Disusun oleh :
Kekompok 7
1. Jeane
2. Miftahul Ni’ma
3. Ardini P10119056
4. Febby Prasetia Angkasawi P10119277
Fausiah, F & Widury menjelaskan bahwa ada beberapa proses yang dapat
dilakukan untuk menangani gangguan kepribadian narsistik belum bersifat
kronis, yaitu :
a) Melatih diri memandang orang lain secara positif. Dalam kontek ini,
individu dilatih agar memilik pendangan dan keyakina bahwa orang lain
memiliki kelebihan dan keistimewaan.
b) Selalu mengambil hikmah dan pelajaran dari sikap dan perilaku yang
ditampilkan.
c) Bersikap dan berprilaku sederhana secara porposional agar terhindar dari
prangkap hedonisme.
d) Melatih diri bersikap rendah hati. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
belajar dari pengalaman orang lain, membaca buku serta melakukan
evaluasi terhadap sikap dan perilaku yang telah dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari.
e) Koreksi terhadap ucapan, prilaku dan sikap yang muncul dalam diri yang
mengandung kesombongan, hal ini bisa muncul direnungkan.
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gangguan kepribadian narsistik pada dasarnya adalah gangguan kepribadian
yang disebabkan adanya sikap atau perilaku seseorang yang berlebihan dalam
memandang dirinya sendiri. Akibatnya timbul cinta dan fantasi yang berlebihan
terhadap kelebihan dan keunikan yang dimilikinya. Ada beberapa ciri seseorang
memiliki gangguan kepribadian narsistik, diantaranya adalah suka mengagungkan
diri sendiri, selalau inging mendapatkan pujian dan perhatian, ingin mendapatkan
perlakuan spesial, mmeiliki khayalan yang berlebihan tentang perhatian dari orang
lain, kurang memiliki empati terhadp orang lain, sering stres dalam menghadapi
masalah dan tidak besa menerima kritik.
Narisistik dapat mengakibatkan gangguan kesehatan mental, jika sikap dan
perilaku narsistik tersebut sudah menganggu fungsi-fungsi kehidupan, seperti
perasaan, hubungan sosial, pekerjaan dan sebagainya. Sikap dan perilaku narsistik
yang belum kronis dapat diatasi dengan beberapa cara diantaranya adalah dengan
melatih diri memandang orang lain secara positif, bersikap dan berperilaku secara
sederhana, melatih diri untuk berempati, bersikap rendah hati dan melakukan evaluasi
terhadap sikap serta perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
3.2 Saran
Kepada pembaca diharapkan dapat menambah dan mencari tambahan
bacaan untuk dapat menyempurnakan pemahaman tentang permasalahan yang
dibahas yaitu gangguan kepribadian narsistik.
DAFTAR PUSTAKA
Engkus, Hikmat, & Saminnurahmat, K. (2017). PERILAKU NARSIS PADA
MEDIA SOSIAL DI KALANGAN REMAJA DAN UPAYA
PENANGGULANGANNYA. Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 20 No.
2, 121-134.
Fadilah, R. (2021). Analisis Kasus Gangguan Kepribadian Narsistik Dan Perilaku
Kriminalitas Antisosial Pada Pria Di Lapas Kota X. Jurnal Diversita, 7
(1), 85-96.
Fakhriyani, D. V. (2019). Kesehatan Mental (Vol. 124). Duta Media Publishing
Hamid, A. (2017). Agama dan kesehatan mental dalam perspektif psikologi
agama. Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako), 3(1), 1-14
Hardika, J. (2019). HUBUNGAN SELF-ESTEEM DAN KESEPIAN DENGAN .
Psikosains, Vol. 14, No.1, 1-13.
Husni, M. (2019). Selfie Gangguan Kepribadian Narsistik. Jurnal Tinta, Vol. 1
No. 1, 105-116.
Izzati, F., & Irma, A. (2018). Perilaku Narcissistic Pada Pengguna Instagram Di
Kalangan Mahasiswa Universitas Serambi Mekkah. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik, 3(2).
Mansir, F. (2018). Pendekatan Psikologi dalam Kajian Pendidikan Islam. Psikis:
Jurnal Psikologi Islami, 4(1), 61-73.
Rahman, T. G., & Ilyas, A. (2019). Perilaku Narsistik Pengguna Media Sosial di
Kalangan Mahasiswa dan Implikasi dalam Layanan Bimbingan Dan
Konseling. E-Journal Pembelajaran Inovasi, Jurnal Ilmiah Pendidikan
Dasar, 7(4), 1-8
Sari, D. P. (2021). Gangguan Kepribadian Narsistik dan Implikasinya . Jurnal
Bimbingan dan Konseling Islam, Vol. 5 Nomor 1, 94-114.