Anda di halaman 1dari 16

Tarbawi : Jurnal Pendidikan Islam Vol. 18. No. 2.

Juli - Desember 2021


p-ISSN: 2088-3102; e-ISSN: 2548-415X

KEDUDUKAN GURU DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN


ISLAM

Ahmat Miftakul Huda1), Ana Maritsa2), Difa’ul Husna3)


1,2,3Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
1ahmat1900031381@webmail.uad.ac.id
2ana1900031368@webmail.uad.ac.id
3difaul.husna@pai.uad.ac.id

ABSTRAK
Guru merupakan peranan yang paling utama dalam berlangsungnya proses
pembelajaran karena seorang guru akan mengubah tingkah laku dan
meningkatkan kualitas peserta didik menjadi pribadi yang lebih baik. Tugas
seorang guru yaitu membimbing, mendidik, dan mengarahkan peserta didik
untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT. Artikel ini bertujuan untuk
mengetahui bahwa guru memiliki kedudukan yang lebih tinggi dan istimewa
dalam perspektif Pendidikan Islam. Pendekatan penelitian yang digunakan
dalam artikel ini yaitu menggunakan metode kualitatif dengan bentuk
penelitian kepustakaan dalam memperoleh data. Penelitian ini
menggunakan sumber data kepustakaan berupa buku, jurnal, dan sumber
lainnya yang dikumpulkan dari beberapa referensi terkait dengan judul
artikel ini. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan
cara mencari sumber referensi yang terkait dengan pembahasan artikel ini,
kemudian menganalisis isi dari data – data yang sudah terkumpul. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa guru memiliki kedudukan yang lebih
tinggi dalam perspektif Islam. Allah juga akan memberi kedudukan serta
derajat yang lebih tinggi kepada orang – orang yang berilmu. Seorang guru
mempunyai kewajiban dalam rangka untuk menciptakan anak bangsa
menjadi manusia yang cerdas dan memiliki akhlakul karimah.

Kata Kunci: Guru, Kedudukan Guru, Pendidikan Islam, Guru Dalam


Pendidikan Islam.

ABSTRACT
The teacher is the most important role in the ongoing learning process
because a teacher will change behavior and improve the quality of students
to become better individuals. The task of a teacher is to guide, educate, and
direct students to continue to fear Allah SWT. This article aims to find out
that teachers have a higher and special position in the perspective of Islamic
26 | Tarbawi : Jurnal Pendidikan Islam Vol. 18. No. 2. Juli - Desember 2021

Education. The research approach used in this article is to use qualitative


methods in the form of library research in obtaining data. This study uses
library data sources in the form of books, journals, and other sources
collected from several references related to the title of this article. The
technique used in data collection is by looking for reference sources related
to the discussion of this article, then analyzing the contents of the data that
has been collected. The results of this study indicate that teachers have a
higher position in the Islamic perspective. Allah will also give a higher
position and degree to people who have knowledge. A teacher has an
obligation in order to create the nation's children into intelligent and noble
human beings.

Keywords: Teacher, Teacher Position, Islamic Education, Teachers in


Islamic Education.

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang didalamnya terdapat sebuah
proses untuk mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik
sebagai bekal dalam menjalankan kehidupannya dimasa yang akan datang.
Pendidikan bertujuan untuk mengarahkan peserta didik supaya mencapai tujuan akhir
dari pendidikan, yang mampu menciptakan manusia menjadi lebih baik dan terarah
dalam menjalankan kehidupannya (Idris & ZA, 2017: 97). Sumber daya manusia bisa
diperoleh dengan cara mengenyam Pendidikan. Setiap peserta didik yang sudah
mengenyam Pendidikan maka, akan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas
tinggi sehingga peserta didik bisa menjadi manusia yang mampu memajukan serta
mengembangkan taraf kehidupannya menjadi lebih baik dan bisa mengubah bangsa
menjadi lebih maju.
Pendidikan dalam perspektif Islam merupakan kegiatan yang sangat utama
dalam kehidupan manusia untuk mengembangakan setiap aspek kemampuan yang
dimiliki, karena dengan adanya pendidikan manusia akan memperoleh pengalaman,
pengetahuan dan informasi baru yang dapat diimplementasikan dalam menjalankan
tugasnya sebagai makhluk sosial (Iskandar, 2017: 21). Pada saat proses pendidikan
berlangsung, terdapat beberapa aspek kemampuan yang harus dikembangkan oleh
peserta didik, diantaranya yaitu aspek intelektual, spiritual, dan moral supaya
membentuk kepribadian insan kamil yang sempurna.
Pendidikan Islam merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dalam
rangka untuk merubah sikap dan tingkah laku peserta didik dengan cara

Kedudukan Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam


| Ahmat Miftakul Huda, Ana Maritsa & Difa’ul Husna |
Tarbawi : Jurnal Pendidikan Islam Vol. 18. No. 2. Juli - Desember 2021 | 27

mengimplementasikan nilai – nilai keislaman serta ilmu pengetahuan supaya bisa


menjadi manusia yang lebih baik berdasarkan ajaran islam yang sesuai dengan
syariat islam. Pendidikan Islam bertujuan untuk membimbing dan merubah peserta
didik supaya terbentuk manusia yang mempunyai kecerdasan, keterampilan serta
moral yang baik dalam menjalankan kehidupannya berdasarkan syariat Islam
(Prabowo et al., 2020: 196). Pendidikan Islam juga bertujuan dalam rangka mendidik
dan membentuk manusia supaya memiliki akhlakul karimah, yang senantiasa
bertaqwa kepada Allah SWT. sehingga bisa mendapatkan kebahagiaan dalam
menjalankan kehidupannya.
Pendidikan mempunyai beberapa komponen yang terdiri atas tujuan,
kurikulum, bahan pembelajaran, metode pembelajaran, guru, peserta didik, sarana
prasarana dan lingkungan pendidkan. Komponen – komponen pendidikan tersebut
saling berkaitan dan berfungsi sesuai dengan fungsinya masing – masing dalam
rangka untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah ditentukan (Saat, 2015: 1).
Komponen pendidikan tersebut sangat mempengaruhi dalam proses pendidikan yang
akan dilaksanakan supaya bisa berjalan dengan baik. Tujuan Pendidikan bisa tercapai
apabila komponen komponen tersebut berjalan sesuai dengan fungsinya masing –
masing dan didalamnya terdapat salah satu komponen yang paling penting yakni
guru.
Guru adalah seseorang yang memiliki sikap dan perilaku baik sehingga bisa
dijadikan sebagai suri tauladan bagi peserta didik. Pepatah jawa mengatakan bahwa
“guru yaiku digugu lan ditiru (guru yaitu dipercaya dan dicontoh)” artinya ialah guru
merupakan seseorang yang dipercaya ucapannya dan dicontoh perilakunya,
sehingga guru harus mampu memahami kompetensi dalam menjalankan profesinya.
Apabila guru melakukan kesalahan, baik perkataan maupun perbuatan maka peserta
didik akan mengikuti kesalahan tersebut sehingga guru juga harus memiliki sifat
profesionalitas dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (Purwaningsih &
Muliyandari, 2021: 62). Guru merupakan peranan yang paling utama dalam
berlangsungnya proses kegiatan pembelajaran. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) mengalami perkembangan yang semakin pesat diera globalisasi seperti
sekarang ini, sehingga semua berita terbaru serta ilmu pengetahuan semakin mudah
untuk diperoleh. Semua berita terbaru dan ilmu pengetahuan yang diperoleh, jika tidak
diimbangi dengan nilai moral dan spiritual maka akan melahirkan individu – individu
yang bersikap individualistik dan materialistik (Aslamiyah, 2013: 231). Peran guru
| Ahmat Miftakul Huda, Ana Maritsa & Difa’ul Husna |
Kedudukan Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam
28 | Tarbawi : Jurnal Pendidikan Islam Vol. 18. No. 2. Juli - Desember 2021

dalam dunia Pendidikan tidak sekedar menyampaikan sebuah informasi saja,


melainkan seorang guru juga harus bisa menanamkan nilai moral, nilai spiritual, nilai
sosial, nilai ekonomi, nilai politik dan sebagainya kepada setiap peserta didik. Guru
menjadi patokan utama untuk mengubah tingkah laku dan meningkatkan kualitas
peserta didik.
Menurut prespektif Islam, seseorang yang berilmu walaupun ia berasal dari
golongan yang paling rendah, akan tetapi memiliki kedudukan yang paling tinggi
karena dalam perspektif Islam tidak memandang keturunan dan kelas sosial namun
lebih mementingkan ilmu dan akhlakul karimah yang dimiliki oleh seseorang. Islam
menjelaskan bahwa, guru merupakan seseorang yang bertugas untuk membimbing
serta mengarahkan peserta didik ke jalan Allah. Guru memiliki kedudukan yang lebih
tinggi karena guru merupakan bapak rohani (spiritual father) yang memberikan ilmu
pengetahuan, membimbing akhlakul karimah serta meluruskan tingkah laku yang
buruk kepada peserta didik supaya bisa menjalankan kehidupannya sesuai dengan
syariat agama Islam (Kamal, 2018: 19). Guru memiliki kedudukan yang sangat
istimewa dalam perspektif islam, hal ini seimbang dengan tanggung jawab dan
tugasnya yang tidak mudah.
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas, maka artikel ini akan
menguraikan secara mendalam mengenai pendidikan dalam perspektif islam, guru
dan kedudukan guru dalam perspektif Pendidikan Islam, mengingat bahwa seorang
guru merupakan salah satu bagian yang sangat penting pada dunia pendidikan untuk
menentukan berlangsungnya proses kegiatan pembelajaran. Artikel ini bertujuan
untuk menerangkan tentang kedudukan guru dalam perspektif Pendidikan Islam,
sehingga pembaca bisa mengetahui seberapa besar kewajiban, tanggung jawab dan
peran yang dimiliki oleh seorang guru pada dunia pendidikan khususnya perspektif
Pendidikan Islam, karena guru tidak hanya sekedar menyampaikan ilmu pengetahuan
saja, namun seorang guru juga harus menanamkan nilai moral dan nilai spiritual
kepada setiap peserta didik yang kemudian dilaksanakan dalam kehidupan sehari –
hari supaya menjadi insan kamil yang sempurna. Jadi tidak heran jika guru memiliki
kedudukan yang lebih tinggi.

METODE PENELITIAN
Pada artikel ini menggunakan metode kualitatif dalam bentuk penelitian
kepustakaan (library research) dalam memperoleh data. Penelitian pada artikel ini
Kedudukan Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam
| Ahmat Miftakul Huda, Ana Maritsa & Difa’ul Husna |
Tarbawi : Jurnal Pendidikan Islam Vol. 18. No. 2. Juli - Desember 2021 | 29

menggunakan sumber data kepustakaan berupa buku, jurnal, dan sumber lainnya
yang dikumpulkan dari beberapa referensi terkait dengan judul artikel ini. Teknik yang
digunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan cara mencari sumber referensi
yang terkait dengan pembahasan artikel ini, baik secara manual maupun digital.
Setelah mencari sumber referensi, kemudian menganalisis isi dari data – data yang
sudah terkumpul dengan mendisplay, meredukasi dan merekontruksikan sehingga
menjadi sebuah konsep baru yang utuh dan relevan.

PEMBAHASAN
1. Pendidikan Dalam Perspektif Islam
Pendidikan merupakan suatu cara yang dilakukan untuk merubah, mendidik
dan mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki oleh setiap peserta didik
sehingga, dengan adanya Pendidikan peserta didik bisa memperoleh pengetahuan,
pengalaman, dan sebuah informasi terbaru untuk bekal dalam menjalankan
kehidupannya sebagai generasi penerus bangsa (Mustofa, 2019: 5). Secara etimologi
Pendidikan Islam (tarbiyah al-islamiyah), artinya suatu kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan, pembimbingan, dan mengoptimalkan. Istilah ta’lim dalam Islam
diartikan sebagai pengajaran atau ajaran. Yusuf Faisal menjelaskan bahwa secara
etimologi, Pendidikan berasal kata Tarbiyah dan kata Ta’lim, masing masing berasal
dari kata “Rabba” dan “Allama” maknanya yaitu: mengasuh, mengembangkan serta
membimbing (Saihu, 2020: 7).
Secara terminologi Pendidikan Islam adalah kesepakatan dari para ilmuwan
dalam bidang tertentu mengenai suatu hal. Menurut istilah yaitu adanya visi dan misi
terdapat tujuan yang diinginkan, sesuai dengan latar belakang pendidikan,
kecenderungan, kesenangan, keahlian, dan kepentingan (Nata, 2010: 35).
Mohammad Labib an-Najihi menjelaskan bahwa, Pendidikan Islam secara terminologi
yaitu sebuah aktivitas yang teratur dengan menggunakan metode filsafat. Pendidikan
Islam memiliki berbagai manfaat diantaranya yaitu mengarahkan, menyesuaikan, dan
mengaplikasikan dengan adanya sebuah kegiatan kegiatan belajar mengajar secara
integral (Yuliani, 2018: 2).
Drs. Burlian Shomad mengatakan bahwa Pendidikan Islam merupakan
kesatuan dan keutuhan yang dapat menjadi persyaratan dalam menjalankan
kehidupan manusia. Apabila dalam kehidupan manusia tidak ada nilai keutuhan
(integrity) dan kesatuan (integration), maka kehidupan akan terpecah belah (Azis,

| Ahmat Miftakul Huda, Ana Maritsa & Difa’ul Husna |


Kedudukan Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam
30 | Tarbawi : Jurnal Pendidikan Islam Vol. 18. No. 2. Juli - Desember 2021

2019: 13). Pendidikan menurut pandangan Islam memiliki fungsi yaitu membimbing
dan mengembangkan seluruh fitrah yang dimiliki oleh peserta didik supaya bisa
terbentuk manusia yang lebih baik dan benar dalam menjalankan kehidupannya
sesuai dengan syariat islam (Hidayat et al., 2018: 224). Pendidikan Islam ini sebagai
usaha yang bermakna segala aktivitas atau perilaku, contoh perilaku pendidikan
dalam Islam, karena setiap perilaku harus ada pertanggungjawaban kepada semua
pihak khususnya kepada Allah SWT. maka dalam pelaksnaanya harus disertai sikap
tanggung jawab.
Segala aktivitas dalam kehidupan pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai
supaya dalam setiap proses yang sudah dilakukan tidak sia – sia. D. Marimba
menyatakan Pendidikan Islam memiliki tujuan yaitu untuk menjadikan peserta didik
supaya memiliki akhlakul karimah dan menjadi insan kamil yang sempurna dalam
menjalankan kehidupannya. Menurut Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam bertujuan
untuk menciptakan manusia yang senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT, tetap dalam keadaan muslim baik semasa hidup samapai ajal menjemputnya.
Tujuan Pendidikan Islam yaitu untuk membentuk manusia yang memiliki kecerdasan,
keterampilan, akhlakul karimah dan selalu bertaqwa kepada Allah SWT., dalam
menjalankan kehidupannya supaya bisa mencapai kebahagiaan hidupnya, baik
kehidupan di dunia maupun kehidupan di akhirat (Welia, 2016: 293). Pendidikan Islam
merupakan sebuah proses untuk menciptakan generasi muda agar dapat
menjalankan kehidupan secara efektif dan efesien. Sehingga makna tujuan
pendidikan Islam memiliki tujuan yang bervariasi bahkan tanpa batas. Tanpa adanya
pendidikan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman, maka negara Indonesia
akan tertinggal jauh dari negara-nagara maju lainnya karena diera globalisasi, ilmu
pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang sangat cepat (Umam,
2020: 68).
Pendidikan memiliki ruang lingkup yang sangatlah luas. Ruang lingkup
pendidikan dalam perspektif Pendidikan Islam yaitu:
a. Mendidik merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seorang pendidik
kepada peserta didiknya dengan cara menuntun, membimbing, memberikan
pertolongan agar mencapai tujuan pendidikan
b. Peserta didik merupakan obyek yang sangat penting dalam pendidikan
c. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam merupakan acuan yang digunakan dalam
menjalankan proses kegiatan pembelajaran
Kedudukan Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam
| Ahmat Miftakul Huda, Ana Maritsa & Difa’ul Husna |
Tarbawi : Jurnal Pendidikan Islam Vol. 18. No. 2. Juli - Desember 2021 | 31

d. Pendidik dijadikan sebagai obyek yang berperan penting dalam melaksanakan


kegiatan pembelajaran
e. Materi Pendidikan Islam ialah sebuah informasi pembelajaran yang kemudian
disampaikan secara terstruktur kepada peserta didik
f. Metode Pendidikan Islam merupakan suatu cara yang digunakan oleh seorang
pendidik dalam rangka untuk menyampaikan sebuah informasi atau materi
pembelajaran, sehingga sebuah informasi atau materi pembelajaran bisa
diterima dengan baik oleh peserta didik
g. Evaluasi pendidikan adalah penilaian hasil belajar yang sudah ditempuh oleh
setiap peserta didik.
h. Lingkungan Sekitar merupakan keadaan yang sangat berpengaruh terhadap
proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan hasil dari Pendidikan (Azis,
2019: 21).
2. Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam
Pendidikan adalah bagian yang sangat penting bagi kehidupan manusia untuk
mengembangakan setiap aspek kemampuan yang dimiliki, karena dengan adanya
pendidikan, manusia bisa mendapatkan pengalaman dan sebuah informasi yang baru
sehingga bisa diimplementasikan dalam melaksanakan kehidupannya menjadi lebih
baik (Syam, 2019: 2). Pendidikan memiliki beberapa komponen terdiri atas tujuan
pendidikan, kurikulum pendidikan, bahan pembelajaran, guru, peserta didik, sarana
prasarana dan lingkungan pendidikan. Komponen – komponen pendidikan tersebut
sangat mempengaruhi dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan supaya
bisa berjalan dengan baik dan benar. Dalam rangka untuk mencapai tujuan
Pendidikan yang baik dan benar, maka didalamnya terdapat salah satu komponen
yang sangat penting yakni guru.
Menurut perspektif Pendidikan Islam, guru ialah seseorang yang mampu
menjadi suri tauladan dengan menginternalisasikan ilmunya dalam menjalankan
kewajibannya dengan baik dan benar (Purwaningsih & Muliyandari, 2021: 66). Hadari
Nawawi menerangkan bahwa guru ialah seseorang yang profesinya sebagai pengajar
pada lembaga pendidikan tertentu untuk membentuk kedewasaan dari setiap peserta
didik. Guru ialah seseorang yang mengemban amanah sangat mulia dari Allah SWT,
untuk mengarahkan, mendidik, dan membimbing manusia. Seorang guru juga
menjadi petunjuk bagi kehidupan manusia, karena dapat membentuk manusia
menjadi lebih baik yang senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT., maka dari itu,
| Ahmat Miftakul Huda, Ana Maritsa & Difa’ul Husna |
Kedudukan Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam
32 | Tarbawi : Jurnal Pendidikan Islam Vol. 18. No. 2. Juli - Desember 2021

menjadi seorang guru akan memiliki kedudukan serta derajat yang lebih tinggi
khususnya dalam perspektif Pendidikan Islam. Selain itu, menjadi seorang guru
merupakan salah satu ibadah yang disariatkan oleh Allah SWT. (Hermawan et al.,
2020: 148).
Menurut teori Barat, guru dalam Pendidikan Islam merupakan seseorang yang
berperan dalam mengembangkan serta mengoptimalkan seluruh kemampuan yang
dimiliki oleh setiap peserta didik. Guru juga bisa disebut sebagai seseorang yang
membimbing peserta didik untuk mengembangkan seluruh potensi jasmani serta
rohaninya, supaya terbentuk manusia yang memiliki kepribadian unggul dalam
menjalankan kehidupannya. Kepribadian unggul yang dimaksud yaitu peserta didik
bisa menjalankan kewajibannya dalam melaksanakan kehidupannya sehari – hari
sesuai dengan syariat islam untuk bekal kehidupan diakhirat kelak (Tafsir, 1992: 74).
Guru juga sebagai pewaris nabi (warathat al-anbiya) yang memiliki misi rahmat
li al- ‘alamin (membawa rahmat bagi seluruh alam). Seorang guru harus berpedoman
pada konsep amar ma’ruf nahi munkar dan konsep tauhid dalam menyebarkan misi
iman, islam, serta ihsan, supaya mendapatkan kebahagian hidup, baik dunia maupun
akhirat (Samsudin, 2015: 36). Profesi guru dalam Islam membawa dua misi pada satu
waktu secara bersamaan, misinya yaitu misi agama dan misi ilmu pengetahuan.
Seorang pendidik dalam menjalankan misi agama harus mentransfer nilai – nilai Islam
atau spiritual kepada peserta didik, supaya bisa melaksanakan kehidupannya sesuai
dengan syariat Islam. Guru dalam menjalankan misi ilmu pengetahuan harus
mentransfer ilmunya sesuai dengan tuntutan zaman, supaya bisa menyelesaikan
berbagai persoalan yang sedang dihadapi (Muhlison, 2014: 52).
Guru merupakan seseorang yang berperan dalam mengembangkan dan
mengoptimalkan seluruh kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik. Guru
mempunyai tanggung jawab dan peran yang paling utama, karena seorang guru harus
bisa mengarahkan dan membimbing peserta didik supaya memiliki kecerdasan dan
akhlakul karimah yang akan dilaksanakan dalam menempuh kehidupannya. Tugas
seorang guru dalam perspektif Pendidikan Islam menurut Al Ghazali yaitu
membimbing, mendidik, dan mengarahkan peserta didik untuk senantiasa bertaqwa
kepada Allah SWT. supaya terbentuk insan kamil yang sempurna (Aslamiyah, 2013:
231).

Kedudukan Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam


| Ahmat Miftakul Huda, Ana Maritsa & Difa’ul Husna |
Tarbawi : Jurnal Pendidikan Islam Vol. 18. No. 2. Juli - Desember 2021 | 33

Guru dalam perspektif pendidikan Islam biasa dikenal dengan sebutan


murabbi, mu’allim, mu’addib, muddaris, dan mursyid. Kelima istilah ini memiliki
kedudukan serta perannya masing – masing, yaitu sebagai berikut:
a. Murabbi yaitu seseorang yang bertugas membimbing dan mengarahkan anak
didik, supaya memiliki keterampilan serta mampu mengatur hasilnya sehingga
dapat bermanfaat bagi nusa, bangsa dan agama
b. Mu’allim yaitu seseorang yang memiliki berbagai ilmu serta bisa mengajarkan
dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, serta mampu menyampaikan
berbagai ilmu kepada orang lain (Tamuri & Ajuhary, 2010: 46)
c. Mu’addib yaitu seseorang yang mentransfer ilmu serta mengimplementasikan
nilai moral dan spiritual kepada peserta didik, supaya berperilaku baik dalam
menjalankan kehidupannya dalam rangka membangun peradaban yang lebih
baik dimasa depan
d. Muddaris yaitu seseorang yang mempunyai ilmu pengetahuan secara
komprehensif yang digunakan untuk mengembangkan dan memperbaruhi
pengetahuannya secara berkelanjutan serta berusaha untuk mencerdaskan
peserta didik dan melatih kemampuan yang sesuai dengan bakatnya masing –
masing.
e. Mursyid yaitu seseorang yang memiliki sikap dan sopan santun secara baik,
sehingga bisa dijadikan sebagai contoh oleh orang lain dan peserta didiknya
(Sulaiman, 2019: 95).
Seorang guru dalam tradisi masyarakat Islam di Indonesia, terdapat beberapa
sebutan yang berbeda – beda disetiap daerahnya. Misalnya yaitu dipulau Jawa dan
Madura, guru disebut dengan sebutan Kyai. Di Jawa Barat, guru disebut dengan
sebutan Ajengan, di Lombok guru disebut dengan sebutan Tuan Guru, dan di Aceh
guru disebut dengan sebutan Teuku (Kosim, 2008: 48).
Guru dalam prespektif Al – Qur’an dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Allah SWT.
Allah SWT. merupakan guru utama yang menyampaikan wahyunya kepada
para nabi, kemudian para nabi menyebarkan kepada seluruh umatnya sebagai
petunjuk dalam menjalankan kehidupannya
b. Nabi Muhammad

| Ahmat Miftakul Huda, Ana Maritsa & Difa’ul Husna |


Kedudukan Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam
34 | Tarbawi : Jurnal Pendidikan Islam Vol. 18. No. 2. Juli - Desember 2021

Allah SWT. langsung menunjuk Nabi Muhammad saw sebagai guru, karena
Nabi Muhammad saw diberitahu tentang semua nilai – nilai kehidupan oleh
Allah SWT., yang kemudian disebarkan kepada seluruh umatnya
c. Orang Tua
Orang tua merupakan seorang guru pertama yang bertanggung jawab untuk
membimbing serta mendidik anaknya dalam lingkungan keluarga. Faktanya,
masih banyak orang tua yang belum bisa membimbing dan mendidik anaknya
karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya yaitu kurang mengetahui
ilmu pengetahuan, kurang mengetahui ilmu teknologi yang sesuai dengan
perkembangan zaman, dan sibuk untuk mencari nafkah
d. Orang Lain
Orang lain merupakan seseorang yang mendukung, menolong dan
membimbing anak didik dengan menyeluruh. Orang lain biasa dikenal dengan
sebutan guru (Rahmadani, 2019: 20).
Menurut pendapat Muhammad Athiyah Al – Abrasyi, seorang guru perlu
mempunyai tujuh karakter yang terdiri atas: Pertama, memiliki sikap zuhud. Kedua,
memiliki sopan santun dan akhlakul karimah. Ketiga, ikhlas dalam menjalankan
profesinya. Keempat, bersifat pemaaf kepada siapapun. Kelima, harus bisa
menempatkan posisinya sebelum menjadi seorang guru. Keenam, mengetahui
karakteristik setiap peserta didiknya. Ketujuh, mampu menguasai ilmu yang akan
diajarkan atau disampaikan (Sa’diyah, 2012: 188).
Syaikh Ahmad Ar Rifai menjelaskan bahwa, menurut perspektif Pendidikan
Islam terdapat dua ketentuan yang perlu dimiliki dalam diri seseorang supaya bisa
menjadi guru. Kedua ketentuan tersebut yaitu alim dan adil. Alim ialah seseorang yang
memiliki pengetahuan secara luas mengenai ajaran dan syariat Islam dari Rasulullah
saw, sehingga mampu menyampaikan ilmu secara komprehensif kepada peserta
didik. Adil ialah seseorang yang mampu menyampaikan ilmu serta memiliki sikap dan
tingkah laku yang baik, karena tingkah laku dari seorang guru akan ditiru oleh peserta
didiknya, baik dalam hal perkataan, maupun perbuatannya (Asnawi, 2012: 41).
Syarat untuk menjadi seorang guru dalam perspektif Pendidikan Islam menurut
Al Ghazali yaitu:
a. Memiliki rasa kasih sayang. Rasa kasih saying harus dimiliki oleh setiap guru
karena, sifat ini akan menumbuhkan perasaan nyaman dihati setiap peserta
didik
Kedudukan Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam
| Ahmat Miftakul Huda, Ana Maritsa & Difa’ul Husna |
Tarbawi : Jurnal Pendidikan Islam Vol. 18. No. 2. Juli - Desember 2021 | 35

b. Seoarang guru tidak boleh menuntut bayaran, karena dalam islam seorang
guru membimbing peserta didik diniatkan untuk mencari ridho Allah SWT.
c. Mampu mengarahkan dan membimbing peserta didik secara baik dan benar
d. Mampu mendidik dan membentuk akhlakul karimah pada setiap peserta didik
e. Harus memiliki sopan santun dan mampu mencerminkan ilmu yang dimiliki
dalam melaksanakan proses pembelajaran maupun dalam menjalankan
kehidupan sehari – hari
f. Mengetahui perkembangan dari setiap peserta didiknya
g. Selalu berpegang trguh dengan prinsip yang diucapkan (Asnawi, 2012: 42).
Menurut perspektif Pendidikan Islam seorang guru perlu mempunyai beberapa
kompetensi yang harus dimiliki sebagai acuan dalam mendidik dan membimbing
peserta didik. Kompetensi – kompetensi tersebut ialah:
a. Kompetensi Personal Religius
Kompetensi Personal Religius yaitu sebuah keahlian dasar yang digunakan
oleh seorang guru sebagai acuan dalam menyampaikan nilai – nilai spiritual
kepada seluruh peserta didik secara baik dan benar
b. Kompetensi Sosial Religius
Kompetensi Sosial Religius ialah keahlian dasar kedua yang digunakan
sebagai acuan oleh guru. Seorang guru harus mampu menyelesaikan
permasalahan – permasalahan sosial sesuai dengan syariat Islam, yang
kemudian diimplementasikan kepada seluruh peserta didik
c. Kompetensi Profesional Religius
Kompetensi Profesional Religius merupakan keahlian dasar ketiga yang
digunakan sebagai acuan oleh seorang guru. Guru harus melaksanakan
kewajibannya dengan profesional dan penuh tanggung jawab sesuai aturan
dan syariat Islam yang sudah ditentukan (Arfandi, 2020: 362).
3. Kedudukan Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam
Guru tidak hanya sekedar melaksanakan tranfer ilmu pengetahuan (transfer of
knowledge) saja pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung namun, seorang
guru juga sebagai penanaman nilai (value) guna untuk menciptakan sikap dan
perilaku yang baik bagi setiap peserta didik. Secara terminologi, guru memiliki peran
sebagai manifestasi dari sifat ketuhanan. Tuhan, dalam pengertian sebagai rabb
sebagai rabbul’alamin “Sang Maha Guru” atau “Guru seluruh jagad raya” hal ini terlihat
bahwa mulianya posisi seorang guru dalam Islam (Juhji, 2016: 54).
| Ahmat Miftakul Huda, Ana Maritsa & Difa’ul Husna |
Kedudukan Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam
36 | Tarbawi : Jurnal Pendidikan Islam Vol. 18. No. 2. Juli - Desember 2021

Guru dalam Islam ini memiliki kedudukan yang sangat tinggi, Ahmad Tafsir,
mengatakan bahwa segala ilmu bersumber dari Allah SWT., seperti halnya disebutkan
dalam Q.S Al -Baqarah (2) ayat 32. Perlu kita ketahui tingginya kedudukan guru dalam
perspektif Islam ini sebagai realitasi ajaran Islam, karena Islam selalu memuliakan
ilmu atau pengetahuan. Oleh karena itu, jangan meremehkan seorang guru, dan Islam
pasti selalu memuliakan seorang guru (Seknun, 2012: 5). Seorang guru tugasnya
tidak hanya sekedar mentranfer ilmunya saja kepada peserta didik, namun sebagai
seorang guru juga harus bertanggungjawab mengenai pengelolaan, pengarah
fasilitator serta perencanaan.
Guru dapat disebut juga sebagai bapak rohani (spiritual father) oleh peserta
didik yang memberikan jiwa dengan ilmu, membina, akhlakul karimah, serta merubah
tingkah laku buruk menjadi baik maka, kedudukan guru dalam islam mendapatkan
derajat yang lebih tinggi. Terdapat pada hadits Nabi yang menjelaskan bahwa: “Tinta
seorang ilmuan (yang menjadi guru) lebih berharga dari pada darah pada syuhadah”.
Bahkan ada juga pendapat lain mengatakan bahwa Islam mengatakan bahwa derajat
guru dengan derajat rasul itu setingkat, seperti tertulis dalam syair Al-Syawki: “Berdiri
dan hormatilah guru dan berilah penghargaan, seorang guru itu hampir saja
merupakan seorang rasul”.
Menurut Al-Ghazali mengenai kedudukan guru agama yaitu: “Makhluk di atas
bumi yang paling utama adalah manusia, dan bagian manusia yang paling utama
adalah hatinya (qalb). Ada keunikan yang dimiliki oleh seorang guru karena dirinya
berusaha untuk selalu memperbaiki, menyempurnakan, serta mengarahkan peserta
didik supaya dekat dengan Allah SWT. maka dari itu, mengajarkan ilmu agama
merupakan ibadah dan pengimplementasian tugas dengan khalifah Allah SWT. Hal
ini termasuk tugas kekhalifahan Allah yang di muliakan dan utama. AllahSWT. telah
menjadikan pintu hati seorang muslim suatu ilmu, sifat-Nya yang paling sempurna.
Guru ini diibaratkan sebagai gudang bagi benda – benda yang sangat penting.
Kemuliaan seorang guru yaitu sebagai pensucian dan pengajaran. Pensucian
merupakan pembinaan diri dan pembinaan fitrah bagi setiap manusia. Sedangkan
pengajaran merupakan penyampaian ilmu pengetahuan serta berbagai keyakinan
supaya peserta didik dapat menerapkan dalam kehidupan sehari – hari (Sutarman,
2017: 38).
Kedudukan guru sebagai pendidik, maka guru memiliki kewajiban untuk
mewujudkan tujuan pendidikan Islam, yaitu membimbing, mendidik, dan
Kedudukan Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam
| Ahmat Miftakul Huda, Ana Maritsa & Difa’ul Husna |
Tarbawi : Jurnal Pendidikan Islam Vol. 18. No. 2. Juli - Desember 2021 | 37

mengembangkan semua kemampuan yang dimiliki oleh setaip peserta didik sehingga
terbentuk manusia yang senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT. Tujuan Pendidikan
bisa terwujud apabila seorang guru bisa melakukan berbagai cara dalam
melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar diantaranya yaitu melatih,
membimbing, menasehati, memberi contoh yang baik, memberi dorongan atau
motivasi, memuji kelebihan anak didiknya, menghukum apabila salah, dan bahkan
mendoakan. Cara – cara itulah yang harus dilakukan secara konsisten oleh seorang
guru (Kamal, 2018: 5).
Berkaitan dengan tugasnya seorang guru itu berat, maka guru diwajibkan untuk
mempunyai kemampuan atau profesionalitas. Menurut pendapat Noeng Muhadjir,
istilah profesional merupakan kemampuan yang dilakukan untuk
mempertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan sebelumnya (Kosim, 2008: 9).
Guru dikatakan profesional apabila memiliki 4 kompetensi yaitu:
a. Kompetensi pedagogic yaitu keahlian dasar yang perlu dimiliki oleh seorang
guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajan
b. Kompetensi kepribadian, yaitu kemampuan yang berakhlakul karimah, arif dan
berwibawa supaya dapat menjadikan teladan peserta didik
c. Kompetensi professional, merupakan keahlian yang dimiliki oleh seorang guru
dalam menyampaikan sebuah informasi atau materi pelajaran secara
menyeluruh
d. Kompetensi sosial, yaitu keahlian dalam bersosialisasi, berkomunikasi dan
berinteraksi secara baik dan benar dengan peserta didiknya, antar guru, wali
siswa, dan masyarakat yang ada di sekitar sekolah.
Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa kompetensi guru adalah
kombinasi yang terdiri atas kemampuan personalia, teknologi, keilmuan, sosial, serta
spiritual sehingga bisa mewujudkan kompetensi standar profesi yang harus dimiliki
oleh seorang guru. Kompetensi profesi seorang guru harus mencakup penguasaan
terhadap pembelajaran, pemahaman karakter terhadap setiap peserta didiknya,
materi pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalitas.
Kompetensi guru ini terarah dalam kegiatan membimbing dan mendidik, supaya bisa
terlihat perubahan dari sikap dan perilaku belajar yang dilakukan oleh setiap peserta
didik. Maka dari itu, didalam jiwa seorang guru khususnya agama islam harus
tertanam dan terinternalisasi keempat kompetensi tersebut secara integral, ahli di

| Ahmat Miftakul Huda, Ana Maritsa & Difa’ul Husna |


Kedudukan Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam
38 | Tarbawi : Jurnal Pendidikan Islam Vol. 18. No. 2. Juli - Desember 2021

semua bidang, dapat mengelola kelas dengan baik, berakhlak mulia, serta memiliki
hubungan sosial yang baik dengan seluruh elemen Pendidikan (Illahi, 2020: 6).

SIMPULAN
Secara umum Guru merupakan seseorang yang bertanggung jawab untuk
membimbing, mengarahkan dan bisa menjadi panutan oleh peserta didiknya.
Sedangkan secara kusus, guru merupakan seseorang yang berperan dalam
mengembangkan dan mengoptimalkan seluruh kemampuan yang dimiliki oleh peserta
didik sesuai dengan syariat islam. Guru mempunyai tanggung jawab dan peran yang
paling utama, karena seorang guru harus bisa mengarahkan dan membimbing
peserta didik supaya memiliki kecerdasan dan sopan santun yang akan dilaksanakan
dalam melaksanakan kehidupannya. Guru harus mempunyai sifat akhlakul karimah,
sopan santun, ilklas dalam menyampaikan ilmunya, memiliki sifat pemaaf, serta
megetahui karakteristik pada setiap anak didiknya dan menguasai materi yang
disampaikan, sehingga mampu dijadikan sebagai panutan bagi peserta didik.
Pendidikan Islam adalah pengajaran kepada anak didik agar mempunyai
kepribadian muslim, berakhlak mulia, dan taat kepada Allah SWT. Pendidikan ini
mewujudkan generasi muda untuk menjalankan kehidupan secara efektif dan efesien.
Guru dalam Pendidikan Islam tidak hanya menyampaikan ilmunya saja namun,
sebagai pendidik juga harus bertanggung jawab terhadap perkembangan perilaku
peserta didiknya supaya terbentuk akhlakul karimah.
Menurut pandangan Pendidikan Islam, kedudukan guru yaitu menyucikan,
membersihkan, menyempurnakan, dan membimbing manusia supaya senantiasa
bertaqwa kepada Allah SWT. dalam menjalankan kehidupannya. Setiap muslim
memiliki kewajiban yaitu untuk menuntut ilmu. Dalam proses menuntut ilmu di bimbing
oleh seorang guru, oleh karena itu kedudukan guru dalam Islam sangat istimewa.

DAFTAR PUSTAKA
Arfandi. (2020). Persfektif Islam Tentang Kedudukan Dan Peranan Guru Dalam
Pendidikan. Jurnal Darussalam; Jurnal Pendidikan, Komunikasi Dan Pemikiran
Hukum Islam, XI(2), 348–365.
Aslamiyah, S. S. (2013). Pendidikan Dalam Perspektif Pendidikan Islam. Al Hikmah,
3(2), 231–240.
Asnawi, M. (2012). Kedudukan Dan Tugas Pendidik Dalam Pendidikan Islam. Tribakti:
Jurnal Pemikiran Keislaman, 23(2), 36–52.
Kedudukan Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam
| Ahmat Miftakul Huda, Ana Maritsa & Difa’ul Husna |
Tarbawi : Jurnal Pendidikan Islam Vol. 18. No. 2. Juli - Desember 2021 | 39

Azis, A. R. (2019). Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: SIBUKU. http://repositori.uin-


alauddin.ac.id/13856/1/Ilmu Pendidikan Islam.pdf
Hermawan, I., Ahmad, N., & Suhartini, A. (2020). Konsep Amanah dalam Perspektif
Pendidikan Islam. Qalamuna - Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Agama, 12(2),
141–152. https://doi.org/10.37680/qalamuna.v12i2.389
Hidayat, T., Rizal, A. S., & Fahrudin. (2018). Pendidikan Dalam Perspektif Islam Dan
Peranannya Dalam Membina Kepribadian Islami. Jurnal MUDARRISUNA, 8(2),
218–244. https://doi.org/10.22373/jm.v8i2.3397
Idris, S., & ZA, T. (2017). Realitas Konsep Pendidikan Humanisme Dalam Konteks
Pendidikan Islam. Jurnal Edukasi: Jurnal Bimbingan Konseling, 3(1), 96–113.
Illahi, N. (2020). Peranan Guru Profesional Dalam Peningkatan Prestasi Siswa Dan
Mutu Pendidikan Di Era Milenial. Jurnal Asy- Syukriyyah, 21(1), 1–20.
Iskandar, K. (2017). Profesionalisme Guru Dalam Pendidikan Islam Dan Gambaran
Ideal Seorang Pendidik. JALIE: Journal of Applied Linguistics and Islamic
Education, 01(01), 21–40.
Juhji. (2016). Peran Urgen Guru Dalam Pendididkan. STUDIA DIDAKTIKA Jurnal
Ilmiah Pendidikan, 10(1), 52–62.
Kamal, H. (2018). Kedudukan Dan Peran Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam.
Rausyan Fikr, 14(1), 19–29.
Kosim, M. (2008). Guru Dalam Perspektif Islam. Tadris, 3(1), 45–58.
Muhlison. (2014). Guru Profesional (Sebuah Karakteristik Guru Ideal Dalam
Pendidikan Islam). Jurnal Darul ‘Ilmi, 02(02), 46–60.
Mustofa, A. (2019). Metode Keteladanan Perspektif Pendidikan Islam. CENDEKIA :
Jurnal Studi Keislaman, 5(1), 23–42. https://doi.org/10.37348/cendekia.v5i1.71
Nata, A. (2010). Ilmu Pendidikan Islam (1st ed.). Jakarta: Kencana Prenada Media
Group. https://doi.org/10.31219/osf.io/cnga2
Prabowo, S. H., Fakhruddin, A., & Rohman, M. (2020). Peran Orang Tua Dalam
Pembentukan Karakter Anak Di Masa Pandemi Covid-19 Perspektif Pendidikan
Islam. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 11(2), 191–207.
Purwaningsih, R. F., & Muliyandari, A. (2021). Profesionalisme Guru Dalam Perspektif
Islam. Ngaji: Jurnal Pendidikan Islam, 1(1), 61–71.
Rahmadani. (2019). Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an. Jurnal Sains Riset (JSR),
9(2), 17–25.
Sa’diyah, H. (2012). Profil Guru Ideal Dalam Pandangan Muhammad ’Athiyah Al-
| Ahmat Miftakul Huda, Ana Maritsa & Difa’ul Husna |
Kedudukan Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam
40 | Tarbawi : Jurnal Pendidikan Islam Vol. 18. No. 2. Juli - Desember 2021

Abrasyi. Tadrîs, 7(2), 178–197.


Saat, S. (2015). Faktor-Faktor Determinan Dalam Pendidikan. Jurnal Al-Ta’dib, 8(2),
1–17.
Saihu. (2020). Konsep Pembaharuan Pendidikan Islam Menurut Fazlurrahman.
Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam, 2(1), 83–98.
https://doi.org/10.36671/andragogi.v2i1.76
Samsudin, M. (2015). Pendidikan Anak Perspektif Islam Dan Barat (Studi Analisis
Pendekatan Filosofis dan Ilmu Pendidikan). Jurnal Pendidikan Universitas Garut,
09(01), 33–58.
http://www.journal.uniga.ac.id/index.php/JP/article/download/79/82
Seknun, M. Y. (2012). Kedudukan Guru Sebagai Pendidik. Lentera Pendidikan : Jurnal
Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, 15(1), 120–131.
https://doi.org/10.24252/lp.2012v15n1a10
Sulaiman. (2019). Hakikat Manusia Sebagai Pendidik Dalam Perspektif Filsafat
Pendidikan Islam. Jurnal Auladuna, 01(02), 91–99.
Sutarman. (2017). Guru Dan Peserta Didik Dalam Perspektif Pendidikan Islam. AL-
MISBAH, 05(1), 34–50.
Syam, A. R. (2019). Guru dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di
Era Revolusi Industri 4.0. Tadris, 14(1), 1–19.
https://doi.org/10.19105/tjpi.v14i1.2147
Tafsir, A. (1992). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Tamuri, A. H., & Ajuhary, M. K. A. (2010). Amalan Pengajaran Guru Pendidikan Islam
Berkesan Berteraskan Konsep Mu ‘ allim. Journal of Islamic and Arabic
Education, 2(1), 43–56.
Umam, M. K. (2020). Dinamisasi Manajemen Mutu Persfektif Pendidikan Islam. Jurnal
Al-Hikmah, 8, 61–74.
Welia. (2016). Pelaksanaan Peningkatan Kompetensi Guru Rumpun Pendidikan
Agama Islam (Pai) Di Man 2 Kota Bengkulu. Al-Bahtsu, 1(2), 287–297.
Yuliani. (2018). Konsep Pendidikan Islam Dan Barat (Analisis Komparatif Pemikiran
Imam az-Zarnuji dan John Dewey). Rausyan Fikr : Jurnal Pemikiran Dan
Pencerahan, 14(2), 1–16. https://doi.org/10.31000/rf.v14i02.897

Kedudukan Guru Dalam Perspektif Pendidikan Islam


| Ahmat Miftakul Huda, Ana Maritsa & Difa’ul Husna |

Anda mungkin juga menyukai