Anda di halaman 1dari 8

NAMA : Ine Sulastri

KELAS/PRODI : 2D Administrasi Publik

TUGAS : Sistem Sosial Budaya

A.Konsep Dasar Dalam Sistem Sosial Budaya

Sistem social budaya merupakan konsep untuk menelaah asumsi-asumsi dasar dalam kehidupan
Masyarakat. Pemberian makna konsep system sosial budaya dianggap penting karna tidak hanya
untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan sistem social budaya itu sendiri, tetapi memberikan
eksplanasi deskripsinya melalui kenyataan di dalam kehidupan masyarakat. Eksplamasi atau
penjelasan menunjukan bahwa sesuatu hal itu perlu penjelasan dan guna meramalkan gejala-gejala
tertentu dengan berpedoman kepada kaidah sejagat dan teori.

Dalam pengertian ilmu social, teori adalah suatu perangkat andianmengenal Masyarakat, gejala
social dan tingkah laku manusia. Teori itu adalah hasil pengamatan tentang kehidupan social dalam
satu pola yang terpadu;misalnya ide atau pikiran tentang Masyarakat dan kehidupan sosial Emile
Durkhelm Katl Marx, dan Max Weber dianggap teoritik karna hasil karya mereka membicarakan
sekitar andalan tentang masyarakat dan gejala-gejala social,yang menjadi kerangka dasar yang
konseptual dalam pikiran sosiologi modern.Sedangkan upaya untuk memahami fakta social (social
facts) menjadi focus utama atau membatasi bidang perhatian tertentu dalam kaitan ini, yaitu bidang
social budaya.Karena itu, ukuran-ukuran guna memilih konsep dalam sistem social budaya akan
meliputi: (1) ketepatan, (2) acuan terhadap empitik, dan (3) kegunaan dalam menerangkan suatu
gejala social.Menjadi pertayaan adalah: 1.apakah yang tercangkup dalam konsep sistem sosial itu dan
2.apakah tercangkup dalam konsep sistem budaya atau kebudayaan itu?

Unsur-unsur terbesar yang terjadi karna pecahan thap pertama disebut unsur-unsur kebudayaan
yang universal dan merupakan unsur-unsur yang pasti bisa ditemukan di semua kebudayaan di dunia
baik yang hidup dalam masyarakat pedesaan yang terpencil mauoun di dalam masyarakat perkotaan
ysng besar dan komplek.Unsur-unsur yang universal itu merupakan isi dari semua kebudayaan yang
ada di duniini adalah (1)sistem religi dan upacara keagamaan, (2)sitem dan organisasi
kemasyarakatan, (3)sitem pengetahuan,(4)Bahasa,(5)kesenian,(6)sistem mata pencaharian hidup,
(7)teknologi dan peralatan. Ketujuh unsur universal tersebut masing-masing dapat dipecah lafi ke
dalam sub-unsur-unsurnya.

Perbedaannya terletak pada kebudayaan Masyarakat yang satu lebih sempurna daripada
kebudayaan Masyarakat lain di dalam perkembangannya untuk memenuhi segala keperluan
Masyarakat. Di dalam hubungan ini makabiasanya diberi nama “peradaban” (civilization) kepada
kebudayaan yang telah mencapai taraf perkembangan teknologi yang sidah lebih tinggi. Sering pula
istilah peradaban dipergunakan untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem
teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kebugaraan, dam ilmu pengetahuan yang maju dan
kompleks.
2.Sistem Sosial dan Sistem Budaya
Sistem sosial dan sistem budaya merupakan sitem-sistemyang secara analisis dapat
dibedakan. Sistem sosial lebih banyak dibahas dalam kajian sosiologi, sedangkan sistem
budaya banyak dikaji dalam disiplin pengetahuan budaya. Jadi, istilah sistem dapat dipakai
untuk bebagai cara, fenomena, undang-undang, dan lain-lain. Pengertian sistem ini bersifat
operasional, tetapi yang jelas,sistem itu memiliki seouluh ciri, yaitu:
a. Fungsi (function)
b. Satuan (unit)
c. Batasan (boundary)
d. Bentuk (structure)
e. Lingkungan (environment)
f. Hubungan (relation)
g. Proses (process)
h. Masukan (input)
i. Keluaran (output)
j. Pertukaran (exechange)
Kesepuluh ciri sistem ini mempermudah seseorang dalam menganalisis suatu menurut
perspektif tertentu seperti sistem sosial atau sistem budaya.
2.1 Sistem Sosial
Teori sistem sosial pertama kali diperkenalkan oleh seorang sosiologi Amerika,Talcot
Parsons. Konsep sistem sosial merupakan konsep relasional sebagai pengganti konsep
eksistensional perilaku sosial. Konsep struktur sosial digunakan untuk analisis yang abstrak,
sedangkan konsep sistem sosial merupakan lata analisis realitas sosial sehingga sistem sosial
menjadi suatu modal analisis terhadap organisasi sosial. Konsep sistem social adalah alat
pembantu untuk menjelaskan tentang kelonpok-kelompok manusia.Tiap-tiap sistem terdiri
atas pola-pola prilaku tertentu yang mempunyai struktur dalam dua arti, yaitu: (1)relasi-relasi
sendiri antara orang-orang bersifat agak mantap dan tidak cepat berubah; (2)perilaku-
perilaku mempunyanyi corak atau bentuk yang relative mantap.
Kesemuanya saling mengait satu sama lain dalam kebudayaan yang saling menguntungkan.
Dalam suatu sistem sosial, paling tidak harus terdapat 4 hal, yaitu:
a. Dua orang atau lebih
b. Terjadi interaksi diantara mereka.
c. Bertujuan.
d. Memiliki struktur,symbol,dan harapan-harapan Bersama yang dipedomaninya.
Lebih lanjut Talcot Parsons mengatakan bahwa sistem sosial tersebut dapat berfungsi
apabila dipenuhi 4 persyaratan fungsional, yaitu:
a. Fungsi adaptasi. Yaitu menunjukan pada keharusan bagi sistem-sistem sosial untuk
menghadapi lingkungannya.
b. Fungsi mencapai tujuan, yaiu merupakan persyaratan fungsional bahwa tingdakan itu
diarahkan pada tujuan-tujuannya (Bersama sistem sosial)
c. Fungsional integrasi, yaitu merupakan persyaratan yang berhubungan dengan interelasi
anarata para anggota dalam sistem sosial.
d. Funsi pemeliharaan pola-pola tersembunyi, konsep latensi pada berhentinya interaksi
akibat ketelihan dan kejenuhan sehingga tunduk pada sistem sosial lainnya yang mungkin
terlihat.
Unsur-unsur tersebut membentuk struktur sistem sosial itu sendiri dan mengatur sistem
sosial.Unsur-unsur sistem sosial tersebut ada 10, yaitu:
a. Keyakinan (pengetahuan)
b. Perasaan (sentiment)
c. Tujuan,sasaran,atau cita-cita
d. Norma
e. Kedudukan peranan (status)
f. Tingkatan atau pangkat (rank)
g. Kekuasaan atau pengaruh (power)
h. Sanksi
i. Sarana atau fasilitas
j. Tekanan ketegangan (stress-strain)
2.2 Sistem Budaya
Sistem budaya merupakan wujud yang abstrak dari kebudayaan sistem budaya atau cultural
system merupakan ide-ide dan gagasan manusia yang hidup Bersama dalam suatu
masyarakat. Gagasan tersebut tidak dalam keadaanlepan satu dari yang lainnya, tetapi selalu
berkaitan dan menjadi suatu sistem. Dengan demikian sistem budaya adalah bagian dari
kebudayaan yang diartikan pila adat istiadat. Adat istiadat mencangkup sistem nilai budaya,
sistem norma, norma-norma menurut pranata-pranata yang ada didalam masyarakat yang
bersangkutan, termasuk norma agama.
Menurut Bakker (1984: 37) kebudayaan sebagai penciptaan dan perkembangan nilai
meliputi segala apa yang ada dalam alam fisik, personal dan sosial, yang disempurnakan
untuk realisasi tenaga manusia dan Masyarakat. Yang menuntukan adalah kesatuan, sintetis
atau konfigurasi nilai-nilai wajar. Untuk kebudayaan hasil penciptaan dan perkembangan nilai
tersebut meliputi kebudayaan subjektif dan kebudayaan objektif, sebagai berikut:
A. Kebudayaan subjektif
Dipandang dari aspirasi fundamental yang ada pada manusian, nilai-nilai batin dalam
kebudayaan subjektif terdapat dalam perkembangaan kebenaran, Kebajikan dan keindahaan.
Dalam hieraki nilai perwujudannya tampak dalam Kesehatan badan, penghalusan perasaan,
kecerdasan budi Bersama dengan kecakapan untuk mengkommunikasikan hasil pemakaian
budi kepada lain-lain, serta kehormatan.
b. kebudayaan objektif
Nilai-nilai imanen dalam kebudayaan subjektif harus menyatakan diri dalam tata lahir
sebagai metariailsasi dan instituonalisasi. Di san terbentanglah dunia kebudayaan objektif
yang amat luas dan serba guna, yang dihasilkan oleh usaha raksasa ratusan
angkatan/generasi sepanjang Sejarah. Sedikit demi sedikit dibina,dengan “trial and eror”,
dengan maju mundur, dengan pinjam meminjam antar kebudayaan. Di sana dialog manusia
dengan alam memuncak. Nilai-nilai yang direalisasikan secara batin, sekali diproyeksi secara
sempurna, merupakan landasan untuk perkembangan batin lebih lanjut dan demikian terus
menerus dalam sarang yang semakin kompleks.
3. Manusia dan Peradaban dalam Kehidupan Sosial Budaya
3.1 Hakikat Peradaban dan Pengertian
Manusia merupakan mahkluk yang beradap sehingga mampu menghasilkan peradaban.
Peradaban memiliki kaitan yang erat dengan kebudayaan. Kebudayaan pada hakikatnya
adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kemampuan cipta (akal) manusia menghasilkan ilmu pengetahuan. Sedangkan karsa manusia
menghendaki kesempurnaan hidup, kemulian, dan kebahagiaan, sehingga menghasilkan
berbagai aktivitashidup manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Hasil atau produk
kebudayaan manusia inilah yang menghasilkan peradaban.
3.2 Sekilas Jejak Peradaban di Indonesia
Peradaban banga Indonesia dimulai sejak masa kemehiran Teknik atau zaman perundagian.
Zaman perundagian terdiri dari dua masayaitu tradisi senit uang perunggu dan tradi seni
tuang besi. Meskipun saat itu masih zaman prasejarah (masa sebelum mengenal tulisan),
namun telah mengenal teknoligi terbatas dan sederhana, yaitu pada Upaya pemenuhan
peralatan yang dibutuhkan masyarakat Indonesia pada saat itu yang dalam kehidupan sudah
mulai menetap.
4. Pengertian Sistem Sosial Budaya
Mempelajari sistem sosial budaya akan lebih mengena bila mengetahui terlebih dahulu
apakah suatu sistem itu. Pengertian tentang sistem pertama kali dapat diperoleh dari
definisinya. Dengan definisi ini akan mempunyanyi peranan yang penting didalam pendekatan
untuk mempelajari suatu sistem. Pendekatan sistem yang merupakan Kumpulan dari elemen-
elemen atau komponen-komponen atau subsistem merupakan definisi yang lebih luas.
Dalam perkembangannya, ternyata pengertian derupa ini hanya merupakan salah satu
pengertian saja, oleh karena itu ternyata istilah-istilah ini dipergunakan untuk menunjuk pada
banyak hal. Tatang M.Amirin mengambil beberapa contoh yang menurutnya ada dikenal di
Indonesia, antara lain seperti berikut:
a. Sistem yang digunakan untuk menunjuk suatu Kumpulan atau himpunan benda-
bendayang disatukan atau dipadukan oleh suatu bentuk saling berhubungan
Watau saling ketergantungan yang terarur, suatu himpunan bagian-bagian yang
tergabung secara ilmiah maupun oleh budi daya manusia sehingga menjadi suatu
kesatuan yang utuh dan terpadu.
b. Sitem yang digunakan untuk menyebt alat-alat atau organ tubuh secara
keseluruhan yang secara khusus memberikan andil atau sumbangan terhadap
berfungsinya tubuh tertentu yang rumit, tetapi amat vital, misalnya saja sistem
syaraf.
c. Sistem yang membujuk sehimpunan gagasan (ide) yang tersusun dan
teroganisasikan, suatu himpunan gagasan, prinsip, doktrin, hukum, dan sebagainya
yang membentuk suatu kesatuan yang logis dan dikenal sebagai isi buah pikiran
filsafat tertentu, agama atau bentuk pemerintahan tertentu.
d. Sistem yang dipergunakan untuk menunjukan suatu hipotesis atau suatu teori
(yang dilawan dengan praktik). Kita kenal misalnya Pendidikan sistematik.
Dari uraian yang dikemukakan itu, dapat dinyatakan secara sederhana dalam arti luas
bahwa pengertian sistem sosial budaya,yaitu merupakan suatu keseluruhan dari unsur-
unsur tata nilai, tata sosial dan tata lau manusia yang saling berkaitan dan masing-
masing unsur berkerja secara mandiri serta Bersama-sama satu sama lain saling
mendukung untuk mencapai tujuan hidup manusia dalam bermasyarakan.
5. Kehidupan Masyarakat sebagai Sistem Sosial dan Sistem Budaya
Menelaah kehidupan masyarakat sebagai sistem sosial dan sistem budaya, maka terlebih
dahulu perlu mengkaji pengertian masyarakat agar dapat memperoleh suatu gambaran awal.
Dalam pengertian sosiologi, masyarakat tidak dipandang sebagai suatu Kumpulan individua
atau sebagai perjumlahan dari individu-individu semata-mata. Beberapa orang sarjana telah
mencoba untuk memberikan definisi masyarakat (society), misalnya seperti berikut:
a. Mac Iver dan Page yang mengatakan bahwa Masyarakat ialah suatu sistem dari kebiasaan
dan tat cara, dari wewenang dan kerja sam antara berbagai kelompok dan penggolongan,
dari pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia.
b. Ralp Linton mengemukakan, masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah
hidup dan berkerja sama cukup lama sehinggamereka dapat mengatur diri mereka dan
menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang
dirumuskan dengan jelas.
c. Selo Soemardjan menyatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup
bersama, yang menghasilkan kebudayaan.
Walaupun definisi dari Sarjana-sarjana tersebut berlainan, tetapi pada dasarnya isinya
sama,yaitu masyarakat yang mencakup beberapa unsur sebagai berikut:
a. Manusia yang hidup Bersama. Di dalam ilmu social taka da ukuran mutlak ataupun angka
pasti untuk menetukan berapa jumlah manusia yang harus ada.
b. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kunpulan dari manusia tidaklah sama dengan
Kumpulan benda-benda mati, umpamanya kursi, meja, dan sebagainya.
c. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.
d. Mereka merupakan suatu sistem hidup Bersama. Sistem kehidupan Bersama
menimbulkan merasa dirinya terkait satu dengan yang lainnya.
Talcot Parsons merumuskan karakteristik dari sistem sosial sebagai berikut:
1. Dua orang atau lebih yang saling mempengaruhi,
2. Dalam Tindakannya mereka memperhitungkan bagaimana orang lain bertindak.
3. Kadang-kadang mereka bertindak Bersama-sama untuk mengajar tujuan bersama.
Bahwa sistem sosial dapat diperngaruhi oleh lingkungannya, dapat pula disimak dari tulisan
Margono Slamet, yang menyatakan bahwa masyarakat sebagai suatu sistem sosial itu
dipengaruhi oleh hal-hal berikut:
a. Ekologi, tempat, dan geografi di mana masyarakat itu berada.
b. Demografi, yaitu menyangkut populasi,sussnan, dan ciri-cirinya.
c. Kebudayaan, yaitu menyangkut nilai-nilai social, sistem kepercayaan dan norma-norma di
dalam masyarakat.
d. Kepribadian, yaitu meliputi sikap mental, semangat, temperamen, dan ciri-ciri psikologis
masyarakat.
e. Waktu, Sejarah, dan latar belakang masa lampau dari masyarakat tersebut.
Namun, Alvin L. Betrand, menyatakat bahwa proses=proses dalam sistem sosial tidak saja
terdiri atas dua hal itu, mencakup komunikasi, memelihara tapal batas (boundary
maintenance), perjalinan sistem, sosialisasi, pengawasan sosial, pelembagaan dan perubahan
sosial sebagai berikut:
a. Komunikasi (communication)
Tidak ada satu proses pun yang melebihi pentingnya komunikasi di dalam satu sistem
sosial. Tanpa komunikasi, para pelaku tidak akan dapat menyampaikan informasi,
mengutarakan sikap, perasaan atau kebutuhan mereka.
b. Memelihara tapal batas (Boundary Maintenance)
Semua sistem sosial mempunyai cara-cara tertentu untuk mlindungi atau
memprtahankan identitasnya. Dengan kata lain, untuk melindungi tapal batas dirinya
dengan pihak luar.
c. Penjalinan Sistem ( Systemic Linkage)
Suatu proses menjalin ikatan antara suatu sistem dengan sistem lainnya dinamakan
penjalin sistem. Cara terbaik untuk melihat jalinan tersebut adalah dengan melihat
keeratan antara mereka, baik individu maupun di dalam usaha untuk mencapai
tujuan.
d. Sosialisasi (socialization)
Sejauh menyakut pengrtian sosiologi. Sosialisasi termasuk sesuatu proses dasar di
dalam sistem sosial. Secara singkat, sosialisas dapat dikatakan sebagai proses
penyebaran warisan-warisan sosial dan budaya olrh sesorang dari Masyarakatnya.

e. Pengawasan Sosial (social control)


Istilah pengawasan sosial mengandung arti sebagai suatu proses pembatasan atau
pengekangan tingkah laku. Di dalam sistem-sistem sosial, pengawasan merupakan
proses pembetulan atau pembolehan di dalam batas-batas tertentu yang bisa diterima
terhadap penyimpangan-penyimpangan (tanpa memandang apa pun alasannya).
f. Pelembagaan (institutionalization)
Pelembagaan merupakan proses pengesahan suatu pola tingakah laku tertentu
menjadi hukum, yaitu diakui sebagai bener dan tepat. Di dalam suatu masyarakat
tertentu, hal ini mungkin berlangsung secara berangsur-angsur melalui proses evolusi
atau juga biasa berlangsung cepat melalui Keputusan yang didukung oleh suara
terbanyak.
g. Perubahan Sosial (social chage)
Perubahan sosial sebagai suatu perubahan di dalam pola interaksi sosial yang berlaku.
Penggunaan definisi semacam ini memungkinkan untuk meninjau proses perubahan
tanpa dibebani istilah-istilah yang mengandung nilai-nilai seperti kemajuan atau
kemunduran.

Gerak Sistem Sosial

Subsistem budaya/kultur : Latent pattern maintenance


Subsistem sosial : Integration
Subsistem kepribadian : Goal attainment
Subsistem organisme perilaku : Adaptation

Latent pattern maintenance (L) atau fungsi mempertahankan pola termasuk ke


dalam kerangk hubungan antara masyarakat sebagai sistem sosial dengan subsitem
budaya/kultur sebagai subsitem dari sistem gerak sosial.
Integration (I) atau fungsi integrasi mencangkup factor-faktor yang diperlukan untuk
mencapai keadaan serasi atau hubungan serasi antarbagian suatu sistem (agar bagian-
bagian tadi berfungsi sebagai keselurahan atau kesatuan).
Goal attainment (G) atau fungsi mencapai tujuan termasuk di dalam kerangka
hubungan antara Masyarakat sebagai sistem sosial dengan kepribadian warga
Masyarakat tersebut.
Adaptation (A) atau fungsi adaptasi termasuk di dalm kerangka hubungan antara
masyarakat sebagai sistem sosial denagn organisme perilaku warganya. Hal ini
mencangkup pengrtuh dan penyesuaian antara kebutuhan-kebutuhan pokok manusia
dengan keadaan sekelilingnya yang mencangkup ekonomi dan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai