Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MEMEDIASI PERTUMBUHAN EKONOMI DENGAN

KEMISKINAN : STUDI KASUS KOTA PEKANBARU

KELOMPOK 1
FINA PUTRI NUR AMIN / 2002110174
BRIAN ILMI
DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH
PROF. DR. H. B. ISYANDI, SE, MS.
195709151986031000

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
DAFTAR ISI

Pendahuluan----------------------------------------------------------------------------

Laporan baca---------------------------------------------------------------------------

Latar belakang--------------------------------------------------------------------------

Rumusan masalah----------------------------------------------------------------------

Teori dasar------------------------------------------------------------------------------

Pembahasan-----------------------------------------------------------------------------

Kesimpulan-----------------------------------------------------------------------------
PENDAHULUAN

1. LAPORAN BACA

Jurnal yang menjadi acuan penulisan makalah ini adalah jurnal yang ditulis oleh

Nur Wani dkk, dengan judul Memediasi Pertumbuhan ekonomi dan

Kemiskinan: Studi Kasus Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut


(Wani et al., 2020)
Pembangunan ekonomi seharusnya dapat memberi dampak ke

Masyarakat kelompok bawah, hal ini didasari dengan teori trickle down effect oleh

Aghion dan Bolton. Dengan adanya kemajuan sekelompok Masyarakat akan

memberikan tetesan dampak ke kelompok bawah. Menurut Kakwani dalam


(Wani et al., 2020)
pertumbuhan ekonomi memiliki korelasi dengan jumlah penduduk

miskin. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan mengurangi jumlah penduduk

miskin miskin dengan asumsi pertumbuhan berpihak pada penduduk miskin. Hal

ini selaras dengan penelitian terdahulu yang menunjukkan kenaikan pertumbuhan

ekonomi diikuti dengan penurunan angka kemiskinan, namun dalam beberapa

penelitian lain juga dijelaskan penurunan jumlah penduduk miskin tidak serta

merta dipengaruhi secara langsung oleh pertumbuhan ekonomi. Maka dari itu
(Wani et al., 2020)
pada penelitian oleh mencoba menjelaskan perbedaan temuan

peneliti tersebut dengan memperkenalkan variable mediasi yaitu kesempatan

kerja.
Penelitian oleh (Wani et al., 2020) mengambil sampel Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta karena terjadi fenomena Dimana angka pertumbuhan ekonomi selalu

lebih tinggi dari nasional namun angka kemiskinannya juga masih lebih tinggi

dari nasional.

Sum
(Wani et al., 2020)
ber

Menurut Ginting dalam (Wani et al., 2020) Pembangunan ekonomi dapat

dianalisis dengan indicator pertumbuhan ekonomi. Menurut Todaro dalam


(Wani et al., 2020)
pertumbuhan ekonomi dapat diukur dengan indicator produk
(Wani et al., 2020)
domestic bruto. Menurut Solow dalam pertumbuhan ekonomi

dipengaruhi oleh factor produksi fisik (Tabungan dan investasi) dan tenaga kerja.

Kemiskinan menurut (Wani et al., 2020) adalah sebuah keadaan Dimana

Masyarakat kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan dasarnya baik makan

maupun non makan yang dilihat dari besarnya pengeluaran. Kesempatan kerja
(Wani et al., 2020)
menurut menunjukkan permintaan tenaga kerja di pasar tenaga
(Wani et al., 2020)
kerja.Menurut pertumbuhan ekonomi mampu menurunkan

kemiskinan dengan terjadi peningkatan lapangan kerja.


Sampel dalam penilitian adalah Provinsi DIY dengan data sekunder time series,

objek penelitian adalah pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan dengan

kesempatan kerja sebagai variable interving. Penelitian menggunakan Teknik

analisis jalur (path analysis) untuk mengetahui apakah variable independent

berhubungan langsung terhadap variable dependen atau berhubungan tidak

langsung dengan variable interving.

Dalam penelitian (Wani et al., 2020) didapatkan hasil bahwa kesempatan kerja

mampu memediasisecara parsial antara pertumbuhan ekonomi dengan

kemiskinan.

2. Latar belakang

Menurut Kakwani (2010) dalam (Wani et al., 2020) tujuan dari Pembangunan

adalah bertumbuhnya ekonomi dan menurunnya jumlah penduduk miskin.


(Wani et al., 2020)
Menurut Ginting (2010) dalam Pembangunan ekonomi dapat

dianalisis dengan indicator pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian dari beberapa


(Wani et al., 2020)
peneliti sebelumnya dalam menunjukkan bahwa pertumbuhan

ekonomi diikuti dengan penurunan angka kemiskinan. Pengembangan materi di

makalah ini mengambil data sampel Kota Pekanbaru Dimana dari data tersebut

terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi dari tahun 2020 hingga 2022.


(BPS, 2024)

sumber :

Fenomena ini kemudian dijelaskan oleh hasil penelitian sebelumnya dalam


(Wani et al., 2020)
yang menyebutkan jumlah penduduk miskin yang menurun tidak

serta merta karena terjadinya pertumbuhan ekonomi, diperkuat oleh hasil temuan

oleh Wani (2020) yang menjelaskan pertumbuhan ekonomi dapat mengurangi

jumlah penduduk miskin dengan terbukanya kesempatan kerja yang massif. Dari

hasil temuan tersebut kemudian penulis berasumsi pertumbuhan ekonomi yang

menurun terjadi di Kota Pekanbaru dari tahun 2020-2022 terjadi karena adanya

penurunan Tingkat kesempatan kerja. Kesempatan kerja dalam makalah ini

menggunakan indicator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja untuk

menggambarkan kondisinya. Didasari oleh pendapat


(Vistalia Alo & Wayan Sukadana, 2021)
Tingkat partisipasi Angkatan kerja atau selanjutnya disebut TPAK

menggambarkan kondisi penwaran kerja yang diminta oleh pasar tenaga kerja.

Namun fenomena yang terjadi di Kota Pekanbaru tidak menunjukkan hasil

demikian. Terjadi kenaikan angka TPAK pada tahun 2021 menuju 2022 tetapi

tidak diikuti dengan kenaikan angka pertumbuhan ekonomi dan penurunan angka

kemiskinan.
(BPS, 2024)

Sumber :

3. Teori dasar

Menurut Ginting (2010) dalam (Wani et al., 2020) Pembangunan ekonomi dapat

dianalsis dengan indicator pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi dapat

dilihat dari meningkatnya aktifitas perekonomian suatu wilayah. Peningkatan

aktifitas perekonomian suatu wilayah akan meningkatkan hasil produksi ditandai

dengan meningkatnya pendapatan riil. Menurut Todaro (2011) dalam


(Wani et al., 2020)
pertumbuhan produk domestic bruto menjadi indicator dalam pengukuran
(Wani et al., 2020)
pertumbuhan ekonomi. Menurut model solow dalam

pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh factor produksi fisik (Tabungan dan

investasi) dan tenaga kerja. Dalam teori Harrod-Domar dalam


(SADONO SUKIRNO, 2006)
pembentukan modal dipandang sebagai pengeluaran yang akan

menambah kesanggupan suatu perekonomian untuk menghasilkan barang maupun

pengeluaran yang akan menambah permintaan efektif seluruh Masyarakat. Artinya

pembentukan modal dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Menurut

analisis dari teori pertumbuhan ekonomi menurut neo klasik dalam


( Tarigan, 2015)
menunjukkan bahwa untuk terciptanya suatu pertumbuhan yang mantap
diperlukan suatu Tingkat saving yang pas dan seluruh keuntungan pengusaha

diinvestasikan Kembali di wilayah tersebut.

Kemiskinan menurut Kuncoro (2006) dalam (Wani et al., 2020) adalah keadaan

Dimana pemenuhan kebutuhan dasar tidak dapat tercukupi dengan pendapatan

Masyarakat yand didapat. Indicator pengukuran kemiskinan menurut BPS adalah

Ketika Masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya baik makan

maupun non makan. Selain itu world bank mengklasifikan penduduk miskin

dengan menggunakan kemampuan daya beli, apabila pengeluaran konsumsi

penduduk perkapita kurang dari USD 2 per hari maka penduduk tersebut

dikategorikan sebagai penduduk miskin.

Ragnar Nurske dalam Kuncoro (2006) dalam (Wani et al., 2020) mengemukakan

teori lingkaran setan kemiskinan. Kemiskinan terjadi Ketika Masyarakat

kekurangan modal untuk berproduksi yang menyebabkan produktifitas rendah,

produktifitas Masyarakat yang rendah menyebabkan rendahnya pendapatan,

pendapatan yang rendah menyebabkan rendahnya permintaan, permintaan yang

rendah kemudian menyebabkan enggannya investor untuk berinvestasi sehingga

menyebabkan investasi yang rendah. Investasi yang rendah pada akhirnya

menyebabkan kekurangan modal untuk melakukan produksi.

Investasi adalah Sebagian pendapatan yang dikeluarkan untuk melakukan proses

produksi guna mendapatkan keuntungan di periode yang akan datang. Menurut


(Tarigan, 2015)
teori Harrod-Domar dalam pemerintah perlu merencanakan

besarnya investasi agar dapat terjadi keseimbangan dalam sisi permintaan dan

penawaran barang dalam aktifitas perekonomian. Menurut Harrod- Domar dalam


(SUKIRNO, 2006) modal atau investasi dipandang sebagai pengeluaran yang

menambah kesanggupan perekonomian untuk menghasilkan suatu barang maupun

sebagai pengeluaran yang menambah permintaan efektif suatu Masyarakat.

Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis bahwa hubungan antara

pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan dapat dijelaskan melalui Tingkat investasi

sebagai variable mediasi.

4. Pembahasan

Dalam pemaparan data pada makalah ini digunakan sampel data Kota Pekanbaru

berupa data sekunder time series. Objek yang dianalisis adalah pertumbuhan

ekonomi terhadap kemiskinan dengan investasi sebagai variable interving di Kota

Pekanbaru pada tahun 2010-2022. Variable dependen adalah kemiskinan dan

variable independent adalah pertumbuhan ekonomi dengan investasi sebagai

variable interving.penelitian menggunakan Teknik analisis jalur (Path Analysis).


(Wani et al., 2020)
Menurut Sudaryono (2011) dalam Teknik analisis dapat

diketahui apakah variable independent berpengaruh langsung terhadap variable

dependen atau berpengaruh tidak langsung dengan melalui variable interving.

Karena keterbatasan penulis dalam menganalisis data, temuan hasil melalui

analisis tidak dapat di paparkan. Namun berikut penulis memaparkan data yang

ditemukan
DAFTAR PUSTAKA

BPS. (2024). PDRB KEMISKINAN DAN TPAK KOTA PEKANBARU. TABEL DINAMIS BPS
INDONESIA.

Drs. Robinson Tarigan, M. R. P. (2015). EKONOMI REGIONAL TEORI DAN APLIKASI.

SADONO SUKIRNO. (2006). EKONOMI PEMBANGUNAN PROSES MASALAH DAN DASAR


KEBIJAKAN.

Vistalia Alo, F., & Wayan Sukadana, I. (2021). ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN
PENDUDUK, TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK)
TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA. Electronic Journal Ekonomi Pembangunan
Universitas Udayana.

Wani, N., Suharno, S., & Arintoko, A. (2020). Memediasi Pertumbuhan Ekonomi Dengan
Kemiskinan: Studi Kasus Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Ekonomikawan: Jurnal
Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan, 20(1), 88–101.
https://doi.org/10.30596/ekonomikawan.v20i1.4056

Anda mungkin juga menyukai