Anda di halaman 1dari 17

Volume 2 Nomor 2 (Desember 2021)

EDUCATOR : Directory of Elementary Education Journal


ISSN (Online) : 2746-4253 hal 181-197
DOI : https://doi.org/10.58176/edu.v2i2.159

Peran Guru Dalam Membentuk Karakter Peserta Didik


Di Sekolah Dasar

Rinaldi Datunsolang1, Firman Sidik2, Alfian Erwinsyah3


FITK IAIN Sultan Amai Gorontalo, FITK IAIN Sultan Amai Gorontalo, FITK
IAIN Sultan Amai Gorontalo
Email: rinaldidatunsolang@iaingorontalo.ac.id, firmansidik@iaingorontalo.ac.id,
alfian_erwinsyah@iaingorontalo.ac.id

ABSTRAK

Artikel ini bertujuan untuk melihat peran guru dalam membentuk karakter peserta didik
di sekolah dasar negeri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik
pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis
keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi, perpanjangan pengamatan dan
peningkatan ketekunan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa, peran guru sangat
strategis dalam membentuk karakter peserta didik karena guru bukan hanya sebagai orang
yang mengajarkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik secara teoritis namun guru
juga memberikan sebuah keteladanan, sehingga relevan antara apa yang disampaikan dan
yang dikerjakan oleh guru. Sehingga hal tersebut sangat berdampak positif bagi
pembentukan karakter peserta didik.

Kata Kunci: Peran Guru, Karakter, Peserta Didik

ABSTRACT

This article aims to look at the role of teachers in shaping the character of students in
public elementary schools. This study uses a qualitative approach with data collection
techniques of observation, interviews and documentation. The data validity analysis
techniques used were triangulation, observation extension and increased persistence. The
results of this study found that the teacher's role is very strategic in shaping the character
of students because the teacher is not only a person who teaches character values to
students theoretically but the teacher also provides an example, so that it is relevant
between what is conveyed and what is done by the teacher.. So that it has a very positive
impact on the formation of the character of students.

Keywords: Teacher's Role, Character, Students

[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 2, DESEMBER 2021] Page 181


Peran Guru Dalam …….
Rinaldi Datunsolang, Firman Sidik, Alfian Erwinsyah

PENDAHULUAN
Pendidikan memainkan peran penting dalam kehidupan. Pendidikan berperan
penting dalam pembangunan dan merupakan satu hal penting dalam menentukan
maju mundurnya suatu bangsa, sehingga tidak salah jika pemerintah senantiasa
meningkatkan mutu pendidikan1. Lebih dari itu, untuk dapat mengakses
pendidikan, setiap manusia bersedia mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.
Pendidikan sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 1 butir 1, bahwa pendidikan adalah pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana agar terwujudnya suasana belajar dan
proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif dapat mengembangkan
potensi dirinya agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, dan berahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya2.
Untuk menunjang keberlangsungannya, Pemerintah mengatur pendidikan
dengan skala nasional yakni Pendidikan Nasional bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab3. Tidak hanya sampai disitu, bahkan pemerintah menetapkan delapan
standar nasional pendidikan sebagaimana tercantum dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
yakni: (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan,
(4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan
prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar
penilaian pendidikan. Standar nasional pendidikan sebagaimana dikemukakan

1
Sri Susanti Olii and Amalia Rizki Pautina, “PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING
TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI SIKLUS MAKHLUK HIDUP” 1, no. 1 (2020):
73–89, https://doi.org/https://doi.org/10.58176/edu.v1i1.71.h. 74
2
Dkk Siti Hidayana, “Pengaruh Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Terhadap
Kemampuan Membaca Pemahaman,” EDUCATOR (DIRECTORY OF ELEMENTARY
EDUCATION JOURNAL) 2, no. 1 (2021): 58–81,
https://doi.org/https://doi.org/10.58176/edu.v2i1.152.h. 59
3
UUD, “UNDANG-UNDANG NO 2 TAHUN 2003 „“SISTEM PENDIDIKAN NASIOMAL,”‟”
Specialist, no. November (2003), https://doi.org/10.16309/j.cnki.issn.1007-1776.2003.03.004.

[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 2, DESEMBER 2021] Page 182


Peran Guru Dalam …….
Rinaldi Datunsolang, Firman Sidik, Alfian Erwinsyah

di atas, pada hakekatnya menjadi arah dan tujuan penyelenggaraan


pendidikan. Dengan kata lain, standar nasional pendidikan harus menjadi
acuan sekaligus kriteria dalam menetapkan keberhasilan penyelenggaraan
pendidikan4.
Pendidikan adalah salah satu jalan yang dapat membantu peserta didik untuk
mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki agar kelak dapat berguna bagi
masyarakat, bangsa, dan negara5. Demikian halnya pendidikan, Karakter sebagai
hasil olah daya manusia juga memberikan sumbangan dalam pembentukan
kepribadian manusia, khususnya manusia indonesia yang multikultural. Oleh
karena itu, penting kiranya melihat makna dari karakter sebagai bagian yang tidak
terpisah dari implementasi tujuan pendidikan itu sendiri. Karakter berasal dari
bahasa latin “kharakter”, “kharassein”, “Kharax”, dalam bahasa inggris:
charakter dan Indonesia “karakter”, Yunani Character, dari charassein yang
berarti membuat tajam6. Maka istilah berkarakter artinya mamiliki karakter,
memiliki kepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat dan berwatak. Individu yang
berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal
yang terbaik terhadap tuhan YME, diri sendiri, sesama, lingkungan, bangsa, dan
negara serta dunia internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi
(pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi, dan motivasinya
(perasaannya)7.
Sehubungan dengan itu, Suyanto dan Masnur Muslich mengemukakan bahwa
karakter yaitu cara berfikir dan berperilaku seseorang yang menjadi ciri khas dari
tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam keluarga, masyarakat dan
negara8. Karakter kita terbentuk dari kebiasaan kita, kebiasaan kita saat anak-

4
Kementerian Agama RI, “Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2O12”
(2012), https://simpuh.kemenag.go.id/regulasi/pma_02_12.pdf. BAB I Pasal I Poin 3
5
Dewi Monalisa Kadir dan Asriyati Nadjamuddin, “Penerapan Metode Example Non Example
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Matematika,” EDUCATOR : Directory of
Elementary Education Journal 1, no. 2 (2020): 107–21,
https://doi.org/https://doi.org/10.58176/edu.v1i2.166.h. 108
6
Dian Andayani Abdul Majid, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, ed. Anang Solihin Wardan,
Cetakan ke (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2019).h. 11
7
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter : Konsep Dan Implementasi (Bandung: Alfabeta, 2017).h. 1
8
Mansur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional (Jakarta:
Bumi Aksara, 2015).h. 70

[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 2, DESEMBER 2021] Page 183


Peran Guru Dalam …….
Rinaldi Datunsolang, Firman Sidik, Alfian Erwinsyah

anak biasanya bertahan sampai masa remaja. Orang tua bisa mempengaruhi baik
atau buruk, pembentukan kebiasaan anak-anak mereka9.
Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran, karena pikiran
yang didalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk dari pengalaman
hidupnya, merupakan pelopor segalanya. Program ini kemudian membentuk
sistem kepercayaan yang akhirnya dapat membentuk pola berpikir yang bisa
mempengaruhi perilakunya. Jika program yang tertanam tersebut sesuai dengan
prinsip-prinsip kebenaran universal, maka perilakunya berjalan selaras dengan
hukum alam. Hasilnya, perilaku tersebut membawa ketenangan dan kebahagiaan.
Sebaliknya, jika program tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip universal,
maka perilakunya membawa kerusakan dan menghasilkan penderitaan. Oleh
karena itu pikiran harus mendapatkan perhatian serius.
Mengingat peran Guru yang berfungsi untuk mempersiapkan peserta didik
agar menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai- nilai
ajaran agama di sekolah, keluarga, masyarakat, berbangsa dan negara, serta
menghantarkan peserta didik menjadi manusia yang berkarakter10. Sebagai suatu
pranata sosial, guru merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses
belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya
manusia yang potensial di bidang pembangunan11. Guru adalah seorang yang
mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk kepentingan peserta didik,
menunjang hubungan sebaik-baiknya, dalam kerangka menjunjung tinggi,
mengembangkan dan menerapkan keutamaan yang menyangkut agama,
kebudayaan dan keilmuan12.
Guru merupakan pembangkit listrik kehidupan siswa di masa depan, selain itu
juga merupakan pemimpin dan orang terdepan dalam member contoh sekaligus

9
Thomas Lickona, Character Matters (Persoalan Karakter), ed. Uyu Wahyudin & Dasim
Budimansyah, Cet. IV (Jakarta: Bumi Aksara, 2016).h. 50
10
Umar Hasyim, Anak Sholeh (Cara Mendidik Anak Dalam Islam) (Surabaya: Buana Ilmu,
1985).h. 18
11
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Edisi Revi (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010).h. 1
12
Syafruddin Nurdin, Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum (Jakarta: Quantum
Teaching, 2005).h. 8

[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 2, DESEMBER 2021] Page 184


Peran Guru Dalam …….
Rinaldi Datunsolang, Firman Sidik, Alfian Erwinsyah

juga member motivasi atau dorongan kepada peserta didiknya 13. Singkatnya, guru
adalah untuk di gugu dan di tiru. Sehubungan dengan itu, rumah dan sekolah
sebagai lingkungan peserta didik berada menjadi pranata yang tidak bisa
disepelehkan, karena antara kedua lingkungan itu terdapat objek dan tujuan yang
sama, yakni mendidik anak-anak agar menjadi anak yang berkarakter14.
Penelitian ini berupaya untuk menggambarkan peranan guru dalam
membentuk karakter peserta didik di SDN Pulubala, serta apa saja faktor
penghambat dan pendukungnya.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif15. Menurut Lexy J.
Moleong, penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang bermaksud untuk
memahami kejadian yang sedang di dialami oleh subjek peneliti misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan
deskripsi dalam bentuk kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah
dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah16. Sedangkan pendekatan
yang dipakai adalah pendekatan studi kasus.
Selanjutnya teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
mencakup observasi, wawancara dan dokumentasi17. Lokasi penelitian ini
dilakukan di SDN 6 Pulubala. Adapun Pengujian keabsahan data dilakukan
melalui trianggulasi, perpanjangan pengamatan dan peningkatan ketekunan18.

13
Wajihudin Alantaqi, Rahasia Menjadi Guru Teladan Penuh Empati (Jogjakarta: Gara Ilmu,
2010).h. 197
14
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. 14 (Jakarta: Bumi Aksara, 2018).h. 76
15
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2017).h. 5
16
Verawati dan Al Junaid Bakari, “Mengembangkan Kreativitas Menulis Cerpen Siswa Melalui
Media Gambar,” EDUCATOR :Directory of Elementary Education Journal 1, no. 1 (2020): 56–72,
https://doi.org/https://doi.org/10.58176/edu.v1i1.57.h. 63
17
M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, ed. Rina Tyas
Sari (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2020).h. 165
18
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2018).h.
143

[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 2, DESEMBER 2021] Page 185


Peran Guru Dalam …….
Rinaldi Datunsolang, Firman Sidik, Alfian Erwinsyah

HASIL DAN PEMBAHASAN


Untuk mendapatkan gambaran hasil penelitian yang telah dilakukan,
maka akan diuraikan data hasil penelitian dari proses awal sampai
diperoleh hasil penelitian. Uraian ini adalah hasil deskriptif peneliti dari hasil
olahan data yang terkumpul.

Peran Guru dalam Membentuk Karakter Peserta Didik


Guru merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar
mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia
yang potensial di bidang pembangunan19. Kompetensi seorang guru sebagai
pendidik meliputi, kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional dan kompetensi sosial20.
Dalam dunia pendidikan semua telah mengetahui bahwa tugas guru bukan
hanya mengajar di dalam kelas dan memberi ilmu pengetahuan saja, tetapi tugas
seorang guru yaitu harus menanamkan nilai-nilai karakter kepada para peserta
didiknya agar peserta didik tersebut menjadi manusia yang berkarakter. Guru
memiliki sentral, baik sebagai perencana, pelaksana, maupun evaluator
pembelajaran. Hal ini berarati bahwa kemampuan guru dalam menciptakan
pembelajaran yang berkualitas sangat menentukan keberhasilan pendidikan secara
keseluruhan. Kualitas pembelajaran sangat bergantung pada kemampuan guru,
terutama dalam memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik secara
efektif, dan efisien21.
Adapun karakter peserta didik yang diharapkan adalah:
1. Religius, ketaatan dan kepatuhan dalam memahami dan melaksanakan
ajaran agama (aliran kepercayaan) yang dianut, termasuk dalam hal ini
adalah sikap toleransi terhadap pelaksanaan ibadah agama (aliran
kepercayaan) lain, serta hidup rukun dan berdampingan.

19
Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.h. 1
20
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional : Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan
Menyenangkan, cet. 15 (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2017).h. 37
21
Mulyasa.

[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 2, DESEMBER 2021] Page 186


Peran Guru Dalam …….
Rinaldi Datunsolang, Firman Sidik, Alfian Erwinsyah

2. Jujur, sikap dan perilaku yang mencerminkan kesatuan antara


pengetahuan, perkataan dan perbuatan (mengetahui yang benar,
mengatakan yang benar dan melakukan yang benar), sehingga
menjadikan orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat
dipercaya.
3. Disiplin, kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala bentuk
peraturan atau tata tertib yang berlaku.
4. Kerja keras, perilaku yang menunjukkan upaya secara sunggu-sungguh
(berjuang hingga titik darah penghabisan) dalam menyelesaikan berbagai
tugas, permasalahan, pekerjaan, dan lain-lain dengan sebaik-baiknya.
Namun demikian, seorang guru dalam pelaksanaan pembentukan karakter
peserta didik itu tidaklah mudah. Karena pembentukan karakter itu harus didasari
dengan penuh kesabaran,ketelatenan dan harus bertahap. Kenyataan ini
menyiratkan kepada kita bahwa menjadi gurujuga sekaligus menjadi suri tauladan
yangbaik bagi para peserta didiknya.
Dalam pembentukan karakter peserta didik kepala sekolah memiliki peran
yang sangat penting, peneliti melakukan wawancara dengan bapak Tiri K.
Tutulango selaku kepala SDN 6 pulubala:
“Untuk membentuk karakter peserta didik disini program yang saya
jalankan yakni melalui kegiatan akademik dan kegiatan non akademik.
Kegiatan akademik dengan pengembangan startegi dan metode pembelajaran
melalui rencana program startegi pembelajaran membentuk disiplin belajar
dan kerja keras, dalam upaya membentuk karakter peserta didik metode
sosiodrama pada mata pelajaran yang dianggap dapat membentuk mental
siswa dan rasa ingin tahu. Kegiatan non akademik yaitu melalui pembinaan
mental dan spritual serta pembinaan keimanan dan ketakwaan terhadap tuhan
melalui sholat zuhur berjamaah disekolah, yang diharapkan mampu
meningkatkan karakter religius peserta didik, peningkatan tata krama”22.

Hal senada diungkapkan oleh bapak Zamal Rigawi selaku guru Pendidikan
Agama Islam mengungkapkan bahwa:
“Membentuk karakter peserta didik yang religius yang saat ini bertepatan
dengan program Fullday School dimana peserta didik diwajibkan untuk
melaksanakan sholat dhuha dan sholat zuhur secara berjamaah dan

22
Tiri Tutulango, Kepala Sekolah SDN 6 Pulubala, Wawancara pada tanggal 11 Januari 2021.

[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 2, DESEMBER 2021] Page 187


Peran Guru Dalam …….
Rinaldi Datunsolang, Firman Sidik, Alfian Erwinsyah

dilanjutkan dengan pembacaan surat pendek. Dengan adanya program ini


perubahan sikap dan perilaku lebih islami, sehingga terciptanya peserta didik
yang tidak hanya pintar dalam pembelajaran (akademik) tetapi juga dalam
spritual”23.

Dari hasil wawancara diatas menjelaskan dalam membentuk karakter peserta


didik kepala sekolah memiki peran yang sangat berpengaruh dalam pembentukan
karakter, melalui program yang dibuat serta dukungan dari pihak guru.
Hasil wawancara dengan Rauda Abubakar Igirisa, menanamkan nilai-nilai
akhlak mulia di dalam kegiatan pembelajaran, banyak cara yang dapat dilakukan
guru. Dalam menanamkan nilai-nilai akhlak mulia tersebut sebagai berikut :
a. Berdoa sebelum memulai pelajaran maupun memulai suatu kegiatan
serta mengucap syukur apabila mencapai keberhasilan.
b. Mengucap salam apabila bertemu dengan guru maupun teman.
c. Menghargai pendapat teman dengan cara memberi kesempatan untuk
berbicara sampai selesai baru memberikan komentar.
d. Menjaga lingkungan dalam kelas selalu bersih, mengacungkan jari
telunjuk sebelum menyampaikan pendapat.
e. Menjunjung nilai kejujuran dengan cara tidak menyontek saat ulangan.
Seorang guru harus memiliki strategi atau cara khusus agar penanaman
nilai karakter tersebut dapat diterima peserta didik, dipahami dan
diterapkan dalam kehidupan peserta didik. Jika pembentukan karakter
yang dilakukan oleh guru tersebut dapat dilaksanakan dengan baik,
maka tentu saja akan menghasilkan peserta didik yang berkarakter
pula24.

Begitu Juga di SDN 6 Pulubala dalam membentuk karakter peserta didiknya


tentulah tidak mudah. Karena penanaman nilai karakter di sekolah itu tidak
semua dapat dipahami oleh siswa oleh karena itu diperlukan strategi seperti yang
diungkapkan oleh Yusna Bumulo, bahwa dalam membentuk karakter peserta
didik diawali dengan pembelajaran di dalam kelas.
Kegiatan pembelajaran dalam kerangka pengembangan karakter peserta
didik dapat menggunakan pendekatan kontekstual sebagai konsep belajar
mengajar yang membantu guru dan peserta didik dalam mengaitkan antara materi
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata. Pembelajaran kontekstual mencangkup
beberapa strategi, yaitu:

23
Zamal Rigawi, Guru PAI SDN 6 Pulubala, Wawancara pada tanggal 15 Januari 2021
24
Rauda Abubakar Igirisa, Guru Kelas I, Wawancara pada 17 Januari, 2021

[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 2, DESEMBER 2021] Page 188


Peran Guru Dalam …….
Rinaldi Datunsolang, Firman Sidik, Alfian Erwinsyah

1. Pembelajaran berbasis masalah


2. Pembelajaran kooperatif
3. Pembelajaran berbasis proyek
4. Pembelajaran berbasis pelayanan dan
5. Pembelajaran berbasis kerja.
Hal tersebut diatas dipertegas oleh Nikma Asagaf, untuk membentuk karakter
peserta didik dalam proses pembelajaran sebagai berikut:“dengan merancang atau
mendesain khusus pada materi pembelajaran dengan mengacu pada silabus dan
RPP yang didalamnya termuat karakter peserta didik yang diharapkan. Kegiatan
tersebut dilakukan oleh guru di SDN 6 Pulubala dengan tujuan agar materi
pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik kepada siswa. Karena bagaimana
pun juga, materi pelajaran adalah merupakan suatu komponen utama di dalam
proses pembelajaran”25.
Pendapat diatas menunjukan bahwa guru di SDN 6 Pulubala dalam
merencanakan implementasi pendidikan karakter adalah dengan menyiapkan
silabus, RPP, dan bahan ajar. Silabus dan RPP yang dibuat dengan memuatkan
nilai karakter di dalamnya. Karakter yang akan dikembangkan dalam silabus dan
RPP diletakan pada bagian “karakter peserta didik yang diharapkan”.
Observasi yang dilakukan peneliti dalam memantau proses pembelajaran dan
penanaman nilai-nilai karakter yang baik oleh guru yakni di kelas IV tercermin
dari proses berikut ini:
“Kegiatan awal guru menanamkan sikap religius, sopan, dan berfikir
logis. Langkah-langkah pada kegiatan pendahuluan guru menanamkan sikap
sopan dengan mengucapkan salam dengan bersenyum kepada peserta didik
saat memasuki ruang kelas yang dibalas dengan salam dari peserta didik
Guru menanamkan sikap religius dengan menyuruh mereka untuk berdoa
“Mari sebelum pembelajaran hari ini kita mulai kita berdoa bersama-sama
semoga pembelajaran hari ini dapat berjalan lancar!” secara bersama-sama
mengucapkan doa sebelum belajar.Selanjutnya guru menanamkan sikap
berfikir logis dengan bertanya kepada lagi “Apa yang kalian rasakan jika

`25Nikma Asagaf, Guru Kelas IV, Wawancara pada 17 Januari 2021.

[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 2, DESEMBER 2021] Page 189


Peran Guru Dalam …….
Rinaldi Datunsolang, Firman Sidik, Alfian Erwinsyah

kalian diejek orang lain?” dan merekapun menjawab “sakit hati, sedih!”.
Kemudian guru menanyakan “Kira-kira materi apa yang akan kita pelajari?”
namun kebanyakan mereka hanya diam saja.”
Kegiatan inti guru menanamkan karakter antara lain jujur, tanggung
jawab, dan berfikir logis. Dalam kegiatan pembelajaran guru kemudian
menyampaikan materi yang akan dibahas adalah mengenai harga diri. “Apa
itu harga diri?”. Salah satu Peserta didik ada yang berani menjawab
“Kebutuhan seseorang”. guru kemudian meminta jawaban lain namun tidak
ada yang berani menjawab, kemudian pak guru menjelaskan apa yang
dimaksud harga diri dijelaskan juga bahwa seseorang akan dihargai jika
jujur. “Apa yang dimaksud dengan jujur?”. mereka hanya diam saja,
kemudian guru memberikan permisalan sehingga para peserta didik dapat
berfikir logis “Misalnya saya memiliki uang Rp. 50.000,00 kemudian saya
menyuruh membelikan Minuman, misalnya harga minuman Rp. 5000,00
berapa uang yang kalian kembalikan?” mereka menjawab “45.000”.
“Semisal ada yang mengembalikan empat puluh dua ribu jujur tidak?” tanya
guru. “Tidak” jawab mereka. Selanjutnya guru menanyakan “Kalau begitu
apa yang dimaksud dengan jujur?” kemudian ada yang menjawab “Berkata
apa adanya”. “ Iya benar” jawab guru. guru kemudian menegaskan jika
kalian ingin dihargai orang lain maka kalian harus jujur dalam perkataan
juga perbuatan. Guru menjelaskan seseorang akan dihargai jika memiliki
tanggung jawab. guru menjelaskan apa yang dimaksud dengan tanggung
jawab “Jika kalian mempunyai tanggung jawab kalian pasti di sekolah
belajarnya sungguh-sunguh kalian tau bahwa orang tua kalian menyuruh
kalian ke sekolah untuk belajar mereka bekerja keras untuk membiayai
kalian untuk sekolah jadi sebagai tanggung jawabnya kalian harus belajar
dengan sunggu-sungguh”.
Kegiatan penutup guru menanamkan sikap logis dengan guru
menanyakan “Apa saja agar kita mempunyai harga diri tadi?” dan mereka
menjawab “Jujur dan bertanggung jawab”. Kemudian guru menanamkan

[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 2, DESEMBER 2021] Page 190


Peran Guru Dalam …….
Rinaldi Datunsolang, Firman Sidik, Alfian Erwinsyah

sikap untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dengan menyuruh para


peserta didik untuk mengeluarkan selembar kertas untuk dilakukan post test.

Berdasarkan hasil observasi diatas bahwa strategi guru dalam meningkatkan


karakter peserta didik yaitu dengan menanamkan nilai-nilai kejujuran, kebaikan
dan tanggungjawab. Pembelajaran dalam kelas pasti akan sangat membekas di
ingatan peserta didik. Namun demikian Pendidikan karakter tidak cukup hanya
diajarkan melalui mata pelajaran di kelas, tetapi pihak sekolah juga dapat
menerapkannya melalui pembiasaan dan keteladanan. Pembiasaan diarahkan pada
upaya pembudayaan pada aktivitas tertentu sehingga menjadi aktivitas yang
terpola atau tersistem dan rutin.
Berdasarkan uraian diatas jelas menunjukan dalam meningkatkan karakter
peserta didik di SDN 6 Pulubala, guru telah menerapkan berbagai strategi seperti
melalui pembelajaran dikelas, melalui pembiasaan dan keteladanan bahkan kepala
sekolah seperti halnya guru telah merancang program dalam meningkatkan
karakter peseta didik.

Karakter Peserta didik


Kewajiban sekolah tidak hanya memberi ilmu pengetahuan saja kepada
peserta didik tetapi lebih dari itu yakni membina karakter siswa sehingga
tercapailah kepribadianyang berakhlakul karimah. Diantara karakter baik yang
hendak dibangun dalam kepribadian peserta didik adalah bisa bertanggung jawab,
jujur, dapat dipercaya, menepati janji, ramah, peduli kepada orang lain, percaya
diri, pekerja keras, bersemangat, tekun, tak mudah putus asa, bisa berpikir rasional
dan kritis, kreatif dan inovatif, dinamis, bersahaja, rendah hati, tidak sombong,
sabar, cinta ilmu dan kebenaran, rela berkorban, berhati-hati, bisa mengendalikan
diri, tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang buruk, mempunyai inisiatif,
setia, menghargai waktu, dan bisa bersikap adil.
Namun fakta berkata lain, dalam sebuah wawancara dengan salah satu peserta
didik, terungkap bahwa “dalam setiap ulangan harian maupun ulangan semester

[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 2, DESEMBER 2021] Page 191


Peran Guru Dalam …….
Rinaldi Datunsolang, Firman Sidik, Alfian Erwinsyah

teman sekelanya masih ada yang menyontek, masih banyak juga yang tidak
membuat tugas rumah (PR)”26.
Problem yang lain juga peneliti temukan pada diri Novita Aulia Radji Bahwa
dia sering terlambat dikarenakan sebelum berangkat kesekolah masih membantu
orang tuanya mencuci piring dan membersihkan halaman rumah.27 Berkaitan
dengan itu, Rauda Abubakar Igirisa mengungkapkan “jika dilihat saya rasa lima
karakter sudah dimiliki oleh peserta didik, seperti religius, jujur, disiplin kerja dan
tanggung jawab. Namun, belum sepenuhnya sempurna. Mengapa demikian,
karena tidak mudah membentuk karakter peserta didik dipengaruhi lingkungan
sekitar apalagi tentang kejujuran.28
Hasil temuan peneliti mengenai pembinaan karakter siswa yang dilakukan di
sekolah adalah guru dan kepala sekolah terus berusaha semaksimal mungkin
membina prilaku peserta didik. Namun demikian, Dalam setiap menit dan detik,
interaksi peserta didik dengan lingkungannya dapat dipastikan akan terjadi proses
mempengaruhi prilaku peserta didik. Maka kepala sekolah dan guru sebagai SDM
harus mampu dan komitmen dalam melakukan pembinaan secara terus-menerus
mengingat karakter peserta didik dapat dengan mudah berubah ketika tidak lagi
berada dalam lingkungan sekolah.
Visi, misi dan tujuan sekolah sebagaimana yang telah di urai sebelumnya,
membuat guru dan seluruh pihak sekolah terus berupaya sebaik mungkin dalam
membina karakter peserta didiknya. Dari sini dapat kita lihat bahwa karakter
peserta didik di SDN 6 pulubala belum sepenuhnya tertanan dalam hati peserta
didik, kondisi ini seharusnya menjadi tolak ukur bagi para guru untuk lebih
meningkatkan strategi dalam menanamkan karakter melalui kegiatan rutin dan
secara berkelanjutan sehingga akan menjadi kebiasaan dan melekat pada diri
siswa.
Pendapat diatas menjelaskan bahwa kejujuran yang belum tertanam dalam
benak para peserta didik di SDN 6 Pulubala. Berdasarkan hasil observasi peneliti,
pembinaan yang dilakukan oleh guru masih ada diantara peserta didik yang
26
Riska Usman, Siswa Kelas VI. “Wawancara” 22 Januari 2021
27
Novita Aulia Radji, Siswa Kelas IV “wawancara” 22 Januari 2021.
28
Rauda Abubakar Igirisa, Guru Kelas I, “Wawancara” 17 Januari 2021.

[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 2, DESEMBER 2021] Page 192


Peran Guru Dalam …….
Rinaldi Datunsolang, Firman Sidik, Alfian Erwinsyah

melanggar peraturan yang sudah di sepakati bersama, seperti halnya masih ada
yang terlambat, siswa yang tidak disiplin, siswa yang ribut dikelas, guru dan staf
yang lainnya sudah semaksimal mungkin melakukan pembinaan karakter terhadap
peserta didik tersebut dan akan selalu berusaha lebih baik.

Analisis Faktor penghambat dan pendukung


Urgensi pembentukan karakter peserta didik menjadi hal mutlak yang mesti
di lakukan oleh pihak sekolah. Mengingat masa depan bergantung dari generasi
selanjutnya, di tangan mereka masa depan bangsa di pertaruhkan. Tentu saja
semua ini membutuhkan waktu yang tidak singkat. Peneliti yakin dan percaya
bahwa dengan terus melakukan keteladanan, menginspirasi dan memupuk mental
peserta didik akan membuahkan hasil. Namun demikian tentu terdapat faktor-
faktor lain yang mesti di lihat, pembentukan karakter peserta didik tidak akan
lepas dari sebab-sebab yang dapat menghambat.
1. Faktor penghambat
Adapun yang menjadi faktor penghambat dalam pembentukan karakater
peserta didik yang peneliti temui adalah lingkungan mereka. Baik lingkungan luar
sekolah maupun lingkungan rumah. Seperti yang di kemukakan oleh kepala
sekolah bapak tiri tutulango:Lingkungan peserta didik di luar sekolah tentu tidak
lagi menjadi tanggung jawab sekolah, sebab mereka yang sudah pulang sekolah
akan kembali ke pelukan orang tua mereka yagn beragam dalam memperlakukan
anaknya. Ada orang tua yang peduli dengan mengecek hasil pembelajaran
anaknya namun tidak kurang juga yang masih acuh tak acuh. Orang tua mesti
meyadari bahwa lingkungan di sekitar akan membuat anak mereka dapat cengan
cepat berubah, bisa saja terlibat kenakalan yang dapat merugikan. Hal ini mesti
menjadi perhatian bersama, baik pihak sekolah maupun keluarga.
Tanpa disadari, peserta didik yang berbuat hal-hal yang tidak baik bisa saja
karena ikut-ikutan, di ajak teman bahkan tidak kurang kita jumpai terjadinya
perkelahian di luar sekolah dan rumah.Lebih dari itu, dapat di jumpai pula orang
tua yang menyuruh anak untuk bekerja karena tuntutan ekonomi, sehingga
melupakan kewajiban yang harus dijalankan. Kebanyakan anak-anak ini berada

[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 2, DESEMBER 2021] Page 193


Peran Guru Dalam …….
Rinaldi Datunsolang, Firman Sidik, Alfian Erwinsyah

dikalangan orang tua yang ekonominya menengah ke bawah. Disamping itu,


orang tua yang terlalu memanjakan anaknya sehingga anak malas dan tidak
menjalankan kewajibannya. Kemudian dari pada itu, Teman merupakan hal yang
paling berpengaruh dalam pergaulan. Terutama para remaja yang masih dalam
tahap pertumbuhan yang masih labil tentang pemikirannya. Disamping
itu,banyaknya teman yang ada di sekolah yang mempunyai kelompok untuk
saling bersaing secara tidak konstruktif. Hal ini dapat menyebabkan pengaruh
yang sangat besar terhadap peserta didik. Emosi anak yang masih labil juga
mudah terpengaruh oleh teman sehingga hal tersebut merupakan merupakan salah
satu penghambat. Selain karena faktor lingkungan, ekonomi dan pergaulan
peneliti juga menjumpai problematika yang hampir setiap sekolah alami, yaitu
minimnya sarana dan prasarana sekolah.
2. Faktor pendukung
Adapun faktor pendukung seperti yang dikatakan oleh bapak kepala sekolah
antara lain adalah program sekolah melalui tata tertib, Peraturan sekolah atau tata
tertib sekolah juga merupakan salah satu pendukung pembentukan karakter
peserta didik, tata tertib yang bersifat kedisiplinan karena di sekolah ini sangat
mengutamakan kedisiplinan. Seperti, peserta tidak boleh terlambat masuk sekolah,
peserta didik diwajibkan untuk sholat zuhur berjamaah. Pendapat tersebut
menunjukan bahwa tata tertib atau peraturan sekolah sangat mendukung dalam
pembentukan karakter peserta didik.
Selain peraturan, Guru mesti terus berusaha mengembangakan diri agar
memiliki karakter terpuji (baik), sehingga dapat tampil menjadi teladan
berkarakter dan role model bagi peserta didiknya. Oleh sebab itu, dibutuhkan
kesadarandan tanggung jawab dari semua guru untuk menjadi guru yang dapat
diteladani dalam sikap, perbuatan, dan tutur katanya. Pengembangan karakter
peserta didik berada di tangan guru sebagai pendidik dan teladan berkarakter,
sebab apa yang dilakukan oleh guru itulah yang akan ditiru oleh peserta didik.
Demikian juga, guru diharapkan dapat memberikan energi positif kepada peserta
didik agar menjadi manusia yang cerdas dan berkarakter. Melibatkan orang tua
peserta didik juga merupakan hal mutlak yang mesti dilakukan. Mengingat

[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 2, DESEMBER 2021] Page 194


Peran Guru Dalam …….
Rinaldi Datunsolang, Firman Sidik, Alfian Erwinsyah

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat merupakan


unsur-unsur pembentuk kepribadian peserta didik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cyndi
Kartika, dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa peran guru di MIS
Suturuzzhulam dalam membentuk karakter sudah dilakukan semaksimal mungkin
dengan menjadi komunikator, inisiator, motivator dan pengelola kelas29.
Selanjutnya, penelitian tentang Peran Guru dalam Membentuk Karakter Siswa
juga dilakukan oleh Farah Alfian Ghofar Rahmat, dalam penelitian yang
dilaksanakan di MIN 3 Banyumas, peneliti mendapatkan jawaban bahwa peran
guru dalam pembentukan karakter peserta didiknya adalah sebagai pendidik,
pengajar, pembimbing, pelatih, penilai dan evaluator30.

KESIMPULAN
Peran guru sangat strategis dalam membentuk karakter peserta didik karena guru
bukan hanya sebagai orang yang mengajarkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik
secara teoritis namun guru juga memberikan sebuah keteladanan, sehingga relevan antara
apa yang disampaikan dan yang dikerjakan oleh guru. Sehingga hal tersebut sangat
berdampak positif bagi pembentukan karakter peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid, Dian Andayani. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Edited by
Anang Solihin Wardan. Cetakan ke. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2019.

Alantaqi, Wajihudin. Rahasia Menjadi Guru Teladan Penuh Empati. Jogjakarta:


Gara Ilmu, 2010.

Bakari, Verawati dan Al Junaid. “Mengembangkan Kreativitas Menulis Cerpen


Siswa Melalui Media Gambar.” EDUCATOR :Directory of Elementary
Education Journal 1, no. 1 (2020): 56–72.
https://doi.org/https://doi.org/10.58176/edu.v1i1.57.

29
Cyndi Kartika, “Peran Guru Dalam Membentuk Karakter Siswa Kelas V Mis Suturuzhulam
Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang” (UIN Sumatera
Utara, 2018), http://repository.uinsu.ac.id/4034/1/CYNDI KARTIKA.pdf.
30
Farah Alfian Ghofar Rahmat, “Peran Guru Dalam Pembentukan Karakter Siswa Di Min 3
Kembaran Banyumas” (IAIN Purwokerto, 2018),
http://repository.iainpurwokerto.ac.id/4694/1/Cover_Bab I_Bab V_Daftar Pustaka.pdf.

[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 2, DESEMBER 2021] Page 195


Peran Guru Dalam …….
Rinaldi Datunsolang, Firman Sidik, Alfian Erwinsyah

Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Cet. 14. Jakarta: Bumi Aksara, 2018.

Djamarah, Syaiful Bahri. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Edisi
Revi. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Hasyim, Umar. Anak Sholeh (Cara Mendidik Anak Dalam Islam). Surabaya:
Buana Ilmu, 1985.

Heri Gunawan. Pendidikan Karakter : Konsep Dan Implementasi. Bandung:


Alfabeta, 2017.

Kartika, Cyndi. “Peran Guru Dalam Membentuk Karakter Siswa Kelas V Mis
Suturuzhulam Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten
Deli Serdang.” UIN Sumatera Utara, 2018.
http://repository.uinsu.ac.id/4034/1/CYNDI KARTIKA.pdf.

Lickona, Thomas. Character Matters (Persoalan Karakter). Edited by Uyu


Wahyudin & Dasim Budimansyah. Cet. IV. Jakarta: Bumi Aksara, 2016.

M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur. Metodologi Penelitian Kualitatif.


Edited by Rina Tyas Sari. Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2020.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda


Karya, 2018.

Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional : Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan


Menyenangkan. Cet. 15. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2017.

Muslich, Mansur. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis


Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara, 2015.

Nadjamuddin, Dewi Monalisa Kadir dan Asriyati. “Penerapan Metode Example


Non Example Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pembelajaran
Matematika.” EDUCATOR : Directory of Elementary Education Journal 1,
no. 2 (2020): 107–21. https://doi.org/https://doi.org/10.58176/edu.v1i2.166.

Nurdin, Syafruddin. Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum. Jakarta:


Quantum Teaching, 2005.

Olii, Sri Susanti, and Amalia Rizki Pautina. “PENGARUH METODE


DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI
SIKLUS MAKHLUK HIDUP” 1, no. 1 (2020): 73–89.
https://doi.org/https://doi.org/10.58176/edu.v1i1.71.

Rahmat, Farah Alfian Ghofar. “Peran Guru Dalam Pembentukan Karakter Siswa
Di Min 3 Kembaran Banyumas.” IAIN Purwokerto, 2018.

[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 2, DESEMBER 2021] Page 196


Peran Guru Dalam …….
Rinaldi Datunsolang, Firman Sidik, Alfian Erwinsyah

http://repository.iainpurwokerto.ac.id/4694/1/Cover_Bab I_Bab V_Daftar


Pustaka.pdf.

RI, Kementerian Agama. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2


Tahun 2O12 (2012). https://simpuh.kemenag.go.id/regulasi/pma_02_12.pdf.

S. Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2017.

Siti Hidayana, Dkk. “Pengaruh Strategi Directed Reading Thinking Activity


(DRTA) Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman.” EDUCATOR
(DIRECTORY OF ELEMENTARY EDUCATION JOURNAL) 2, no. 1 (2021):
58–81. https://doi.org/https://doi.org/10.58176/edu.v2i1.152.

UUD. “UNDANG-UNDANG NO 2 TAHUN 2003 „“SISTEM PENDIDIKAN


NASIOMAL.”‟” Specialist, no. November (2003).
https://doi.org/10.16309/j.cnki.issn.1007-1776.2003.03.004.

[EDUCATOR - VOLUME 2, NO 2, DESEMBER 2021] Page 197

Anda mungkin juga menyukai