Anda di halaman 1dari 1

Setelah dilakukan pemetaan secara detail, maka dapat dikatakan bahwa penelitian narsisme lebih dominan

menganalisis dampak teknologi terhadap perilaku individu. Namun, setelah memetakan artikel jurnal
(lihat Tabel II), narsisme berdampak positif pada individu yang egois karena memiliki mental yang
tangguh dan memiliki aura dominan yang cocok untuk mengisi posisi kepemimpinan di perusahaan.
Namun sisi negatif dari gangguan kepribadian narsistik tidak bisa dihilangkan. Gangguan ini
menyebabkan disregulasi emosi yang mempengaruhi tindakan pemimpin narsistik dalam menggunakan
otoritasnya. Misalnya, dalam konteks penipuan finansial, individu narsistik

Perilaku narsistik telah menjadi topik penelitian sejak tahun 1990-an ketika media sosial pertama kali
dirilis. Pola penggunaan media sosial mempengaruhi narsisme seseorang. Individu narsistik
menggunakan media sosial untuk memenuhi berbagai kebutuhan sosio-psikologis seperti menunjukkan
kasih sayang, melampiaskan perasaan negatif, mendapatkan pengakuan, hiburan, dan pemenuhan
kebutuhan kognitif. Namun, perilaku narsistik dalam mengunggah konten di media sosial dapat
menimbulkan respons negatif dari individu lain. Penelitian juga menunjukkan bahwa laki-laki cenderung
lebih narsis dibandingkan perempuan. Harga diri juga berperan dalam perilaku kecanduan media sosial
bagi individu narsistik. Narsisme dianggap sebagai bagian dari kepribadian gelap dengan ciri-ciri
kepribadian gelap seperti Machiavellianisme, psikopati, dan kecanduan media sosial. Individu narsistik
juga rentan terhadap kritik dan tidak ingin disaingi. Mereka mengalami rasa cemas dan takut karena
FOMO (Fear of Missing Out) dan berubah menjadi bergantung pada tren di media sosial. Gaya hidup
mewah juga menjadi bukti persaingan dan ketergantungan individu terkait. Meskipun demikian, individu
dengan tingkat narsisme tinggi juga memiliki ketangguhan mental dan peluang karir yang baik, bahkan
memegang posisi kepemimpinan di perusahaan. Namun, individu narsistik yang memimpin perusahaan
juga berisiko terlibat dalam kecurangan dan masalah hukum karena sifat mereka yang eksploitatif dan
mengutamakan kepentingan pribadi. Mereka juga cenderung menghindari pajak. Penelitian juga
menunjukkan perlunya komite audit dalam mengendalikan perilaku kecurangan keuangan yang terkait
dengan sifat narsistik CEO.

Anda mungkin juga menyukai