Anda di halaman 1dari 10

BAB I .

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wilayah Kabupaten Nganjuk merupakan daerah penghasil buah
pisang, terutama pisang kepok. Hal ini juga sejalan dengan data yang
dipun oleh BPS Kabupaten Nganjuk yang mana pada tahun 2021 jumlah
panen buah pisang di Kabupaten Nganjuk mencapai sebesar 355.891
kuintal. Dan salah satu daerah di Kabupaten Nganjuk yang banyak
menghasilkan buah pisang adalah di Kecamatan Rejoso. Terdapat
kelompok tani di kecamatan Rejoso yang membudidayakan buah pisang
kepok. Buah pisang termasuk komoditas pertanian yang paling banyak
diolah menjadi berbagai macam olahan makanan maupun minuman. Di
kecamatan rejoso memiliki sistem untuk memanen buah pisang itu sendiri
yaitu dengan memanen buah pisang kepok yang masih setengah matang
dan buah pisang kepok yang sudah matang. Dimana jika buah pisang
kepok yang masih setengah matang digunakan untuk keripik pisang,
sedangan buah pisang yang sudah matang dijual langsung ke konsumen
atau di pasar rejoso.
Menurut Bapak Lamin sistem panen buah pisang tidak bersamaan
tergantung umur pisang yang sudah dapat di panen biasanya pisang kepok
dapat di panen sekitar umur 4-5 bulan. Buah pisang di kabupaten Nganjuk
kebanyakan hanya dimakan secara langsung dan diolah menjadi keripik
pisang dan pisang goreng. Pisang adalah buah yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Buah pisang ini merupakan salah satu potensi buah
lokal yang belum dimanfaatkan secara optimal. Produsen pisang masih
banyak yang mengeluhkan harga jual pisang yang relatif rendah. Hal
tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
keragaman produk pangan berbahan baku pisang yang dapat menjadi
alternatif untuk meningkatkan kualitas dan harga jual pisang.
Potensi pasar yaitu untuk meningkatkan daya minat masyarakat
terhadap buah pisang dengan berbagai olahan seperti kripik atupun olahan
inovasi lainnya. Pasar tersedia di nganjuk karena banyak rumah produksi
yang bekerja sama dengan para petani pisang untuk mengolah pisang
menjadi berbagai varian makanan. Harga pisang diberbagai desa berbeda-
beda, namun di desa sambikerep kecamatan rejoso ini relatif lebih murah
dibandingkan dengan desa lainnya. Sehingga kami lebih mudah
mendapatkan buah pisang dengan harga murah. Oleh karena itu kami
memiliki motivasi untuk membuat olahan pisang guna meningkatkan nilai
jual pisang di kabupaten Nganjuk.
Makanan ringan yaitu makanan yang dikonsumsi pada selang
waktu makanan utama seseorang untuk menghilangkan rasa lapar dan
memberi sedikit asupan energi bagi tubuh. Suatu snack dapat dikatakan

1
makanan ringan apabila berbahan dasar umbi, serealia, tepung atau pati
dalam bentuk keripik, kerupuk, dan jipang (Silaningsih & Utami, 2018).
Satu contoh makanan ringan yang banyak digemari masyarakat yaitu
keripik pisang yang merupakan produk makanan ringan yang berasal dari
irisan buah dan digoreng kering sehingga rasanya gurih dan renyah serta
memiliki aroma yang khas.
Memanfaatkan kelimpahan pisang yang ada di desa dengan
membuat produk SRENGSANG. SRENGSANG adalah Produk Sambal
Goreng Pisang yang terinspirasi dari salah satu anggota kelompok yang
melihat video konten tiktok membuat produk sambal goreng kacang.
Setelah itu kami mendiskusikan secara berkelompok dan secara spontan
memiliki ide yang sama hanya berbeda bahan utamanya yaitu pisang
kepok mentah. Kami memilih menggunakan pisang kepok mentah ini
karena pisang kepok mentah yang mudah di dapatkan di sekitar daerah
kami karena dekat dengan penjual dan perkebunan pisang.

1.2 Tujuan
a. Mengetahui inovasi olahan SRENGSANG yang dapat meningkatkan
nilai jual pisang kepok di Kabupatern Nganjuk.
b. Mengetahui peran SRENGSANG dalam meningkatkan nilai jual
pisang kepok di Kabupaten Nganjuk.
c. Mengetahui alur produksi SRENGSANG.
d. Mengetahui profit yang akan didapatkan dalam penjualan produk
SRENGSANG.

1.3 Identifikasi Peluang Usaha


Keberlimpahan pisang di Kabupaten Nganjuk membuat harga
menjadi murah. Hal ini dapat meningkatkan promosi buah pisang itu
sendiri dan meningkatkan konsumsi pisang. Oleh karena itu dengan ini
kami mempromosikan produk guna meningkatkan daya tarik masyarakat
terhadap buah pisang dengan olahan yang berbeda.
Dalam melakukan pemasaran produk kami, kami akan
memasarkan dengan cara menitipkan di kantin-kantin sekolah jenjang
SMA dan SMK. Di Kabupaten Nganjuk sendiri terdapat 60 Sekolah
Menengah Atas (SMA) dan 33 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal
ini berdasarkan data dari Website Universitas Muhammadiyah Malang
(UMM). Selain menitipkan di kantin sekolah kami juga memasarkan
produk secara online yaitu dengan mempromosikan produk SRENGSANG
di media sosial seperti Instagram, Tiktok, Dan Whatsapp.

1.4 Luaran Yang Diharapkan


a. Laporan kemajuan usaha
b. Laporan akhir

2
c. Produk usaha
d. Artikel ilmiah

1.5 Tujuan
a. Untuk dapat mengetahui inovasi olahan SRENGSANG yang dapat
meningkatkan nilai jual pisang kepok di Kabupatern Nganjuk.
b. Untuk dapat mengetahui peran SRENGSANG dalam meningkatkan
nilai jual pisang kepok di Kabupaten Nganjuk.
c. Untuk mengetahui alur produksi SRENGSANG.
d. Untuk dapat mengetahui profit yang akan didapatkan dalam penjualan
produk SRENGSANG.

BAB II . GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA


2.1 Gambaran Umum Produk

Gambar 2.1 Contoh Srengsang

Produk SRENGSANG atau sambal goreng pisang ini adalah bisnis


yang memproduksi olahan makanan berbahan utama pisang dengan varian
rasa pedas manis. Dimana Srengsang yang dihasilkan memiliki coklat
kemerahan bertekstur renyah. Kemasan yang digunakan yakni pouch
plastik yang telah disterilisasi dan diberi label.
Produk Srengsang ini bukan hanya pisang pada umumnya, karena
produk ini merupakan inovasi kerativitas mahasiswa berupa olahan pisang
yang belum ada di pasaran yaitu sambal goreng piang. Keistimewaan
dalam produk Srengsang ini merupakan produk yang belum dijumpai di
daerah Nganjuk saat ini terutama di daerah pedesaan. Dimana produk
SRENGSANG yang terinspirasi dari keberlimpahan buah pisang di desa
yang dimanfaatkan untuk menjadi sebuah produk olahan yang dapat
nemingkatkan nilai jual komoditas buah pisang itu sendiri.

3
2.2 Potensi Sumber Daya
Ketersediaan bahan baku buah pisang yang melimpah untuk
membuat produk SRENGSANG di Kabupaten Nganjuk. Hal ini karena
banyaknya masyarakat yang memiliki lahan kosong disekitar pekarangan
dan di pinggiran sawah yang terdapat tumbuhan pisang.

2.3 Peluang Pasar dan strategi pemasaran


Peluang pasar pada produk srengsang yaitu memasarkan dengan
cara menitipkan di kantin-kantin sekolah jenjang SMA dan SMK. Di
Kabupaten Nganjuk sendiri terdapat 60 Sekolah Menengah Atas (SMA)
dan 33 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal ini berdasarkan data dari
Website Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Selain menitipkan
di kantin sekolah kami juga memasarkan produk secara online yaitu
dengan mempromosikan produk SRENGSANG di media sosial seperti
Instagram, Tiktok, Dan Whatsapp.
Analisis produk Srengsang ini memiliki prospek usaha yang sangat
menjanjikan, sebab produk ini akan memiliki rasa pedas manis yang akan
disukai oleh berbagai kalangan usia. Berikut ini adalah analisis SWOT
produk Srengsang:

Tabel 1 Analisis SWOT

Aspek Produk Susu Kurma

Strength (Kelebihan) 1. Produk ini pertama kali di produksi


sehingga belum ada di pasaran
2. Produk Srengsang ini merupakan produk
olahan makanan yang kreatif dan
inovatif
3. Produk ini merupakan produk yang
mudah dibuat
4. Produk bisa bertahan lama
Weakness (Kelemahan) 1. Prokuk ini menggunakan stnding pouch
berbahan mika yang harganya lebih
murah.
Oppourtunity (Peluang) 1. Produk Srengsang ini bisa diminati oleh
kalangan masyarakat mulai dari remaja,
dewasa, bahkan orang tua
2. Belum ada produk Srengsang di
kalangan masyarakat
Threat (Ancaman) Produk Srengsang ini belum banyak dikenal
dikalangan masyarakat sehingga mungkin

4
ada tindakan plagiarisme yang kerap terjadi
di Indonesia

2.4 Aspek Manajemen


Dalam tahap aspek manajemen ini kami membagi tugas masing-
masing anggota dalam proses pembuatan produk Srengsang dan tim
kegiatan yang terbagi menjadi dua tim yaitu penaggungjawab dan anggota.
Di mana penanggung jawab tidak hanya menjadi ketua namun juga ikut
serta dalam kegiatan produksi, pemasaran, dan promosi. Selain ini para
anggota juga ikut serta dalam proses pembuatan produk dan pemasaran
serta promosi. Dikarenakan background Pendidikan kami sama yaitu
Pendidikan ekonomi sehingga kami sudah menguasai pemasaran tersebut.
Maka untuk program PKM-K sangat cocok karena kami sudah menguasai
ilmu manajemen.

2.5 Aspek Keuangan


a. Biaya Tetap

Tabel 2 Biaya Tetap

Nama Barang Kontribusi Total


Sewa Tempat 350.000,00/hari x 4 kali Rp 1.400.000,00
lapak/Stand+listrik jual
Transportasi 100.000 x 4 Rp 400.000,00
Total Rp 1.800.000,00

b. Biaya variabel

Tabel 3 Biaya Variabel

Nama Barang Quantity Harga Total


Pisang kepok 25 tundun 100.000,00/tundun Rp 2.500.000,00
mentah
Cabai Rawit 10 kg 50.000,00/kg Rp 500.000,00
Minyak goreng 25 liter 20.000,00/liter Rp 500.000,00
Bawang putih 5 kg 40.000,00/ kg Rp 200.000,00
Garam 2 bks 6.000/bks Rp 12.000,00
Gula pasir 3 kg 16.000,00/ kg Rp 48.000,00
Pouch 1000 pcs 15.000,00/50 pcs Rp 300.000,00
BBM Gas 5 tabung 20.000,00/tabung Rp 100.000,00
Kompor 1 buah 200.000,00 Rp 200.000,00
Pisau 5 buah 5.000,00 Rp 25.000,00

5
Nampan 2 buah 10.000,00 Rp 20.000,00
Sendok makan ½ lusin 15.000,00 Rp 15.000,00
Baskom 5 buah 3.000,00 Rp 15.000,00
Telenan 5 5.000,00/buah Rp 25.000,00
Timbangan 3 30.000,00 Rp 90.000,00
Coper 2 buah 300.000,00 Rp 600.000,00
Wajan 4 30.000,00/ buah Rp 120.000,00
Spatula 3 5.000,00/buah Rp 15.000,00
Tabung gas 3 1 buah 150.000,00 Rp 150.000,00
kg
Regulator 1 buah 75.000,00 Rp 75.000,00
Selang Kompor 1 buah 50.000,00 Rp 50.000,00
Stiker 1000 1.000,00/pcs Rp 1.000.000,00
Publikasi jurnal 1 500.000 Rp 500.000,00
Kuota Internet 4 bulan 100.000,00 Rp 400.000,00
Total Rp 7.460.000

a. BEP Harga Produksi = Total Biaya Operasional


Target Produksi
= 7.460.000,00
1.000
= Rp 7.460
Jadi, BEP harga produksinya adalah Rp 7.460/ pcs
b. Profit = Prosentase Keuntungan yang ingin diraih x
BEP Harga Produksi
= 30% x 7.460
= 2,238
c. Harga Jual = Profit + BEP Harga Produksi
= 2.238 + 7.460
= 9.698
d. BEP Volume Produksi = Total Biaya Operasional
Harga Jual
= 7.460.000,00
9.698
= 769,2 dibulatkan menjadi 769 pcs
Jadi, jika produk sudah terjual 769 pcs dari produksi 1000 pcs maka
sudah mendapatkan profit/laba.
e. Harga Produk Dijual 4 Bulan
 Perhitungan Omset
= Harga Perbiji x Jumlah Jual
= Rp 9.698,00 x 1.000

6
= Rp 9.698.000,00
 Penghasilan Kotor
= Total Omset – Biaya Tetap
= 9.698.000,00 – 1.800.000,00
= Rp 7.898.000,00
 Penghasilan Bersih
= Total Omset – (Biaya Tetap – Biaya Variabel)
= 9.698.000,00 – (1.800.000,00 – 7.460.000,00)
= 9.698.000,00 – 5.660.000,00
= Rp 4.038.000,00

BAB III . METODE PELAKSANAAN


3.1 Pra Produksi
Pada tahap pra produksi kegiatan dilakukan bertujuan untuk
mematangkan segala konsep dari produk SRENGSANG yang akan kami
buat. Uraian kegiatan kami selama:
a. Menyusun Bisnis Model Canvas
Kami mendiskusikan dan menganalisis mengenai harga
produksi, target pemasaran yang diperlukan, memperoleh alat dan
bahan yang dibutuhkan untuk membuat SRENGSANG dan
menentukan media sosial yang digunakan untuk promosi produk serta
menentukan target konsumen.

Gambar 2.2 Contoh Bisnis Model Canva

b. Meyusun Anggaran Biaya dan Harga Jual


Kami menganalisis bahan dan alat yang dibutuhkan dan
menghitung biaya dari bahan dan alat tersebut serta kami menganalisis
perkiraan modal dan harga per pcs produk.
c. Mendesain Logo Usaha dan Packaging Produk
Kami mendesain logo usaha dan makna logo produk
SRENGSANG serta membuat desain packaging produk dengan

7
menggunakan media aplikasi canva juga meminta saran dan masukan
dari dosen pengampu.
3.2 Produksi
Produksi kegiatan dilakukan bertujuan untuk mewujudkan produk
SRENGANG sesuai dengan yang diinginkan dan berdasarkan desain yang
dibuat. Pada tahap ini uraian tentang:
a. Belanja dan Memilih Bahan Baku
Belanja dan memilih bahan baku sesuai dengan kebutuhan dan
kualitas produk agar produk yang kita pasarkan menggunakan bahan
yang berkualitas.
b. Proses Pembuatan atau Produksi Produk
Kami melaksanakan cara pembuatan produk SRENGSANG yaitu:
1) Mengupas pisang yang masih mentah lalu direndam air agar tidak
hitam
2) Memotong pisang yang sudah dikupas berbentuk stik dan
langsung direndam air
3) Mencuci pisang yang sudah dipotong sampai bersih
4) Direndam pakai air garam selama 3 menit
5) Menggoreng pisang yang sudah direndam pakai air garam dan
pastikan minyak sudah panas serta menggunakan api kecil
6) Meniriskan pisang yang sudah digoreng sampai dingin
7) Menyiapkan bumbu yang telah disiapkan lalu di cooper
8) Panaskan minyak lalu masukkan bumbu yang sudah halus, tumis
bumbu ampai matang
9) Masukkan pisang yang sudah dingin kedalam wajan yang berisi
bumbu lalu matikan kompor dan aduk hingga bumbu merata
dengan pisang.
10) Tiriskan sambal goreng pisang yang sudah matang lalu tunggu
sampai dingin sambal goreng pisang
11) Sambal goreng pisang siap di packing
12) Sambal goreng pisang siap dijual dan dipasarkan
c. Proses Pengemasan Produk
1) Siapkan pouch yang berukuran 10 x 17,6 x 0,1
2) Siapkan timbangan
3) Menempelkan stiker label
Mengisi pouch dengan sambal goreng pisang dengan berat 85 gr
d. Penyajian
Dalam tahap ini dilakukan pengemasan semenarik mungkin
untuk dapat menarik perhatian konsumen. Srengsang yang sudah
matang diberi masukkan kedalam pouch kemasan. Kemudian
kemasan yang sudah jadi diberi label.

8
3.3 Pasca Produksi
Pada tahap Pasca Produksi kegiatan dilakukan bertujuan untuk
melaksanakan penjualan dan membuat strategi promosi yang menarik.
Pada tahap ini uraian cara pemasaran produk dan tulisan tempat-tempat
(Channels) yang digunakan untuk berjualan.

Dalam memasarkan produk kami dengan cara menitipkan di


kantin-kantin sekolah jenjang SMA dan SMK. Di Kabupaten Nganjuk
sendiri terdapat 60 Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 33 Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Hal ini berdasarkan data dari Website
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Selain menitipkan di kantin
sekolah kami juga memasarkan produk secara online yaitu dengan
mempromosikan produk SRENGSANG di media sosial seperti Instagram,
Tiktok, Dan Whatsapp.

BAB IV . BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya
Tabel 4 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya PKM-K

No Jenis Pengeluaran Sumber Dana Biaya (Rp)


1 Peralatan dan bahan Belmawa 6.000.000,00
habis pakai Perguruan Tinggi 560.000
Intansi Lain -
2 Sewa dan Jasa Belmawa 1.000.000
Perguruan Tinggi 400.000
Intansi Lain -
3 transportasi Belmawa 300.000
Perguruan Tinggi 100.00
Intansi Lain -
4 Lain-lain Belmawa 700.000
Perguruan Tinggi 200.000
Intansi Lain -
Jumlah 9.260.000
Rekap sumber dana Belmawa 8.100.000
Perguruan tinggi 1.160.000
Instansi lain -
jumlah 9.260.000

9
4.2 Jadwal Kegiatan
Tabel 5 Jadwal Kegiatan
Bulan Penanggung-
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 Jawab
1 Tahap Pra Produksi
Membuat Bisnis Model Canva Yesika Tri o
Membuat Desain Produk Dan Logo Putri Novita
Srengsang
Membuat Anggaran Dana Rika S
2 Tahap Produksi
Pemilihan Bahan Baku Putri Nur
Penyediaan Alat Dan Bahan Nur K
Produksi Srengsang Rika S
Pengemasan Produk Srengsang Yesika Tri o
3 Tahap Pemasaran
Penentuan Target Konsumen Rika S
Promosi Di Media Sosial Putri Novita
Bekerja Sama Dengan Sekolah Rika S
SMA Dan SMK
Pemasaran Produk Putri Nur
Evaluasi Dan Pembuatan Laporan Nur K

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, A. (2023). PELATIHAN PEMBUATAN KERIPIK PISANG SEBAGAI
SARANA PELUANG BISNIS UNTUK IBU PKK DI KAMPUNG AIMASI,
PAPUA BARAT. Papua Barat: ejurnal.ung.
Chaniago, R. (2022). PELATIHAN PEMBUATAN KERIPIK PISANG DAN
PENENTUAN HARGA POKOK (HPP) PADA KELOMPOK MITRA DI
DESA BUON MANDIRI KECAMATAN LUWUK UTARA.
ejurnal.unimman, 2-3.
Juliannisa, I. A. (2019). PKM :KERIPIK PISANG ANEKA RASA . jurnals.upi,
2-3.
Lamin. (2024, Februari 18). Bagaimana Sistem Panen Buah Pisang Kepok di
Kabupaten Nganjuk. (P. N. Aprilia, Pewawancara)
Nuryana, S. (2021). Berikan Motivasi, DPRD Jatim Kunjungi Budidaya Pisang
Kepok di Wilangan Nganjuk. Nganjuk: Lintas Jatim.
Y, N. (2022). Potensi Buah Pisang Kepok di Wilayah Nganjuk. Jember:
Politeknik Jember.

10

Anda mungkin juga menyukai