumen perencanaan kinerja untuk memastikan tujuan dan
sasaran strategis telah berorientasi hasil/outcome berupa manfaat langsung yang
dirasakan masyarakat;

b. Penjabaran kinerja yang disusun belum seluruhnya memenuhi prinsip


logis yang menggambarkan hubungan sebab akibat serta belum
menggambarkan pemecahan masalah sesuai dengan kondisi yang
dihadapi. Selain itu, penjabaran kinerja masih berorientasi pada urusan
sehingga belum terlihat hubungan lintas fungsi antar OPD yang
dibutuhkan untuk mendukung tercapainya kinerja secar menyeluruh;
Memperbaiki penjabaran perencanaan kinerja (cascade down) dari level pemerintah
daerah kepada PD hingga level individu. Hasil penyempurnaan tersebut ditindaklanjuti
dengan perbaikan pada Renstra PD, program/kegiatan dan anggarannya, serta perjanjian
kinerja individu untuk memastikan bahwa kinerja seluruh pegawai dan penggunaan
anggaran daerah hanya untuk mencapai sasaran strategis daerah;

c. Kepemilikan kinerja masih belum terlihat pada OPD sehingga


implementasi SAKIP masih pada tahap administrasi saja. Belum
sepenuhnya terlihat adanya keterlibatan pimpinan OPD dalam
pengambilan keputusan strategis yang berhubungan dengan
penetapan kinerja dan strategi yang diperlukan;

d. Pimpinan OPD belum terlibat aktif dalam pelaksanaan


program/kegiatan, pemantauan dan evaluasi efektivitas
program/kegiatan dalam mencapai kinerja, serta pengambilan keputusan
atas perubahan strategi jika diperlukan yang dapat menghasilkan
peningkatan efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran;
Menyusun rencana aksi setiap PD sebagai rincian kegiatan atas perjanjian kinerja PD
dengan target kinerja secara periodik/triwulan yang kemudian dimonitoring dan dievaluasi
secara berkala. Hal tersebut diharapkan mampu mendorong pencapaian kinerja organisasi
agar lebih optimal;

e. Kualitas pengungkapan informasi kinerja yang dituangkan dalam


laporan kinerja masih terbatas sehingga belum menghasilkan umpan
balik berupa perbaikan atas perencanaan kinerja dan strategi dalam
pelaksanaannya;
Menyajikan informasi analisis faktor keberhasilan dan hambatan dalam pencapaian kinerja
yang telah diperjanjikan, serta analisis efisiensi penggunaan sumberdaya yang terkait
dalam pencapaian sasaran kinerja untuk mendapatkan umpan balik dari para pengambil
keputusan dalam meningkatkan pencapaian kinerja di periode yang akan datang;

f. Hasil evaluasi internal SAKIP yang telah dilakukan oleh Inspektorat


terhadap perangkat daerah belum memacu perbaikan akuntabilitas
kinerja secara signifikan;
Melakukan evaluasi internal atas implementasi manajemen kinerja PD serta meningkatkan
kualitas evaluasi dengan memberikan rekomendasi-rekomendasi yang spesifik dan
signifikan untuk mendorong perbaikan AKIP yang berkelanjutan terhadap masing-masing
PD.

g. Rendahnya kualitas implementasi SAKIP mengakibatkan upaya


reformasi birokrasi yang dilakukan belum mendukung pencapaian
kinerja.

Anda mungkin juga menyukai