Anda di halaman 1dari 6

FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL DAGING BUAH MAHKOTA

DEWA (Phaleria macrocarpa) SEBAGAI ANTIINFLAMASI


PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus) YANG
DIINDUKSI KARAGENAN
Abdul Gafar Sakka1, Vincentia Santy Assem, Irwandi,.
1,2,3
Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong

ARTICLE INFORMATION A B S T R A C T
Received: 16, Februari, 2024
Revised: 30, Maret, 2024
Accepted: Date,Month, Year Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas krim ekstrak
etanol daging buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dengan 3
konsentrasi yaitu 5%, 10% dan 15% sebagai antiiflamasi pada
KEYWORD
mencit jantan. Formulasi dari ke-3 krim ekstrak daging buah
Krim, Ekstrak etanol daging buah mahkota dewa, mahkota dewa telah diuji fisik. Krim M/A dipilih karena memiliki
Antiinflamasi.
kestabilan fisik yang baik jika dibandingkan dengan basis krim yang
Ethanol Extract Cream From The Flesh Of The lain. Sebanyak 15 ekor mencit di bagi dengan 5 kelompok. Hasil
Crown Of God, Anti-inflammatory. pengukuran volume udem pada ekstrak etanol daging buah mahkota
dewa 5%, 10%, dan 15% rata-rata radang meningkat perlahan dan
CORRESPONDING AUTHOR
terus berlangsung sampai pada menit ke-60 dan mulai mengalami
Nama : Abdul Gafar Sakka penurunan pada menit ke-90 dan terus berlangsung sampai pada
Address: kampung Arar menit ke-120. Pada ekstrak etanol daging buah mahkota dewa 5%,
E-mail : gafarsakka99@gmail.com 10%, dan 15% memiliki efek antiinflamasi dan efek antiinflamasi
yang paling efektif adalah ekstrak 15% diantara konsentrasi yang
No. Tlp : +6282198715519
digunakan.

VOL. XX. NO. XX. HAL. XX The content of the fruit of the god crown (Phaleria macrocarpa)
which functions as an anti-inflammatory is flavanoid as an anti-
DITEBITKAN : 02 AGUSTUS 2023 inflammatory, antioxidant and helps reduce pain if bleeding or
swelling occurs. This study aims to determine the effectiveness of
the ethanol extract cream of the fruit of the crown of the gods
(Phaleria macrocarpa) with 3 concentrations namely 5%, 10% and
15% as an anti-inflammatory in male mice. The formulations of the
3 creams of the dewa crown fruit flesh extract have been physically
tested. M/A cream was chosen because it has good physical stability
compared to other cream bases. A total of 15 mice were divided
into 5 groups. The results of measuring edema volume in the 5%,
10%, and 15% ethanol extract of the crown of the gods, the average
inflammation increased slowly and continued until the 60th minute
and began to decrease in the 90th minute and continued until the
60th minute. 120th. The 5%, 10%, and 15% ethanol extract of the
fruit of the crown of the gods had an anti-inflammatory effect and
the most effective anti-inflammatory effect was the 15% extract
between the concentrations used.
1. PENDAHULUAN
Inflamasi merupakan kejadian dengan morbiditas tinggi yang diketahui berfungsi sebagai
respon protektif dengan menghancurkan, mengurangi, atau mengurung baik agen pencedera
maupun jaringan yang cedera (Soenarto, 2006). Penyebab inflamasi diantaranya adalah trauma,
pembedahan, infeksi, agen kimia, panas dan dingin yang ekstrim, respon imun tubuh, dan
kerusakan jaringan (iskemik) (Larocco, M. 1994 ). Tanda cardinal pada inflamasi akut biasanya
berupa rubor (kemerah-merahan), tumor (bengkak), kalor (panas), dolor (nyeri), dan function
laesa (kehilangan fungsi) (Punchard, N.A., et al 2004). Proses timbulnya tanda dan gejala ini
dihasilkan oleh mediator kimia, baik itu mediator yang berasal dari plasma adalah plasmin dan
thrombin ada juga yang berasal dari sel, diantaranya adalah histamin, prostaglandin, dan
leukotrin (Soenarto, 2006).
Salah satu tanaman obat yang berkhasiat sebagai antiinflamasi adalah mahkota dewa (P.
macrocarpa). Mahkota dewa mengandung senyawa aktif berupa flavonoid, alkanoid, taninfenol,
saponin, lignan, minyak asiri dan sterol. (Winarto, W.P. dan Tim Karyasari. 2003).
Kandungan daging buah mahkota dewa (P. macrocarpa) yang berfungsi sebagai
antiinflamasi adalah flavanoid sebagai anti radang, anti- oksidan dan membantu mengurangi rasa
sakit jika terjadi pendarahan atau pembengkakan (Mahkota Dewa Nusantara. 2005.)
Penggunaan secara empiris ini diambil oleh masyarakat yang ada di kelurahan Waisai
kota kabupaten Raja Ampat yaitu daging buah mahkota dewa (P. macrocarpa) di ambil buahnya
dan diiris tipis kemudian dijemur sampai benar-benar kering setelah itu ambil buah mahkota
dewa yang sudah dikeringkan 2-4 irisan masukan ke gelas dan tuangkan air panas lalu minum,
efek samping dari penggunaan empiris seperti ini dapat mengakibatkan rasa ngantuk, dan jika
buahnya tidak dikeringkan akan menjadi racun.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin membuat sediaan krim dari ekstrak etanol daging buah
mahkota dewa sebagai antiinflamasi pada mencit putih jantan (M. musculus).

METODE
2. BAHAN DAN METODE
2.1. Bahan dan Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu timbangan analitik, blender, erlenmeyer,
gelas ukur, kandang, lumpang dan alu, batang pengaduk, sarung tangan, pisau, rotari evaporator,
kertas saring, viscometer brookfield, dan peralatan penunjang lainnya.
Bahan yang digunakan yaitu daging buah mahkota dewa (P. macrocarpa), etanol 70%,
karagenan 1%, malam putih, vaselin putih, trietanolamin, nipagin, parafin cair, propilenglikol,
aquadest dan mencit putih jantan (M. muculus).

2.2 Metode
2.2.1 Pembuatan ekstrak
Pembuatan ekstrak etanol daging buah mahkota dewa (P. macrocarpa) menggunakan
metode maserasi. Serbuk daging buah mahkota dewa sebanyak 300 gram dimasukan ke dalam
sebuah bejana tertutup lalu direndam dengan etanol 70% sebanyak 1250 ml hingga semua
serbuk terendam selama 2 hari dengan beberapa kali penggojokan. Setelah 2 hari diserkai dan
diperas. Kemudian sari diendapkan selama 1 malam lalu disaring dengan filtratnya disimpan
(filtrat 1). Selanjujtnya ampas ditambahkan 850 ml etanol 70% hingga semua bagian ampas
terendam lalu ditutup, dibiarkan selama 2 hari terlindung dari cahaya sambal diaduk tiga kali
sehari. Kemudian diserkai dan diperas. Sari etanol dipindahkan ke bejana tertutup, dibiarkan
ditempat sejuk yang terlindung dari cahaya selama 2 hari untuk diendapkan lalu disaring (filtrat
2). Filtrat 1 dan 2 digabung dan diuapkan dengan evaporatoer. Kemudian dipekatkan dengan
cawan porselin diatas penangas air sampai pelarut menguap semua sehingga didapat ekstrak
kental.
2.2.2 Pembuatan Krim
Menimbang ekstrak daging buah mahkota dewa 2,5 g untuk krim ekstrak daging buah
mahkota dewa 5%, 5 g untuk krim ekstrak daging buah mahkota dewa 10% dan 7,5 g untuk krim
ekstrak daging buah mahkota dewa 15%. Selanjutnya parafin cair, adeps lanae, asam stearat
dilelehkan diatas penangas air pada suhu 70o C. Campur TEA, nipagin kemudian dimasukam
kedalam lelehan basis
lalu diaduk dalam mortar hangat. Setelah itu krim ditambah ekstrak kental daging buah
mahkota dewa. Kemudian digerus dalam mortir hingga homogen. Setelah homogen masukkan
kedalam pot kemudian beri label.

2.2.3 Penyiapan hewan uji dan perlakuan


Hewan uji pada penelitian ini menggunakan tikus putih sebanyak 15 ekor, yang terbagi
dalam 5 kelompok masing-masing berisi 3 ekor. Tikus putih diaklimasi selama 7 hari dan
dipelihara dalam kandang yang terpisah kemudian diberi pakan yang cukup untuk setiap
harinya. Kelompok I adalah kelompok kontrol negtif, kelompok tikus yang telah diinduksi
karagenan diberi basis krim. Kelompok II, tikus yang telah diinduksi karagenan diberi krim
ekstrak daging buah mahkota dewa dengan kosentrasi 5%. Kelompok III, tikus yang telah
diinduksi karagenan diberi krim ekstrak daging buah mahkota dewa dengan konsentrasi 10%.
Kelompok IV, tikus yang telah diinduksi karagenan diberi krim ekstrak daging buah mahkota
dewa dengan konsentrasi 15%. Kelompok V, tikus yang telah diinduksi karagenan diberi krim
Hydrocortisone.
Pengamatan pada hewan uji ini setelah diinjeksikan karagenan 0,1% secara sublantar
pada kaki mencit dengan mengukur volume udem setiap 30 menit sekali selama kurang lebih 3
jam.

HASIL & PEMBAHASAN


3. HASIL
Hasil ekstraksi dari daging buah mahkota dewa (P. macrocarpa) yaitu dengan jumlah
simplisia 300g, dan jumlah ekstrak sebesar 137.122 g sehingga didapatkan jumlah
rendemennya adalah 45.707%.

Hasil Uji Sifat Fisik Sediaan Krim


Tabel 1. Uji Organeleptik
Uji organoleptik dilakukan secara visual, komponen yang dievaluasi meliputi bau, warna,
bentuk dan tekstur sediaan krim (Zulfa Azkiya et al., 2017). Ini dilakukan untuk mengetahui krim
yang dibuat sesuai dengan warna, bau ekstrak yang digunakan.

Formulasi krim Bau Bentuk Warna


Krim ektrak 5% Bau khas daging buah Semi padat Coklat muda
mahkota dewa

Krim ekstrak 10% Bau khas daging buah mahkota Semi padat Coklat
dewa

Krim ekstrak 15% Bau khas daging buah Semi padat Coklat tua
mahkota dewa

Tabel 2.Uji Homogenitas


Uji homogenitas bertujuan untuk melihat dan mengetahui tercampurnya bahan-bahan
sediaan krim (Zulfa Azkiya et al., 2017). Pada evaluasi ini, uji homogenitas krim dilakukan secara
visual dengan mengamati warna krim dan ada tidaknya bagian-bagian yang tidak tercampur
dengan baik.

Formulasi Krim Hasil


Krim ekstrak 5% Homogen dan tidak terjadi penggumpalan
Krim ekstrak 10% Homogen dan tidak terjadi penggumpalan
Krim ekstrak 15% Homogen dan tidak terjadi penggumpalan
Tabel 3. Uji pH
Uji pH bertujuan untuk mengetahui keamanan sediaan krim saat digunakan sehingga
tidak mengiritasi kulit. Jika sediaan memiliki pH yang rendah atau asam dapat mengiritasi kulit,
dan sebaliknya jika pH sediaan terlalu tinggi akan mengakibatkan kulit menjadi kering saat
penggunaan (Ainaro et al., 2015).

Formulasi Krim pH

Krim ektrak 5% 6,21

Krim ekstrak 10% 6,53

Krim ekstrak 15% 6,53

Tabel 4. Uji Daya Sebar


Evaluasi daya sebar krim dilakukan untuk mengetahui luasnya penyebaran krim pada saat
dioleskan dikulit, sehingga dapat dilihat kemudahan pengolesan sediaan kekulit. Permukaan
penyebaran yang dihasilkan dengan menaiknya pembebanan ditunjuk untuk mengambarkan
karakteristik daya sebar. Dimana luas permukaan yang dihasilkan berbanding lurus dengan
kenaikan beban yang ditambah (Zulfa Azkiya et al., 2017).

Formulasi Krim Beban (gram)


100 gram 200 gram
Krim ektrak 5% 4,5 cm 5,5 cm

Krim ekstrak 10% 2 cm 3 cm

Krim ekstrak 15% 2,2 cm 3 cm

Tabel 5. Uji Daya Lekat


Bertujuan untuk mengetahui yang dibutuhkan oleh sediaan untuk melekat pada kulit,
semakin lama waktu yang dibutuhkan maka semakin lama daya kerja obat.

Formulasi Krim Waktu

Krim ektrak 5% 00.32.09

Krim ekstrak 10% 00.27.25

Krim ekstrak 15% 00.32.04

Tabel 6. Uji Viskositas


Dilakukan untuk mengetahui tingkat kekentalan dari sediaan yang dihasilkan. Visikositas
merupakan pernyataan dari suatu cairan untuk mengalir, maka tinggi visikositasnya makin sulit
untuk mengalir atau semakin besar tahanannya (Zulfa Azkiya et al., 2017).

Formulasi Krim Viskositas (C ps)

Krim ektrak 5% 32.20

Krim ekstrak 10% 24.67

Krim ekstrak 15% 18.05


Tabel 7. Penurunan Penurunan volume udem kaki mencit

Hasil pengukuran volume udem pada kelompok kontrol negatif volume radang yang
dihasilkan meningkat dan terus berlangsung sampai pada menit ke-120. Pada pemberian
ekstrak etanol daging buah mahkota dewa 5%, 10%, dan 15% rata-rata radang meningkat
perlahan dan terus berlangsung sampai pada menit ke-60 dan mulai mengalami penurunan
pada menit ke-90 dan terus berlangsung sampai pada menit ke-120. Sedangkan pada kelompok
pembanding radang meningkat perlahan dan terus berlangsung sapai menit ke-60 dan mulai
mengalami penurunan pada menit ke-90 dan terus berlangsung sampai pada menit ke-120

4. PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antiinflamasi ekstrak etanol daging
buah mahkota dewa (P.macrocarpa) terhadap mencit (M. musculus), dengan menggunakan
metode Rat hind paw edema, yaitu pembengkakan radang buatan pada telapak kaki hewan uji
yang diinduksi karagenan. Jika suatu obat dapat menurunkan udem yang diinduksikan dengan
karagenan maka obat tersebut mempunyai efek antiinflamasi. Derajat efektivitas obat
antiinflamasi tergantung pada besarnya penurunan udem oleh obat tersebut.
A. Pengumpulan Bahan dan Pengolahan Simplisia
Dalam melakukan penelitian ini, sampel yang digunakan yaitu daging buah mahkota
dewa (P.macrocarpa) yang telah diperoleh kemudian dicuci bersih menggunakan air mengalir
yang bertujuan untuk memisahkan segala kotoran. Setelah itu, daging buah mahkota dewa
(P.macrocarpa) di potong kecil-kecil dan dikeringkan dengan tanpa terkena sinar matahari secara
langsung karena pemanasan dengan sinar matahari langsung dapat menyebabkan terjadinya
oksidasi pada senyawa yang terdapat pada daging buah mahkota dewa (P.macrocarpa).
Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air sampel sehingga dapat mencegah
pertumbuhan mikroorganisme. Selanjutnya daging buah mahkota dewa (P.macrocarpa) di
haluskan dengan cara di blender lalu di ayak sehingga menghasilkan simplisia.
B. Ekstrak Daging Buah Mahkota Dewa (P. macrocarpa)
Daging buah mahkota dewa (P.macrocarpa) yang telah dihaluskan kemudian diekstraksi
dengan metode maserai selama 3 x 24 jam menggunakan pelarut etanol 70% sambil sesekali
diaduk. Pengadukan dilakukan 3 kali dalam sehari. Setelah 3 hari daging buah mahkota dewa
(P.macrocarpa) tersebut disaring menggunakan kertas saring, kemudian ditampung filtratnya.
Setelah itu, filtrat dilakukan pemekatan dengan cara dikipas hingga menjadi ekstrak etanol
kental. Ekstrak kental yang telah diperoleh kemudian diletakan dalam wadah steril lalu
ditimbang dan hasil yang didapatkan yaitu 137, 122 gram kemudian ditutup dengan aluminium
foil lalu disimpan.
PENUTUP
Sediaan krim ekstrak etanol daging buah mahkota dewa (P.macrocarpa) memiliki sifat
fisik yang baik.
sediaan krim ekstrak etanol daging buah mahkota dewa (P.macrocarpa) memiliki efek
antiinflamasi pada mencit putih jantan (Mus musculus) yang diinduksi karagenan.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Azwar. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Jakarta: Selemba Medika.


Agustiana & Akhamd Edy Purwoko (2010) "Efek Antiinflamasi Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria
macrocarpa) [Scheff.] Boerl) pada Tikus Betina Terinduksi Karagenin"
Ainaro, E.P., Amila, G & Sani, E.P. (2015). Formulasi Sediaan Masker Gel Pell-off mengandung Lendir Bekicot
(Achatina Fulica Bowdich) sebagai Pelembab Kulit. Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba.
Alara O.R., Alara J.A., Olalere O.A., 2016, Review on Phaleria macrocarpa Pharmacological and
Phytochemical Properties, Drug Designing 5(3):1-5.
Anonim. 2012. Uji Efektivitas Ekstrak Flavonoid dan Steroid dari Gedi (Albelmoschus Manihot) Sebagai anti
Obesitas dan Hipolipidemik pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Manado
Azkiya, Zulfa., Ariyani, Herda., Nugraha Tyas Setia. 2017. Evaluasi Sifat Fisik Krim Ekstrak Jahe Merah
(Zingiber officinale Rosc, Var. Rubrum) sebagai Anti Nyeri. Jurnal Current Pharmaceutica Sciences.
Vol 1 No 1 (Sepetember, 2017). ISSN: 2598-2095.

Anwar, Effionora. 2012. Eksipien dalam sediaan farmasi (karakterisasi dan aplikasi). Dian Rakyat: Jakarta

Anief, M. (2008). Manajemen Farmasi. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Burke, A., Smyth, E., & Fitzgerald, G.A. 2006. Analgesic-Antipyretic and Antiinflammatory Agents;
Pharmacoterapy of Gout. In Laurence. L. Brunton,

Dalimartha S. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3, Puspa Swara, Jakarta

Diakses 21 April 2008. dari htt://www.journal-inflammation.com/content/I/I/I.


Inflamation. 2008. 28 April. Diakses 12 Maret 2022, dari http://en.wikipedia.org/wiki/Inflammation.
Faradiba (2011). Formulasi salep ekstrak dietil eter daging buah pare (Momordica charantia L.) dengan berbagai
variasi basis. “Majalah Farmasi dan Farmakologi” .15(1).40-46.
Freire MO,Van Dyke TE., 2013, Natural resolution of inflammation. Periodontol
2000. 63(1): 149–164. doi:10.1111/prd.12034.
[
John.S.L., Keith L. P. (Eds.), Goodman & Gilman’s, The Pharmacological Basis of Therapeutics (11th Ed.). New
York. The McGraw-Hill Companies, Inc. P 671-701.

Kurang, R. Y. and Malaipada, N.A. (2021) “Uji Fitokimia dan Aktivitas Antioksi dan Ekstrak Metanol Daging
Buah Mahkota Dewa (phaleria macrocarpa)” Sebatik, 25(2).

Larocco, M. 1994. Pathophysiology Concepts Of Altered Health States (4th Ed.).


Philadelphia: J.B. Lippincott Company. P 243-251.
Legorreta-Herrera, M. et al. 2018. ‘Sex-Associated differential mRNA expression
of cytokines and its regulation by sex steroids in different brain regions in a
plasmodium berghei ANKA model of Cerebral Malaria’, Mediators of Inflammation.
Lu J., Bao J., Chen X., Huang M., Wang Y., 2012, Alkaloids Isolated fromNatural
Herbs as the Anticancer Agents, Evidence-Based Complementary and
Alternative Medicine:1-12.
Mahkota Dewa Nusantara . ( 2005 ) . Diakses 13 Maret 2022 , dari
http://www.geocities.com/lanklax/mahkotadewa/
Mycek, M.J., Haevery, R.A., and Champe, P.C., 2001, Farmakologi: Ulasan
Bergambar. Penerjemah: Agoes, A. Edisi II. Jakarta: Penerbit Widya
Medika. Hal. 404.
Necas, J. and Bartosikova, L. 2013. Carragenan: A Review. Veterinarni Medicina. 58 (4): 187-205.
Ngatidjan dan Hakim, L. 2006. Metode Laboratorium dalam Toksikologi. Bagian Farmakologi dan Toksikologi
Fakultas Kedokteran UGM. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai